Anda di halaman 1dari 9

muhammad romsyah

Rabu, 09 Desember 2015

Analisis Materi Pembelajaran

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia kontemporer, pada saat ini dikenal tiga dimensi yang secara organik berhubungan erat
antara satu dengan yang lainnya; di antara dimensi tersebut adalah dimensi kognitif, psikomotorik dan
efektif.

Begitu juga dalam pendidikan agama Islam disadari atau tidak, tetapi pasti kalau kita mau untuk
menghayatinya dan terus terang keadaan yang ada dan dipentingkan tentu juga tidak lepas dari tiga
dimensi tersebut. Namun disana-sini masih banyak kita dengar pengajaran materi pendidikan Agama
Islam hanya menitik beratkan pada dimensi kognitif semata. Dalam mengajarkan materi pendidikan
Agama Islam seharusnya juga ketiga dimensi tersebut itu bisa menyatu dalam satu kesatuan yang utuh
secara sistematis-organik, dan bukan tercabik-cabik. Jika terpisah-pisah maka besar kemungkinan
pengajaran agama Islam hanya akan terhenti pada wilayah kognitif-intelektual; sehingga tidak jadi
menjadi dasar motivasi untuk membuahkan suatu perbuatan individu maupun kelompok sosial yang
agamis secara konkret.

Materi pengajaran Agama Islam yang membuahkan nilai-nilai agama yang dapat membentuk prilaku,
sikap hidup, dan gaya hidup yang bersifat pragmatis- fungsional adalah pengajaran agama Islam yang
bersifat transpormatif. Begitu juga pola pikir yang lebih menitik beratkan penanaman dan internalisasi
nilai-nilai agama dalam jiwa dan menjadi daya dorong untuk berbuat sesuatu, baik untuk merubah sikap,
memperbaiki, meningkatkan, menilai yang kesemuanya mengarah pada transformatif.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan analisis?

2. Apa yang dimaksud dengan Materi Pelajaran?

3. Apa yang dimaksud dengan Analisis Materi Pelajaran?

4. Apa saja Jenis-jenis penentuan Materi Pembelajaran?


C. Tujuan

a. Untuk mengetahui pengertian dari materi

b. Untuk mengetahuai pengertian dari analisis

c. Untuk mengetahui Penentuan bahan ajar materi Pembelajaran

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Materi Pembelajaran

Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar yang masih mentah menjadi informasi
yang dapat diinterpretasikan. Kategorisasi atau pemisahan dari komponen-komponen atau bagian-
bagian yang relevan dari seperangkat data juga merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data
tersebut mudah diatur. Semua bentuk analisis berusaha menggambarkan pola-pola secara konsisten
dalam data sehingga hasilnya dapat dipelajari dan diterjemahkan dengan cara yang singkat dan penuh
arti.Berikut ini adalah beberapa pengertian analisis:

Dalam kamus besar bahasa Indonesia Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya
dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang
tepat dan pemahaman arti keseluruhan

Menurut Dwi Prastowo Darminto & Rifka Julianty Analisis merupakan penguraian suatu pokok atas
berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk memperoleh
pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan

Didalam Analisis Materi Pembelajaran dapat diartikan suatu kegiatan pemilihan materi esensial dari
keselulruhan materi suatu pelajaran yang merupakan materi pelajaran minimal yang harus dikuasai dan
dimiliki dalam proses pelajarannya. Materi pelajartan yang esensial itu mencakup tentang konsep kunci
keilmuwan, tema-tema utama, dan nilai-nilai dasar yang memiliki karakteristik antara lain sebagai berikut
:

ü Universal, konsep kunci keilmuwan itu memiliki tingkat generalisasi yang tinggi

ü Adaptf, artinya dapat memberikan kemampuan kepada siswa untuk mengadaptasi perubahan dan
perkembangan pengetahuan dan teknologi

ü Transferable, artinya konsep-konsep yang ada dalam pokok-pokok bahasan tersebut dapat
dimanfaatkan atau digunakan bagi pemecahan masalah dalam berbagai pihak

ü Aplikatif, memungkinkan untuk diterapkan atau diaplikasikan secara luas pada berbagai bidang
keilmuwan dan teknologi

ü Meaningful, artinya layak bermakna dan bermanfaat untuk diketahui dan dan dikuasi oleh siswa.
B. Analisis Materi Pembelajaran

Materi Pelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tak terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan,
prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran. Secara garis
besar dapat dikemukakan bahwa Materi Pelajaran (instructionalmaterials) adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi
yang ditetapkan.

