Anda di halaman 1dari 29

lOMoARcPSD|31350431

EKSTERNALITAS NEGATIF DAN POSITIF

MAKALAH
Dosen Pengampu : Zulkarnain Ilyas Idris, Se., M.Si

Oleh Kelompok 3

Siti Ridho Rahmayanti (E1123025) Siti Nurain Manulit (E1123037)


Israsabila Awaludin. L (E1123055)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ICHSAN GORONTALO
2023
lOMoARcPSD|31350431

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT


yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kelompok kami yang berjudul “Eksternalitas” .
Terima kasih kami ucapkan kepada bapak Zulkarnain Ilyas Idris, SE., M.Si.
dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi yang telah membantu kami baik secara
moral maupun pemberian rekomendasi buku kepada kami untuk sumber materi.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah
mendukung kelompok kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat
waktu.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
guna menjadi acuan agar kelompok kami bisa menjadi lebih baik Iagi di masa
mendatang. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan bermanfaat bagi para
pembaca.

Gorontalo , Oktober 2023

Kelompok 3

ii
lOMoARcPSD|31350431

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... iv

1.1................................................................................................. Latar Belakang Masalah

.................................................................................................................... 1

1.2.......................................................................................................Rumusan Masalah

.................................................................................................................... 2

1.3........................................................................................................Tujuan Masalah

.................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 4

2.1 Eksternalitas Dan Ketidakefisienan Pasar.................................................. 4

2.1.1 Ilmu Ekonomi Kesejahteraan : Ulasan Singkat................................... 4

2.1.2 Eksternalitas Negatif........................................................................... 5

2.1.3 Eksternalitas Positif............................................................................. 8

2.2 Kebijakan Publik Mengenai Eksternalitas.................................................. 10

2.2.1 Kebijakan Perintah-dan-Pengendalian: Regulasi................................ 11

2.2.2 Kebijakan Berorientasi Pasar 1: Corrective Taxes dan

Subsidi................................................................................................. 12

2.2.3 Kebijakan Berorientasi Pasar 2: Izin Berpolusi yang

Dapat

Diperjual belikan................................................................................. 13

iii
lOMoARcPSD|31350431

2.2.4 Keberatan-Keberatan atas Analisis Ekonomi dan Polusi.................... 15

2.3 Solusi Swasta Untuk Eksternalitas............................................................. 16

2.3.1 Jenis-Jenis Solusi Swasta.................................................................... 16

2.3.2 Teorema Coase.................................................................................... 17

2.3.3 Mengapa Solusi Swasta Tidak Selalu Bekerja dengan

Baik..................................................................................................... 18

BAB III KESIMPULAN................................................................................ 20

3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 20

3.2. Saran.......................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 21

iv
lOMoARcPSD|31350431

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam suatu perekonomian modern, setiap aktivitas mempunyai


keterkaitan dengan aktivitas lainnya. Apabila semua keterkaitan
antara suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya dilaksanakan melalui
mekanisme pasar atau melalui suatu sistem, maka keterkaitan antar
berbagai aktivitas tersebut tidak menimbulkan masalah. Akan tetapi
banyak pula keterkaitan antar kegiatan yang tidak melalui mekanisme
pasar sehingga timbul berbagai macam masalah. Keterkaitan suatu
kegiatan dengan kegiatan lain yang tidak melalui mekanisme pasar
adalah apa yang disebut dengan eksternalitas.Secara umum dapat
dikatakan bahwa eksternalitas adalah suatu efek samping dari suatu
tindakan pihak tertentu terhadap pihak lain, baik dampak yang
menguntungkan maupun yang merugikan.

Efek samping dari suatu kegiatan atau transaksi ekonomi bisa


positif maupun negatif Dalam kenyataannya, baik dampak negatif
maupun efek positif bisa terjadi secara bersamaan dan simultan.
Dampak yang menguntungkan misalnya seseorang yang membangun
sesuatu pemandangan yang indah dan bagus pada lokasi tertentu
mempunyai dampak positif bagi orang sekitar yang melewati lokasi
tersebut. Sedangkan dampak negatif misalnya polusi udara, air dan
suara. Ada juga eksternalitas yang dikenal sebagai eksternalitas yang
berkaitan dengan uang yang muncul ketika dampak eksternalitas itu
disebabkan oleh meningkatnya harga.

Misalnya, suatu perusahaan didirikan pada lokasi tertentu atau

1
lOMoARcPSD|31350431

kompleks perumahan baru dibangun, maka harga tanah tersebut akan


melonjak tinggi. Meningkatnya harga tanah tersebut menimbulkan
dampak eksternal yang negatif terhadap konsumen lain yang ingin
membeli tanah disekitar daerah tersebut. Dalam contoh diatas efek
tersebut dalam perubahan harga tanah, dimana kesejahteraan
masyarakat berubah tetapi perubahan itu akan kembali ke keadaan
keseimbangan karena setiap barang akan menyamakan rasio harga-
harga barang dengan harga keseimbangan. Jadi, suatu fakta bahwa
tindakan seseorang dapat mempengaruhi orang lain tidaklah berarti
adanya kegagalan pasar selama pengaruh tersebut tercermin dalam
harga-harga sehingga tidak terjadi ketidak efisienan dalam
perekonomian.

