KATA PENGANTAR
Bismillahirrohman Nirrokhiim…
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt yang telah memberikan
pengetahuan dan ilmu kepada kami dalam menyelesaikan penulisan dan pelaksanaan
“Observasi Pembelajaran Bahasa Indonesia” Shalawat dan salam kami sanjung agungkan
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad saw yang kita nantikan safa’atnya di yaumil akhir.
Laporan ini merupakan salah satu tugas yang diberikan kepada kami dalam rangka
mengembangkan ilmu yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia.
1. Ibu Rohma Tussalekha, M.Pd. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Kajian Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia
2. Ibu Gustini, S.Pd. selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
3. teman-teman semester VI Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
Akhirnya dengan ucapan semoga Allah swt selau melimpahkan rahmat-NYA kepada kami
semua dan semoga laporan observasi pembelajaran Bahasa Indonesia ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas dan manfaat khususnya bagi kami yang InsyaAllah akan menjadi
seorang guru. Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, guna
terciptanya laporan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Kelompok 8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ..................................................................................
B. Saran ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Guru adalah bagian dari kesadaran sejarah pendidikan di dunia. Citra guru berkembang dan
berubah sesuai dengan perkembangan dan perubahan konsep dan persepsi manusia terhadap
pendidikan dan kehidupan itu sendiri. Profesi guru pada mulanya dikonsep sebagai
kemampuan memberi dan mengembangkan pengetahuan peserta didik. Dalam suatu sekolah
yang apabila program pendidikan tersebut bertujuan agar siswanya mencapai perkembangan
optimal sebagai individu dan makhluk sosial, maka pendidikan di sekolah itu tidak cukup
dengan memberikan program kurikulum mata pelajaran saja, tetapi mata pelajaran tersebut
harus diajarkan dan diatur dengan cara yang baik, sedangkan jika siswa menghadapi masalah
dalam rangka penyelesaian program pendidikan di sekolah, dimana masalah itu tidak hanya
terbatas masalah mengenai pelajaran, maka sekolah perlu mengadakan usaha untuk
membantu siswa dalam memecahkan masalahnya. Siswa sebagai anak didik dalam
kehidupannya tidak terlepas dari berbagai macam masalah apakah itu masalah internal atau
masalah eksternal siswa, baik masalah yang ringan maupun masalah yang berat, semuanya
memerlukan pemecahan sebagai jalan keluarnya. Kita ketahui bahwa tidak semua orang
mampu memecahkan masalahnya sendiri, baik orang dewasa terlebih lagi anak yang masih
dalam taraf perkembangan menuju kedewasaan, maka orang dewasalah yang dapat
membimbing dan membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.
Jadi jelas bahwa dalam kegiatan belajar mengajar biasanya banyak masalah yang timbul
terutama dirasakan oleh siswa. Guru mempunyai tanggung jawab yang besar dalam
membantu siswa agar berhasil dalam belajarnya. Untuk itu hendaknya guru memberikan
bantuan kepada siswa untuk mengatasi masalah yang timbul dalam proses kegiatan belajar
mengajar. Disini letak pentingnya guru sebagai pendidik untuk membantu siswa agar dapat
berhasil dalam pelajaran sehingga proses belajar mengajar berjalan lancar sesuai dengan yang
diharapkan. Pendekatan-Pendekatan Guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa.
Pengertian belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.Siswa mengalami suatu proses
belajar. Dalam proses belajar tesebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk
mempelajari bahan belajar. Kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang
dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pelaksanaan
hari,tanggal : Kamis, 23 Februari 2017
tempat : Kelas X Akutansi SMK Karya Bhakti Pringsewu
nama guru : Gustiani, S.Pd.
b. Hasil Observasi
a. Intrumental
Instrumental adalah alat atau sarana yang digunakan dalam proses belajar dan pembelajaran,
berupa hardware dan software. Misalkan saja hardware, seperti : Buku-buku yang lengkap,
kelas yang kodusif, cat dinding kelas yang sesuai dan membuat suasana nyaman, tempat
duduk, taman, LCD, komputer, transportasi, perpustakaan, gedung, laboratorium dan lain-
lain. Software berupa program-program pendukung belajar peserta didik dan pendidik, yang
berkaitan langsung dengan minat siswa belajar.
Yang termasik faktor instrumental antara lain:
http://worldoftiwi.blogspot.co.id/2013/01/laporan-observasi-mengamati-guru-mata.html
a) Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam mengajar. Metode
mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula.
Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan
dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau
sikap guru terhadap siswa atau mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang
senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.
Melalui hasil pengamatan atau observasi yang telah kelompok kami lakukan, dalam
penggunaan metode seorang guru yang mengajar di kelas X Akutansi SMK Karya Bhakti
Pringsewu ini sudah sesuai dengan, dapat dibuktikan dengan respon dari siswa yang mampu
menanggapi apa yang disampaikan oleh guru, serta dalam menggunakan metode pengajaran
ini cukup bervariasi.
b) Alat pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang
dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang
diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan
pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan
menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan maju.
c) Waktu sekolah
Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu dapat
pagi hari, sore, atau malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Jika
terjadi siswa terpaksa masuk sekolah sore hari, sebenarnya kurang dapat
dipertanggungjawabkan kecuali ada hal yang mendesak seperti keterbatasan ruangan kelas.
Dimana siswa harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah hingga mendengarkan
pelajaran sambil mengantuk. Sebaliknya siswa belajar di pagi hari, pikiran masih segar,
jasmani dalam kondisi yang baik. Jika siswa bersekolah pada waktu kondisi badannya sudah
lelah atau lemas, misalnya pada siang hari, akan mengalami kesulitan didalam menerima
pelajaran. Kesulitan itu disebabkan karena siswa sukar berkonsentrasi dan berfikir pada
kondisi badan yang lemah tadi.