Materi Pelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus
dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai
dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi
yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang
tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya indikator .

Materi Pelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam mencapai standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan Materi
Pelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment) terhadap Materi Pelajaran tersebut.

Agar guru dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna, dituntut memahami
berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan Materi Pelajaran, baik berkaitan dengan hakikat,
fungsi, prinsip, maupun prosedur pengembangan materi serta mengukur efektivitas persiapan tersebut.

1. Jenis-Jenis Materi Pelajaran

Jenis-jenis Materi Pelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut.

a. Fakta yaitu segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek,
peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan
sebagainya.

b. Konsep yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil
pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti /isi dan sebagainya.

c. Prinsip yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus,
adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antarkonsep yang menggambarkan implikasi
sebab akibat.

d. Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas
dan kronologi suatu sistem.

e. Sikap atau Nilai merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-
menolong, semangat dan minat belajar dan bekerja.

2. Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi


Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan Materi Pelajaran adalah kesesuaian (relevansi),
keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy).

a. Relevansi artinya kesesuaian. Materi Pelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar
kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik
berupa menghafal fakta, maka Materi Pelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau
prinsip ataupun jenis materi yang lain. Misalnya : kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik
adalah ”Menjelaskan dzikir dan do’a sesudah shlat maka pemilihan Materi Pelajaran yang disampaikan
seharusnya ”Referensi tentang bacaan dzkir dan do’a sesudah shalat,

b. Konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada empat
macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi
dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah Memahami tata cara salat lima waktu.maka materi yang
diajarkan juga harus meliputi bacaan-bacaan dalam shalat

c. Adequacy artinya kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu
peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak
boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam
pencapaian target kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan KD).

3. Langkah-Langkah Penentuan Materi Pelajaran

a. Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar

Sebelum menentukan Materi Pelajaran terlebih dahulu perlu di identifikasi aspek-aspek keutuhan
kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai peserta didik. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena
setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam
kegiatan pembelajaran. Harus ditentukan apakah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
dikuasai peserta didik termasuk ranah kognitif, psikomotor ataukah afektif.

ü Ranah Kognitif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan penilaian.

ü Ranah Psikomotor jika kompetensi yang ditetapkan meliputi gerak awal, semirutin, dan rutin.

ü Ranah Afektif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pemberian respons, apresiasi, penilaian, dan
internalisasi.

b. Identifikasi Jenis-jenis Materi Pelajaran

v Ranah Kognitif

Identifikasi dilakukan berkaitan dengan kesesuaian Materi Pelajaran dengan tingkatan aktivitas /ranah
pembelajarannya. Materi yang sesuai untuk ranah kognitif ditentukan berdasarkan perilaku yang
menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Dengan
demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah kognitif adalah fakta, konsep, prinsip dan prosedur.

i. Identifikasi materi pokok pada kompetensi dasar

Materi pokok merupakan berisikan butir-butir bahan pembelajaran pokok yang dibutuhkan peserta didik
untuk mencapai suatu kompetensi dasar. Setiap kompetensi dasar sekurang-kurangnya mencakup dua
aspek, yaitu tuntutan atau tingkat kompetensi dan Materi Pelajaran. Dengan demikian dalam identifikasi
materi pokok maka dengan mencermati unsur Materi Pelajaran pada kompetensi dasar.

ii. Analisis struktur isi pada materi pokok

Dari materi pokok dapat dianalisis struktur isinya yang meliputi fakta, konsep, dan prinsip serta prosedur.
Cara yang paling mudah untuk menentukan struktur isi pada materi pokok yang akan dibelajarkan adalah
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada materi pokok.

v Ranah Afektif

Materi Pelajaran yang sesuai untuk ranah afektif ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan
aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Dengan demikian,
jenis materi yang sesuai untuk ranah afektif meliputi rasa dan penghayatan, seperti pemberian respon,
penerimaan, internalisasi, dan penilaian.

v Ranah Psikomotor

Materi Pelajaran yang sesuai untuk ranah psikomotor ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan
aspek keterampilan motorik.

c. Penentuan cakupan Materi Pelajaran

Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup Materi Pelajaran harus memperhatikan apakah
materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek
psikomotor, karena ketika sudah diimplementasikan dalam proses pembelajaran maka tiap-tiap jenis
uraian materi tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda.

