Anda di halaman 1dari 100

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN BerAKHLAK,

KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM SMART GOVERNANCE

“PEMBUATAN VIDEO PANDUAN UNTUK MEMBUAT BAHAN TAYANG


INTERAKTIF H5P (HTML 5 PACKAGE) BERBASIS LMS (LEARNING
MANAGEMENT SYSTEM) MOODLE”

Oleh:
MAHARANI LELASARI
NIP. 199409292022032015

PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III


ANGKATAN XVII

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
CIAWI – BOGOR
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI ASN BerAKHLAK,


KEDUDUKAN DAN PERAN ASN MENDUKUNG SMART GOVERNANCE

Judul : Pembuatan video panduan untuk membuat bahan tayang interaktif H5P
(html 5 package) berbasis LMS (Learning Management System) moodle.
Nama : Maharani Lelasari
NIP : 19940929 202203 2 015
Kelompok : II
Angkatan : XVII
Jabatan : Calon Widyaiswara – Ahli Pertama
Unit Kerja : Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Pembimbing/Coach Mentor,

Rizky Permana, MM Ahmad Muslim, S.Pd., M.P.


NIP. 19841031 201801 1 001 NIP. 19770614 200604 1 007

Penguji,

Dea Christina Junnisa I.S., S.TP., M.AP, M.Agr.Sc


NIP. 19810610 200604 2001

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
memberikan segala kenikmatan, sehingga penulisan laporan aktualisasi nilai-nilai dasar
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dapat diselesaikan. Laporan ini dapat diselesaikan dengan
bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan terima kasih
dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Suami dan anak-anak yang mendukung dalam pelaksanaan laporan aktualisasi;
2. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan motivasi dan do’a sehingga
laporan aktualisasi ini dapat terselesaikan;
3. Bapak Drs. Muh. Syarif Bando, MM. Selaku Kepala Perpustaan Nasional RI;
4. Bapak Teguh Purwanto, S.IP., M.Si selaku Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Perpustakaan Nasional RI;
5. Bapak Ahmad Muslim, S.Pd, M.P., selaku mentor yang telah meluangkan waktunya
untuk mengarahkan penulis dalam melaksanakan program aktuliasasi;
6. Ibu Dea Christina Junnisa I.S selaku penguji yang telah memberikan masukan, saran dan
kritik yang membangun untuk perbaikan kualitas penulisan Laporan Aktualisasi.
7. Bapak Rizky Permana selaku coach yang telah memberikan bimbingan, saran dan kritik
yang membangun dalam pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS dan dalam perbaikan
kualitas penulisan Laporan Aktualisasi.
8. Panitia penyelenggara Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan III di Pusat Pelatihan
Kepemimpinan dan Manajemen (PPMKP).
9. Kepada pihak-pihak terkait yang telah ikut berkontribusi yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa laporan aktualisasi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi sempurnanya
laporan aktualisasi ini. Semoga laporan aktualisasi ini dapat memberikan manfaat bagi
Penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Jakarta, 3 Oktober 2022

Maharani Lelasari

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..........................................................................................................5
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................6
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................7
A. Latar Belakang.............................................................................................7
B. Tujuan...........................................................................................................8
C. Manfaat.........................................................................................................9
D. Ruang Lingkup.............................................................................................9
BAB II PROFIL ORGANISASI..................................................................................10
A. Gambaran Umum Organisasi.....................................................................10
B. Tugas Fungsi Penulis.................................................................................13
BAB III Tijauan Pustaka..............................................................................................15
A. Nilai-nilai Dasar ASN BerAKHLAK.........................................................16
B. Peran ASN Mendukung Smart Governance..............................................26
BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI..................................33
A. Identifikasi dan Deskripsi Isu.....................................................................33
B. Analisis Isu.................................................................................................34
C. Analisis Penyebab Isu................................................................................39
D. Dampak Isu Tidak Diselesaikan.................................................................39
E. Gagasan Pemecahan Isu.............................................................................39
F. Rancangan Aktualisasi dan Habituasi........................................................41
G. Jadwal Rancangan Aktualisasi Isu.............................................................56
PENUTUP....................................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................61
LAMPIRAN.................................................................................................................70
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.....................................................................................84

4
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Analisis Isu dengan Metode APKL.................................................................35


Tabel 2. Pemilihan Isu dengan Metode Kriteria USG...................................................38
Tabel 3. Gagasan Pemecahan Isu dengan Metode Mc Namara....................................40
Tabel 4. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi.................57

5
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Pendidikan dan Pelatihan............................................13


Gambar 2. Sistem Pengembangan Kompetensi ASN.............................................................20

6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pegawai Negeri Sipil merupakan bagian dari Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
memiliki peranan penting untuk pembangunan nasional. Berdasarkan Undang-undang
Aparatur Sipil Negara No. 5 Tahun 2014 disebutkan bahwa Aparatur Sipil Negara
(ASN) mempunyai peranan yang penting dalam memberikan pelayanan publik yang
profesional dan berkualitas kepada masyarakat dalam menyelenggarakan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional. Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam men-
jalankan tugasnya, seyogyanya dapat memenuhi standar kompetensi jabatannya secara
efektif dan efisien. Hal tersebut berkaitan dengan kompetensi pegawai yang diimple-
mentasikan dari sikap dan perilakunya yang setia dan taat kepada negara, bermoral,
bermental baik, sadar akan tanggung jawabnya sebagai seorang pelayan publik serta
mampu sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
Sejalan dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negera (UU ASN) dan merujuk Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4)
setiap CPNS wajib mengikuti masa percobaan yang dilaksanakan melalui pelatihan
terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung-
jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Sehingga dibutuh-
kan pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan non klaskal di tempat
pelatihan dan di tempat kerja, agar peserta dapat menginternalisasi, menerapkan dan
mengaktualisasikan serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan
manfaatnya.
Diharapkan setelah diadakan pelatihan tersebut dapat menciptakan ASN yang
profesional dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang diidentifikasikan
dengan menunjukkan sikap perilaku bela negara, mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
ASN dalam pelaksanaan tugas jabatannya, mengaktualisasikan kedudukan dan peran
ASN dalam mendukung Smart Governance, menunjukkan penguasaan kompetensi
teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas dan menerapkan nilai-nilai dasar

7
ASN yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
Kolaboratif (BerAKHLAK).
Pembaharuan yang terus dilakukan dalam penyelenggaraan pelatihan ASN me-
nunjukkan kehendak kuat dari pemerintah untuk menjadikan ASN berkualitas. Dalam
upaya membentuk ASN berkualitas maka lembaga pendidikan dan pelatihan di setiap
kementerian dan lembaga negara mempunyai peran yang sangat penting, dengan ber-
bagai program peningkatan kompetensi yang didesain sesuai tugas fungsi masing-
masing ASN. Lembaga diklat dituntut untuk meningkatkan kualitas infrastruktur yang
dimiliki dengan pemanfaatan teknologi informasi secara optimal. Perkembangan
Teknologi Informasi mempengaruhi segala aspek kehidupan tidak terkecuali lingkup
Pendidikan dan Pelatihan. Era industri 4.0 membuat perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi semakin pesat, sehingga implikasinya adalah organisasi dituntut untuk
dapat menyesuaikan diri. Maka perlu dipersiapkan generasi Smart ASN yang inovatif,
adaptif,dan proaktif untuk dapat menjadi digital talent dan digital leader yang nantinya
siap mendukung industri 4.0.
Berdasarkan uraian di atas, penulis mengambil judul “Pembuatan Video Panduan
untuk Membuat Bahan Tayang Interaktif H5P (Html 5 Package) berbasis LMS
(Learning Management System) Moodle” penerapan Smart ASN yang inovatif,
adaptif,dan proaktif untuk dapat menjadi digital talent dan digital leader yang nantinya
siap mendukung industri 4.0. Kemudian diharapkan penulis juga diharapkan mampu
menerapkan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK dalam pemecahan isu yang terjadi di
Pusdiklat serta pengajar di Pusdiklat menduduki peran penting dalam program pelatihan
yang diselenggarakan, karena profesionalisme seorang widyaiswara menjadi sebuah
keharusan agar tidak tergerus oleh perkembangan teknologi dan informasi yang tidak
terbendung. Seorang widyaiswara harus mau dalam adaptif dengan kemajuan teknologi
untuk meningkatkan kompetensinya dalam melaksanakan pembelajaran yang sesuai
dengan tuntutan zaman.