Waktu pelajaran bahasa Indonesia di kelas X ini sudah sangat efektif, karena waktunya
adalah pagi hari pada jam pertama dan kedua, sehingga para siswa masih sangat bersemangat
dan sangat antusias dalam menerima materi pelajaran dengan baik.
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada pada diri murid itu sendiri. Seperti :
Gangguan fisik seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan alat panca indra, Ketidak
seimbangan mental, Kelemahan emosional, Kelemahan yang disebabkan oleh perasaan dan
sikap yang salah seperti kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran, malas dan sering
bolos.
Dalam pengamatan kami, berkaitan dengan faktor internal ternyata tidak mengalami
permasalahan.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang timbul dari luar individu, seperti: Sekolah, Sifat
kurikulum yang kurang fleksibel, terlalu berat beban belajar, (murid) dan mengajar (guru),
metode mengajar kurang memadai, kurang media pembelajaran, Keluarga (rumah) Keluarga
yang kurang utuh atau kurang harmonis, keadaan ekonomi, dan sikap orang tua tidak
memperhatikan pendidikan anaknya.
Dalam faktor eksternal ini terdapat kendala dalam pembelajarannya, namun kendala tersebut
bukanlah kendala yang fatal karena dapat langsung teratasi oleh guru. Kendala tersebut
Seperti, dalam ruangan guru sedang mendengarkan, ada yang asik ngobrol dengan teman
sebangku dan pada akhirnya hal tersebut mengganggu teman yang lain yang sedang fokus
memperhatikan penjelasan guru. Tetapi, permasalahan ini bukanlah permasalahan yang sulit.
Ketika siswa yang dibelakang asik mengobrol dengan teman sebangku, disini fungsi guru
untuk menegur, dan dari hasil observasi yang kami dapat, ketika ada siswa yang rebut atau
ngobrol, guru langsung memfokuskan kepada siswa tersebut dan akhirnya siswa tersebut
kembali fokus mendengarkan penjelasan guru. Sehingga, hal tersebut dapat menjadi solusi
jika nantinya saat mengajar kita menemukan hal yang demikian.
http://worldoftiwi.blogspot.co.id/2013/01/laporan-observasi-mengamati-guru-mata.html
Dengan GBPP 1984 yang memuat beberapa metode pengajaran bahasa. Metode-metode
sebagai berikut ini:
a) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu teknik mengajar dengan memperagakan, mempertunjukan,
atau menayangkan sesuatu. Siswa dituntut memperhatikan objek yang didemonstrasikan.
Melalui metode ini siswa dapat mengembangkan keterampilan mengamati, menggolongkan,
menarik kesimpulan, menerapkan atau mengkomunikasikan.
b) Metode Diskusi
Diskusi adalah proses pembelajaran melalui interaksi dalam kelompok. Setiap anggota
kelompok saling bertukar ide atau pikiran tentang suatu isu dengan tujuan untuk memecahkan
suatu masalah, menjawab suatu pertanyaan, menambah pengetahuan atau pemahaman, atau
membuat suatu keputusan. Jadi setiap siswa harus aktif memecahkan masalah. Apabila proses
diskusi melibatkan seluruh anggota kelas, pembelajaran dapat terjadi secara langsung dan
bersifat berpusat pada siswa. Dikatakan pembelajaran langsung karena guru menentukan
tujuan yang harus dicapai melalui diskusi, mengontrol aktivitas siswa serta menentukan fokus
dan keberhasilan pembelajaran. Dikatakan berpusat kepada siswa karena sebagian besar input
pembelajaran berasal dari siswa, mereka secara aktif dan meningkatkan belajar, serta mereka
dapat menemukan hasil diskusi mereka.
c) Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu metode mengajarkan sesuatu bahan dengan penuturan,
penerangan, atau penjelasan bahasa lisan kepada siswa.
d) Metode Penugasan
Metode penugasan adalah teknik pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk atau instruksi guru. Tugas dapat bersifat
individu dan kelompok.
e) Metode Tanya Jawab
Melalui pertanyaan guru memancing waktu jawaban tertentu dari siswa jawaban yang
diharapkan akan tercapai apabila siswa telah mempunyai pengetahuan siap, ingatan, atau juga
penalaran tentang yang ditanyakan. Gambaran situasi yang mendahului pertanyaan sangat
membantu siswa dalam menanggapi pertanyaan. Melalui metode ini dapat dikembangkan
keterampilan mengamati, menafsirkan, menggolongkan, menyimpulkan, menerapkan, dan
mengkomunikasikan.
Metode yang digunakan di kelas X Akutansi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
merupakan metode ceramah dan Tanya jawab. Hal ini menurut kelompok kami sudah sesuai
karena di sesuaikan dengan pengajarannya yaitu “Macam-macam Kelas Kata”. Kedua
metodote diatas menurut kelompok sudah sesuai dimana, dalam menjelaskan materi tersebut
tentunya guru akan mengajarkan sesuatu bahan dengan penuturan, penerangan, atau
penjelasan bahasa lisan kepada siswa. Hal ini sesuai dengan materi “Macam-macam Kelas
kata” yang membutuhkan penjelasan secara rinci di masing-masing macamnya.