Selain memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan
dalam menentukan cakupan Materi Pelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya.
Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke
dalam suatu Materi Pelajaran. Kedalaman materi menyangkut rincian konsep-konsep yang terkandung di
dalamnya yang harus dipelajari oleh peserta didik.

Sebagai contoh, Pendidikan Agama Islam dapat diajarkan di SD, SMP dan SMA, juga di perguruan tinggi,
namun keluasan dan kedalaman pada setiap jenjang pendidikan tersebut akan berbeda-beda. Semakin
tinggi jenjang pendidikan akan semakin luas cakupan Pendidikan Agam Islam yang dipelajari dan
semakin detail pula setiap aspek yang dipelajari. Di SD dan SMP dipelajari secara Garis Besar saja Di SMA
secara dtail mulai dipelajari dan di perguruan tinggi lebih di perdalamkan lagi

d. Urutan Materi Pembelajaran

Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan proses pembelajaran. Tanpa urutan yang tepat, jika
di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite)
akan menyulitkan peserta didik dalam mempelajarinya. Misalnya, materi operasi bilangan penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian. Peserta didik akan mengalami kesulitan mempelajari
pengurangan jika materi penjumlahan belum dipelajari. Peserta didik akan mengalami kesulitan
melakukan pembagian jika materi perkalian belum dipelajari.

Materi Pelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua
pendekatan pokok, yaitu: pendekatan prosedural dan hierarkis.

1. Pendekatan prosedural.

Urutan Materi Pelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan
langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah: dalam bersuci, dalam shalat , dan
sebagainya.

2. Pendekatan hierarkis

Urutan Materi Pelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke
atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk
mempelajari materi berikutnya.

4. Penentuan Sumber Belajar

Berbagai sumber belajar dapat digunakan untuk mendukung Materi Pelajaran tertentu. Penentuan
tersebut harus tetap mengacu pada setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan.

Beberapa jenis sumber belajar antara lain:

1. buku

2. laporan hasil penelitian

3. jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)

4. majalah ilmiah

5. kajian pakar bidang studi

6. karya profesional
7. buku kurikulum

8. terbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan

9. situs-situs Internet

10. multimedia (TV, Video, VCD, kaset audio, dsb)

11. lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi)

12. narasumber

Perlu diingat bahwa tidaklah tepat jika seorang guru hanya bergantung pada satu jenis sumber sebagai
satu-satunya sumber belajar. Sumber Belajar adalah rujukan, artinya dari berbagai sumber belajar
tersebut seorang guru harus melakukan analisis dan mengumpulkan materi yang sesuai untuk
dikembangkan dalam bentuk bahan ajar. Di samping itu, kegiatan pembelajaran bukanlah usaha
mengkhatamkan (menyelesaikan) keseluruhan isi suatu buku, tetapi membantu peserta didik mencapai
kompetensi. Karena itu, hendaknya guru menggunakan sumber belajar maupun Bahan Ajar secara
bervariasi,

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta
hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.
Materi Pelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tak terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan,
prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran. Secara garis
besar dapat dikemukakan bahwa Materi Pelajaran (instructionalmaterials) adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi
yang ditetapkan.

Materi Pelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus
dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai
dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi
yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang
tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya indikator .
DAFTAR PUSTAKA

Ngalim, Muhammad Purwanto : 1992 “ Prinsip-prinsip dan teknik evaluasipengajaran”, Bandung : PT.
Rosda Karya

Uzer, Muhammad Usman dan Lilis setiawati : 1993, “ Upaya optimalisasi kegiatanbelajar Mengajar”,
Bandung : PT. Rosda Karya

Lukmanul Hakim:2007 “ Perencanaan Pembelajaran”, CV.Wacana Prima

muhammad Romsyah di 20.10

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Foto saya

muhammad Romsyah
Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai