Anda di halaman 1dari 20

SEMINAR CYBER PUBLIC RELATION

Sejarah dan Proses Evolusi Perkembangan Era Digital ( dari 1.0 menuju 5.0)

Dosen Pengampu:

Dr. Rahmi Surya Dewi, M.Si

Disusun oleh

Kelompok 1

Fadhlil Wafi : 2220862025

Ridho Maulana : 2220862024

Gilang Ayril Ramadhan : 2220862017

Yazhra Azmi Ahady : 2220862007

Sucia Hafizah : 2220862023

MAGISTER ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ANDALAS

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang. Puji dan syukur kami haturkan kepada-Nya karena atas berkat dan

rahmat-Nya kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini dengan

baik.

Kami telah menyusun makalah ini dengan mengambil beberapa dari

referensi buku dan junal. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai sejarah dan

proses evolusi perkembangan era digital dari 1.0 menuju 5.0. Kami menyadari

sepenuhnya masih ada kekurangan baik segi penyusunan maupun tata bahasa

yang digunakan dalam makalah ini. Kami terbuka menerima kritik dan saran agar

dapat memperbaikinya di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi pembaca.

Padang, 03 Mei 2023

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

Cover Makalah.....................................................................................………1
Kata Pengantar.......................................................................................................2
Daftar Isi ……..................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................4
C. Tujuan……………..………………………………………………..4
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah dan Proses Evolusi Perkembangan Era Digital 1.0…………5
B. Sejarah dan Proses Evolusi Perkembangan Era Digital 2.0…………9
C. Sejarah dan Proses Evolusi Perkembangan Era Digital 3.0………..11
D. Sejarah dan Proses Evolusi Perkembangan Era Digital 4.0………..12
E. Sejarah dan Proses Evolusi Perkembangan Era Digital 5.0………..16

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan…...............................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evolusi cepat teknologi informasi dan komunikasi membawa
perubahan drastis bagi masyarakat dan industri. Transformasi digital akan
menciptakan nilainilai baru dan menjadi pilar kebijakan industri di banyak
negara. Untuk mengantisipasi tren global seperti itu, "Masyarakat 5.0"
disajikan sebagai konsep inti dalam Rencana Dasar Sains dan Teknologi
ke-5, yang diadopsi oleh Kabinet Jepang pada bulan Januari 2016. Itu
diidentifikasi sebagai salah satu strategi pertumbuhan untuk Jepang.
Masyarakat 5.0 juga merupakan bagian inti dari "Strategi Investasi untuk
Masa Depan 2017: Reformasi untuk Mencapai Masyarakat 5.0”.Melihat
kembali sejarah manusia, kita dapat mendefinisikan berbagai tahapan
masyarakat. Masyarakat 1.0 didefinisikan sebagai kelompok-kelompok
orang yang berburu dan berkumpul dalam hidup berdampingan secara
harmonis dengan alam; Masyarakat 2.0 membentuk kelompok berdasarkan
budidaya pertanian, peningkatan organisasi dan pembangunan bangsa.
Masyarakat 3.0 adalah masyarakat yang mempromosikan
industrialisasi melalui revolusi industri, memungkinkan produksi massal;
dan Masyarakat 4.0 adalah masyarakat informasi yang menyadari
peningkatan nilai tambah dengan menghubungkan aset tidak berwujud
sebagai jaringan informasi. Dalam evolusi ini, Masyarakat 5.0 adalah
informasi masyarakat yang dibangun di atas Masyarakat 4.0, yang
bertujuan untuk masyarakat miskin yang makmur.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah
dari makalah ini ialah sejarah dan proses evolusi perkembangan era digital
dari 1.0 menuju 5.0.
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini untuk mengetahui bagaimana sejarah dan
proses evolusi perkembangan era digital dari 1.0 menuju 5.0.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Proses Evolusi Perkembangan Era Digital 1.0


