Saat ini industri jasa sudah sangat berkembang dan sudah sangat bervariasi. Tidak hanya industri jasa tradisional saja, melainkan juga jenis-jenis baru yang selalu muncul. Arti Jasa adalah aktivitas atau manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tanpa wujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik.
A. KATEGORI BAURAN JASA Komponen jasa dapat merupakan bagian kecil atau bagian utama dari total penawaran. Penawaran dapat dibedakan menjadi 5 katagori : Barang berwujud murni : seperti sabun, pasta gigi dll, tidak ada jasa yg menyertai produk tsb. Barang berwujud yg disertai jasa : penawaran terdiri dari barang berwujud yg disertai dengan satu atau beberapa jasa untuk meningkatkan daya tarik konsumennya. (show room, garansi dll) Campuran : penawaran terdiri dari barang dan jasa dengan proporsi yang sama (ke restoran untuk makanannya dan pelayananannya). Jasa utama yg disertai barang dan jasa tambahan : penawaran terdiri dari datu jasa utama disertai jasa tambahan dan/atau barang pendukung. (penumpang pesawat udara, jasa transportasi yg selama penerbangan makanan dan minuman, majalah dll) Jasa murni : konsultan, memijat dll. Penawaran hanya terdiri dari jasa saja.
B. KARAKTERISTIK JASA Menurut Kotler (2002 : 488)
terdapat empat karakteristik pokok pada jasa yang membedakannya dengan barang, meliputi: Intangibility, Inseparability, Variability, dan Perishability. Bila dijabarkan dalam jasa (kiriman Express) akan didapat karakteristik layanan sebagai berikut : 1. Intangibility Jasa (contohnya kiriman Express) bersifat intangible, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium, atau didengar. Pelanggan membeli jasa (kiriman Express) hanya dapat menggunakan atau memanfaatkan jasa tersebut, namun tidak dapat memiliki jasa yang dibelinya. Di sini terdapat tantangan bagi penyedia jasa (kiriman Express) untuk dapat memberikan bukti-bukti fisik (tangibilize the intangible) yang langsung dirasakan pelanggan jasa (kiriman Express) dibandingkan penawaran abstraknya. Pelanggan menyimpulkan kualitas jasa (kiriman Express) dari: Tempat (place) pengiriman, yaitu melalui loket-loket tempat pengiriman dengan suasana yang nyaman, dengan eksterior dan interior bersih, tata letak peralatan dan arus jalan yang diatur dengan baik, dan antrian yang tidak panjang. Karyawan (people), yaitu melalui keterampilan dan ketelitian petugas yang memang ditunjuk khusus untuk melayani kiriman-kiriman Express. MANAJEMEN PEMASARAN\Mengelola Jasa 49
Peralatan (equipment) khusus yang digunakan dalam pelayanan (kiriman Express), yaitu adanya resi/bukti pengiriman, barcode untuk tiap kiriman, adpis/daftar kiriman tersendiri untuk masing-masing negara tujuan, bundling, labling, dan kantung khusus untuk kiriman Express. Materi komunikasi dalam pemrosesan jasa (kiriman Express) dengan fasilitas barcode reader terhubung dengan internet yang sekaligus berfungsi sebagai fasilitas jejak lacak (track and trace). Simbol tertentu yang khusus digunakan dalam layanan jasa (kiriman Express) yang berbeda dengan layanan jasa kiriman lainnya. Harga yang bersaing untuk pengiriman dokumen dan barang secara cepat ke negara-negara tujuan yang telah termasuk dalam jaringan pengiriman Express. 2. Inseparability Inseparability pada jasa (kiriman Express) artinya konsumsi dan produksi jasa tersebut dilakukan secara bersamaan. Ini berarti: Adanya hubungan (interaksi) antara penyedia jasa (kiriman Express) dengan konsumen pengguna jasa (kiriman Express) yang akan mempengaruhi hasil layanan jasa tersebut. Dalam hubungan ini, efektivitas individu petugas yang melayani jasa (kiriman Express) memainkan peranan kunci keberhasilan layanan jasa tersebut. Adanya keterlibatan konsumen dalam proses produksi jasa (kiriman Express), yaitu pengisian dengan benar atas formulir-formulir pengeposan yang akan digunakan dalam proses layanan dan kesediaan untuk akses jejak lacak kiriman Express. 3. Variability Jasa (kiriman Express) termasuk jasa bersifat sangat variabel karena merupakan nonstandarized output, yang merefleksikan adanya variasi kualitas layanan dari suatu transaksi ke transaksi selanjutnya, tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Pelanggan sangat peduli dengan keragaman yang tinggi tersebut dan seringkali meminta pendapat orang lain sebelum memutuskan untuk menggunakan jasa pengiriman Express. Tiga hal yang dapat dilakukan PT. Pos Indonesia dalam mengendalikan kualitas layanan jasa kiriman Express (khususnya jasa EMS), yaitu: Menyediakan petugas-petugas khusus yang terlatih dengan baik dan melalui seleksi yang ketat untuk melakukan pelayanan jasa pengiriman Express. Menyiapkan standar proses pelaksanaan pelayanan yang menggambarkan alur proses yang jelas, sehingga titik-titik kemungkinan kegagalan proses pelayanan dapat segera dikenali. Selalu melakukan pemantauan atas kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan keluhan, survei pelanggan, dan belanja perbandingan, sehingga pelayanan yang kurang baik dapat segera dideteksi dan diperbaiki, serta segera dilakukan pembayaran asuransi atau ganti rugi kepada pelanggan.
4. Perishability Jasa (kiriman Express) merupakan komoditas yang tidak tahan lama, mudah lenyap, dan tidak dapat disimpan. Untuk menghadapi permintaan yang MANAJEMEN PEMASARAN\Mengelola Jasa 50
banyak pada suatu fluktuasi tertentu, petugas-petugas yang menangani proses kiriman Express dengan cekatan melayani pelanggan dan dengan cermat memanfaatkan sarana transpotasi tercepat untuk pengiriman kantung jasa kiriman Express ke negara-negara tujuan.
C. STRATEGI PEMASARAN JASA Perusahaan jasa mulai dari yang terkecil (seperti reparasi sepatu) sampai yang besar (seperti konsultan hukum, perhotelan dan perbankan) kesemuanya membutuhkan pemasaran. Memperhatikan karakteristik jasa sebagaimana diuraikan di atas, maka pemasaran jasa agak lebih spesifik dan lebih rumit dibandingkan pemasaran produk manufaktur. Termasuk juga dalam bauran pemasaran jasa perlu elemen tambahan di samping 4P yang sudah kita kenal, yaitu 3P ; People (orangnya), Physical evidence (bukti fisik), dan Proccess (prosesnya). Pemasaran jasa tidak hanya membutuhkan pemasaran eksternal tetapi juga pemasaran internal dan interaktif, yang dikenal dengan the service marketing triangle yang diilustrasikan oleh Zeithaml & Bitner (2000 : 23) dan Kotler and Keller (2006 : 382 ) sebagai berikut :
Sumber : Zeithaml, Bitner & Gremler. 2000, Interactive Service Marketing. First Edition, USA, Mc. Graw-Hill dan Kotler and Keller, 2006, Marketing Management, Prentice Hall, New Jersey Gambar : The Service Marketing Triangle
Karena jasa biasanya lebih tinggi dalam mutu pengalaman dan kepercayaan, konsumen merasa lebih banyak resiko pada saat terjadi pembelian jasa. Konsekuensinya : Pertama, para konsumen jasa lebih bergantung pada promosi secara word of mouth daripada iklan. Kedua, para konsumen jasa sangat mengandalkan harga, petugas, dan petunjuk fisik untuk menilai kualitas jasa. Ketiga, jika puas, mereka akan sangat setia terhadap penyedia jasa tersebut.
Company External Marketing setting the promise Internal Marketing enabling the promise Interaktive Marketing delivering the promise Customers Employees MANAJEMEN PEMASARAN\Mengelola Jasa 51
Tiga tugas pemasaran yang sering dihadapi Perusahaan jasa, yaitu :
1. Mengelola Diferensiasi : Kesulitan membedakan jasa suatu perusahaan dibandingkan jasa yang disediakan pesaing. Dalam pengelolaan diferensiasi jasa dapat dilakukan pembedaan dalam hal ; tawaran, penyerahan, dan citra.