B. Tujuan
1. Tujuan umumnya adalah dengan adanya aktualisasi ini diharapkan dapat
menerapkan nilai-nilai dasar ASN yaitu berorientasi pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaborasi dengan prinsip Manajemen
ASN dan Smart ASN dalam melaksanakan tugas dan fungsi sesuai jabatan peserta

8
pelatihan, sehingga membentuk pribadi yang jujur, kompeten, adil, berintegritas
dan profesional.
2. Tujuan Khusus dari aktualisasi ini adalah mengimplementasikan rancangan
aktualisasi yang telah disusun. Dengan harapan dapat memberikan sumbangan
positif untuk penyelenggaran pelatihan di Pusdiklat Perpusnas.

C. Manfaat
Bedasarkan tujuan yang hendak dicapai, rancangan aktualisasi ini diharapkan
mempunyai manfaat bagi unit kerja dan penulis. Manfaat dari rancangan aktualisasi
bagi penulis adalah untuk memahami dan dapat menginternalisasikan nilai dasar ASN
sesuai dengan peran dan kudududkan ASN di unit kerja. Sementara bagi unit kerja
mendapatkan manfaat secara langsung dari pembuatan Video Panduan untuk Membuat
Bahan Tayang Interaktif H5P (Html 5 Package) berbasis LMS (Learning Management
System) Moodle yang bisa dimanfaatkan oleh pengajar, sehingga memberikan
sumbangan positif untuk penyelenggaran pelatihan di Pusdiklat Perpusnas.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan mulai tanggal 9
September sampai tanggal 3 Oktober di lingkungan tempat kerja dengan didasari pada
perintah pimpinan, atasan, dan mentor. Tempat kegiatan ini dibatasi di Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan Nasional. Nilai-nilai yang menjadi batasan
dalam kegiatan aktualisasi ini adalah nilai-nilai dasar ASN yaitu Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif
(BerAKHLAK) serta kedudukan dan peran ASN untuk mendukung terwujudnya Smart
Governance meliputi Manajemen ASN dan Smart ASN berdasarkan isu yang diangkat.

9
BAB II
PROFIL ORGANISASI

A. Gambaran Umum Organisasi


Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) adalah Lembaga Pemerintah Non
Kementerian (LPNK) yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang
perpustakaan. Dalam mengemban tugas, Perpusnas memiliki fungsi sebagai
perpustakaan pembina semua jenis perpustakaan di Indonesia (perpustakaan umum,
perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan khusus),
perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian, perpustakaan
pelestarian dan pusat jejaring perpustakaan di Indonesia. Perpustakaan Nasional resmi
berdiri di pertengahan 1980, namun integrasi keseluruhan secara fisik baru dapat
dilakukan pada Januari 1981. Sampai tahun 1987 Perpusnas masih berlokasi di tiga
tempat terpisah, yaitu di Jl. Merdeka Barat 12 (Museum Nasional), Jl. Merdeka Selatan
11 (Perpustakaan SPS) dan Jl. Imam Bonjol 1 (Museum Naskah Proklamasi).
Selanjutnya, Perpustakaan Nasional melalui Yayasan Harapan Kita memperoleh
sumbangan tanah seluas 16,000 m2 lebih berikut gedung baru berlantai sembilan dan
sebuah bangunan yang direnovasi di Jl. SalembaRaya 28A, Jakarta Pusat.
Perpustakaan Nasional RI pada tanggal 6 Maret 1989 selanjutnya digabung
dengan Pusat Pembinaan Perpustakaan. Status Perpustakaan Nasional RI juga berubah
menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Tanggal 11 Maret 1989, secara
resmi kompleks kantor Perpustakaan Nasional di Jl.Salemba Raya dibuka yang ditandai
dengan penandatanganan sebuah prasasti oleh Presiden dan Ibu Tien Suharto.
Sejak tanggal 14 Oktober 2019, layanan perpustakaan dipusatkan di Jalan
Merdeka Selatan dengan diresmikannya gedung baru oleh Presiden Joko Widodo.
Gedung yang terdiri atas 24 lantai tersebut disebut-sebut sebagai gedung tertinggi di
dunia untuk kategori perpustakaan. Gedung fasilitas layanan tersebut didirikan di atas
lahan seluas 11.975 meter persegi dengan luas bangunan 50.917 meter persegi
memakan waktu pembangunan hampir tiga tahun.

10
1. Visi
Visi dari Perpustakaan Nasional yaitu “Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat,
mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong melalui penguatan budaya
literasi”
2. Misi
a. Melaksanakan kajian kebutuhan diklat di bidang perpustakaan
b. Menyusun dan mengembangkan kurikulum diklat tenaga perpustakaan
c. Menyusun dan mengembangkan bahan ajar diklat tenaga perpustakaan
d. Menyelenggarakan diklat kepustakawanan
e. Mengelola dan mengembangkan sarana diklat
f. Mengevaluasi dan memantau pelaksanaan diklat tenaga perpustakaan
g. Membina dan mengembangkan penyelenggaraan diklat tenaga perpustakaan,
serta
h. Mengembangkan sistem informasi diklat tenaga perpustakaan
3. Kedudukan
a. Perpustakaan Nasional merupakan Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
b. Perpustakaan Nasional dipimpin oleh seorang Kepala
4. Tugas
Perpustakaan Nasional melaksanakan tugas pemerintahan di bidang perpustakaan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan meliputi:
a. Menetapkan kebijakan nasional, kebijakan umum, dan kebijakan teknis
pengelolaan perpustakaan;
b. Melaksanakan pembinaan, pengembangan, evaluasi, dan koordinasi terhadap
pengelolaan perpustakaan;
c. Membina kerja sama dalam pengolahan berbagai jenis perpustakaan; dan
d. Mengembangkan standar nasional perpustakaan.
5. Fungsi
Perputakaan Nasional menyelenggarakan fungsi:
a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang perpustakaan;
b. Pengkoordinasian kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas Perpustakaan
Nasional;

11
c. Pelaksanaan fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di
bidang perpustakaan; dan
d. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang
perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian,
keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.
6. Nilai-nilai Organisasi
Nilai budaya kerja Perpustakaan Nasional Republik Indonesia adalah “PASTI”
meliputi:
a. Profesional
Bekerja maksimal dan bertanggung jawab sesuai dengan kapasitas, menjunjung
tinggi kode etik profesi, terus mengembangkan potensi diri, mampu mengambil
keputusan yang tepat secara mandiri maupun dalam tim.
b. Akuntabilitas
Pemanfaatan sumber daya perpustakaan yang dapat dipertanggungjawabkan,
dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Sinergi
Komitmen membangun perpustakaan bekerja sama dengan semua pemangku
kepentingan, dalam upaya mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan
d. Trasnparan
Bersikap terbuka terhadap kinerja yang dihasilkan
e. Integritas
Berkarya dan berbakti untuk organisasi dengan jujur, disiplin, penuh tanggung
jawab dan dedikasi, menjunjung tinggi etika dan norma sosial, kesesuaian antara
perkataan dan perbuatan mengedepankan kepentingan publik dan organisasi di
atas kepentingan pribadi ataupun golongan, dan menjunjung tinggi amanah.
7. Struktur Organisasi
Dalam organisasi Perpustakaan Nasional, penulis berkedudukan sebagai staf
di Unit Pendidikan dan Pelatihan. Susunan organisasi Pusat Pendidikan dan
Pelatihan terdiri atas:
a. Subbagian Tata Usaha; dan
b. Kelompok jabatan fungsional.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan merupakan unsur pelaksana yang berada di


bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala dan secara administrasi

12
dikoordinasikan oleh Sekretaris Utama. Pusat Pendidikan dan Pelatihan mempunyai
tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan. Fasilitasi, bimbingan
teknis, supervisi, dan evaluasi dan pelaporan di bidang pendidikan dan pelatihan.