Perkembangan Revolusi Industri 1.0 Revolusi Industri 1.0 adalah era
yang terjadi pada abad ke-18 (1760–1840). Pada kisaran tahun tersebut,
penemuan mesin uap oleh James Watt merupakan awal terjadinya era ini di
tanah Inggris sehingga membawa perubahan besar di berbagai sektor. Mesin
uap yang berbahan bakar batu bara ini ditenagai oleh mesin dan kebanyakan
diperuntukkan untuk produksi tekstil di Inggris. Seiring berjalannya waktu,
mesin uap berkembang pula di berbagai industri lain. Mulai dari pertanian,
pertambangan, transportasi, sampai ke manufaktur pun mulai menggantikan
tenaga manual. Pada era ini jugalah pertama kali kegiatan produksi dalam
jumlah besar terjadi demi memenuhi kebutuhan yang semakin bertambah
jumlahnya.
Pertanyaannya, “Mengapa Inggris menjadi negara pertama yang
melakukan revolusi industri?” Apabila dilihat dari latar belakangnya, revolusi
industri 1.0 ini terjadi di negara Inggris karena disebabkan oleh beberapa hal:
Situasi politik dan ekonomi yang stabil di negara Inggris Inggris kaya akan
sumber daya alam Penemuan-penemuan baru di bidang teknologi Dukungan
pemerintah terhadap penemuan di bidang teknologi (Hak Paten) Arus
urbanisasi dan perdagangan yang baik Munculnya paham ekonomi liberal
Terjadinya revolusi agraria b. Dampak Revolusi Industri 1.0 Beserta
Contohnya Perubahan besar tersebut ditandai dengan cara manusia dalam
mengelola sumber daya serta memproduksi produk khususnya di beberapa
bidang seperti, pertanian, manufaktur, transformasi, pertambangan dan
teknologi di seluruh dunia. Dengan adanya revolusi industri 1.0 tersebut akan
menjadikan proses produksi yang ada menjadi lebih cepat, efisien, dan mudah.
Apa saja contoh penemuan di era revolusi industri 1.0? Berikut beberapa di
antaranya: Mesin Uap Kereta Uap Sistem Produksi Skala Besar.

5
Revolusi industri muncul pertama kali di negara Inggris pada akhir
1770-an dan menyebar ke seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, pada
tahun 1830-an dan 40-an. Jadi bisa dibilang negara Eropa yang pertama kali
melaksanakan revolusi industri adalah Inggris. Diikuti oleh negara-negara
Eropa lainnya seperti Belgia, Prancis, dan Jerman. Terus, bagaimana revolusi
industri pertama bisa terjadi?
Secara spesifik ada 3 faktor utama yang mendorong 1.0 yaitu:
Revolusi Pertanian, peningkatan populasi, dan keunggulan Inggris Raya.
Revolusi Industri menganggap era waktu yang penting karena teknik pertanian
yang lebih baik, pertumbuhan populasi, dan keunggulan Inggris Raya yang
memengaruhi negara-negara di seluruh dunia. Era revolusi industri 1.0
dimulai di Inggris dengan ditemukannya mesin uap lalu digunakan dalam
proses produksi barang. Penemuan ini penting sekali, karena sebelum adanya
mesin uap, manusia cuma bisa mengandalkan tenaga otot, tenaga air, dan
tenaga angin untuk menggerakkan apapun. Dan masalahnya, tenaga otot amat
terbatas. Misalnya, manusia, kuda, sapi dan tenaga-tenaga otot lainnya tidak
mungkin bisa mengangkat barang yang amat berat, bahkan dengan bantuan
katrol sekalipun.
Butuh istirahat secara berkala untuk memulihkan tenaga tersebut,
sehingga proses produksi kalau mau berjalan 24 jam sehari membutuhkan
tenaga. Selain dengan otot, tenaga lain yang sering digunakan adalah tenaga
air dan tenaga angin. Biasanya ini digunakan di penggilingan. Untuk memutar
penggilingan yang begitu berat, seringkali manusia menggunakan kincir air
atau kincir angin. Masalah utama dari dua tenaga ini adalah, manusia tak bisa
menggunakannya di mana saja.
Manusia cuma bisa menggunakannya di dekat air terjun dan di daerah
yang berangin. Untuk tenaga angin, masalah tambahan adalah tenaga angin
tak bisa diandalkan 24 jam sehari. Ada kalanya benar-benar tak ada angin
yang bisa digunakan untuk memutar kincir. Masalah ini juga muncul ketika
tenaga angin menjadi andalan transportasi internasional, yaitu transportasi
laut. Sebagai gambaran, di era VOC, butuh waktu sekitar 6 bulan untuk kapal