Kemudian, metode Tanya jawab dalam pemebelajaran bahasa Indonesia di kelas X Akutansi
ini guru juga menggunakan metode Tanya jawab, hal ini juga sudah sesuai dengan pelajaran
yang sedang di ajarkan kepada siswa. karena setelah di berikan materi kemudian ibu guru
memancing siswa untuk mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh ibu guru.
Jadi, kedua metode ini sudah sesuai jika di terapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia
yaitau “ Macam-macam Kelas Kata”.
b) Teknik Khusus
Teknik khusus adalah cara mengajarkan (menyajikan atau memantapkan) bahan-bahan
pelajaran bidang studi tertentu. Berikut ini beberapa teknik pembelajaran menulis: teknik
mengarang gambar, teknik meringkas, teknik menyadur, teknik melanjutkan karangan, teknik
mendeskripsikan objek.
b) Pendekatan Konstrutivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih
menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat
diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan
pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar yang dapat
diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam
lingkungan masyarakat. Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai
pembimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru lebih
mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan materi yang disajikan untuk meningkatkan
kemampuan siswa secara pribadi.
http://andhy-brenjenk.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-pendekatan-strategi-
metode_27.html
Melalui observasi yang sudah kami lakukan di kelas X SMK Karya Bhakti Pringsewu maka
kami ambil kesimpulan bahwa dalam pembelajarannya guru menggunakan pendekatan
kontekstual, dimana guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
g. Pengertian dan Macam-macam Media
a. Pengertian
Kata media berasal dari bahasa latin “Medius” yang secara harfiyah berarti “tengah, perantara
atau pengantar”. Dalam bahasa Arab, media adalah pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan (Azhar Arsyad, 2003:3)
Nayional Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai benda yang dapat
dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang
dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar dapat mempengaruhi efektifitas
program intruksional (Basyirudin Usman, 2002:11).
Dari bermacam pembagian media pembelajaran tersebut semuanya sangat menunjang dalam
proses pengajaran. Banyak macam media dapat digunakan maka penggunaannya meliputi
manfaat yang pula penggunaan media harus didasarkan kepada pemilihan yang tepat.
Sehingga dapat memperbesar arti dan fungsi dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses
belajar mengajar. Penggunaan media pembelajaran tidak dilihat atau dinilai dari segi
kecanggihan media, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya dalam membantu
mempertinggi proses pengajaran. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran sangat
tergantung kepada tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kemudahan memperoleh media yang
diperlukan serta kemampuan guru dalam menggunakannya dalam proses pengajaran.
Media yang digunakan dalam pengajaran ini hanya media papan tulis saja, jadi sang guru
menerangkan kemudian menulis contoh atau poin-poin yang penting di papan tulis, kemudian
jika ada pertanyaan maka sang guru tidak langsung menjawab melainkan melepar pertanyaan
tersebut kepada siswa sehingga jika hanya dengan menggunakan media papan tulis, menurut
kelompok kami media ini sudah sesuai dengan materi yang diajarkan dalam pemebelajaran
bahasa Indonesia.
Melalui pengamatan yang kami lakukan, dalam segi evaluasi sang guru meng evluasi di akhir
mata pelajaran jam pertama atau jam ke- 1 yaitu sebuah pertanyaan yang kemudian di jawab
oleh siswa. sejak di awal membuka pelajaran sang guru sudah menarik siswa untuk
memperhatikannya. Proses pembelajaran berjalan sangat baik, dengan mula-mula ada
apersepsi tentang materi minggu lalu, kemudian menyebutkan contoh-contoh dari kata tugas
dan macam-macam kelas kata. Setiap pertanyaan di ajukan kepada siswa secara acak.
Sehingga siswa yang tadinya tidak memperhatikan ataupun rebut atau ngobrol dengan teman
sebangkunya dapat kembali fokus. Tetapi, ternyata terjadi sebuah perbedaan.
Materi yang di jam pertama atau di awal itu merupana “Macam-macam Kelas Kata dan Kata
Tugas, dan di jam kedua ternyata guru melakukan evaluasi atau pengambilan nilai untuk
membaca puisi. Menurut kami disini tidak sesuai atau kurang tepat. Karena seharusnya tidak
dianjurkan untuk menggabungkan materi yang berbeda, meskipun dalam satu pelajaran,
karena di khawatirkan siswa tidak dapat fokus terhadap materi yang disampaiakan hari ini,
apalagi jika materi yang minggu lalu berupa tugas, tentunya di khawatirkan siswa tidak dapat
konsentrasi. Jadi solusi dari kelompok kami yaitu, supaya nantinya saat kegiaatn
pembelajaran akan lebih efektif dan efisien jika materi yang kita sampaikan tidak di jadi satu
dengan materi minggu lalu, atau dengan kata lain materi yang seharusnya selesai maka di
selesaikan dahulu.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari observasi yang kelompok kami lakukan di SMK Karya Bhakti Pringsewu menemukan
beberapa permasalahan dalam pemeblajaran bahasa Indonesia yaitu: faktor internal dari
peserta didik yang ternyata masih suka mengobrol dengan teman sebangku di saat guru
menerangkan, tetapi hal itu hanya terjadi pada beberapa siswa saja, yang menurut
pengamatan ada sekitar 4 orang siswa yang ternyata asik mengobrok dengan teman
sebangkunya. Tetapi, hal tersebut dapat di minimaliir oleh guru dengan memfokuskan
kembali para siswa dengan mengajukan pertanyaan, ataupu dengan di selangi humor.
Kemudian yang kedua adanya penggabungan materi oleh guru, materi yang belum selesai di
pertemuan sebelumnya ternyata di gabungkan di pertemuan saat ini, yaitu pengambilan nilai
membaca puisi yang harusnya di selesaikan di pertemuan sebelumnya, tetapi ternyata di
gabungkan di pertemuan saat ini dnegan mengambil jam pelajaran ke 2. Meskipun demikian,
hal tersebut kurang tepat karena seharusnya untuk materi tersebut tidak di jadikan satu
meskipun jam pelajaran pertama sudah berakhir karena masih dalam satu waktu pelajaran
bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
annisa nisa. ( 2013). Laporan Observasi mengamati guru mengajar. [online]. Tersedia:
http://worldoftiwi.blogspot.co.id/2013/01/laporan-observasi-mengamati-guru-
mata.html.[diakses pada tanggal 28 Februari 2017 pukul 19.15 WIB]
Desi Wulandari.(2012). Definisi, metode pemebelajaran. [Online]. Tersedia:
http://mtk2012unindra.blogspot.co.id/2012/10/definisi-metode-pembelajaran-menurut.html .
[diakses pada tanggal 28 Februari 2017 pukul 19.17 WIB]
http://bugurumalas.blogspot.co.id/2014/03/definisi-strategi-pembelajaran-
menurut.html.[diakses pada tanggal 28 Februari 2017]
Bagus Marta Hadi . ( 2014). Macam-macam strategi pembelajaran. [online]. Tersedia:
http://bagoes1st.blogspot.co.id/2014/03/macam-macam-strategi-pembelajaran-dan.html.
[diakses pada tanggal 28 februari 2017 pukul 19.20 WIB]
Akhmad Sudrajat. (2008). Pendekatan, setrategi, metode teknik daan model pemebelajaran. [Online]
Tersedia: https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-
teknik-dan-model-pembelajaran/. [diakses pada tanggal 28 februari 2017 pukul 19.25 WIB]
Nodya Purwosunarto. (2014). Definisi dan jenis-jenis teknik. [online] . Tersedia:
http://hestunodya.blogspot.co.id/2014/01/definisi-dan-jenis-jenis-teknik.html. [diakses pada
tanggal 28 februari 2017 pukul 19.33 WIB]
Andhy Irawan. (2013). Pengertian, Pendekatan, strategi dan metode. [online]. Tersedia: http://andhy-
brenjenk.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-pendekatan-strategi-metode_27.html. [diakses
pada tanggal 28 februari 2017 pukul 19.46 WIB]
Tiro.(2015). Pengertia dan macam-macam media. [online]. Tersedia:
http://santringajigmail.blogspot.co.id/2015/11/pengertian-dan-macam-macam-media.html.
[diakses pada tanggal 28 februari 2017 pukul 20.09 WIB]
Anton. (2010). Pengertian, fungsi, prosedur dan evaluasi pembelajaran. [online]. Tersedia:
http://www.hilman.web.id/posting/blog/827/pengertian-fungsi-dan-prosedur-evaluasi-
pembelajaran.html. [diakses pada tanggal 28 februari 2017 pukul 20.19 WIB]
Aulia.(2010) Jenis-jenis evaluasai Pembelajaran.[Online]. Tersedia:
https://auliamakro.wordpress.com/evaluasi-pembelajaran/jenis-jenis-evaluasi-
pembelajaran/.[diakses pada tanggal 28 februari 2017 pukul 20.27 WIB]
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Dipo
sting
oleh
Ana
Wah
yu
Kusn
iati
Wah
yu
Kusn
iati_
Naw
ayust
i di
06.4
5
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Posting Komentar
Mengenai Saya
Arsip Blog
▼ 2017 (92)
o ► Oktober (35)
o ► September (26)
o ▼ Maret (31)
Kapita Selekta dalam Membaca
Membaca Pemahaman Kreatif
Membaca Paragraf, novel, berita, buku dan surat ka...
Membaca Pemahaman Kritis
Membaca Pemahaman Interpretatif
Membaca Pemahaman Literal dan Penerapan Model Memb...
Membaca Paragraf, novel, berita, buku dan surat ka...
Metode SQ3R dalam Membaca
Membaca Permulaan
Tahapan Membaca
Membaca Cepat
Mementaskan Sebuah Puisi
Menentukan Judul Skripsi, Merumuskan masalah, meru...
Pendekatan Semiotik
Ekspresi Puisi
Analisis Puisi Berdasarkan Analisis Struktural
Puisi Religi Puisi Lama, Baru dan Kontemporer
Unsur Fisik dan Batin Puisi
Jenis-jenis Puisi
Hakikat Puisi
Puisi
Proses Perkembangan dan Pemerolehan Bahasa
Problematika Peserta didik (Stres dan Kenakalan Re...
Laporan Observasi Terhadap Kesulitan Belajar
Profesi Kependidikan
Pengertian Pendidikan
Teori dan Sejarah Sastra
Kalimat dalam Bahasa Indonesia
Tujuan dan Manfaat Administrasi Pendidikan
Laporan Hasil Observasi Pembelajaran Bahasa Indone...
Hakikat Menulis
KUMPULAN MAKALAH
Rabu, 22 Maret 2017
Laporan Hasil Observasi Pembelajaran Bahasa Indonesia
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohman Nirrokhiim…
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt yang telah memberikan
pengetahuan dan ilmu kepada kami dalam menyelesaikan penulisan dan pelaksanaan
“Observasi Pembelajaran Bahasa Indonesia” Shalawat dan salam kami sanjung agungkan
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad saw yang kita nantikan safa’atnya di yaumil akhir.
Laporan ini merupakan salah satu tugas yang diberikan kepada kami dalam rangka
mengembangkan ilmu yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia.
1. Ibu Rohma Tussalekha, M.Pd. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Kajian Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia
2. Ibu Gustini, S.Pd. selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
3. teman-teman semester VI Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
Akhirnya dengan ucapan semoga Allah swt selau melimpahkan rahmat-NYA kepada kami
semua dan semoga laporan observasi pembelajaran Bahasa Indonesia ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas dan manfaat khususnya bagi kami yang InsyaAllah akan menjadi
seorang guru. Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, guna
terciptanya laporan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Kelompok 8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ..................................................................................
B. Saran ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Guru adalah bagian dari kesadaran sejarah pendidikan di dunia. Citra guru berkembang dan
berubah sesuai dengan perkembangan dan perubahan konsep dan persepsi manusia terhadap
pendidikan dan kehidupan itu sendiri. Profesi guru pada mulanya dikonsep sebagai
kemampuan memberi dan mengembangkan pengetahuan peserta didik. Dalam suatu sekolah
yang apabila program pendidikan tersebut bertujuan agar siswanya mencapai perkembangan
optimal sebagai individu dan makhluk sosial, maka pendidikan di sekolah itu tidak cukup
dengan memberikan program kurikulum mata pelajaran saja, tetapi mata pelajaran tersebut
harus diajarkan dan diatur dengan cara yang baik, sedangkan jika siswa menghadapi masalah
dalam rangka penyelesaian program pendidikan di sekolah, dimana masalah itu tidak hanya
terbatas masalah mengenai pelajaran, maka sekolah perlu mengadakan usaha untuk
membantu siswa dalam memecahkan masalahnya. Siswa sebagai anak didik dalam
kehidupannya tidak terlepas dari berbagai macam masalah apakah itu masalah internal atau
masalah eksternal siswa, baik masalah yang ringan maupun masalah yang berat, semuanya
memerlukan pemecahan sebagai jalan keluarnya. Kita ketahui bahwa tidak semua orang
mampu memecahkan masalahnya sendiri, baik orang dewasa terlebih lagi anak yang masih
dalam taraf perkembangan menuju kedewasaan, maka orang dewasalah yang dapat
membimbing dan membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.
Jadi jelas bahwa dalam kegiatan belajar mengajar biasanya banyak masalah yang timbul
terutama dirasakan oleh siswa. Guru mempunyai tanggung jawab yang besar dalam
membantu siswa agar berhasil dalam belajarnya. Untuk itu hendaknya guru memberikan
bantuan kepada siswa untuk mengatasi masalah yang timbul dalam proses kegiatan belajar
mengajar. Disini letak pentingnya guru sebagai pendidik untuk membantu siswa agar dapat
berhasil dalam pelajaran sehingga proses belajar mengajar berjalan lancar sesuai dengan yang
diharapkan. Pendekatan-Pendekatan Guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa.
Pengertian belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.Siswa mengalami suatu proses
belajar. Dalam proses belajar tesebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk
mempelajari bahan belajar. Kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang
dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pelaksanaan
hari,tanggal : Kamis, 23 Februari 2017
tempat : Kelas X Akutansi SMK Karya Bhakti Pringsewu
nama guru : Gustiani, S.Pd.
b. Hasil Observasi
a. Intrumental
Instrumental adalah alat atau sarana yang digunakan dalam proses belajar dan pembelajaran,
berupa hardware dan software. Misalkan saja hardware, seperti : Buku-buku yang lengkap,
kelas yang kodusif, cat dinding kelas yang sesuai dan membuat suasana nyaman, tempat
duduk, taman, LCD, komputer, transportasi, perpustakaan, gedung, laboratorium dan lain-
lain. Software berupa program-program pendukung belajar peserta didik dan pendidik, yang
berkaitan langsung dengan minat siswa belajar.
Yang termasik faktor instrumental antara lain:
http://worldoftiwi.blogspot.co.id/2013/01/laporan-observasi-mengamati-guru-mata.html
a) Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam mengajar. Metode
mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula.
Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan
dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau
sikap guru terhadap siswa atau mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang
senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.
Melalui hasil pengamatan atau observasi yang telah kelompok kami lakukan, dalam
penggunaan metode seorang guru yang mengajar di kelas X Akutansi SMK Karya Bhakti
Pringsewu ini sudah sesuai dengan, dapat dibuktikan dengan respon dari siswa yang mampu
menanggapi apa yang disampaikan oleh guru, serta dalam menggunakan metode pengajaran
ini cukup bervariasi.
b) Alat pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang
dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang
diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan
pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan
menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan maju.
c) Waktu sekolah
Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu dapat
pagi hari, sore, atau malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Jika
terjadi siswa terpaksa masuk sekolah sore hari, sebenarnya kurang dapat
dipertanggungjawabkan kecuali ada hal yang mendesak seperti keterbatasan ruangan kelas.
Dimana siswa harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah hingga mendengarkan
pelajaran sambil mengantuk. Sebaliknya siswa belajar di pagi hari, pikiran masih segar,
jasmani dalam kondisi yang baik. Jika siswa bersekolah pada waktu kondisi badannya sudah
lelah atau lemas, misalnya pada siang hari, akan mengalami kesulitan didalam menerima
pelajaran. Kesulitan itu disebabkan karena siswa sukar berkonsentrasi dan berfikir pada
kondisi badan yang lemah tadi.
Waktu pelajaran bahasa Indonesia di kelas X ini sudah sangat efektif, karena waktunya
adalah pagi hari pada jam pertama dan kedua, sehingga para siswa masih sangat bersemangat
dan sangat antusias dalam menerima materi pelajaran dengan baik.
