Anda di halaman 1dari 18

AKUNTANSI SOSIAL DAN LINGKUNGAN

Akuntansi Eksternalitas dan Konsep Kekayaan Masyarakat

Disusun Oleh

Kelompok 1

Vira Dian Fauziah B2C123002

Muhammad Fachmi B2C123005

Aldino Pasha B2C123006

Regina Cahyani B2C123012

Teti Kristia Agustika B2C123017

Nofia Safitri B2C123018

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS HALU OLEO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah dan pertolongan-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan buku yang berjudul "Akuntansi

Eksternalitas Dan Konsep Kekayaan Masyarakat."

Tak lupa penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya untuk Bapak

Dr Erwin Hadisantoso, SE., M.Si., Ak., CA., ACPA selaku dosen pengampu yang

Penulis juga menghaturkan terima kasih untuk teman-teman kelompok yang

meluangkan waktu untuk berdiskusi agar makalah ini dapat selesai lebih cepat.

Makalah ini bertujuan untuk memberikan manfaat bagi para pembaca tentang

bagaimana eksternalitas itu terjadi dan bagaimana cara mengatasinya serta konsep

kekayaan masyarakat.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Namun,

penulis menyadari makalah ini tak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan permohonan maaf serta terbuka untuk kritik dan saran demi

perbaikan di masa mendatang.

Kendari, 03 April 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3

C. Tujuan .......................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 5

A. Eksternalitas ................................................................................................. 5

B. Bentuk-Bentuk Eksternalitas........................................................................ 6

C. Akuntansi Sosial .......................................................................................... 7

D. Langkah-Langkah dalam Mengakui, Mengukur dan Melapirkan


Eksternalitas Akuntansi Sosial dalam Laporan Keuangan. ....................... 10

E. Pengakuan, Pengukuran, dan Pelaporan Akutansi Sosial Khususnya pada


Laporan Eksternalitas dalam Laporan Perusahaan Pertambangan............. 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13

A. Kesimpulan ................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam suatu perekonomian modern, setiap aktivitas mempunyai keterkaitan

dengan aktivitas lainnya. Apabila semua keterkaitan antara suatu kegiatan dengan

kegiatan lainnya dilaksanakan melalui mekanisme pasar atau melalui suatu sistem,

maka keterkaitan antar berbagai aktivitas tersebut tidak menimbulkan masalah.

Meskipun demikian banyak pula keterkaitan antar kegiatan yang tidak melalui

mekanisme pasar sehingga timbul berbagai macam masalah. Keterkaitan suatu

kegiatan dengan kegiatan lain yang tidak melalui mekanisme pasar adalah apa yang

disebut dengan eksternalitas. Secara umum dapat dikatakan bahwa eksternalitas

adalah suatu efek samping dari suatu tindakan pihak tertentu terhadap pihak lain,

baik dampak yang menguntungkan maupun yang merugikan. Efek samping dari

suatu kegiatan atau transaksi ekonomi bisa positif maupun negatif dalam

kenyataannya, baik dampak negatif maupun efek positif bisa terjadi secara

bersamaan dan simultan. Adapun dampak positif misalnya seseorang yang

membangun sesuatu pemandangan yang indah dan bagus pada lokasi tertentu

mempunyai dampak positif bagi orang sekitar yang melewati lokasi tersebut.

Adapun dampak negatif misalnya polusi udara, air dan suara.

Ada juga eksternalitas yang dikenal sebagai eksternalitas yang berkaitan

dengan uang yang muncul ketika dampak eksternalitas itu disebabkan oleh

meningkatnya harga. Adapun contohnya yaitu suatu perusahaan didirikan pada

1
lokasi tertentu atau kompleks perumahan baru dibangun, maka harga tanah tersebut

akan melonjak tinggi. Meningkatnya harga tanah tersebut menimbulkan dampak

eksternal yang negatif terhadap konsumen lain yang ingin membeli tanah disekitar

daerah tersebut. Dari contoh diatas, efek tersebut dalam perubahan harga tanah

dimana kesejahteraan masyarakat berubah tetapi perubahan itu akan kembali ke

keadaan keseimbangan karena setiap barang akan menyamakan rasio harga-harga

barang dengan harga keseimbangan. Jadi, suatu fakta bahwa tindakan seseorang

dapat mempengaruhi orang lain tidaklah berarti adanya kegagalan pasar selama

pengaruh tersebut tercermin dalam harga-harga sehingga tidak terjadi

ketidakefisienan dalam perekonomian.