6
dari Belanda untuk mencapai Indonesia, lalu 6 bulan lagi untuk berlayar dari
Indonesia ke Belanda. Artinya, kalau mau berlayar bolak balik Batavia-
Amsterdam-Batavia, butuh waktu setahun! Maklum, terkadang ada kalanya
benar-benar tak ada angin di laut, terkadang ada angin tetapi berlawanan
dengan arah yang diinginkan. Penemuan mesin uap yang jauh lebih efisien
dan murah dibandingkan mesin uap sebelumnya oleh James Watt di tahun
1776 mengubah semua itu.
Kini tak ada lagi batasan waktu untuk menggerakkan mesin. Asal
dipasang mesin uap rancangan James Watt ini, sebuah penggilingan bisa
didirikan di mana saja, tak perlu dekat air terjun atau daerah berangin. Sebuah
kapal bahkan bisa berlayar 24 jam, selama mesin uapnya dipasok dengan kayu
atau batu bara. Ini berdampak langsung dalam waktu perjalanan dari Belanda
ke Indonesia terpangkas jauh, hitungannya bukan setahun lagi, tapi jadi cuma
sekitar 2 bulan. Ini yang jarang dibahas di buku-buku sejarah, yaitu mengenai
revolusi industri memungkinkan bangsa Eropa mengirim kapal perang mereka
ke seluruh penjuru dunia dalam waktu jauh lebih singkat. Tidak ada lagi
cerita tentara-tentara Eropa kelelahan saat menyerang benteng milik Kerajaan
Asia. Semua daerah yang bisa terjangkau oleh kapal laut, sudah pasti
terjangkau oleh kekuatan imperialis Eropa.
Negara-negara Imperialis di Eropa ini rame–rame ngegas menjajah
kerajaan-kerajaan di Afrika dan Asia. Ingat, di akhir 1800an inilah Belanda
akhirnya menaklukkan daerah-daerah terakhir di Indonesia seperti Aceh dan
Bali, yang belum ditaklukkan.
Revolusi industri 1.0 Revolusi Industri pertama mengubah peta
geopolitik Afrika di abad IX Jadi, karena kini tenaga mesin tidak dibatasi oleh
otot, angin, dan air terjun, terjadilah penghematan biaya dalam jumlah luar
biasa di bidang produksi, transportasi, bahkan militer. Barang-barang yang
diproduksi menjadi jauh lebih banyak, lebih murah, dan lebih mudah didapat.
Uang yang semula dipakai untuk memproduksi dan membeli barang-barang
mahal tersebut kini bisa dipakai untuk hal lain, sehingga barang-barang yang
tak diproduksi menggunakan mesin uap pun menjadi jauh lebih laku. Revolusi

7
industri 1.0 ini juga mengubah masyarakat dunia, dari masyarakat agraris di
mana mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani, menjadi masyarakat
industri.
Intinya, kelangkaan tenaga yang semula mendominasi kesukaran
manusia dalam berlayar, dalam memproduksi, mendadak lenyap. Tenaga tidak
lagi dipasok cuma oleh otot, angin, dan air terjun, tapi juga oleh mesin uap
yang jauh lebih kuat, lebih fleksibel, dan lebih awet. Terakhir, kelangkaan
yang dikurangi adalah kelangkaan tenaga kerja. Semula begitu banyak
manusia dibutuhkan untuk menjalankan mesin-mesin produksi. Kini
mendadak semua tenaga itu digantikan mesin uap. Artinya, mendadak semua
tenaga manusia tersebut jadi bebas, mereka bisa dipekerjakan di bidang lain.
Perubahan-perubahan ini amat penting sebab perubahan ini berarti
menghilangkan keistimewaan para bangsawan. Berkat mesin uap, produksi
kini bisa berlangsung di mana saja. Berkat mesin uap, produksi besar-besaran
bukan cuma monopoli para tuan tanah yang memiliki ladang/sawah berhektar-
hektar. Kini orang-orang kaya yang memiliki mesin-mesin uap bisa
memproduksi barang padahal tanah mereka tak seberapa dibanding tanahnya
para bangsawan ini. Orang-orang biasa juga bisa memproduksi barang tanpa
memiliki tanah pertanian. Dan orang-orang bisa jadi kaya tanpa gelar
bangsawan. Dominasi kaum bangsawan yang berlangsung atas kaum non-
bangsawan selama ribuan tahun terpatahkan sudah. Penampakan mesin uap
Watt, yang menjadi pijakan untuk revolusi industri pertama.
Namun, dampak negatif revolusi industri 1.0 ini, selain pencemaran
lingkungan akibat asap mesin uap dan limbah-limbah pabrik lainnya yang
sudah elo pelajari di buku teks sekolah adalah penjajahan di seluruh dunia.
Tanpa mesin uap, Imperialis Eropa takkan bisa menaklukkan Asia dan Afrika
secepat dan semudah ini. Perkembangan revolusi industri 1.0 tidak berhenti
sampai di situ saja, prosesnya terus berkembang hingga pada tahap revolusi
industri 2.0.