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada pada diri murid itu sendiri. Seperti :
Gangguan fisik seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan alat panca indra, Ketidak
seimbangan mental, Kelemahan emosional, Kelemahan yang disebabkan oleh perasaan dan
sikap yang salah seperti kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran, malas dan sering
bolos.
Dalam pengamatan kami, berkaitan dengan faktor internal ternyata tidak mengalami
permasalahan.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang timbul dari luar individu, seperti: Sekolah, Sifat
kurikulum yang kurang fleksibel, terlalu berat beban belajar, (murid) dan mengajar (guru),
metode mengajar kurang memadai, kurang media pembelajaran, Keluarga (rumah) Keluarga
yang kurang utuh atau kurang harmonis, keadaan ekonomi, dan sikap orang tua tidak
memperhatikan pendidikan anaknya.
Dalam faktor eksternal ini terdapat kendala dalam pembelajarannya, namun kendala tersebut
bukanlah kendala yang fatal karena dapat langsung teratasi oleh guru. Kendala tersebut
Seperti, dalam ruangan guru sedang mendengarkan, ada yang asik ngobrol dengan teman
sebangku dan pada akhirnya hal tersebut mengganggu teman yang lain yang sedang fokus
memperhatikan penjelasan guru. Tetapi, permasalahan ini bukanlah permasalahan yang sulit.
Ketika siswa yang dibelakang asik mengobrol dengan teman sebangku, disini fungsi guru
untuk menegur, dan dari hasil observasi yang kami dapat, ketika ada siswa yang rebut atau
ngobrol, guru langsung memfokuskan kepada siswa tersebut dan akhirnya siswa tersebut
kembali fokus mendengarkan penjelasan guru. Sehingga, hal tersebut dapat menjadi solusi
jika nantinya saat mengajar kita menemukan hal yang demikian.
http://worldoftiwi.blogspot.co.id/2013/01/laporan-observasi-mengamati-guru-mata.html
b. Macam-macam Metode
Dengan GBPP 1984 yang memuat beberapa metode pengajaran bahasa. Metode-metode
sebagai berikut ini:
a) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu teknik mengajar dengan memperagakan, mempertunjukan,
atau menayangkan sesuatu. Siswa dituntut memperhatikan objek yang didemonstrasikan.
Melalui metode ini siswa dapat mengembangkan keterampilan mengamati, menggolongkan,
menarik kesimpulan, menerapkan atau mengkomunikasikan.
b) Metode Diskusi
Diskusi adalah proses pembelajaran melalui interaksi dalam kelompok. Setiap anggota
kelompok saling bertukar ide atau pikiran tentang suatu isu dengan tujuan untuk memecahkan
suatu masalah, menjawab suatu pertanyaan, menambah pengetahuan atau pemahaman, atau
membuat suatu keputusan. Jadi setiap siswa harus aktif memecahkan masalah. Apabila proses
diskusi melibatkan seluruh anggota kelas, pembelajaran dapat terjadi secara langsung dan
bersifat berpusat pada siswa. Dikatakan pembelajaran langsung karena guru menentukan
tujuan yang harus dicapai melalui diskusi, mengontrol aktivitas siswa serta menentukan fokus
dan keberhasilan pembelajaran. Dikatakan berpusat kepada siswa karena sebagian besar input
pembelajaran berasal dari siswa, mereka secara aktif dan meningkatkan belajar, serta mereka
dapat menemukan hasil diskusi mereka.
c) Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu metode mengajarkan sesuatu bahan dengan penuturan,
penerangan, atau penjelasan bahasa lisan kepada siswa.
d) Metode Penugasan
Metode penugasan adalah teknik pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk atau instruksi guru. Tugas dapat bersifat
individu dan kelompok.
e) Metode Tanya Jawab
Melalui pertanyaan guru memancing waktu jawaban tertentu dari siswa jawaban yang
diharapkan akan tercapai apabila siswa telah mempunyai pengetahuan siap, ingatan, atau juga
penalaran tentang yang ditanyakan. Gambaran situasi yang mendahului pertanyaan sangat
membantu siswa dalam menanggapi pertanyaan. Melalui metode ini dapat dikembangkan
keterampilan mengamati, menafsirkan, menggolongkan, menyimpulkan, menerapkan, dan
mengkomunikasikan.
h) Melalui observasi yang kami lakukan, dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan mata
pelajaran Macam-macam Kelas Kata ini guru menggunakan strategi Strategi Pembelajaran
Peningkatan Kemampuan Berpikir. Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa strategi ini
pembelajaran khususnya materi tidak disajikan begitu saja, namun siswa di bimbbing untuk
menemukan. Seperti dalam sebuah pertanyaan yang di ajukan guru, disini guru tidak
langsung menjawab tetapi mengarahkan siswanya untuk mencoba menjawab, dan ketika
salah guru pun terus memancing menuju jawaban yang benar. Hal ini sesuai karena siswa
dapat menghubungkan kata-kata dasar yang pernah mereka dengar dan ketahui kemudian di
tambahkan kata imbuhan sesuai dengan materi pelajaran yang berupa kelas kata dan kata
tugas.