Eksternalitas dapat dimaksudkan apabila tindakan seseorang mempunyai

dampak terhadap orang lain (atau segolongan orang lain) tanpa adanya kompensasi

apapun juga sehingga timbul inefisiensi dalam alokasi faktor produksi. Dalam

materi eksternalitas itu sendiri terdapat teori-teori yang menjadi landasan

terlaksananya eksternalitas itu sendiri. Teorema coase disini merupakan suatu

pendapat yang dikemukakan oleh Ronald Coase. Teorema coase menjelaskan

apabila pihak-pihak swasta dapat melakukan tawar menawar mengenai alokasi

sumber-sumber daya tanpa harus mengeluarkan biaya, mereka dapat menyelesaikan

masalah eksternalitas mereka sendirinya. Selain itu, terdapat inefesiensi yaitu ketika

eksternalitas tidak dapat mengalokasikan sumber-sumber ekonomi secara efisien

sehingga munculah inefesiensi pasar.

2
Eksternalitas sering mengalami berbagai macam jenis permasalahan. Oleh

karena itu terdapat solusi-solusi dalam menghadapi eksternalitas. Solusi-solusi itu

berupa regulasi, pajak pigovian dan adanya subsidi yang diberikan. Penyusunan

makalah ini, bertujuan untuk memberikan manfaat bagi para pembaca tentang

pengetahuan akuntansi sosial dan lingkungan tentang bagaimana eksternalitas itu

terjadi dan bagaimana cara mengatasinya.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Apa itu eksternalitas?

2. Apa saja bentuk-bentuk eksternalitas?

3. Apa itu akuntansi sosial?

4. Bagaimana langkah-langkah dalam mengakui, mengukur, dan

melaporkan eksternalitas akuntansi sosial dalam laporan keuangan?

5. Bagaimana pengakuan, pengukuran, dan pelaporan akutansi sosial

khususnya pada laporan eksternalitas dalam laporan perusahaan

pertambangan?

3
C. Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui eksternalitas

2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk eksternalitas

3. Untuk mengetahui akuntansi sosial

4. Untuk mengetahi langkah-langkah dalam mengakui, mengukur, dan

melaporkan eksternalitas akuntansi sosial dalam laporan keuangan.

5. Untuk mengetahui pengakuan, pengukuran, dan pelaporan akutansi sosial

khususnya pada laporan eksternalitas dalam laporan perusahaan

pertambangan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Eksternalitas

Berbagai pendapat mengemukakan teorinya tentang pengertian

eksternalitas. Pendapat oleh Rosen (1988) menyatakan bahwa eksternalitas terjadi

ketika aktivitas suatu satu kesatuan mempengaruhi kesejahteraan kesatuan yang

lain yang terjadi diluar mekanisme pasar (non market mechanism). Tidak seperti

pengaruh yang ditransmisikan melalui mekanisme harga pasar, eksternalitas dapat

mempengaruhi efisiensi ekonomi.

Dalam mata kuliah ekonomi publik, kita sering sekali mendengar istilah

“eksternalitas”. Eksternalitas digambarkan sebagai efek yang dirasakan oleh

seseorang yang ditimbulkan oleh tindakan orang lain. Dalam berbagai literatur ada

beberapa definisi eksternalitas dan klasifikasi dari berbagai jenis eksternalitas.

Definisi eksternalitas secara implisit membedakan antara dua kategori yaitu

eksternalitas dalam hal hubungan laba dan eksternalitas konsumsi setiap kali tingkat

utilitas terpengaruh.

Eksternalitas hadir setiap kali kesejahteraan (utilitas atau keuntungan)

beberapa agen ekonomi yang secara langsung dipengaruhi oleh tindakan agen lain

baik konsumen ataupun produsen di dalam perekonomian. Contohnya saja

eksternalitas ada jika produktivitas perikanan dipengaruhi oleh kilang minyak yang

berada di hulu sungai yang mencemari air sungai sehingga produktivitas perikanan

menjadi turun.

5
Eksternalitas juga menyatakan hubungan antara agen ekonomi yang terletak

diluar sistem harga ekonomi. Tingkat eksternalitas yang dihasilkan tidak dikontrol

secara langsung oleh harga, sehingga standar efisiensi pada keseimbangan pasar

tidak dapat diterapkan. Contoh sehari-hari termasuk polusi pabrik yang merugikan

perikanan lokal dan iri hati yang dirasakan saat tetangga bangga menampilkan

mobil barunya. Eksternalitas tersebut tidak dikendalikan secara langsung oleh

harga. Namun konsumen atau suatu perusahaanlah yang dapat secara langsung

dipengaruhi oleh tindakan dari agen lain dalam perekonomian yaitu mungkin ada

efek eksternal dari tindakan konsumen lain atau perusahaan.