8
B. Sejarah dan Proses Evolusi Perkembangan Era Digital 2.0
Pada era ini di Inggris, Amerika, Perancis dan Jepang terjadi kemajuan
industri yang sangat cepat. Tidak dapat dipungkiri revolusi industri ini
menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika. Tentunya revolusi industri 2.0 ini
merupakan kelanjutan dari revolusi industri sebelumnya yang tidak dapat
dipisahkan yang mulai di Inggris pad abad ke 18.
Revolusi Industri 2.0 juga disebut dengan revolusi teknologi dimana
pada era ini terjadi perubahan yang signifikan dan nyata dalam perkembangan
teknologi dan budaya masyarakat. Perubahan pada 2.0 ini merupakan
pengembangan industri sebelumnya yaitu 1.0 dengan berbasis ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berada pada tahun 1900- 1960 dengan
ditandai adanya mekanisasi system produk massal dengan menggunakan jalur
perakitan yang lebih efektif dan efesien. (Adit Kusnandar :3)
Revolusi industri 2.0 terjadi sekitar pada abad ke 19 sampai abad 20
dengan ditandai munculnya listrik sehingga membuat biaya akomodasi
produksi yang lain menjadi terjangkau daripada sebelumnya. Pada tahun 1913
tercipta sebuah penemuan ban, sehingga dari hal ini diproduksi satu mobil
yang mana merakitnya tidak membutuhkan banyak orang. Karna banyaknya
kebutuhan yang memesan, maka pada saat itu diproduksi mobil dengan secara
massal dan tenaga pekerja yang banyak. Kemudian setiap pekerja dilatih agar
dapat menekuni bidangnya masing-masing sehingga dari masing-masing
pekerja dapat menjadi ahli pada bidangnya. Pada saat itu mobil digunakan
untuk mempermudah proses produksi di pabrik. Karna sebelumnya
transportasi darat pada waktu itu masih menggunakan tenaga hewan dan
manusia. Sehingga dari revolusi industri 2.0 ini mengakibatkan perubahan
yang cukup besar. Bahkan pada saat perang dunia ke dua proses produksi
tank, pesawat, dan senjata lainnya dibuat oleh pabrik yang telah
menggunakan lini produksi. (Amalia Annisa, 2021: 2)
Berikut beberapa inovasi dan kemajuan pada era Revolusi Industri 2.0
antara lain: (Tandjung, Rani Noviyanti, 2021: 2-4)
1. Sebuah novel yang terbit pada masa revolusi industri kedua.

9
Sebuah buku yang berjudul “The Adventure Of Tom Sawyer”
karangan Mark Twain yang ditulis pada tahun 1876, yang
menggambarkan tentang kota St Petersburg sekitar akhir 1800-an.
Ceritanya berawal dari si Tom seorang anak yatim yang dirawat bibinya
bernama Poly, ia sangat menyayangi Tom selayaknya anak sendiri. Suatu
Ketika Tom dan kedua temannya kabur dari rumah dan pergi ke sebuah
pulau dan menetap selama beberapa hari tepatnya ditengah sungai
Mississippi. Karna mereka tidak pulang-pulang warga di kota tersebut
mencari mereka dan menganggap ketiganya sudah meninggal karena
tenggela disunai tersebut. Kemudian Tom dan kedua temannya hadir
secaa tiba-tiba digereja disaat warga di kota sedang berduka-cita.
Peneliti sejarah mengambil manfaat dari kisah dibuku ini bahwa
gambaran keadaan di suatu wilayah Amerika Serikat pada 1870 an
tersebut aktivitas anak-anak di Amerika masih sangat lekat dengan alam
dimana sungai Mississpi menjadi arena mereka bermain. Demikian juga
masyarakatnya yang memiliki kepedulian sosial yang sangat tinggi dan
kehidupan beragama yang dominan. Cerita Tom Sawyer ini bisa
menyebar ke luruh kota pada waktu itu karena teknologi pembauatan
kertas dan percetakan yang sudah maju. Buku-buku dicetak dengan
jumlah yang sangat banyak dan harga relative murah. Demikian juga
buku-buku tidak terlepas dari yang namanya transportasi yang bisa
membawa barang-barang ketempat tujuan.
2. Penemuan Mesin Ketik
Revolusi Industri 2.0 mempermudah para peneliti untuk
mengungkap sejarah yang terjadi yaitu ditandai dengan mudahnya para
ilmuwan sejarah dalam membaca tulisan-tulisan yang ada disbanding
dengan tulisan-tulisan pakai tangan. Seperti laporan-laporan perjalanan,
peradilan, perdagangan dan lainnya. Contohnya peneliti Indonesia
menemukan laporan-laporan yang dibuat oleh Hindia Belanda tentang
keadaan di Kepulauan Nusantara yang dapat dibaca dengan mudah.
Padahal pada masa sebelumnya semua laporan ditulis pakai tangan yang