http://bagoes1st.blogspot.co.id/2014/03/macam-macam-strategi-pembelajaran-dan.html
b) Teknik Khusus
Teknik khusus adalah cara mengajarkan (menyajikan atau memantapkan) bahan-bahan
pelajaran bidang studi tertentu. Berikut ini beberapa teknik pembelajaran menulis: teknik
mengarang gambar, teknik meringkas, teknik menyadur, teknik melanjutkan karangan, teknik
mendeskripsikan objek.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X tersebut ternyata menggunakan teknik
umum untuk menyampaikan materi. Menurut kelompok kami sudah baik, hanya saja jika di
tarik argument dari sebuah pengertian berkaitan macam-macam teknik, tentu berbeda dengan
pengertiannya antara teknik umum dan teknik khusu. Hanya saja menurut kelompok kami
meskipun disini hanya untuk satu mata pelajaran saja, tetapi jika di terapkan dalam materi
“Macam-macam kelas kata dan kata Tugas” ini jelas kurang tepat jika menggunakan tekhik
khusus, karena dalam materi ini baru mengungkapkan sebuah teori dan sifatnya
menambahkan, ataupun menyisipkan kata imbuhan dan sifatnya masih umum artinya
pembahasan secara numnya. Sehingga kurang tepat juga jika di gunakan teknik khusus
seperti teknik mengarang gambar, teknik meringkas, teknik menyadur, teknik melanjutkan
karangan, teknik mendeskripsikan objek.
Maka disini kelompok kami setuju jika guru menggunakan teknik umum dalam pembelajaran
bahasa Indonesia dengan materi “Macam-macam kelas kata dan kata Tugas”.
http://hestunodya.blogspot.co.id/2014/01/definisi-dan-jenis-jenis-teknik.html.
f. Pengertian dan macam-macam Pendekatan
a. Pengertian
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered
approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru
(teacher centered approach).
b) Pendekatan Konstrutivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih
menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat
diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan
pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar yang dapat
diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam
lingkungan masyarakat. Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai
pembimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru lebih
mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan materi yang disajikan untuk meningkatkan
kemampuan siswa secara pribadi.
http://andhy-brenjenk.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-pendekatan-strategi-
metode_27.html
Melalui observasi yang sudah kami lakukan di kelas X SMK Karya Bhakti Pringsewu maka
kami ambil kesimpulan bahwa dalam pembelajarannya guru menggunakan pendekatan
kontekstual, dimana guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
g. Pengertian dan Macam-macam Media
a. Pengertian
Kata media berasal dari bahasa latin “Medius” yang secara harfiyah berarti “tengah, perantara
atau pengantar”. Dalam bahasa Arab, media adalah pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan (Azhar Arsyad, 2003:3)
Nayional Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai benda yang dapat
dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang
dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar dapat mempengaruhi efektifitas
program intruksional (Basyirudin Usman, 2002:11).
Dari bermacam pembagian media pembelajaran tersebut semuanya sangat menunjang dalam
proses pengajaran. Banyak macam media dapat digunakan maka penggunaannya meliputi
manfaat yang pula penggunaan media harus didasarkan kepada pemilihan yang tepat.
Sehingga dapat memperbesar arti dan fungsi dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses
belajar mengajar. Penggunaan media pembelajaran tidak dilihat atau dinilai dari segi
kecanggihan media, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya dalam membantu
mempertinggi proses pengajaran. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran sangat
tergantung kepada tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kemudahan memperoleh media yang
diperlukan serta kemampuan guru dalam menggunakannya dalam proses pengajaran.
Media yang digunakan dalam pengajaran ini hanya media papan tulis saja, jadi sang guru
menerangkan kemudian menulis contoh atau poin-poin yang penting di papan tulis, kemudian
jika ada pertanyaan maka sang guru tidak langsung menjawab melainkan melepar pertanyaan
tersebut kepada siswa sehingga jika hanya dengan menggunakan media papan tulis, menurut
kelompok kami media ini sudah sesuai dengan materi yang diajarkan dalam pemebelajaran
bahasa Indonesia.
Melalui pengamatan yang kami lakukan, dalam segi evaluasi sang guru meng evluasi di akhir
mata pelajaran jam pertama atau jam ke- 1 yaitu sebuah pertanyaan yang kemudian di jawab
oleh siswa. sejak di awal membuka pelajaran sang guru sudah menarik siswa untuk
memperhatikannya. Proses pembelajaran berjalan sangat baik, dengan mula-mula ada
apersepsi tentang materi minggu lalu, kemudian menyebutkan contoh-contoh dari kata tugas
dan macam-macam kelas kata. Setiap pertanyaan di ajukan kepada siswa secara acak.
Sehingga siswa yang tadinya tidak memperhatikan ataupun rebut atau ngobrol dengan teman
sebangkunya dapat kembali fokus. Tetapi, ternyata terjadi sebuah perbedaan.
Materi yang di jam pertama atau di awal itu merupana “Macam-macam Kelas Kata dan Kata
Tugas, dan di jam kedua ternyata guru melakukan evaluasi atau pengambilan nilai untuk
membaca puisi. Menurut kami disini tidak sesuai atau kurang tepat. Karena seharusnya tidak
dianjurkan untuk menggabungkan materi yang berbeda, meskipun dalam satu pelajaran,
karena di khawatirkan siswa tidak dapat fokus terhadap materi yang disampaiakan hari ini,
apalagi jika materi yang minggu lalu berupa tugas, tentunya di khawatirkan siswa tidak dapat
konsentrasi. Jadi solusi dari kelompok kami yaitu, supaya nantinya saat kegiaatn
pembelajaran akan lebih efektif dan efisien jika materi yang kita sampaikan tidak di jadi satu
dengan materi minggu lalu, atau dengan kata lain materi yang seharusnya selesai maka di
selesaikan dahulu.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari observasi yang kelompok kami lakukan di SMK Karya Bhakti Pringsewu menemukan
beberapa permasalahan dalam pemeblajaran bahasa Indonesia yaitu: faktor internal dari
peserta didik yang ternyata masih suka mengobrol dengan teman sebangku di saat guru
menerangkan, tetapi hal itu hanya terjadi pada beberapa siswa saja, yang menurut
pengamatan ada sekitar 4 orang siswa yang ternyata asik mengobrok dengan teman
sebangkunya. Tetapi, hal tersebut dapat di minimaliir oleh guru dengan memfokuskan
kembali para siswa dengan mengajukan pertanyaan, ataupu dengan di selangi humor.