Struktur organisasi di Pusat Pendidikan dan Pelatihan dapat di lihat pada bagan
di bawah ini:

Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Pendidikan dan Pelatihan

B. Tugas dan Fungsi Penulis


Widyaiswara berdasarkan Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 22 Tahun 2014
adalah Pegawai Negeri Sipil yang diangkat sebagai pejabat fungsional dengan tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melakukan kegiatan:
1. Mendidik, mengajar dan melatih PNS
2. Evaluasi dan Pengembangan pendidikan dan pelatihan pada Lembaga Pendidikan
dan Pelatihan Pemerintah.
Berdasarkan Peraturan Bersama Kepala LAN dan Kepala BKN Nomor 1
Tahun 2015 dan Nomor 8 Tahun 2015 tugas yang dapat dilaksanakan widyaiswara
adalah:
1. Pelaksanaan mendidik, mengajar dan melatih
a. Persiapan

13
1) Menyusun Bahan Pendidikan dan Pelatihan (Bahan Tayang, Bahan Ajar, Bahan
Peraga serta GBPP/RBPMD dan SAP/RP).
2) Menyusun Soal/Materi Ujian Pendidikan dan pelatihan
b. Pelaksanaan
1) Tatap Muka Pendidikan dan Pelatihan (PNS)
2) Tatap Muka Pendidikan dan Pelatihan (Non ASN)
3) Pembimbingan
4) Pendampingan Orientasi Lapangan/
5) PKL/ Benchmarking
6) Pendampingan Proyek Perubahan/Penulisan Kertas Kerja
7) Memeriksa Hasil Ujian Pendidikan dan pelatihan
8) Coaching Proses Penyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan

2. Evaluasi Dan Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan


a. Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan
1) Terlibat dalam evaluasi penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan di instansi
2) Terlibat dalam evaluasi kinerja widyaiswara
b. Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan
1) Terlibat Analisis Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan
2) Terlibat Penyusunan Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan
3) Terlibat Penyusunan Modul Pendidikan dan Pelatihan

3. Pengembangan Profesi
a. Membuat Karya Ilmiah/Karya Tulis sesuai spesialisasi keahliannya Lingkup
Pendidikan dan pelatihan dalam bentuk buku, non buku dan makalah dalam
pertemuan ilmiah.
b. Penemuan inovasi yang dipatenkan dan telah masuk daftar paten sesuai bidang
spesialisasi keahliannya
c. Penyusunan Buku Pedoman/ Ketentuan Pelaksanaan/ Ketentuan Teknis di Bidang
kediklatan
d. Pelaksanaan Orasi Ilmiah sesuai spesialisasinya.

14
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A. Nilai-Nilai Dasar ASN BerAKHLAK


Berdasarkan surat edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 tentang
Implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara, disebutkan
bahwa dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi
pengelolaan ASN menuju pemerintahan kelas dunia, maka diluncurkan core values
(nilai-nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan employer branding “Bangga Melayani
Bangsa”. Nilai-nilai dasar berupa ASN BerAKHLAK merupakan akronim dari
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
Kolaboratif. Nilai-nilai dasar tersebut tentu harus dapat dipahami dan dimaknai
sepenuhnya oleh seluruh ASN serta dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas
dan kehidupan sehari-hari.
1. Berorientasi Pelayanan
Adapun penyelenggara pelayanan publik menurut UU Pelayanan Publik
adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang
dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan
hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik. Dalam
batasan pengertian tersebut, jelas bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah salah
satu dari penyelenggara pelayanan publik, yang kemudian dikuatkan kembali
dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN), yang
menyatakan bahwa salah satu fungsi ASN adalah sebagai pelayan publik.
Sangatkan penting untuk memastikan bahwa ASN mengedepankan nilai
Berorientasi Pelayanan dalam melaksanakan tugasnya. Ha tersebut dapat diartikan,
bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima demi
kepuasan masyarakat. Panduan perilaku Berorientasi pelayanan adalah:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
b. Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan; dan
c. Melakukan perbaikan tiada henti

15
Sedangkan prinsip dalam pelayanan publik adalah:
a. Partisipatif
Pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksana-
kan, dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga
negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik
yang diselenggarakan tersebut, seperti persyaratan, prosedur, biaya, dan se-
jenisnya. Masyarakat juga harus diberi akses yang sebesar-sebesarnya untuk
mempertanyakan dan menyampaikan pengaduan.
c. Responsif
Pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga
negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang
mereka butuhkan, akan tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan
pelayanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibeda-
kan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain.
e. Mudah dan Murah
Mudah artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan
mudah untuk dipenuhi. Murah artinya biaya yang dibutuhkan oleh masyarakat
untuk mendapatkan layanan tersebut terjangkau oleh seluruh warga negara.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayanan publik harus mampu mewujudkan tujuan – tujuan
yang hendak dicapai dan dilakukan dengan prosedur yang sederhana.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau
oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan non fisik.
h. Akuntabel
Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan menggunakan fasilitas
dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga negara melalui pajak yang
mereka bayar.

16
i. Berkeadilan
Salah satu tujuan yang penting adalah melindungi warga negara dari praktik
buruk yang dilakukan oleh warga negara yang lain.
2. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah
untuk dipahami. Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas
adalah sesuatu yang sangat penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara men-
capainya. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan respon-
sibilitas atau tanggungjawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut me-
miliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung
jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajib-
an untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan
amanat.
Amanah seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya
perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks
Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
a. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
disiplin dan berintegritas tinggi.
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien
c. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas
tinggi.
Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang diakui oleh banyak
pihak menjadi landasan dasar dari sebuah Administrasi sebuah negara (Matsiliza
dan Zonke, 2017). Kedua prinsip tersebut harus dipegang teguh oleh semua unsur
pemerintahan dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Semua elemen
bangsa harus memiliki integritas tinggi, termasuk para penyelenggara negara,
pihak swasta, dan masyarakat pada umumnya. Akuntabilitas dan Integritas
Personal seorang ASN akan memberikan dampak sistemik bila bisa dipegang teguh
oleh semua unsur. Melalui Kepemimpinan, Transparansi, Integritas, Tanggung
Jawab, Keadilan, Kepercayaan, Keseimbangan, Kejelasan, dan Konsistensi, dapat
membangun lingkungan kerja ASN yang akuntabel.

17
Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memper-
tanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada
atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik. Prinsip nilai akuntabel
adalah:
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
b. Transparansi
Tujuan dari adanya transparansi diantaranya untuk mendorong komunikasi
yang lebih besar dan kerjasama antara kelompok internal dengan eksternal,
memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan
korupsi dalam pengambilan keputusan, meningkatkan akuntabilitas dalam
keputusan–keputusan dan meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada
pimpinan secara keseluruhan.
c. Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan sesuatu kewajiban untuk menjunjung
tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku, undang-undang, kontrak,
kebijakan, dan peraturan yang berlaku.
d. Tanggung Jawab
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan memberikan
kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada sesuatu konsekuensi
dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk
bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat.
e. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas dimana keadilan harus
dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan organisasinya.
f. Kepercayaan
Kepercayaan lahir dari rasa keadilan yang akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Untuk mewujudkan kinerja yang baik harus disertai dengan keseimbangan
kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang dimiliki.
h. Kejelasan
Agar individu atau kelompok dalam melaksanakan wewenang dan

18
tanggungjawabnya, mereka harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa
yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
i. Konsistensi
Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah kebijakan akan memiliki
konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel.
3. Kompeten
Kompeten ditunjukkan dengan sikap terus belajar mengembangkan
kemampuan dan meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah dan dapat membantu orang lain belajar untuk melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik. Bagi seorang ASN, kompentensi menjadi faktor penting
untuk mewujudkan pegawai professional dan kompetitif. ASN juga memiliki
kewajiban untuk mengelola dan mengembangkan kompetensi dirinya, termasuk
mewujudkannya dalam kinerja. Sesuai dengan Surat Edaran Menteri PANRB
Nomor 20 Tahun 2021 poin 4, panduan perilaku (kode etik) nilai dasar kompeten
yaitu:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
b. Membantu orang lain belajar
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

Pengertian yang digunakan dalam konteks ASN, kompetensi adalah


deskripsi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas jabatan (Pasal 1 Permenpan RB Nomor 38 Tahun 2017), dan
kompetensi menjadi faktor penting untuk mewujudkan pegawai profesional dan
kompetitif. Dalam hal ini ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan
mengembangkan kompetensi dirinya, termasuk mewujudkannya dalam kinerja.
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi ASN, kompetensi meliputi:
a. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku
yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan
bidang teknis jabatan;
b. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/
perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau
me-ngelola unit organisasi; dan

19
c. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/
perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan
pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku
dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi
dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap pemegang Jabatan, untuk memperoleh
hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.