Berdasarkan pada pemahaman diatas dapat dijelaskan bahwa dalam

perspektif teoritis. Eksternalitas terjadi karena adanya perbedaan antara

marginal sosial dan private cost suatu barang.

B. Bentuk-Bentuk Eksternalitas

Eksternalitas dalam kenyataannya memiliki dua macam bentuk, yakni:

1. Eksternalitas Negatif

Eksternalitas negatif adalah biaya terhadap pihak ketiga selain pembeli dan

penjual pada suatu macam barang yang tidak direfleksikan dalam harga pasar.

Ketika terjadi eksternalitas yang negatif, harga barang atau jasa tidak

menggambarkan biaya sosial tambahan (marginal sosial cost) secara sempurna

pada sumber daya yang dialokasikan dalam produksi. Baik pembeli maupun

penjual barang tidak memperhatikan biaya-biaya ini pada pihak ketiga.

6
2. Eksternalitas Positif

Eksternalitas positif adalah keuntungan terhadap pihak ketiga

selain penjual atau pembeli barang atau jasa yang tidak direfleksikan

dalam harga. Ketika terjadi eksternalitas positif maka harga tidak sama dengan

keuntungan sosial tambahan (marginal cost benefit) dari barang dan jasa yang

ada. Contoh dari eksternalitas positif ini adalah dengan adanya suntikan

antibody terhadap suatu penyakit, maka suntikan tersebut selain bermanfaat

bagi orang yang bersangkutan juga bermanfaat bagi orang lain yakni tidak

tertular penyakit.

Menurut Harwick dan Olewifer (1998) mengatakan bahwa terdapat

dua penggambaran eksternalitas, yakni:

1. Eksternalitas Private, dan

2. Eksternalitas Public.

Selain itu eksternalitas juga terkait dalam efisiensi alokasi sumber

daya alam. Hal ini sangat perlu peranan pemerintah dalam

pengendalian eksternalitas.

C. Akuntansi Sosial

Biaya sosial sering juga disebut dengan biaya/pengeluaran tak terduga.

Padahal biaya sosial tidak selalu tidak bisa diduga. Ada banyak penelitian dalam

konsep biaya sosial, tetapi umumnya menjelaskan makna yang ditempatkan pada

biaya yang berhubungan dengan masyarakat sebagai suatu hasil dari dampak

lingkungan khusus perusahaan maupun organisasi lainnya, atau suatu entitas yang

7
tidak ditentukan. Mungkin memang ada biaya sosial seperti sumbangan-sumbangan

yang sifatnya benar-benar tidak terduga. Untuk mengahdapi jenis-jenis biaya sosial

seperti ini, manager dapat melakukan perkiraan berapa jumlah batasan yang kira-

kira akan dikeluarkan perusahaan mengenai kegiatan konservasi lingkungan.

Prinsipnya adalah tetap dapat membuat perkiraan.

Menurut Siregar dkk (2022) dalam Analisis peran akuntansi lingkungan

dalam kesesuaiannya di GRI , bahwan dalam keuntungan ekonomi berhubungan

dengan kegiatan konservasi lingkungan diukur dengan satuan rupiah merupakan

keuntungan terhadap laba perusahaan sebagai suatu hasil dari kemajuan kegiatan

konservasi lingkungan.

Biaya kegiatan sosial meliputi pembendungan biaya konservasi lingkungan

dari kegiatan sosial. Biaya kegiatan sosial adalah jenis biaya yang berhubungan

dengan konservasi lingkungan yang dihasilkan untuk kebaikan masyarakat luas.

Pertimbangan biaya ini untuk usaha konservasi lingkungan terdiri dari kegiatan

sosial yang hubungan secara tidak langsung terhadap kegiatan bisnis perusahaan

atau organisasi lainnya. Adapun manfaat yang dapat diambil dari biaya sosial antara

lain: Biaya untuk kegiatan perbaikan lingkungan, termasuk konservasi alam,

perencanaan penghijauan, proses mempercantik dan pemeliharaan pemandangan,

preservasi alam sekitar, dengan pengecualian terhadap lokasi bisnis; Biaya yang

berhubungan dengan sumbangan atau dukungan keuangan dari kelompok

lingkungan. Biaya yang berhubungan dengan berbagai kegiatan sosial, seperti

dukungan keuangan dari konservasi lingkungan masyarakat lokal dan

pengungkapan dari informasi masyarakat lokal.

8
Menurut Drajat Armono, 2008 dalam Akuntansi sosial: Pengungkapan

sosial dalam laporan tahunan , terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

Akuntansi Sosial, yaitu:

1. Peraturan Pemerintah.

Pada saat ini peraturan pemerintah menjadi tolak ukur bagi perusahaan

untuk mengungkapkan dan melaporkan pelaporan keberlanjutan, hal ini di

mulai dari adanya Undang-undang No 40 Tahun 2007 tetang Perseroan terbatas,

dimana setiap perusahaan wajib menyajikan informasi biaya lingkungan. Pada

tahun 2021 adanya Peraturan kementrian BUMN PER 05-MBU/04/2021

tentang Program Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan Badan

Umum Milik Negara.

2. Penetapan Standar

Kegiatan akuntansi sosial dan pelaporan sosial lainnya masih belum

terdapat standar penyusunan yang baku. Hal ini menjadikan pelaporan ini

menjadi suatu hal yang tidak wajib untuk dilakukan oleh setiap perusahaan,

meskipun pemerintah sudah mengeluarkan standar Sustainability Development

Goals dengan 17 indikator penentunya, dan Global Reporting Initiative (GRI)

akan tetapi masih saja perusahaan perusahaan belum mempunyai standar yang

berlaku.

3. Tekanan Interest Group

Saat ini banyak sekali asosiasi dalam aspek usaha dalam perusahaan. Hal

ini menjadikan competitive adventage bagi perusahaan untuk lebih menjadi

perusahaan yang baik.

9
4. Kesadaran Perusahaan

Akuntansi sosial bukanlah hal yang mudah dan sukarela untuk dikeluarkan

oleh perusahaan. Adanya kewajiban kewajiban yang bersifat sukarela

menjadikan akuntansi sosial harus dilakukan dengan imbalan citra perusahaan

dan image dimata masyarakat pun menjadi hal yang paling utama.

D. Langkah-Langkah dalam Mengakui, Mengukur dan Melapirkan

Eksternalitas Akuntansi Sosial dalam Laporan Keuangan.

Menurut Siregar dkk (2022), langkah-langkah yang dapat dilakukan antara

lain:

1. Mengidentifikasikan aktivitas, mengukur aktivitas dengan unit

non moneter. Indikator ekternalitas adalah:

a. Social benefit: keadaan ini dimana perusahaan dapat memperbaiki

keadaan lingkungan, mengurangi keruskan lingkungan yang terjadi

b. Social cost: keadaan ini dimana perusahaan menimbulkan kerusakan

lingkungan dan menambah kerusakan lingkungan.

2. Indikator model pelaporan:

a. Inventory approach: perusahaan mengompilasikan dan mengungkapkan

sebuah daftar yang komprehensif dari aktivitas-aktivitas sosial perusahaan.

Daftar ini harus memuat semua aktivitas sosial perusahaan baik yang

bersifat positif maupun yang negatif.

b. Outlay cost approach: pendekatan biaya yang dikeluarkan ini semua uraian

aktivitas sosial perusahaan dikuantifikasikan dalam satuan uang.

10
Pendekatan ini menggambarkan comparability, yaitu laporan satu tahun

dapat dibandingkan dengan laporan tahun lainnya.

c. Cost benefit approach: perusahaan mengungkapkan aktivitas yang memiliki

dampak sosial serta biaya dan manfaat dari aktivitas tersebut

d. Program management approach: perusahaan tidak ikut hanya

mengungkapkan aktivitas-aktivitas pertanggungjawaban sosial tetapi tujuan

dari aktivitas tersebut serta hasil yang telah dicapai oleh perusahaan sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan itu.

E. Pengakuan, Pengukuran, dan Pelaporan Akutansi Sosial Khususnya

pada Laporan Eksternalitas dalam Laporan Perusahaan

Pertambangan

Menurut penelitian yang dilakukan Siregar dkk (2022), contoh Penerapan

dan perkembangan atas pengakuan, pengukuran dan pelaporan

1. PT Aneka Tambang, Tbk.

Pada PT Aneka Tambang, Tbk. social benefit diukur apabila biaya yang

dikeluarkan dapat memperbaiki keadaan lingkungan dan dapat mengurangi

dampak kerusakan lingkungan yang terjadi, sedangkan social cost dikeluarkan

apabila menimbulkan kerusakan lingkungan dan menambah kerusakan

lingkungan.