10
mana huruf-hurufnya sangat sulit dibaca dan dikenali karna setiap juru
tulis pada masa itu memiliki gaya tulisan yang berbeda-beda.
3. Penemuan Mesin Wax Coated Paper/ Mesin Stensil
Mesin ini digunakan untuk membuat mainan anak-anak dan bahan
untuk membuat tinta stensil tang ditemukan oleh David Gestetner. Mesin
stensil diperkenalkan oleh David pada tahun 1890 yang mampu mencetak
1200 lembar copy dokumen dalam waktu satu jam. Sejak itu lah mesin
ini dipasarkan keseluruh dunia yang mana pabriknya berada di
Tottenham, North London England. Namun pabrik ini hanya bertahan
sampai pada tahun 1970-an karena saat itu munculnya mesin Fotocopy.
4. Inovasi baru produksi baja dan besi dalam skala besar
5. Pengembangan sumber daya energi seperti batu bara, minyak bumi
sebagai bahan bakar terbaru dan masih banyak lagi inovasi-inovasi
lainnya.
C. Sejarah dan Proses Evolusi Perkembangan Era Digital 3.0
Pada era revolusi industri 2.0 setiap memproduksi barang masih
menggunakan tenaga manusia, namun setelah hadirnya revolusi industru
3.0 justru tenaga manusia tidak lagi dibutuhkan terlalu banyak. Era
industri 3.0 juga memberitahukan bawah abad industri perlahan berakhir
dan digantikan dengan abad informasi. Dulu era industri 1.0 dikenal
dengan adanya mesin uap dan revolusi industri revolusi industri 2.0
ditandai dengan tersedianya listrik, maka pada revolusi industri 3.o
ditandai dengan teknologi informas dan penggunaan barang-barang
elektronik. Revolusi industri muncul pada awal tahun 1970. Kehadiran
revolusi industri mampu mengubah peradaban dunia. Jika pada revolusi
sebelumnya masih mengandalkan mesin yang dikendalikan oleh manusia,
justru pada industri 3.0 telah menggunakan otomatiasi yang dikontrol oleh
kompurer. Sistem komunikasi yang sudah menerapkan teknologi digital
telah menyebarkan bisa akses informasi. Pemakaian alat elektronika dan
komputer pada otomalisasi produksi merupakann berkemebanganya
industri (Annisa, 2001).

11
Menurut David Harvey, seorang sosiolog Inggris, revolusi industri
ini merupakan proses pemampatan ruang dan waktu yang semakin
terkompresi. Revolusi industri 3.0 berbeda dengan revolusi industri
sebelumnya, yaitu revolusi industri 1.0 yang dipicu oleh mesin uap dan
revolusi industri 2.0 yang dipicu oleh ban berjalan dan tenaga listrik.
Revolusi industri 3.0 dipicu oleh mesin yang dapat bergerak dan berpikir
secara otomatis dalam bentuk komputer dan robot. Puncak dari revolusi
industri 3.0 ditandai oleh revolusi digital, di mana ruang dan waktu tidak
lagi menjadi sebuah jarak. Sebagai perbandingan, revolusi industri 2.0
menghadirkan inovasi mobil yang mempersingkat waktu dan jarak,
sedangkan revolusi industri 3.0 menggabungkan keduanya dengan
penggunaan teknologi digital yang mengusung waktu kekinian. Pada masa
Perang Dunia II, salah satu inovasi komputer pertama adalah Colossus,
sebuah mesin raksasa yang digunakan untuk memecahkan kode buatan
Nazi Jerman dan memiliki ukuran sebesar ruang tidur (Industri, n.d.).
D. Sejarah dan Proses Evolusi Perkembangan Era Digital 4.0
Revolusi industri yang berkembang saat ini telah mendorong
banyak terobosan teknologi baru yang disambut baik oleh masyarakat.
Revolusi ini dikenal dengan istilah industri 4.0 yang pertama kali
dicetuskan di Jerman pada tahun 2011, dan ditandai dengan adanya
revolusi digital. Industri ini dipercaya dapat meningkatkan produktivitas
dan berhubungan langsung dengan teknologi digital yang mencakup
berbagai jenis teknologi. Revolusi industri 4.0 dimulai pada tahun 2018
dan terus berlangsung hingga saat ini. Revolusi ini menggabungkan
teknologi otomatisasi dan cyber, serta mengembangkan Internet of Things
bersamaan dengan teknologi-teknologi baru seperti robotik dan sains.
Pengaruh teknologi digital terhadap kehidupan manusia sangat signifikan,
terutama dalam hal pekerjaan dan gaya hidup yang lebih praktis dengan
sistem otomatisasi. Namun, perubahan yang terjadi juga dapat berdampak
positif atau negatif pada berbagai bidang.