Kemudian yang kedua adanya penggabungan materi oleh guru, materi yang belum selesai di
pertemuan sebelumnya ternyata di gabungkan di pertemuan saat ini, yaitu pengambilan nilai
membaca puisi yang harusnya di selesaikan di pertemuan sebelumnya, tetapi ternyata di
gabungkan di pertemuan saat ini dnegan mengambil jam pelajaran ke 2. Meskipun demikian,
hal tersebut kurang tepat karena seharusnya untuk materi tersebut tidak di jadikan satu
meskipun jam pelajaran pertama sudah berakhir karena masih dalam satu waktu pelajaran
bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
annisa nisa. ( 2013). Laporan Observasi mengamati guru mengajar. [online]. Tersedia:
http://worldoftiwi.blogspot.co.id/2013/01/laporan-observasi-mengamati-guru-
mata.html.[diakses pada tanggal 28 Februari 2017 pukul 19.15 WIB]
Desi Wulandari.(2012). Definisi, metode pemebelajaran. [Online]. Tersedia:
http://mtk2012unindra.blogspot.co.id/2012/10/definisi-metode-pembelajaran-menurut.html .
[diakses pada tanggal 28 Februari 2017 pukul 19.17 WIB]
http://bugurumalas.blogspot.co.id/2014/03/definisi-strategi-pembelajaran-
menurut.html.[diakses pada tanggal 28 Februari 2017]
Bagus Marta Hadi . ( 2014). Macam-macam strategi pembelajaran. [online]. Tersedia:
http://bagoes1st.blogspot.co.id/2014/03/macam-macam-strategi-pembelajaran-dan.html.
[diakses pada tanggal 28 februari 2017 pukul 19.20 WIB]
Akhmad Sudrajat. (2008). Pendekatan, setrategi, metode teknik daan model pemebelajaran. [Online]
Tersedia: https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-
teknik-dan-model-pembelajaran/. [diakses pada tanggal 28 februari 2017 pukul 19.25 WIB]
Nodya Purwosunarto. (2014). Definisi dan jenis-jenis teknik. [online] . Tersedia:
http://hestunodya.blogspot.co.id/2014/01/definisi-dan-jenis-jenis-teknik.html. [diakses pada
tanggal 28 februari 2017 pukul 19.33 WIB]
Andhy Irawan. (2013). Pengertian, Pendekatan, strategi dan metode. [online]. Tersedia: http://andhy-
brenjenk.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-pendekatan-strategi-metode_27.html. [diakses
pada tanggal 28 februari 2017 pukul 19.46 WIB]
Tiro.(2015). Pengertia dan macam-macam media. [online]. Tersedia:
http://santringajigmail.blogspot.co.id/2015/11/pengertian-dan-macam-macam-media.html.
[diakses pada tanggal 28 februari 2017 pukul 20.09 WIB]
Anton. (2010). Pengertian, fungsi, prosedur dan evaluasi pembelajaran. [online]. Tersedia:
http://www.hilman.web.id/posting/blog/827/pengertian-fungsi-dan-prosedur-evaluasi-
pembelajaran.html. [diakses pada tanggal 28 februari 2017 pukul 20.19 WIB]
Aulia.(2010) Jenis-jenis evaluasai Pembelajaran.[Online]. Tersedia:
https://auliamakro.wordpress.com/evaluasi-pembelajaran/jenis-jenis-evaluasi-
pembelajaran/.[diakses pada tanggal 28 februari 2017 pukul 20.27 WIB]
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Dipo
sting
oleh
Ana
Wah
yu
Kusn
iati
Wah
yu
Kusn
iati_
Naw
ayust
i di
06.4
5
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Mengenai Saya
Arsip Blog
▼ 2017 (92)
o ► Oktober (35)
o ► September (26)
o ▼ Maret (31)
Kapita Selekta dalam Membaca
Membaca Pemahaman Kreatif
Membaca Paragraf, novel, berita, buku dan surat ka...
Membaca Pemahaman Kritis
Membaca Pemahaman Interpretatif
Membaca Pemahaman Literal dan Penerapan Model Memb...
Membaca Paragraf, novel, berita, buku dan surat ka...
Metode SQ3R dalam Membaca
Membaca Permulaan
Tahapan Membaca
Membaca Cepat
Mementaskan Sebuah Puisi
Menentukan Judul Skripsi, Merumuskan masalah, meru...
Pendekatan Semiotik
Ekspresi Puisi
Analisis Puisi Berdasarkan Analisis Struktural
Puisi Religi Puisi Lama, Baru dan Kontemporer
Unsur Fisik dan Batin Puisi
Jenis-jenis Puisi
Hakikat Puisi
Puisi
Proses Perkembangan dan Pemerolehan Bahasa
Problematika Peserta didik (Stres dan Kenakalan Re...
Laporan Observasi Terhadap Kesulitan Belajar
Profesi Kependidikan
Pengertian Pendidikan
Teori dan Sejarah Sastra
Kalimat dalam Bahasa Indonesia
Tujuan dan Manfaat Administrasi Pendidikan
Laporan Hasil Observasi Pembelajaran Bahasa Indone...
Hakikat Menulis