Pada PT Aneka Tambang, Tbk. penerapan atas pelaporan telah

menggunakan Global Reporting Initiative (GRI), OJK Finance, Sustainable

Development Goals (SDGS), kemudian Permen No 05/MBU/04/2021 tentang

11
Program Tanggungjawab Sosial Perusahaan dengan nama Program Pendanaan

UMKM. PT Aneka Tambang juga memiliki dua program community

development yaitu program kemitraan dan bina lingkungan dan program pasca

tambang. Dalam pelaporan ada 3 indikator yang disajikan dalam pelaporan

kinerja sosial yaitu biaya operasional, biaya gaji pegawai dan biaya investasi.

Meskipun terdapat perubahaan peraturan mengenai program bina lingkungan

berubah menjadi program pendanaan UMKM, perusahaan tetap

mempersiapkan biaya bina lingkungan.

2. PT Bukit Asam, Tbk.

Penerapan dan perkembangan atas pengakuan, pengukuran dan pelaporan

PT Bukit Asam, Tbk Terdapat 11 kegiatan pendanaan UMKM pada perusahaan

ini, dari 11 kegiatan ini dapat diklasifikasikan kepada biaya sosial. PT Bukit

Asam, Tbk. lebih fokus kepada persentase penggunaan dan rincian atas aktivitas

operasional dan tidak membuat detail pelaporan biaya-biaya apa saja yang

dikeluarkan dari dampak aktivitas tersebut. Dari analisis tersebut dapat

disimpulkan bahwa terdapat biaya lingkungan reklamasi dan biaya

pascatambang yang dianggarkan lebih kecil dari realisasinya.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan diatas, yang dapat disimpulkan dari materi ini yaitu:

1. Eksternalitas terjadi karena adanya perbedaan antara marginal social dan

private cost suatu barang.

2. Eksternalitas memiliki dua macam bentuk yaitu eksternalitas negatif dan

positif.

3. Biaya sosial adalah biaya yang berhubungan dengan masyarakat sebagai

suatu hasil dari dampak lingkungan khusus perusahaan maupun organisasi

lainnya atau suatu entitas yang tidak ditentukan

4. Pengakuan, pengukuran, dan pelaporan akuntansi sosial khususnya pada

laporan ekternalitas dalam laporan keuangan pada perusahaan

pertambangan dengan mengukur social benefit dan social cost. Social

benefit: keadaan ini dimana perusahaan dapat memperbaiki keadaan

lingkungan, mengurangi kerusakan lingkungan yang terjadi. Social cost:

keadaan ini dimana perusahaan menimbulkan kerusakan lingkungan dan

menambah kerusakan lingkungan

13
5. Penerapan dan perkembangan atas pengakuan, pengukuran, dan pelaporan

akuntansi sosial khususnya pada laporan ekternalitas dalam laporan

keuangan pada perusahaan pertambangan yaitu dalam pelaporan ada 3

indikator yang disajikan dalam pelaporan kinerja sosial yaitu biaya

operasional, biaya gaji pegawai, dan biaya investasi. Meskipun terdapat

perubahaan peraturan mengenai program bina lingkungan berubah menjadi

program pendanaan UMKM, perusahaan tetap mempersiapkan biaya bina

lingkungan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-05/MBU/04/2021

tentang Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Badan Usaha

Milik Negara

Rosen, H. S. 1998. Public Finance, Second Edition. Wanghington: Toppan Co.Ltd

Siregar, I. F., Rasyad, R., & Onasis, D. (2022). Akuntansi Sosial: Pengakuan,

Pengukuran, dan Pelaporan Laporan Keuangan Eksternalitas Pada

Perusahaan Pertambangan di Indonesia. Jurnal Akuntansi Kompetif, 5(3),

322-330.

Siregar, I. F., Rasyad, R., & Onasis, D. (2022). Analisis Peranan Akuntansi

Lingkungan Pada Perusahaan Migas Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Dan

Kesesuaiannya Dengan Standar Global Reporting Initiative (GRI).

Management Studies and Entrepreneurship Journal (MSEJ), 3(1), 1-12.

15

Anda mungkin juga menyukai