12
Revolusi industri 4.0 memiliki pengaruh yang lebih besar
dibandingkan dengan revolusi industri sebelumnya, karena teknologi baru
yang serba digital dapat meningkatkan produktivitas secara signifikan.
Revolusi industri generasi pertama memberikan dampak positif terhadap
pendapatan negara, dan menjadi modal untuk melakukan revolusi
selanjutnya (Annisa, 2001). Menurut kanselir Jerman Angela Merkel,
Revolusi Industri 4.0 merupakan transformasi holistik dalam aspek
produksi industri melalui penggabungan teknologi digital dan internet
dengan industri konvensional.
Revolusi Industri 4.0 juga menekankan pada kecepatan akses dan
pertukaran informasi dalam lingkungan industri. Perusahaan yang ingin
bertahan dalam era Revolusi Industri 4.0 harus mampu beradaptasi dan
memiliki kelincahan, bukan hanya berdasarkan ukuran perusahaan.
Kemajuan teknologi baru seperti layanan ojek online, pembayaran melalui
gadget, dan warung digital juga muncul dalam Revolusi Industri 4.0.
Perusahaan dapat memanfaatkan kemampuan software dan internet untuk
meningkatkan efisiensi produksi, contohnya dengan pengumpulan dan
pengolahan data historis mesin untuk mengatur maintenance secara
otomatis. Di Indonesia, pemerintah mengembangkan strategi Making
Indonesia 4.0 untuk mengimplementasikan Revolusi Industri 4.0.
Pemerintah telah menetapkan lima sektor industri sebagai fokus
utama mereka, yaitu kimia, elektronik, garmen, otomotif, dan FMCG.
Menurut survei World Economic Forum dari tahun 2018 hingga 2022,
terdapat empat teknologi utama yang mendominasi era ini, yaitu high-
speed mobile internet, kecerdasan buatan (AI), teknologi cloud, dan big
data analytics. Revolusi Industri 4.0 adalah puncak dari evolusi industri
yang membawa lahirnya teknologi digital yang memiliki dampak besar
bagi kehidupan manusia di seluruh dunia, seperti yang dibahas dalam buku
“Teknologi Informasi Dan Komputer Di Era Revolusi Industri 4.”
Menurut survei tersebut, 92% perusahaan di Indonesia berencana untuk
mengimplementasikan big data analytics sebagai teknologi utama di

13
perusahaan mereka. Kemajuan ini terlihat dari kemunculan aplikasi seperti
Uber yang mengancam bisnis taksi konvensional dan Airbnb yang
mendorong perusahaan di industri pariwisata untuk beradaptasi dengan
perubahan ini.
Pada masa kini, perusahaan tidak lagi berfokus pada jumlah
produksi yang dihasilkan, namun lebih pada inovasi, pelayanan terbaik,
serta kemampuan untuk mengembangkan ide dengan cepat. Perkembangan
industri yang terus berkembang menuntut kemudahan dan efisiensi dalam
aktivitas, tetapi juga memunculkan berbagai konsekuensi yang cepat
terjadi. Dalam menghadapi persaingan di era Revolusi Industri 4.0, mesin
hanya berperan sebagai alat dan agen perubahan yang sesungguhnya
adalah sumber daya manusia. Oleh karena itu, setiap individu dituntut
untuk memahami teknologi dan mampu mengimplementasikannya dalam
kehidupan sehari-hari untuk bersaing dengan otomatisasi yang ada.
(Industri, n.d.).
Dalam bisnis transportasi, pada masa lampau, penggunaan model
transportasi yang dilakukan secara manual merupakan hal yang umum.
Namun, dengan adanya revolusi industri 4.0, kini terdapat model baru
dalam bidang transportasi yang dilakukan secara digital, seperti ojek
online dan taksi online. Karena kemudahan yang ditawarkan oleh model
baru ini, maka transportasi konvensional mulai ditinggalkan oleh mereka
yang sudah terbiasa dengan teknologi digital. Namun, masih ada orang
yang belum mengerti teknologi digital dan masih memilih untuk
menggunakan transportasi konvensional. Inovasi seperti ojek online dan
taksi online memberikan manfaat yang signifikan bagi kehidupan manusia,
tidak hanya karena praktis dan harga yang terjangkau, tetapi juga dapat
mengurangi pengangguran serta meningkatkan penghasilan dan
kesejahteraan pengemudi ojek online. Meskipun revolusi industri 4.0
membawa keuntungan dalam beberapa lini usaha, namun ada juga yang
mengancam sumber daya manusia, seperti penggunaan mesin dan robot di
pabrik yang dapat menyebabkan pengangguran semakin meningkat. Oleh

14
karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan
agar dapat bersaing dengan perkembangan teknologi saat ini.
Pendidikan dari dasar hingga perguruan tinggi juga harus
ditingkatkan agar dapat mengikuti perkembangan pada revolusi industri
generasi keempat ini. Kualitas dari tenaga pendidik juga menjadi faktor
penting dalam keberhasilan suatu negara, seperti pada tenaga pengajar
seperti guru. Dalam melihat kemajuan pesat dari revolusi industri 4.0, para
pendidik seperti guru harus memiliki kemampuan untuk mendidik murid-
muridnya sehingga mereka dapat menjadi generasi unggul yang dapat
bersaing dengan tuntutan zaman sekarang dan masa depan. Tidak hanya
guru dan staf pengajar di institusi pendidikan, mahasiswa juga diharapkan
dapat memberikan kontribusi langsung dalam membantu pemerintah
dalam menyiapkan sumber daya manusia yang lebih baik. Mahasiswa
seharusnya dapat menjalankan Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu sebagai
pengajar atau pendidik, melakukan penelitian dan pengembangan, serta
pengabdian kepada masyarakat.
Mahasiswa dituntut untuk memberikan pendidikan dan
pendampingan kepada masyarakat agar dapat meningkatkan kreativitas
mereka. Selain itu, dalam aspek penelitian dan pengembangan, mahasiswa
harus memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengembangkan
ekonomi mereka di era revolusi industri keempat ini. Mahasiswa
diharapkan memiliki kemampuan memberikan pendidikan dan
pendampingan kepada masyarakat agar dapat meningkatkan
kreativitasnya, dan juga dapat memberikan kontribusi pada penelitian dan
pengembangan untuk membantu masyarakat menengah ke bawah dalam
mengembangkan perekonomiannya di era revolusi industri generasi
keempat ini. Mahasiswa dapat melakukan penelitian untuk mencari solusi
terbaik dalam meningkatkan perekonomian rakyat. Revolusi industri 4.0
membutuhkan pendidikan yang dapat menghasilkan generasi yang
memiliki kemampuan berfikir kreatif, inovatif, dan kompetitif. Salah satu
caranya adalah dengan memaksimalkan penggunaan teknologi dalam

15
dunia pendidikan agar dapat menciptakan generasi yang dapat menghadapi
masa depan dengan lebih baik. Selain itu, pendidikan saat ini juga harus
mampu menjaga keseimbangan antara manusia dan teknologi, mengingat
perkembangan pesat di revolusi industri 4.0 juga mempengaruhi
karakteristik remaja.
Dalam era revolusi industri saat ini, teknologi yang semakin
canggih seperti smartphone dengan banyak fitur dapat memudahkan
generasi remaja dalam mengakses berbagai informasi. Teknologi industri
4.0 memberikan dampak positif dan negatif pada remaja, dan karakter
remaja dipengaruhi tidak hanya oleh faktor internal tetapi juga faktor
eksternal seperti lingkungan sekitar. Generasi remaja saat ini disebut
generasi Z yang tumbuh pada masa teknologi digital sedang mengalami
perkembangan pesat. Generasi Z sudah sangat tergantung pada teknologi
digital dan internet sejak dini, yang dapat berdampak pada perkembangan
karakteristik dan kepribadian mereka.
Kemudahan yang diberikan oleh teknologi dapat membuat
generasi Z menyukai hal-hal yang cepat, instan, sederhana, dan mudah
dimengerti, berbeda dengan generasi sebelumnya. Meskipun demikian,
teknologi juga memberikan pengaruh positif di mana remaja generasi Z
memiliki kecerdasan yang dapat menangkap pelajaran dengan mudah dan
cepat serta mampu menciptakan hal-hal baru dengan kecerdasan yang
mereka miliki.
E. Sejarah dan Proses Evolusi Perkembangan Era Digital 5.0
Society 5.0 Pemerintah Jepang mendefinisikan society 5.0 yaitu
masyarakat yang terpusat pada manusia dimana dapat menyeimbangkan antara
kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial menggunakan sistem
yang mengintegrasikan dunia maya dan fisik (COJG 2019). Menurut
Fukuyama (2018, 47) bahwa society 5.0 diajukan oleh pemerintah Jepang
merupakan konsep yang jelas. Itu disusun dalam Rencana Dasar Sains dan
Teknologi kelima oleh Dewan Sains, Teknologi dan Inovasi, dan disetujui
oleh keputusan Kabinet pada Januari 2016. Kemudian Fukuyama (2018, 47)

16
menjelaskan mengenai tahapan masyarakat (society) berdasarkan sejarah
manusia.
Society 1.0 didefinisikan sebagai kelompok orang yang berkumpul dan
berburu dalam hidup, kemudian berdampingan secara harmonis dengan alam,
dimulai dari terciptanya manusia. Society 2.0 membentuk kelompok
berdasarkan budidaya pertanian, peningkatan organisasi dan pembangunan
bangsa, dimulai dari 13.000 sebelum masehi. Society 3.0 adalah masyarakat
yang mempromosikan industrialisasi melalui revolusi industri 1.0, dimulai
dari akhir abad 18. Society 4.0 adalah masyarakat informasi yang menyadari
peningkatan nilai tambah dengan menghubungkan aset tidak berwujud sebagai
jaringan informasi, dimulai dari pertengahan abad 20. Dalam tahapan ini,
society 5.0 adalah masyarakat informasi yang dibangun di atas society 4.0,
yang bertujuan untuk masyarakat yang lebih makmur. Fukuyama (2018, 48)
juga berpendapat bahwa dalam transformasi digital beberapa wiliyah atau
negara menggunakan istilah yang berbeda. Eropa menggunakan istilah
industri 4.0.
Amerika Utara menggunakan istilah industrial internet, Asia
menggunakan istilah smart cities, China menggunakan istilah made in China
2025 dan Jepang menggunakan istilah society 5.0. Dimana transformasi
digital menggunakan IoT, artificial intelligence, robotics, big data dan
blockchain. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Nakanishi and Kitano
(2018, 4-5). Dalam society 5.0, nilai baru yang diciptakan melalui inovasi
akan menghilangkan kesenjangan regional, usia, jenis kelamin dan bahasa dan
memungkinkan penyediaan produk dan layanan yang disesuaikan dengan baik
untuk beragam kebutuhan individu dan kelompok.
Dengan cara ini, memungkinkan untuk mencapai masyarakat yang
dapat meningkatkan pembangunan ekonomi dan menemukan solusi masalah
sosial. Namun, pencapaian tersebut akan terdapat kesulitan atau kendala,
Jepang siap untuk menghadapi secara langsung dengan tujuan menjadi yang
pertama di dunia sebagai negara yang menghadapi masalah untuk
menghadirkan model masyarakat masa depan (COJG 2019). Dalam cetak biru

17
society 5.0 untuk tujuan pembangunan berkelanjutan yang dirancang oleh
Nakanishi and Kitano (2018, 14) menurut Fukuyama (2018, 50) terdapat
teknologi berupa big data, IoT, artificial inteligent, robot, drone, sensor, 3D
print, public key infrastructure (PKI), sharing, on demand, mobile, edge,
cloud, 5G, virtual reality (VR), augmented reality (AR) dan mixed reality
(MR). Fukuyama (2018, 50) mengatakan bahwa tujuan dari society 5.0 adalah
untuk mewujudkan masyarakat di mana manusianya menikmati hidup
sepenuhnya.
Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi ada untuk tujuan
itu dan bukan untuk kemakmuran segelintir orang. Meskipun society 5.0
berasal dari Jepang, tujuannya bukan hanya untuk kesejahteraan satu negara.
Kerangka kerja dan teknologi yang dikembangkan akan berkontribusi untuk
menyelesaikan tantangan masyarakat di seluruh dunia.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kita sudah
melihat adanya revolusi industri 1.0 yang ditandai dengan adanya era
kebangkitan mesin, revolusi industri 2.0 yang ditandai dengan adanya era
kebangkitan transportasi atau otomasi, revolusi industri 3.0 yang ditandai
dengan adanya era kebangkitan dari komputer atau komputasi, revolusi
industri 4.0 yang ditandai dengan adanya era kebangkitan internet.
Diperkirakan oleh negara Jepang yang mengumumkan akan
kemungkinannya revolusi konsep industri 5.0 yang disebut sebagai era
kebangkitan society.
Konsep yang diusung pada industri 5.0 ini sendiri akan lebih fokus
terhadap kombinasi antara pendayagunaan antara berbagai aspek, seperti
manusia, data, serta teknologi. Walaupun memiliki kemiripan dengan era
revolusi sebelumnya, namun kedua era ini sama sekali berbeda
berdasarkan fokusnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Annisa, A. (2021). Sejarah Revolusi Industri dari 1.0 Sampai 4.0, 2.

Fukuyama, M. (2018). Society 5.0: Aiming for a New Human-Centered Society.

Japan SPOTLIGHT, 47-50.

Kusnandar, A. (2019). Revolusi Industri 1.0 Hingga 4.0, 3.

Tandjung, & Noviyanti, R. (2021). Revolusi Industri Dan Pengaruh Pada

Penelitian Sejarah. Jurnal Pendidikan Sejarah, 4(2), 2-4.

https://doi.org/10.13140/RG.2.2.20215.24488

20

Anda mungkin juga menyukai