Jadi yang dimaksud dengan eksternalitas hanyalah apabila


tindakan seseorang mempunyai dampak terhadap orang lain (atau
segolongan orang 3 lain) tanpa adanya kompensasi apapun juga
sehingga timbul inefisiensi dalam alokasi faktor produksi.

Dalam materi eksternalitas itu sendiri terdapat teori-teori yang


menjadi landasan terlaksananya eksternalitas itu sendiri. Teorema
coase disini merupakan suatu pendapat yang dikemukakan oleh
Ronald coase . Teorema coase menjelaskan apabila pihak-pihak
swasta dapat melakukan tawarmenawar mengenai alokasi sumber-
sumber daya tanpa harus mengeluarkan biaya, mereka dapat
menyelesaikan masalah eksternalitas mereka sendirinya. .

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari ekternalitas ?


2. Bagaimana ulasan singkat menurut ilmu ekonomi

2
lOMoARcPSD|31350431

kesejahteraan ?
3. Apa yang dimaksud dengan eksternalitas negatif ?
4. Apa yang dimaksud dengan eksternalitas positif ?
5. Bagaimana kebijakan publik mengenai eksternalitas ?
6. Bagaimana kebijakan perintah dan pengendalian mengenai
regulasi ?
7. Bagaimana kebijakan yang berorientasi pasar 1 pada
Corrective Taxes dah Subsidi ?
8. Bagaimana kebijakan yang berorientasi pasar 2 pada izin
berpolusi yang dapat diperjualbelikan ?
9. Bagaimana keberatan-keberatan atas analisis ekonomi dari
polusi ?
10. Apa saja jenis-jenis solusi swasta ?
11. Apa yang dimaksud dengan teorema coase ?
12. Mengapa solusi swasta tidak selalu bekerja dengan baik ?

1.3 Tujuan Masalah

1. Dapat mengetahui maksud dan pengertian dari


eksternalitas
2. Dapat mengetahui ulasan singkat menurut ilmu ekonomi
kesejahteraan ?
3. Memahami maksud dan pengertian dari eksternalitas
negatif
4. Memahami maksud dan pengertian dari eksternalitas
positif
5. Memahami kebijakan publik mengenai eksternalitas
6. Mengetahui kebijakan yang berorientasi pasar 1 pada

3
lOMoARcPSD|31350431

Corrective Taxes dan Subsidi


7. Mengetahui kebijakan yang berorientasi pasar 2 pada izin
berpolusi yang dapat diperjualbelikan
8. Menemukan keberatan-keberatan atas analisis ekonomi
dari polusi
9. Dapat mengetahui jenis-jenis solusi swasta
10. Mengetahui dan memahai maksud dari teorema coase
11. Mengetahui alasan solusi swasta tidak selalu bekerja
dengan baik

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Eksternalitas

Eksternalitas merupakan efek samping suatu tindakan pelaku ekonomi terhadap


pelaku ekonomi lain yang merupakan pengaruh-pengaruh sampingan terjadi apabila
perusahaan-perusahaan atau orang-orang membebankan biaya atau manfaat atas
orang lain diluar tempat berlangsungnya pasar.

Eksternalitas (externality) muncul ketika seseorang terlibat dalam kegiatan

4
lOMoARcPSD|31350431

yang memengaruhi kesejahteraan orang lain yang tidak membayar atau menerima
kompensasi atas dampak tersebut. Jika dampaknya bagi orang lain itu buruk, hal ini
disebut eksternalitas negatif. Jika dampaknya baik disebut eksternalits positif. Di
tengah keberadaan eksternalitas, kepentingan masyarakat dalam suatu hasil pasar
akan melampaui kesejahteraan pembeli dan penjual yang berpartisipasi di dalam
pasar untuk memengaruhi kesejahteraan orang-orang lain yang terkena dampaknya
secara tidak langsung. Karena pembeli dan penjual mengabaikan efek-efek eksternal
dari tindakan-tindakan mereka saat menentukan berapa banyak permintaan atau
penawaran, keseimbangan pasar tidaklah efisien ketika ada eksternalitas. Artinya,
keseimbangan pasar gagal memaksimalkan manfaat bagi masyarakat secara
keseluruhan.

2.2. Eksternalitas Dan Ketidakefisienan Pasar


2.1.1 Ilmu Ekonomi Kesejahteraan : Ulasan Singkat
Kita mulai dengan mengingat pelajaran sebelumnya yang
diperoleh dari ilmu ekonomi kesejahteraan dari bab 7. Untuk
membuat analisis yang konkret, kita akan melihat suatu pasar
yang spesifik seperti pasar untuk alumunium

Kurva penawaran dan permintaan mengandung informasi


yang penting mengenai biaya dan manfaat. Kurva permintaan
untuk alumunium mencerminkan nilai alumunium bagi
konsumen, sebagaimana diukur oleh harga yang bersedia
mereka bayarkan. Pada jumlah berapapun, tinggi kurva

5
lOMoARcPSD|31350431

permintaan menunjukkan nilai kerelaan untuk membayar dari si


pembeli marginal. Dengan kata lain, kurva ini menunjukkan
nilai bagi konsumen atas alumunium terakhir yang dibeli. Begitu
juga kurva penawaran mencerminkan biaya- biaya untuk
memproduksi alumunium. Pada jumlah berapapun, tingginya
kurva penawaran menunjukkan biaya bagi si penjual
marginal. Dengan kata lain, kurva ini menunjukkan biaya
bagi si produsen atas alumunium terakhir yang terjual.

Gambar 1

2.1.2 Eksternalitas Negatif


Eksternalitas negatif adalah biaya yang dikenakan pada
orang lain di luar sistem pasar sebagai produk dari kegiatan
produktif. Contoh dari eksternalitas negatif adalah pencemaran
lingkungan. Jika kita asumsikan pabrik penghasil aluminium
mengeluarkan polusi: untuk setiap unit aluminium yang
diproduksi, sejumlah asap melalui atmosfer. Asap ini
menciptakan risiko kesehatan bagi mereka yang menghirup
udaranya, asap merupakan eksternalitas negatif.

Gambar 2

6
lOMoARcPSD|31350431

Oleh karena eksternalitas ini, yang merupakan biaya bagi


masyarakat untuk memproduksi aluminium lebih besar daripada
biaya produksi bagi para produsen aluminium, maka untuk
setiap unit aluminium yang diproduksi, biaya sosialnya meliputi
biaya swasta dari para produsen aluminium ditambah biaya bagi
orang lain yang terkena dampak buruk dari polusinya. Gambar 2
menunjukkan biaya sosial dari memproduksi aluminium. Kurva
biaya sosial ini terletak di atas kurva penawaran karena kurva ini
memperhitungkan biaya-biaya eksternal yang dibebankan oleh
masyarakat terhadap produsen aluminium. Perbedaan di antara
kedua kurva ini mencerminkan biaya dari polusi yang
dihasilkan.

Berapa banyak aluminium yang harus diproduksi? Untuk


menjawab pertanyaan ini, sekali lagi kita perlu membayangkan
apa yang akan dilakukan oleh sang perencana yang baik hati. Ia
ingin memaksimalkan surplus total yang berasal dari pasar, yaitu
nilai aluminium bagi konsumen dikurangi biaya produksi
aluminium. Namun, ia memahami bahwa biaya produksi
aluminium juga mencakup biaya- biaya eksternal, seperti polusi.

7
lOMoARcPSD|31350431

Gambar 3

Sang perencana akan memilih tingkat produksi aluminium di


mana kurva permintaannya memotong kurva biaya sosial.
Perpotongan ini menentukan jumlah aluminium optimal dari sudut
pandang masyarakat secara keseluruhan. Di bawah tingkat produksi
ini, nilai aluminium bagi konsumen (sebagaimana diukur oleh tinggi
kurva permintaan) melebihi biaya sosial dari memproduksi aluminium
(sebagaimana diukur oleh tinggi kurva biaya sosial). Sang perencana
tidak akan memproduksi lebih dari tingkat ini karena biaya sosial dari
memproduksi satu unit aluminium tambahan melebihi nilai bagi
konsumen.

Perhatikan bahwa jumlah keseimbangan aluminium, Q Pasar


lebih besar daripada jumlah yang optimal secara sosial, Q Optimum.
Alasan dari ketidakefisienan ini adalah Sanwa Keseimbangan pasar
hanya mencerminkan biaya-biaya swasta dari produksi. Dalam
keseimbangan pasar, Konsumen marginal menghargai aluminium di
bawah biaya sosial untuk memproduksinya. Artinya, pada Q Pasar
kurva permintaan berada di bawah kurva biaya sosial. Dengan

8
lOMoARcPSD|31350431

demikian, mengurangi produksi aluminium dan juga konsumsinya


hingga di bawah keseimbangan pasar akan meningkatkan
kesejahteraan ekonomi total.

Bagaimanakah perancang sosial ini mencapai hasil yang


optimal? Salah satu caranya adalah memberlakukan pajak kepada para
produsen aluminium untuk setiap ton yang terjual. Pajak ini akan
menggeser kurva penawaran aluminium ke atas sebesar nilai pajak itu.
Jika pajak ini benar-benar mencerminkan biaya eksternal dari polusi
yang dibuang ke atmosfer, kurva penawaran yang baru akan
menempel dengan kurva biaya sosial. Dalam keseimbangan pasar
yang baru, para produsen aluminium akan memproduksi jumlah yang
optimal secara sosial.

Manfaat dari pajak semacam ini disebut sebagai internalisasi


eksternalitas (internalizing an externality) karena hal ini memberikan
insentif pada pembeli dan penjual di pasar untuk memperhitungkan
efek-efek eksternal dari tindakan- tindakan mereka. Produsen
aluminium akan memperhitungkan dampak dan biaya dari polusi saat
memutuskan berapa banyak aluminium yang akan dibuat, karena
mereka harus membayar biaya-biaya eksternal ini lewat pajak.
Sementara itu, karena harga pasar mencerminkan pajak yang
dibebankan kepada produsen, konsumen aluminium kemungkinan
memiliki insentif untuk menggunakan aluminium dalam jumlah
sedikit.

Kebijakan ini didasarkan pada satu dari Sepuluh Prinsip


Ekonomi: Semua orang merespons insentif.

2.1.3 Eksternalitas Positif


Meskipun beberapa jenis kegiatan menimbulkan biaya-

9
lOMoARcPSD|31350431

biaya bagi pihak ketiga, beberapa jenis kegiatan yang lain


menghasilkan manfaat, contohnya pendidikan. Bagi masyarakat
luas, manfaat pendidikan adalah bersifat privat: Masyarakat
yang teredukasi menjadi para pekerja yang lebih produktif dan
hal ini akan mendatangkan banyak keuntungan dalam bentuk
upah yang lebih tinggi. Selain manfaat privat ini, pendidikan
juga menghasilkan eksternalitas positif.

Gambar 4
Salah satu eksternalitasnya adalah semakin banyaknya
penduduk yang teredukasi maka akan menghasilkan para
pemilih yang lebih terinformasi, yang berarti pemerintah yang
semakin baik bagi setiap orang. Eksternalitas lainnya adalah
semakin banyaknya penduduk yang teredukasi maka semakin
rendah tingkat kejahatan. Eksternalitas ketiga adalah semakin
banyaknya penduduk yang teredukasi kemungkinan dapat
mendorong perkembangan dan penyebaran teknologi, sehingga
menyebabkan tingginya produktivitas dan tingkat upah bagi
setiap orang. Karena adanya tiga eksternalitas positif ini,
seseorang kemungkinan lebih memilih untuk memiliki tetangga

10
lOMoARcPSD|31350431

yang berpendidikan bagus.

Analisis dari eksternalitas positif sama dengan analisis dari


eksternalitas negative. Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar
3, kurva permintaan tidak mencerminkan nilai barang itu bagi
masyarakat karena nilai sosialnya lebih besar daripada nilai
swastanya, kurva nilai sosial berada di atas kurva permintaan.
Jumlah yang optimal ditemukan pada perpotongan kurva nilai
sosial dengan kurva penawaran. Oleh karena itu, jumlah yang
optimal secara sosial adalah lebih besar daripada jumlah yang
ditentukan pasar swasta.

Gambar 5

Pemerintah dapat memperbaiki kegagalan ini dengan mendorong


semua pihak yang terlibat di pasar untuk menginternalisasikan
eksternalitas tersebut. Respons yang wajar atas kasus eksternalitas
positif adalah kebalikan dari respons atas kasus eksternalitas negative.
Untuk menggeser keseimbangan pasar mendekati titik optimal secara
sosial, suatu eksternalitas positif harus disubsidi. Pada kenyataannya,

11
lOMoARcPSD|31350431

inilah yang dilakukan oleh pemerintah: Pendidikan sangat banyak


mendapatkan subsidi melalui institusi sekolah- sekolah negeri dan
beasiswa dari pemerintah.

Eksternalitas positif membuat pasar memproduksi jumlah yang


lebih kecil daripada yang diinginkan secara sosial. Untuk
memperbaiki masalah ini, pemerintah dapat menginternalisasi
eksternalitasnya dengan cara mengenakan pajak pada barang-barang
yang mempunyai eksternalitas negative dan memberikan subsidi pada
barang-barang yang mempunyai eksternalitas positif.

2.2 KEBIJAKAN PUBLIK MENGENAI EKSTERNALITAS


Pada bagian ini kita akan melihat solusi-solusi yang
dilakukan pemerintah. Sebagaimana permasalahan pada
umumnya, pemerintah dapat meresponsnya dengan du acara.
Melalui kebijakan perintah-dan-pengendalian (command-and-
control-policy) yang mengatur perilaku secara langsung,
maupun melalui kebijakan berorientasi pasar (market-based-
policy) yang menyediakan insentif sehingga para pembuat
kebijakan di sektor swasta akan memilih untuk menyelesaikan
masalah mereka sendiri.

2.2.1 Kebijakan Perintah-dan-Pengendalian: Regulasi

Pemerintah dapat mengatasi masalah eksternalitas salah


satunya dengan regulasi. Regulasi adalah tindakan
mengendalikan perilaku manusia atau masyarakat dengan
aturan atau pembatasan. Dengan regulasi pemerintah dapat
melarang atau mewajibkan perilaku atau tindakan, mana yang

12
lOMoARcPSD|31350431

boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan pihak-pihak tertentu


dalam rangka mengatasi eksternalitas. Contohnya, membuang
bahan kimia beracun ke persediaan air adalah tindakan kriminal.
Pada kasus ini, biaya eksternal bagi masyarakat jauh melampaui
manfaat bagi si pembuat polusi. Pemerintah kemudian
mengeluarkan suatu kebijakan perintah dan pengendalian yang
melarang tindakan ini sepenuhnya.

Regulasi di bidang lingkungan bentuknya beragam.


Contohnya, salah satu agen yang dibentuk oleh pemerintah AS
untuk mengembangkan dan menegakkan aturan-aturan yang
ditujukan untuk melindungi lingkungan yang biasa disebut EPA
(Enviromental Protection Agency). Terkadang EPA menentkan
tingkat tertinggi polusi yang boleh dihasilkan oleh suatu pabrik,
atau mengharuskan perusahaan-perusahaan mengadopsi suatu
teknologi tertentu untuk mengurangi emisi. Untuk merancang
aturan-aturan yang baik, para regulator dari pemerintah harus
mengetahui perincian industri-industri yang spesifik dan
mengetahui teknologi- teknologi alternatif yang dapat diadopsi
oleh industri-industri tersebut. Informasi ini terkadang sulit
diperoleh oleh para regulator pemerintah tersebut.

2.2.2 Kebijakan Berorientasi Pasar 1: Corrective Taxes dan


Subsidi
Pemerintah dapat menggunakan kebijakan yang berorientasi
pasar untuk menyamakan insentif swasta dengan efisiensi sosial.
Pemerintah dapat menginternalisasikan eksternalitas dengan
cara menerapkan subsidi kegiatan-kegiatan yang menghasilkan

13
lOMoARcPSD|31350431

eksternalitas negatif dan memberikan subsidi kegiatan-kegiatan


yang menghasilkan eksternalitas positif. Pajak yang
diberlakukan untuk memperbaiki efek-efek dari eksternalitas
negative disebut corrective taxes. Pajak ini disebut juga Pajak
Pigovian (Pigovian tax), yang Namanya berasal dari ekonom
Aerthur Pigou (1877-1959), seorang penggagas awal
penggunaan pajak tersebut. Besarnya corrective taxes yang ideal
adalah sama dengan biaya eksternal dari aktivitas yang
menghasilkan eksternalitas negatif dan besarnya sibsiudu yang
benar adalah sama dengan manfaat eksternal dari aktivitas yang
menghasilkan eksternalitas positif.

Para ekonom biasanya memilih memberlakukan corrective


taxes untuk melakukan regulasi dalam menangani masalah
polusi karena corrective taxes dapat mengurangi polusi dengan
biaya yang lebih rendah bagi masyarakat. Untuk melihat
alasannya, perhatikan contoh berikut.

Andaikan ada 2 pabrik (sebuah pabrik kertass dan sebuah


pabrik baja) yang masing- masing membuang 500 ton limbah ke
sungai setiap tahunnya. EPA ingin mengurangi jumlah
polusinya, maka terbentuklah 2 solusi:

 Regulasi EPA dapat memerintahkan setiap pabrik untuk mengurangu limbahnya


menjadi 300 ton saja per tahunnya
 Corrective taxes :EPA dapat memberlakukan pajak pada setiap pabrik
sebesar $50.000 untuk setiap ton limbah yang dikeluarkannya.

Walaupun regulassi dan corrective taxes, kedunya dapat


mengurangi polusi, tetapi pajak dapt mengurangi polusi dengan lebih
efisien. Regulasi memerintahkan setiap pabrik untu mengurangi polusi

14
lOMoARcPSD|31350431

sebesar jumlah yang sama, Namun, pengurangan yang sama tidaklah


dengan sendirinya menjadi cara yang paling murah untuk mengurangi
jumlah polusi itu.

Pada intinya, corrective taxes menetaokan harga atas hak untuk


menghasilkan polusi. Para ekonom juga berpendapat bahwa corrective
taxes lebih baik bagi lingkungan. Di bawah regulasi kebijakan
perintah dan pengendalian, pabrik-pabrik tidak punya alas an untuk
mengurangi emisi lebih banyak lagi setelah mereka mecapai target
300 ton limbah. Sebaliknya, pajak memberi insentif pada pabrik-
pabrik itu untuk mengembangkan teknologi yang lebih ramah
lingkungan, karena hal itu akan mengurangi jumlah pajak yang
harus dibayarkan oleh pabrik itu.

Corrective taxes tidak seperti pajak-pajak yang lain. Seperti


yang telah dibahas pada Bab 8, Sebagian besar pajak merusak
insentif dan menggerakkan alokasi sumber-sumber daya keluar dari
titik optimalnya secara social. Corrective taxes memperbaiki insentif
terkait perhitungan yang dihadapi oleh pihak-pihak yang terlibat di
pasar di tengah keberadaan eksternalitas dan menggerakkan Kembali
alokasi sumber-sumber dayanya mendekati titik optimal secara sosial.
Oleh karena itu, selain meningkatkan pendapatan pemerintah,
corrective taxes juga meningkatkan efisiensi ekonomi.

2.2.3 Kebijakan Berorientasi Pasar 2: Izin Berpolusi yang


Dapat Diperjual belikan
Satu keuntungan dari berkembangnya pasar hak berpolusi
ini, adalah alokasi/pembagian awal izin berpolusi di
kalanganperusahaan tidak akan menjadi masalah, jika
ditinjau dari sudut pandang efisiensi ekonomi.Perusahaan-

15
lOMoARcPSD|31350431

perusahaan yang paling mampu menurunkan polusi akan


menjual haknya berpolusi, sedangkan perusahaanyang harus
mengeluarkan biaya besar untuk menurunkan polusi, akan
menjadi pembelinya. Selama pasar hak berpolusiini dibiarkan
bekerja dengan bebas, maka alokasi akhirnya akan lebih efisien
dibanding alokasi awalnya, terlepas darisebaik apa pun alokasi
awal tersebut.

1. Mengapa Pajak Untuk Bensin Begitu Tinggi?

Dikebanyakan negara bensin merupakan barang


dengan pajak yang bernilai tinggi. Pajakterhadap benda
ini dapat dipandang sebagai corrective tax,bertujuan untuk
mengatasi tiga bentukeksternalitas negatif yang berhubungan
dengan berkendara.

a. Kemacetan: Pajak untuk bensin menjaga kemacetan agar tetap rendah dengan
mendorongorang orang menggunakan transportasi umum dan tunggal ke
tempat tinggal yang lebihdekat ketempat kerja.

b. Kecelakaan: Menurut National Heigway Traffic Safety Administration, seseorang


yangmengemudikan suatu mobil biasanya mempunyai resiko lima kali lebih
besar untuk meninggal jika ditabrak oleh SUV daripada ditabrak oleh jenis mobil
lain. Selain pajakbensin, pajak kendaraan adalah suatu cara tidak langsung yang
membuat orang-orang harus ,membayar saat mobil berukuran besar dan boros
bahan bakar mereka membuatorang lain harus menanggung risikonya. Hal ini
tersebut akan mendorong masyarakatuntuk mempertimbangkan mobil seperti
apa yang akan mereka beli.

c. Polusi: Mobil adalah penyebab asap, pajak untuk bensin mengurangi ancaman
polusiudara yang juga salah satu penyebab pemanasan global. Dengan
mengurangi jumlahbensin yang digunakan maka kita bisa meminimalisir polusi.

16
lOMoARcPSD|31350431

Oleh sebab itu, pajak untuk bensin alih-alih menyebabkan


kerugian beban baku sepertihalnya pajak-pajak lain, sebenarnya justru
membuat perekonomian bekerja lebih baik. Pajak untuk bensin
menyebakan berkurangnya kemacetan, jalanan menjadi lebih aman, dan
lingkunganmenjadi lebih bersih.

2.2.4 Keberatan-Keberatan atas Analisis Ekonomi dan


Polusi

“Kita tidak bisa memberikan semua orang hak untuk


menghasilkan polusi hanys dengan membayar suatu harga.” Komentar
dari mantan Senator Edmund Muskie in mencerminkan pandangan
dari sebagian orang pecinta lingkungan. Udara dan bersih, menurut
mereka, adalah hak asasi manusia yang tidak pantas direndahkan
dengan menilainya dari sisi ekonomis. Bagaimana Anda bisa menilai
harga yang tepat untuk udara dan air bersih? Lingkungan sangatlah
penting, menurut mereka, kita harus melindunginya semampu kita,
terlepas dari berapa biayanya.

Para ekonom tidak terlalu simpatik pada jenis pendapat seperti ini.
Bagi para ekonom, kebijakan lingkungan yang baik harus berawal dari
pengakuan satu dari Sepuluh Prinsip Ekonomi pada Bab 1: Orang-
orang menghadapi trade-off Jelas bahwa udara bersih dan air bersih
memiliki suatu nilai Tapi nilai mereka harus dibandingkan dengan
biaya kesempatannya-artinya, apa yang harus dikorbankan untuk
mendapatkan udara dan air bersih. Kita tidak mungkin meniadakan
semua polusi. Mencoba meniadakan semua polusi akan

17
lOMoARcPSD|31350431

menghilangkan berbagai kemajuan teknologi yang telah memberikan


kesempatan kepada kita untuk menikmati standar hidup yang lebih
tinggi. Hanya sedikit orang yang mau hidup dengan nutrisi yang
rendah, perawatan kesehatan yang tidak memadai, atau perumahan
yang buruk demi mendapatkan lingkungan sebersih mungkin.

Para ekonom berpendapat bahwa beberapa aktivis lingkungan


merusak perjuangan mereka sendiri karena mereka tidak berpikir
dalam kerangka ekonomi. Suatu lingkungan yang bersih dapat
dipandang sebagai suatu barang sama seperti barang-barang lainnya.
Seperti semua barang normal, lingkungan yang bersih memiliki
elastisitas pendapatan yang positif. Lingkungan di negara-negara
kaya lebih bersih daripada di negara-negara miskin, dan oleh karena
itu, biasanya undang-undang perlindungan lingkungannya pun lebih
kuat ditegakkan di negara- negara kaya. Di samping itu, seperti
kebanyakan barang-barang lainnya, udara dan air yang bersih
mematuhi hukum permintaan: Semakin rendah harga perlindungan
terhadap lingkungan, maka masyarakat semakin menginginkannya.
Pendekatan ekonomi dengan menggunakan izin berpolusi dan
corrective taxes menurunkan biaya perlindungan terhadap lingkungan
dan akan meningkatkan permintaan masyarakat untuk lingkungan yang
lebih bersih.

2.3 SOLUSI SWASTA UNTUK EKSTERNALITAS


2.3.1 Jenis-Jenis Solusi Swasta
Kadang kala, masalah eksternalitas diselesaikan dengan peraturan-
peraturan moral dan sanksi-sanksi sosial. Perhatikan mengapa
masyarakat tidak membuang sampah sembarangan. Meskipun ada
undang-undang yang melarang membuang sampah sembarangan,

18
lOMoARcPSD|31350431

undang- undang ini tidak ditegakkan dengan keras. Kebanyakan dari


kita tidak membuang sampah sembarangan karena hal ini tidaklah
benar. Nasihat yang sering kita ajarkan pada anak-anak adalah,
“Perlakukanlah orang lain seperti halnya kamu ingin diperlakukan
oleh orang lain”. Perintah moral ini memberitaukan pada kita bahwa
tindakan-tindakan kita pasti mempengaruhi orang lain. Dalam istilah
ekonomi, aturan ini memerintahkan kita untuk menginternalisasi
eksternalitas.

Solusi swasta yang lain adalah beramal. Contohnya, Sierra Club,


yang bertujuan melindungi lingkungan, adalah suatu organisasi nirlaba
yang didanai oleh donasi-donasi dari pihak swasta. Contoh lainnya,
beberapa perguruan tinggi mendapatkan hadiah dari alumni,
perusahaan, dan yayasan karena suatu alasan bahwa pendidikan
memberikan eksternalitas positif bagi masyarakat. Pemerintah
mendukung solusi yang dilakukan pihak swasta atas eksternalitas ini
melalui system perpajakan yang memungkinkan pengurangan pajak
penghasilan untuk donasi amal.

Pasar swasta sering kali dapat menyelesaikan masalah eksternalitas


dengan mengendalikan kepentingan-kepentingan pribadi dari pihak-
pihak yang berhubungan. Kadang-kadang solusi ini berbentuk integrasi
dari berbagai jenis pelaku bisnis. Masing- masing pelaku bisnis
memberikan eksternalitas positif bagi pelaku lain. Cara lain pasar swasta
menghadapi efek-efek eksternal adalah pihak-pihak yang mempunyai
kepentingan menandatangani sebuah kontrak. Kontrak dapat
menyelesaikan masalah ketidakefisienan yang umumnya muncul dari
eksternalitas-eksternalitas tersebut dan membuat keduanya lebih
diuntungkan.

19
lOMoARcPSD|31350431

2.3.2 Teorema Coase

Teorema Coase (Coase theorem) ditemukan oleh Ronald


Coase, dalam teorema coase menyebutkan bahwa teorema ini
pada keadaan-keadaan tertentu bisa menjadi sangat efektif.
Menurut teori ini jika pihak-pihak swasta dapat melakukan
penawaran alokasi sumber-sumber daya tanpa adanya biaya,
maka pasar swasta akan selalu mampu menyelesaikan masalah
eksternalitas dengan sendirinya dan mengalokasikan sumber-
sumber dayanya dengan efisien.

Contohnya yaitu ada dua orang yang saling bertetangga,


anggap saja ada seseorang bernama Lisa yang memelihara ayam
bernama Jono. Jono berkokok seharian dan menganggu tetangga
Lisa yang bernama Jennie. Lisa mendapat manfaat dari
memelihara ayam itu, tetapi bagi Jennie, ayam itu menciptakan
eksternalitas negatif. Haruskah Lisa dipaksa untuk membuang
ayamnya, atau haruskah Jennie tidak bisa tidur siang karena
suara Jono berkokok? Mari kita lihat hasil apa yang efisien
secara sosial. Seorang perencana sosial, mempertimbangkan dua
alternatif tersebut, membandingkan manfaat yang diperoleh Lisa
dari ayamnya itu dengan beban yang harus ditanggung Jennie
dari suara kokokkan Jono. Jika manfaat ini melebihi biayanya,
maka yang efisien adalah membiarkan Lisa untuk memelihara
ayamnya dan membiarkan Jennie hidup menderita karenanya.
Tetapi, jika biaya yang ditimbulkan melebihi manfaatnya, maka
Lisa harus membuang ayam itu.

Menurut teorema coase, pasar swasta akan mencapai hasil


yang efisien dengan sendirinya. Bagaimana caranya? Mudah

20
lOMoARcPSD|31350431

saja, Jennie dapat menawarkan bayaran pada Lisa untuk


membuang ayam itu. Lisa akan menerima tawaran itu jika
jumlah uang yang ditawarkan Jennie lebih besar dari manfaat
memelihara Jono si ayam. Dengan melakukan tawar-menawar
harga, Lisa dan Jennie selalu dapat mencapai hasil yang efisien.
Namun, tentu saja ada kemungkinan Jennie tidak rela membayar
harga berapa pun yang akan diterima oleh Lisa. Sehingga Lisa
akan tetap memelihara Jono. Bagaimana pun juga, berdasarkan
biaya dan manfaatnya inilah hasil yang efisien.

Menurut teorema coase, distribusi hak-hak pada awalnya


tidak penting terhadap kemampuan pasar untuk mencapai hasil
yang efisien. Contohnya, misalkan Jennie dapat memaksa Lisa
(secara sah) untuk membuang ayam itu. Meskipun, adanya hak
ini membuat posisi Jennie lebih unggul, hasilnya mungkin tidak
akan berbeda. Pada kasus ini, Lisa dapat membayar Jennie untuk
membiarkan dirinya memelihara ayam itu. Jika manfaat dari
memelihara ayam itu bagi Lisa melampaui biaya yang harus
ditanggung Jennie, maka Lisa dan Jennie akan mencapai suatu
kesepakatan yang memerbolehkan Lisa untuk tetap memelihara
ayamnya. Jadi dalam kedua kasus ini, kedua pihak dapat
melakukan tawar- menawar dan menyelesaikan masalah
eksternalitas ini.

Dengan demikian, teorema coase menyatakan bahwa


pelaku-pelaku ekonomi swasta dapat menyelesaikan masalah
eksternalitas di antara mereka sendiri. Bagaimana pun distribusi
dari hak-hak itu pada awalnya, pihak-pihak yang
berkepentingan selalu dapat mencapai suatu kesepakatan yang
membuat mereka semua lebih diuntungkan daripada

21
lOMoARcPSD|31350431

sebelumnya, dan hasilnya pun efisien.

2.3.3 Mengapa Solusi Swasta Tidak Selalu Bekerja dengan


Baik

Meskipun logika pemikiran dari teorema coase ini sangat menarik,


kadang-kadang para pelaku swasta yang bertindak atas kepentungan
pribadi ini gagal dalam menyeleseikan masalah yang menyebabkan
eksternalitas. Teorema Coase hanya berlaku ketika pihak-pihak yang
berkepentingan tidak mengalami kesulitan dalam mencapai dan
menegakkan kesepakatan yang telah diraih. Akan tetapi, di dunia ini
tawar-menawar tidak selalu berjalan dengan baik, sekalipun jika hasil
yang menguntungkan semua pihak dapat dicapai.

Kadang-kadang pihak-pihak yang berkepentingan gagal


menyelesaikan persoalan eksternalitas karena adanya biaya transaksi
(transaction costs), biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak-pihak
yang terlibat untuk melakukan tawar-menawar dan mencapai
kesepakatan.

Mencapai suatu kesepakatan yang efisien sangat sulit dilakukan


khususnya ketika jumlah pihak yang berkepentingan sangat banyak,
karena mengoordinasikan semua orang perlu biaya yang besar.
Sebagai contoh suatu pabrik yang membuang polusinya ke danau di
dekatnya. Polusi ini menghasilkan eksternalitas negatif bagi para
nelayan setempat. Menurut teorema Coase, jika polusi ini tidak
efisien, maka pabrik ini dan para nelayan dapat mencapai
kesepakatan, di mana para nelayan membayar pabrik itu supaya tidak
menghassilkan polusi. Akan tetapi jika jumlah nelayannya banyak,
maka mengoordinasikan mereka untuk melakukan tawar menawar

22
lOMoARcPSD|31350431

dengan pabrik ini mungkin mustahil untuk dilakukan.

Ketika tawar-menawar secara swasta tidak berhasil dilakuka,


pemerintah dapat memainkan perannya. Pemerintah adalah suatu
institusi yang dirancang untuk melakukan berbagai tindakan secara
kolektif. Dalam contoh ini, pemerintah dapat bertindak atas nama para
nelayan, meskipun tidaklah praktis bagi para nelayan untuk bertindak
atas nama mereka sendiri.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Suatu keseimbangan pasar memaksimalkan penjumlahan dari
surplus produsen dan surplus konsumen. Ketika hanya pembeli dan
penjual dalam pasar yang berkepentingan, hasil ini efisien dari
sudut pandang masyarakat secara keseluruhan. Tetapi, jika ada
efek-efek eksternal, misalnya polusi, maka untuk mengevaluasi
hasil pasar kita juga harus memperhitungkan kesejahteraan pihak-
pihak ketiga. Pada kassus ini, tangan tak tampak di pasar mungkin
gagal dalam mengalokasikan sumber- sumber daya dengan efisien.
Pada beberapa kasus, orang-orang dapat menyelesaikan maalah
eksternalitas mereka sendiri. Teorema Coase menyebutkan bahwa
pihak-pihak yang berkepentingan dapat melakukan tawar- menawar di

23
lOMoARcPSD|31350431

antara mereka dan bersepakat pada suatu solusi yang efisien. Namun,
kadang- kadang hasil yang efisien tidak dapat diperoleh, mungkin
karena jumlah pihak-pihak yang berkepentingan ini terlalu besar
sehingga membuat tercapainya kesepakatan sulit terjadi.
Ketika masyarakat tidak dapat menyelesaikan masalah
eksternalitas ini melalui solusi swasta, pemerintah membantu dengan
cara ikut campur tangan. Tetapi bahkan melalui adanya intervensi
pemerintah, masyarakat tidak boleh mengabaikan kekuatan-kekuatan
pasar secara sepenuhnya.

3.2. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas
banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggung
jawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan makalah
dalam kesimpulan di atas.

DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N. Gregory, 2018. Pengantar Ekonomi Mikro Edisi


7. Salemba Empat. Jakarta.

Saudi, N.D.S. 2013. Analisis Internalisasi Eksternalitas


Pelabuhan Makassar Dengan Konsep Green Port.
Makassar.

24
lOMoARcPSD|31350431

Siti Fatimah, Christine Wulandari Dan Susni Herwanti. 2016.


Analisis Kesediaan Menerima (WTA) Sebagai Proksi
Pembayaran Jasa Lingkungan Air Di Pekon Datar
Lebuay Kecamatan Air Naningan Kabupaten
Tanggamus. Jurnal Sylva Lestari Volume 4 Nomor 3
Halaman 59-70.

Tampubolon, B.I. 2011. Analisis Willingness to Accept


Masyarakat Akibat Eksternalitas Negatif Kegiatan
Penambangan Batu Gamping. Fakultas Ekonomi Dan
Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Triani, A. 2009. Analisis Willingness To Accept Masyarakat


Terhadap Pembayaran Jasa Lingkungan DAS Cidanau.
Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 110 p

Wardhana, WA. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan.


Andi Offset. Yogyakarta.

25

Anda mungkin juga menyukai