Pendekatan pengembangan kompetensi ASN sesuai dengan ketentuan


Undang-Undang ASN Nomor 5 Tahun 2014, dapat diuraikan sebagaimana dalam
Gambar di bawah ini mengenai Sistem Pengembangan Kompetensi ASN.

Gambar 2. Sistem Pengembangan Kompetensi ASN


Membantu orang lain dapat dilakukan dapat dilakukan dengan sosialisasi dan
percakapan. ASN dapat meluangkan waktunya untuk bersosialisasi dan bercakap
dengan rekan kerja seperti pada saat morning tea/coffee ataupun saat istirahat kerja.
Hal sederhana tersebut dapat menjadi wadah berbagi pengalaman kegiatan kerja
yang dialami masing – masing orang dan saling bertanya hingga memunculkan ide
pemecahan masalah. Selain itu, ASN juga dapat aktif dalam pameran pengetahuan
seperti pameran buku, pendidikan dan seminar penelitian yang dapat mendorong
pertukaran pengetahuan.

20
4. Harmonis
Berdasarkan pandangan dan pengetahuan mengenai kenekaragaman bangsa dan
budaya, sejarah pergerakan bangsa dan negara, konsep dan teori nasionalisme ber-
bangsa, serta potensi dan tantangannya maka sebagai ASN harus memiliki sikap dalam
menjalankan peran dan fungsi pelayanan masyarakat. ASN bekerja dalam lingkungan
yang berbeda dari sisi suku, budaya, agama dan lain-lain. Harmonis adalah kerja sama
antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor - faktor tersebut dapat
menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Suasana harmonis dalam lingkungan bekerja
akan membuatkan kita secara individu tenang, menciptakan kondisi yang memung-
kinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktifitas bekerja
dan kualitas layanan kepada pelanggan.
Beberapa peran ASN dalam kehidupan berbangsa dan menciptakan budaya
harmoni dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya antara lain:
a. Posisi ASN sebagai aparatur negara, dia harus bersikap netral dan adil. Netral
dalam artian tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang
ada. Adil berarti ASN dalam melaksanakan tugasnya tidak boleh berlaku
diskriminatif dan harus obyektif, jujur, transparan;
b. ASN juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok-kelompok minoritas,
dengan tidak membuat kebijakan, peraturan yang diskriminatif kepada
kelompok tersebut;
c. ASN juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan;
d. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban ASN juga harus memiliki suka me-
nolong baik kepada pengguna layanan, juga membantu kolega ASN lainnya
yang membutuhkan pertolongan;
e. ASN menjadi fitur dan teladan di lingkungan masyarakat.
Panduan perilaku nilai Harmonis adalah:
a. Menghargai setiap orang latar belakangnya;
b. Suka menolong orang lain;
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5. Loyal
Loyal merupakan sikap berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa
dan Negara diatas kepentingan pribadi. Adapun panduan perilaku nilai loyal adalah
sebagai berikut:

21
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan pan-
duan perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Komitmen yang bermakna perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu
atau hubungan keterikatan dan rasa tanggung jawab akan sesuatu.
b. Dedikasi yang bermakna pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi keber-
hasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia, dedikasi ini bisa juga
berarti pengabdian untuk melaksanakan citacita yang luhur dan diperlukan
adanya sebuah keyakinan yang teguh.
c. Kontribusi yang bermakna keterlibatan, keikutsertaan, sumbangsih yang
diberikan dalam berbagai bentuk, baik berupa pemikiran, kepemimpinan,
kinerja, profesionalisme, finansial atau, tenaga yang diberikan kepada pihak
lain untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dan efisien.
d. Nasionalisme yang bermakna suatu keadaan atau pikiran yang mengembang-
kan keyakinan bahwa kesetiaan terbesar mesti diberikan untuk negara atau
suatu sikap cinta tanah air atau bangsa dan negara sebagai wujud dari cita-cita
dan tujuan yang diikat sikapsikap politik, ekonomi, sosial, dan budaya sebagai
wujud persatuan atau kemerdekaan nasional dengan prinsip kebebasan dan
kesamarataan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
e. Pengabdian yang bermakna perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat,
ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat,
atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
6. Adaptif
Grindle menggabungkan dua konsep untuk mengukur bagaimana pengem-
bangan kapasitas pemerintah adaptif dengan indikator-indikator sebagai berikut:
a. Pengembangan sumber daya manusia adaptif;
b. Penguatan organisasi adaptif dan
c. Pembaharuan institusional adaptif.

Terkait membangun organisasi pemerintah yang adaptif, Neo & Chan telah
berbagi pengalaman bagaimana Pemerintah Singapura menghadapi perubahan

22
yang terjadi di berbagai sektornya, mereka menyebutnya dengan istilah dynamic
governance. Menurut Neo & Chen, terdapat tiga kemampuan kognitif proses
pembelajaran fundamental untuk pemerintahan dinamis yaitu berpikir ke depan
(think ahead), berpikir lagi (think again) dan berpikir lintas (think across).
Selanjutnya, Liisa Välikangas (2010) memperkenalkan istilah yang berbeda untuk
pemerintah yang adaptif yakni dengan sebutan pemerintah yang tangguh (resilient
organization). Pembangunan organisasi yang tangguh menyangkut lima dimensi
yang membuat organisasi kuat dan imajinatif: kecerdasan organisasi, sumber daya,
desain, adaptasi, dan budaya (atau sisu, kata Finlandia yang menunjukkan ke-
uletan.
Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi di mana
ASN memiliki kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan
organisasi yang berkelanjutan dengan lingkungannya, juga perbaikan proses
internal yang berkesinambungan. Salah satu praktik perilaku adaptif adalah dalam
hal menyikapilingkungan yang bercirikan ancaman VUCA. Johansen (2012)
mengusulkan kerangka kerja yang dapat digunakan untuk menanggapi ancaman
VUCA, yang disebut VUCA Prime, yaitu Vision, Understanding, Clarity, Agility.
Johansen menyarankan pemimpin organisasi melakukan hal berikut:
a. Hadapi Volatility dengan Vision
- Perubahan merupakan keniscayaan, oleh karena itu perubahan tidak untuk
dilawan tetapi perlu ‘diterima dan dirangkul’ agar menunjang kinerja
organisasi.
- Buat pernyataan yang kuat dan menarik tentang tujuan dan nilai tim, dan
kembangkan visi bersama yang jelas tentang masa depan dengan
menetapkan tujuan fleksibel yang dapat diubah setiap saat bila diperlukan.
Hal ini akan membantu navigasi situasi yang tidak menentu.
b. Hadapi Uncertainty dengan Understanding
- Berhenti sejenak untuk mendengarkan dan melihat sekeliling. Kemampuan
untuk ‘memahami’ sesuatu menjadi salah satu kunci dalam menghadapi
ketidakpastian.
- Jadikan investasi, analisis dan interpretasi bisnis, dan competitive
intelligence (CI) sebagai prioritas. Tetap up to date, hal ini berkaitan dengan

23
pelayanan yang diberikan pemerintah, bukan hanya melayani sesuai
harapan pelanggan tetapi melebihi ekspektasi pelanggan.
- Tinjau dan evaluasi kinerja. Pertimbangkan dengan baik langkah yang akan
Anda lakukan. Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk memperbaiki atau
meningkatkan kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja SDM
organisasi.
- Lakukan simulasi dan eksperimen dengan situasi, sehingga terlatih untuk
bereaksi terhadap ancaman serupa di masa depan. Simulasi dan eksperimen
sangat penting karena dapat memperkaya pengalaman dan mengembang-
kan sikap ilmiah.
c. Hadapi Complexity dengan Clarity
- Berkomunikasi secara jelas dengan tim. Dalam situasi yang kompleks,
komunikasi yang jelas membantu memahami arah tim dan organisasi.
Berkomunikasi secara jelas senada dengan berkomunikasi secara efektif.
- Kembangkan tim dan dorong kolaborasi. Situasi VUCA seringkali terlalu
rumit untuk ditangani oleh satu orang. Jadi, bangun tim yang dapat bekerja
secara efektif dalam lingkungan yang bergerak cepat.
d. Hadapi Ambiguity dengan Agility
- Dorong fleksibilitas, kemampuan beradaptasi, dan ketangkasan. Buat
rencana ke depan, tetapi bersiaplah untuk mengubahnya. Pekerjakan dan
promosikan orang-orang yang berhasil di lingkungan VUCA. Mereka
umumnya kolaboratif dan memilikiketerampilan berpikir kompleks.
- Dorong karyawan untuk berpikir dan bekerja di luar area fungsional
mereka. Rotasi pekerjaan dan pelatihan silang bisa menjadi cara terbaik
untuk meningkatkan ketangkasan tim. Sesekali pegawai perlu mendapat
insight di luar pekerjaan rutin.
- Hindari memimpin dengan mendikte atau mengendalikan mereka.
Kembangkan lingkungan kolaboratif dan konsensus. Dorong debat,
perbedaan pendapat, dan partisipasi dari semua orang.
- Kembangkan “budaya ide”. Hal baru (inovasi) adalah proses atau hasil
pengembangan pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan
(termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan
atau memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem

24
yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan,
terutama ekonomi dan sosial.
Panduan perilaku nilai adaptif adalah:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas.
c. Bertindak proaktif.
7. Kolaboratif
Kolaborasi adalah proses di mana pihak-pihak dengan keahlian yang berbeda
yang melihat aspek yang berbeda dari suatu masalah, dapat secara konstruktif
mengeksplorasi perbedaan dan menemukan solusi baru dari masalah tersebut.
Irawan (2017) mengungkapkan bahwa “ Collaborative governance “sebagai
sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi saling meng-
untungkan antar aktor governance. Collaborative governance mencakup kemitraan
institusi pemerintah untuk pelayanan publik yang merupakan sebuah pendekatan
pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama
dimana mitra saling mengahasilkan tujuan dan strategi dan berbagi tanggung jawab
dan sumber daya.
Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan- tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Oleh karena itu, WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan
urusanurusan yang relevan. Pada dasarnya pendekatan WoG mencoba menjawab
pertanyaan klasik mengenai koordinasi yang sulit terjadi di antara sektor atau
kelembagaan sebagai akibat dari adanya fragmentasi sektor maupun eskalasi
regulasi di tingkat sektor. Sehingga, WoG sering kali dipandang sebagai perspektif
baru dalam menerapkan dan memahami koordinasi antar sektor.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari sisi
penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara ini pernah dipraktekkan oleh
beberapa negara, termasuk Indonesia dalam level-level tertentu. Cara-cara ini
antara lain: penguatan koordinasi antar lembaga, membentuk lembaga koordinasi
khusus, membentuk gugus tugas, dan koalisi sosial. Adapun tantangan yang akan

25
dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek antara lain adalah: Kapasitas
SDM dan Institusi, Nilai dan Budaya Organisasi, dan Kepemimpinan. Praktek
WoG bisa dijabarkan sebagai berikut:
a. Penguatan Koordinasi Antar Lembaga
Mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang ideal
untuk sebuah koordinasi agar koordinasi dapat dilakukan menjadi lebih
mudah.
b. Membentuk Lembaga Koordinasi Khusus
Membentuk lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam meng-
koordinasikan sektor atau kementerian.
c. Membentuk Gugus Tugas
Gugus tugas berbentuk lembaga koordinasi yang dilakukan di luar struktur
formal yang sifatnya tidak permanen.
d. Koalisi Sosial
Merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor atau
lembaga tanpa perlu membentuk kelembagaan khusus dalam koordinasi ini.

Panduan perilaku dari nilai kolaboratif adalah sebagai berikut:


a. Memberikan kesempatan kepada semua pihak untuk berkontribusi.
b. Terbuka dalam bekerja dama untuk menghasilkan nilai tambah
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.

B. Peran ASN Mendukung Smart Governance


Penyelenggaraan Pelatihan Dasar ini sebagai penguatan nilai-nilai kedudukan
dan peran ASN yang harus ditanamkan oleh seluruh ASN. Meliputi Smart ASN dan
Manajemen ASN.
1. Smart ASN
Pandemi Covid-19 telah mengantarkan dunia pada sebuah masa
revoulusioner dengan berpindahnya sebagian kehidupan manusia menuju dunia
tanpa batas, yakni dunia digital. Kita dipaksa untuk masuk dan mengikuti segala
perkembangan yang ada di dunia digital atau sering disebut dengan istilah
Mendadak Digital. Kondisi “Mendadak Digital” ini telah mengguncang Ekonomi,
Sosial, dan Budaya masyarakat Abad 21. Berbagai berkah dan bencana di ruang

26
digital silih berganti menghampiri seluruh profesi tak terkecuali Aparatur Sipil
Negara (ASN).
Era Teknologi Informasi saat ini memberikan kemudahan dalam melakukan
segala hal. Banyak manfaat yang diperoleh dari kemajuan teknologi informasi,
salah satunya perkembangan pesat bidang komunikasi. Saat ini, perilaku manusia
dalam berkomunikasi menjadi semakin kompleks. Dahulu, manusia berkomunikasi
dengan cara bertemu, namun kini dengan adanya teknologi, tersedia media baru
dalam berkomunikasi, yaitu melalui jejaring sosial. Jejaring sosial ini membuat
manusia terhubung satu sama lain tanpa harus bertatap muka. Dengan media baru
ini, informasi juga dapat disebarluaskan dengan cepat.
Komunikasi yang bersifat serba digital menjadikan literasi digital sebagai
salah satu kebutuhan wajib di era serba teknologi seperti sekarang. Pertumbuhan
ekonomi digital Indonesia diprediksi akan naik mencapai US$133 miliar pada 2030
(eConomy SEA 2019). Namun, Indonesia, berdasarkan World Digital
Competitiveness Ranking, berada pada urutan 56 dari 62 negara di dunia. Dengan
kondisi ini, Indonesia terancam hanya menjadi pasar dan dapat kehilangan
kesempatan memetik dampak baik dari trend perkembangan teknologi yang ada.
Daya saing digital yang rendah, yang disebabkan diantaranya rendahnya literasi
digital, juga membuat Indonesia menghadapi sejumlah ancaman; mulai dari
penyebaran konten negatif, konten berbau hoaks, ujaran kebencian atau hate
speech, perundungan, ragam praktik penipuan hingga radikalisme.
Berbagai tantangan di ruang digital harus diimbangi dengan literasi digital
yang mumpuni. Modul ini bukan hanya sebagai buku panduan semata, namun
diharapkan para peserta CPNS mampu mengikuti dan beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi secara cepat. Sehingga terwujudlah kinerja yang bukan
hanya cakap di dunia nyata namun juga cakap di dunia digital.
Berdasarkan arahan bapak presiden pada poin pembangunan SDM dan
persiapan kebutuhan SDM talenta digital, Literasi digital berfungsi untuk
meningkatkankemampuan kognitif sumber daya manusia di Indonesia agar
keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Kerangka kerja literasi
digital terdiri dari digital skill, digital culture, digital ethics, dan digital safety.
a. Digital Skill

27
Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan
perangkat keras dan perangkat lunak TIK serta sistem operasi digital dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Digital Culture
Kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan,
memeriksa, dan menmbangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dan digitalisasi
kebudayaan melalui pemanfaatan TIK.
c. Digital Ethics
Kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri,
merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika
digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.
d. Digital Safety
Kemampuan pengguna dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, meng-
analisis, menimbang, dan meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi
dan keamanan digital dalam kehidupan sehari – hari.

2. Manajemen ASN
Menurut UU No. 5 Tahun 2014 tentang Pegawai Negeri Sipil, PNS
berdasarkan jenisnya terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS adalah WNI yang diangkat
sebagai Pegawai PNS secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
Sementara itu, PPPK adalah WNI yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan. Pegawai PNS harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik.
Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ini menjadi acuan bagi
para PNS dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah. Fungsi kode etik dan kode
perilaku ini sangat penting dalam birokrasi dalam menyelenggarakan
pemerintahan. Fungsi tersebut antara lain:
a. Sebagai pedoman, panduan birokrasi publik/Pegawai Negeri Sipil dalam
menjalankan tugas dan kewenangan agar tindakannya dinilai baik;
28
b. Sebagai standar penilaian sifat, perilaku, dan tindakan birokrasi
publik/Pegawai Negeri Sipil dalam menjalankan tugas dan kewenangannya;
dan
c. Etika birokrasi penting sebagai panduan norma bagi aparat birokrasi dalam
menjalankan tugas pelayanan pada masyarakat dan menempatkan kepentingan
publik di atas kepentingan pribadi, kelompok dan organisasinya. Etika
diarahkan pada kebijakan yang benar-benar mengutamakan kepentingan
masyarakat luas.
Untuk menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi PNS serta
mewujudkan jiwa korps PNS sebagai perekat dan pemersatu bangsa, Pegawai PNS
memiliki korps profesi Pegawai PNS. Selain itu, terdapat juga asas profesionalitas
dalam Manajemen ASN yang mengutamakan keahlian seorang Pegawai PNS
dengan tetap berlandaskan kode etik dan peraturan serta perundang-undangan yang
berlaku.
Secara lebih khusus, PNS yang menjabat sebagai seorang pejabat fungsional
biasanya akan tergabung dalam organisasi profesi jabatan fungsional tersebut dan
memiliki kode etik serta kode perilaku profesi yang sesuai dengan ketentuan
peraturan dan perundangan dan mendapat persetujuan dari Instansi Pembina untuk
setiap jabatan.

Sistem Merit
Sistem merit adalah konsepsi dalam manajemen SDM yang menggambarkan
diterapkannya objektifitas dalam keseluruhan semua proses dalam pengelolaan PNS
yakni pada pertimbangan kemampuan dan prestasi individu untuk melaksanakan
pekerjaannya (kompetensi dan kinerja). Sistem Merit adalah kebijakan dan
Manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara
adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit,
agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.
Bagi organisasi adanya sistem merit mendukung keberadaan prinsip
akuntabilitas yang saat ini menjadi tuntutan dalam sektor publik. Ketika organisasi
mengetahui apa tujuan keberadaannya (visi, misi, dan program yang akan dilakukan)
organisasi dapat mengarahkan SDM-nya untuk dapat mempertanggungjawabkan
keberadaannya.

29
Dengan kata lain organisasi dapat mempertanggungjawabkan bagaimana
mereka menggunakan SDMnya secara efektif dan efisien. Sedangkan bagi pegawai,
sistem ini menjamin keadilan dan juga menyediakan ruang keterbukaan dalam
perjalanan karir seorang pegawai. UU ASN secara jelas mengakomodasi prinsip
merit dalam pelaksanaan manajemen
ASN. Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan motor penggerak pemerintahan,
pilar utama dalam melaksanakan tugas sebagai pelayan publik yang secara langsung
maupun tidak langsung bersinggungan dengan masyarakat. Oleh karena itu kinerja
PNS menjadi indikator utama yang menentukan kualitas PNS itu sendiri. Untuk
mendapatkan PNS yang memiliki kinerja tinggi diperlukan suatu regulasi yang
mampu mendorong PNS bertanggung jawab terhadap tugasnya dan mau
melakukannya dengan sepenuh hati. Sistem merit adalah salah satu strategi untuk
mendorong produktivitas kerja lebih tinggi karena PNS dijamin objektifitasnya
dalam perjalanan kariernya. Manajemen menyediakan kondisi dimana berbagai
kebijakan dan manajemen SDM dilakukan dan didasari pada pertimbangan
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar, tanpa membedakan latar
belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan,
umur ataupun kondisi kecacatan.
Selain itu, UU PNS memandang bahwa sumber daya manusia (SDM) adalah
aset yang harus dikembangkan. Dengan dasar tersebut maka setiap PNS memiliki
kesempatan yang sama untuk meningkatkan kualitas diri masing-masing. Oleh
karenanya setiap PNS dimotivasi untuk memberikan yang terbaik. Sistem merit
merupakan salah satu bentuk motivasi bagi PNS yang ingin meningkatkan kualitas
dirinya. Pencantuman sistem merit dalam UU ASN mengindikasikan keseriusan
pemerintah untuk menerapkan obyektifitas dalam manajemen ASN dan juga
keharusan semua instansi pemerintah untuk menerapkan sistem tersebut dalam
pengelolaan. Prinsip keadilan dan kewajaran yang ada dalam pasal di atas harus
diterapkan untuk menjamin karir PNS yang jelas dan juga untuk tujuan peningkatan
akuntabilitas kinerja pemerintah.
Pengelolaan SDM harus selalu berkaitan dengan tujuan dan sasaran organisasi
(strategic alignment), dalam konteks ini aktivitas dalam pengelolaan SDM harus
mendukung misi utama organisasi. Pengelolaan SDM dalam hal ini PNS dilakukan
untuk memotivasi dan juga meningkatkan produktivitas pegawai dalam
melaksanakan tugas sehingga mampu berkontribusi pada pencapaian tujuan dan
30
sasaran organisasi. Organisasi membutuhkan pegawai yang jujur, kompeten dan
berdedikasi. Untuk mendapatkan profil pegawai yang produktif, efektif dan efisien
tersebut diperlukan sebuah sistem pengelolaan SDM yang mampu memberikan
jaminan keamanan dan kenyamanan bagi individu yang bekerja didalamnya. Sebuah
sistem yang efisien, efektif, adil, terbuka atau transparan, dan bebas dari kepentingan
politik, individu, kelompok tertentu. Kondisi ini memberikan lingkungan yang
kondusif bagi pegawai untuk bekerja dan berkinerja karena merasa dihargai dan juga
diperhatikan oleh organisasi.
Sistem merit yang berdasarkan pada obyektivitas dalam pengelolaan PNS
menjadi pilihan bagi berbagai organisasi untuk mengelola SDM. Kualifikasi,
kemampuan, pengetahuan dan juga ketrampilan pegawai yang menjadi acuan dalam
pengelolaan PNS berdasar sistem merit menjadi fondasi untuk memiliki pegawai
yang kompeten dan bahagia dalam organisasi karena mereka memiliki kepercayaan
diterapkannyakeadilan dalam organisasinya.
Berikut adalah gambaran mengenai pelaksanaan sistem merit dalam beberapa
komponen pengelolaan PNS sebagaimana di atas khususnya dalam penyusunan dan
penetapan kebutuhan (perencanaan kebutuhan pegawai atau planning), penilaian
kinerja (monitoring dan penilaian), pengembangan kompetensi, promosi, mutasi,
penghargaan yang terdapat dalam UU ASN.
a. Perencanaan
Pasal 56 menyebutkan bahwa setiap instansi pemerintah dalam menyusun dan
menetapkan kebutuhan pegawai harus didasarkan pada analisis jabatan dan
analisis beban kerja. Pasal ini mengisyaratkan:
1) Perencanaan kebutuhan pegawai harus mendukung sepenuhnya tujuan dan
sasaran organisasi. Jumlah dan kualifikasi pegawai yang dibutuhkan
dihitung untuk memenuhi kebutuhan pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi;
2) Proses pengadaan dilakukan untuk mendapatkan pegawai dengan kualitas
yang tepat dan berintegritas untuk memenuhi kebutuhan organisasi. Pegawai
yang terseleksi menjadi PNS adalah mereka yang memiliki pengetahuan,
ketrampilan dan perilaku yang dibutuhkan jabatan/organisasi;

31
3) Pegawai ditempatkan sesuai dengan perencanaannya (untuk memenuhi
kebutuhan organisasi) dan tidak berdasarkan preferensi individu/kelompok
atau pertimbangan subyektif lainnya;
4) Untuk mendapatkan pegawai yang tepat dibutuhkan sebuah sistem yang
transparan dan adil bagi semua orang.
Dalam penerapannya dibutuhkan beberapa kondisi dalam penentuan dan
pengisian formasi pegawai antara lain:
1) Pengisian formasi sampai dengan pengangkatan pegawai dilakukan
dengan penilaian yang terbuka dan adil. Pasal 62 UU ASN memberikan
pedoman untuk penilaian ini;
2) Untuk menjamin keadilan dan transparansi, formasi pegawai harus
diinformasikan kepada semua orang tidak terkecuali. Pasal 60 dan 61
menjamin hal tersebut dengan ketentuan bagi setiap instansi pemerintah
untuk mengumumkan secara terbuka kepada masyarakat tentang
kebutuhan jabatan dan juga jaminan bahwa semua warga negara diberi
kesempatan yang sama untuk menjadi pegawai PNS.
b. Monitoring, Penilaian dan Pengembangan
Di satu sisi, kegiatan monitoring pegawai didasarkan sepenuhnya untuk
memastikan bahwa pegawai digunakan secara efektif dan efisien untuk
memenuhi kebutuhan organisasi (pegawai memberikan kontribusi pada
kinerja dan produk-tivitasorganisasi). Disisi lain pegawai dijamin keberadaan
dan kariernya berdasarkan kontribusi yang diberikan. Jaminan sistem merit
dalam monitoring dan penilaian antara lain dapat diwujudkan dengan:
1) Pangkat dan jabatan dalam PNS diberikan berdasarkan kompetensi,
kualifikasi dan persyaratan jabatan;
2) Pengembangan karier PNS dilakukan berdasarkan kualifikasi,
kompetensi, penilaian kinerja yang mencerminkan kebutuhan instansi
masing-masing;
3) Mutasi pegawai dilakukan dengan mempertimbangkan kualifikasi,
kompetensi dan kebutuhan instansi;
4) Penilaian kinerja dilakukan dengan dasar kinerja sesungguhnya dari
seorang pegawai. Sistem penilaian kinerja yang digunakan harus bisa
membedakan pegawai berkinerja dan tidak berkinerja. Penilaian kinerja
memberikan kesempatan kepada pegawai yang tidak berkinerja baik
32
untuk diperbaiki, dan juga mengapresiasi pegawai yang berkinerja tinggi
(sebagai wujud pengakuan organisasi terhadap orang berkinerja
tinggi/reward);
5) Promosi pegawai dilakukan dengan berdasarkan pada kinerja pegawai dan
bukan pada pertimbangan subyektif.

33
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

A. Identifikasi dan Deskripsi Isu


Isu merupakan phenomena/kejadian yang diartikan sebagai masalah. Jika
ditinjau dari Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan masalah yang dikedepankan
untuk ditanggapi, dan dianggap penting atau dapat menarik perhatian orang banyak,
sehingga menjadi bahan yang layak untuk didiskusikan. Sebagai CPNS Perpunas
selama kurang lebih lima bulan, ada beberapa core issue yang ditemui di Pusat
Pendidikan dan Pelatihan, sebagai berikut:
1. Belum efektifnya Knowledge Management System (KMS) pada LMS Eldika
Pusdiklat.
2. Belum optimalnya proses evaluasi pasca pelatihan di Pusdiklat.
3. Belum optimalnya pembuatan bahan tayang interaktif pada pembelajaran
daring.
4. Belum adanya reminder jadwal pengajar di pusdiklat.
5. Belum optimalnya pemahaman alur penginputan soal di eldika bagi pengajar
di pusdiklat.

Pada isu yang pertama yaitu, “ belum efektifnya Knowledge Management


System (KMS) pada Web Eldika”. Isu tersebut teridentifikasi karena selama ini tidak
ada pendokumentasian informasi dan pengetahuan yang terstruktur pada kegiatan
di pusdiklat. Pengetahuan atau informasi tidak didokumentasikan dan dikelola
dengan baik, sehingga tidak bisa dimanfaatkan untuk sharing knowledge bagi SDM
di pusdiklat.
Pada isu yang kedua yaitu, ” belum optimalnya proses evaluasi pasca pe-
latihan di Pusdiklat”. Selama ini evaluasi pasca pelatihan belum sesuai dengan
kondisi nyata di lapangan. Dalam kenyataannya evaluasi pasca pelatihan harus
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemanfaatan kompetensi alumni
peserta setelah mengikuti pelatihan yang telah dilaksanakan. Sebagaimana lingkup
evaluasi yang disampaikan oleh Kirk Patrick, bahwa evaluasi terdiri dari reaction
dan learning ketika pembelajaran hingga berakhirnya pelatihan, kemudian peseta
kembali ke instansinya perlu diukur keberhasilannya terkait bagaimana behavior

34
dan result dari pelatihan yang telah diikutinya, apakah pelatihan yang diikutinya
berdampak positif terhadap unit kerjanya, dan juga berdampak positif terhadap
peserta itu sendiri dengan peningkatan perilaku kerjanya serta sejauh mana
kemanfaatan yang dirasakan proses penyelenggara pelatihan yaitu Pusdiklat
Perpusnas RI. Namun dalam pelaksanaannya evaluasi pasca pelatihan tidak sesuai
dengan teori, dan sering terjadinya kesalahpahaman pegawai dalam pelaksanaan
evaluasi.
Pada isu yang ketiga yaitu, “Belum optimalnya pembuatan bahan tayang
interaktif pada pembelajaran daring”. Di dalam LMS Eldika pembuatan bahan
tayang sangat bervariatif, namun sejauh ini belum dimanfaatkan secara optimal oleh
para pengajar. Terdapat banyak pilihan konten interaktif yang dapat dibuat
mengguna-kan H5P yang dapat membantu widyaiswara dalam proses pelatihan.
Pada isu yang keempat yaitu, “Belum adanya reminder jadwal pengajar di
pusdiklat”. Selama ini belum terdapat sistem reminder untuk pemberitahuan jadwal
bagi pengajar, terdapat kurang lebih 30 diklat yang akan berjalan dalam setahun,
alangkah efektifnya jika terdapat suatu media atau teknologi yang dapat
memberikan jadwal untuk pengajar agar membatu mengingatkan dan memberikan
informasi tentang jadwal mengajar secara up-to date.
Pada isu yang kelima yaitu, “Belum optimalnya pemahaman alur peng-
inputan soal di eldika bagi pengajar di pusdiklat”. Ada beberapa widyaiswara dan
pengajar dari pustakawan kurang memahami dalam menginput dan menilai soal di
eldika, serta masih dibantu oleh penyelenggara dalam pengaplikasikannya. Di-
butuhkan sebuah panduan untuk membantu para pengajar, agar dapat memberikan
pemahaman dan para pengajar dapat secara mandiri menginput dan menilai soal di
eldika.

B. Analisis Isu
Sebagai tindak lanjut atas identifikasi isu tersebut, maka selanjutnya akan
diadakan analisis isu dengan menggunakan instrumen penetapan isu berdasarkan
kriterian APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan). Aktual,
bermakna sebagai isu yang sedang terjadi atau proses kejadian dan sedang menjadi
pembicaraan dalam masyarakat. Prolematik, ialah isu yang memiliki dimensi
masalah kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya. Kekhalayakan, yaitu

35
isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak. Layak, yaitu isu
yan masuk akal dan realistis serta releban untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya.
Dengan menggunakan metode APKL, maka dapat dilampirkan analisis isu
sebagai berikut:
Tabel 1. Analisis Isu dengan Metode APKL
Kriteria Isu Kedudukan dan
No. Isu Ket
A P K L Peran ASN

1. Belum efektifnya Knowledge


Management System (KMS) pada √ √ √ √ YA Smart ASN
Web Eldika Pusdiklat.
2. Belum optimalnya proses Smart ASN dan
evaluasi pasca pelatihan di √ √ √ √ YA Manajemen
Pusdiklat. ASN
3. Belum optimalnya pembuatan
bahan tayang interaktif pada √ √ √ √ YA Smart ASN
pembelajaran daring.
4. Belum adanya reminder jadwal Smart ASN dan
pengajar di pusdiklat. √ √ √ - TIDAK Manajemen
ASN
5. Belum optimalnya pemahaman
√ √ - √ TIDAK Manajemen
alur penginputan soal di eldika
ASN
bagi pengajar di pusdiklat.
Keterangan:
A: Aktual K: Kekhalayakan
P : Problematik L : Layak

Berdasarkan hasil analisis isu dengan metode APKL di atas isu nomor (1),
(2), dan (3) memenuhi semua kriteria APKL. Sedangkan isu nomor (4) dan (5) tidak
memenuhi kriteria Kekhalayakan dan Layak/kelayakan.
Isu pertama memenuhi kriteria aktual karena pengembangan KMS sekarang
ini sedang banyak dilakukan oleh Kementerian/Lembaga dalam menyediakan layanan
pengembangan pegawai dengan mengunakan teknologi digital. Problematik, karena
selama ini kegiatan di pusdiklat terkait sharing knowledge belum terkelola dan
terdokumentasi dengan baik di suatu sistem. Apalagi dalam kondisi pandemi seperti
ini, di unit pusdiklat KMS belum optimal dimanfaatkan untuk sharing pengetahuan
yang bisa diakses dikapan saja dan dimana saja. Kekhalayakan, yaitu karena isu
terkait KMS jika dioptimalkan pemanfaatanya akan memberikan dampak positif bagi
SDM Pusdiklat itu sendiri, yaitu akan memberikan kemudahan dalam melakukan