2. Mengelola Mutu/Kualitas : Perusahaan jasa dapat memenangkan persaingan dengan menyampaikan secara konsisten jasa yang : - Bermutu lebih tinggi dibandingkan pesaing - Lebih tinggi daripada harapan pelanggan.
Konsumen menilai kualitas jasa berdasarkan persepsi mereka pada hasil teknis yang disampaikan, proses pada saat hasil disampaikan, dan kualitas fisik di sekitar di mana jasa disampaikan. (Zithaml, 2006, 116). Terdapat beberapa model untuk mengukur kualitas jasa. Parasuraman et al (1996, 2006) mengembangkan lima gap yang dapat menyebabkan kegagalan jasa, sebagai berikut :
Gambar: Gap Model of Service Quality Sumber : Service Marketing, 4 th ed, Mc Graw Hill, 2006, p.46
MANAJEMEN PEMASARAN\Mengelola Jasa 52
Konseptual model SERVQUAL di atas dijelaskan secara rinci oleh Zeithaml dalam Farida Jasfar (2005; 58-60), berdasarkan analisis Gap, dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Gap pada level provider yang terdiri dari Gap 1 sampai dengan Gap 4, dimana dapat dijelaskan yaitu : Gap 1; Manajemen penyedia jasa tidak selalu dapat memahami keinginan/ekpekstasi pelanggan secara tepat. Gap 2; Manajemen penyedia jasa kadang kala mampu memahami keinginan pelanggan, tetapi tidak dapat memilih design jasa atau tidak menyusun standar kinerja tertentu secara jelas. Gap 3; Penyedia jasa tidak dapat memenuhi standar kinerja jasa yang ditetapkan. Gap 4; Penyedia jasa tidak dapat memenuhi harapan pelanggan akan apa yang dijanjikan dalam komunikasi eksternal. b. The Customer Gap yaitu Gap 5; merupakan gap antara pelayanan yang dirasakan pelanggan (Perceived Service) jasa dengan yang diharapkan pelanggan (Expected Service).
Dimensi Kualitas Jasa : Terdapat lima dimensi pokok kualitas pelayanan yang telah dijelaskan Zeithaml dan Berry (1990 : 26) dan Lovelock (2002) terjemahan Agus Widyantoro (2005 : 98-99), dan jika dijabarkan dalam jasa kiriman paketpos akan didapat sebagai berikut: 1) Reliability yaitu kemampuan dalam menyediakan fasilitas jasa kiriman paketpos yang telah dijanjikan secara terus menerus, akurat, dan cepat. 2) Responsiveness yaitu respon atau kesigapan karyawan PT Pos Indonesia dalam membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yaitu meliputi kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, dan penanganan keluhan pelanggan jasa kiriman paketpos. 3) Assurance yaitu meliputi kemampuan karyawan PT Pos Indonesia atas pengetahuan tentang jasa kiriman paketpos secara tepat, kualitas keramah-tamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa kiriman barang (paketpos) yang ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap PT Pos Indonesia. 4) Empathy yaitu perhatian secara individual yang diberikan PT Pos Indonesia kepada pelanggan jasa kiriman barang (paketpos), seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan. 5) Tangiblity yaitu meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung Kantorpos dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan.
MANAJEMEN PEMASARAN\Mengelola Jasa 53
Kinerja kualitas pelayanan yang dapat memuaskan pelanggan memainkan peranan sangat penting bagi penyelenggara jasa. Seperti yang dicontohkan oleh Lovelock (2002) terjemahan Agus Widyantoro, 2005 : 103), sebuah penelitian pada Retail Banking menunjukan bahwa 42% konsumen yang puas secara penuh akan lebih loyal daripada konsumen yang puas hanya biasa- biasa saja.
3. Mengelola Produktivitas: Perusahaan jasa dipandang perlu untuk bisa membuat karyawan bekerja lebih trampil, meningkatkan mutu jasa, menemukan solusi produk baru, merancang jasa yang lebih efektif, memberikan insentif sebagai pengganti tenaga pelanggan yang digunakan dalam jasa, atau menggunakan teknologi untuk menghemat waktu atau uang,