36
sharing pengetahuan yang bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan di lingkup
SDM Pusdiklat. Serta memenuhi kriteria kelayakan untuk diangkat karena dapat
dilaksanakan upaya penyelesaiannya.
Isu yang kedua memenuhi kriteria aktual karena pelaksanaan evaluasi pasca
pelatihan yang tidak sesuai antara teori dengan keadaan di lapangan, dan sering terjadi
kesalahpahaman bagi pegawai dalam pelaksanaan evaluasinya. Memenuhi kriteria
problematik dikarenakan memiliki permasalahan yang harus segera diatasi sehingga
pelaksanaan evaluasi ke depan dapat memberikan dampak yang baik bagi pusdikat ke
depannya. Kriteria kekhalayakan terpenuhi karena evaluasi merupakan kontrol
pertama dalam melakukan perbaikan-perbaikan ke depan, dengan evaluasi yang tepat
maka kita dapat menghasilkan poin-poin perbaikan yang dapat didistribusikan kepada
pihak terkait dan stakeholder sebagai langkah perbaikan pelaksanaan diklat. Serta
memenuhi kriteria kelayakan karena isu tersebut masuk akal dan relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Isu yang ketiga memenuhi kriteria aktual karena pusdiklat perpusnas
mempunyai E-Learning Eldika sebagai sistem pembelajaran daring berbasis moodle,
namun dalam pelaksanaan pelatihan menggunakan moodle selama ini belum
memanfaatkan jenis aktivitas konten interaktif. H5P memungkinkan untuk membuat
berbagai konten interaktif, H5P sebagai salah satu plugin yang tersedia pada Moodle
juga menawarkan beragam fitur-fitur bahan ajar interaktif yang tentunya dapat
memberikan pengalaman belajar yang berbeda bagi pebelajar. Namun masih banyak
pengajar belum secara optimal memanfaatkan fitur H5P tersebut. Seharusnya seorang
pengajar dituntut untuk semakin terampil memberikan pelatihan yang inovatif dengan
pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan efektifitas pelatihan. Kriteria
problematik, karena pada kenyataannya fitur H5P belum optimal dimanfaatkan oleh
pengajar, karena masih minimnya pemahaman penggunaan pada fitur tersebut.
Selanjutnya kriteria kekhalayakan, karena pemanfaatan fitur H5P untuk pelatihan
secara daring akan berkaitan dan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil
belajar. Sedangkan kriteria kelayakan, karena isu tersebut masuk akal, realistis dan
sesuai dengan tugas dan fungsi penulis.
Isu yang keempat memenuhi kriteria aktual karena selama ini belum ada
media atau teknologi yang dapat memberikan informasi jadwal bagi pengajar untuk
mengingatkan jadwal secara up-to date. Memenuhi kriteria problematik, per-

37
kembangan ilmu teknologi sekarang ini telah mempengaruhi kegiatan sehari-hari,
oleh karena itu mengapa tidak dikembangkan media atau sistem untuk pemberitahuan
jadwal bagi pengajar di pusdiklat, selama ini pemberitahuan jadwal bagi pengajar
masih dilakukan secara manual, serta pengajar mengingat jadwalnya secara masing-
masing. Karena tidak ada media tersebut maka pengajar tidak mendapatkan informasi
penjadwalan dimanapun dan kapanpun dengan smartphone mereka. Memenuhi
kriteria kekhalayakan karena jika pengajar lupa akan jadwal mengajarnya maka
pelatihan tidak akan berjalan. Dan isu ini tidak memenuhi kriteria layak karena latar
belakang penulis yang belum menguasai pengembangan sebuah sistem atau aplikasi
maka isu ini tidak relevan untuk dilaksanakan dalam aktualisasi.
Isu yang kelima memenuhi kriteria aktual karena selama ini masih banyak
pengajar dari pustakawan yang masih belum memahami cara penginputan soal di
LMS eldika, sehingga membutuhkan bantuan panitia penyelenggara. Memenuhi
kriteria problematik karena isu tersebut menyebabkan tidak efisien dan efektifnya
peng-inputan soal di eldika, seharusnya pengajar secara mandiri bisa menginput soal
di eldika sehingga penginputan dan penilaian soal bisa segera terselesaikan. Kriteria
kekhalayan tidak terpenuhi karena tidak secara langsung berpengaruh kepada peserta
pelatihan, dan penginputan selama ini masih bisa di back-up oleh panitia pe-
nyelenggara. Sedangkan memenuhi kriteria layak karena isu tersebut masuk akal,
realistis dan layak untuk dicarikan penyelesaiannya.
Berdasarkan hasil analisis isu menggunakan APKL, diperoleh 3 isu yang
memenuhi kriteria APKL. Selanjutnya dari ketiga isu tersebut dilakukan analisis
penetapan isu menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth).
Urgency adalah seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindak-
lanjuti. Seriousness adalah seberapa serius suatu isu harus dibahas, dikaitkan dengan
akibat yang akan ditimbulkan. Growth adalah seberapa besar kemungkinan mem-
buruknya isu tersebut jika tidak segera ditangani. Penilaian USG dengan memberikan
skor 1-5, semakin tinggi skor menunjukkan bahwa isu tersebut sangat mendesak dan
sangat serius untuk segera ditangani. Berikut ini merupakan hasil analisis prioritas isu
berdasarkan metode USG yang disajikan pada tabel di berikut ini:

38
Tabel 2. Pemilihan Isu dengan Metode Kriteria USG
Kriteria Peringka Kedudukan dan
No. Isu Total
U S G t Peran ASN
1. Belum efektifnya 4 4 4 12 3
Knowledge Management
Smart ASN
System (KMS) pada Web
Eldika Pusdiklat.
2. Belum optimalnya proses 5 5 4 14 2 Smart ASN dan
evaluasi pasca pelatihan di Manajemen
Pusdiklat. ASN
3. Belum optimalnya 5 5 5 15 1
pembuatan bahan tayang
Smart ASN
interaktif pada
pembelajaran daring.
Keterangan :
U = Urgent Skor 5 = Sangat Tinggi
S = Seriousness Skor 4 = Tinggi
G = Growth Skor 3 = Sedang
Skor 2 = Rendah
Skor 1 = Sangat Rendah

Berdasarkan analisis isu menggunakan metode USG tersebut, didapatkan isu


nomor 3, yaitu “Belum optimalnya pembuatan bahan tayang interaktif pada
pembelajaran daring.” sebagai prioritas pertama yang akan dicari pemecahan
masalahnya. Isu tersebut dilihat dari kriteria Urgency, butuh untuk segera dicarikan
solusi pemecahannya, yaitu perlu adanya inovasi pelatihan khususnya dalam
pembelajaran daring. Dibutuhkan pemahaman bagi pengajar mengenai fitur H5P
sebagai penerapan pelatihan yang menarik perhatian peserta (pebelajar). Karena
seorang pengajar dituntut untuk memberikan pelatihan yang lebih bermakna.
Disamping itu pengajar dituntut untuk dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya
secara optimal. Dari segi Seriousness, isu tersebut menyangkut hasil belajar dari
peserta pelatihan, jika pemanfaatan fitur H5P di LMS Eldika dimanfaatkan dengan
optimal akan berdampak pada hasil belajar yang signifikan. Jika pembelajaran daring
dilakukan dengan interaktif memungkinkan pebelajar mendapatkan pengalaman belajar
yang bermakna. Sedangkan dari segi Growth, karena jika isu tersebut tidak
ditindaklanjuti akan berdampak pada tertinggalnya kemampuan pengajar dalam
mengembangkan pelatihan yang menarik, tidak adanya inovasi pelatihan yang
menciptakan kemudahan bagi pengajar dalam penyampaian materi dan kurangnya
kreatifitas pengajar dalam proses pelatihan secara daring.

39
C. Analisis Penyebab Isu
Setelah dilakukan analisis penetapan isu yang akan dicari gagasan
pemecahannya, dilakukan analisis penyebab isu terpilih. Isu “Belum optimalnya
pembuatan bahan tayang interaktif pada pembelajaran daring.” disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu:
1. Kurangnya pemahaman pengajar dalam digitalisasi bahan tayang menggunakan
fitur H5P di LMS.
2. Belum adanya panduan digitalisasi bahan tayang pembelajaran daring
menggunakan fitur H5P di LMS.

D. Dampak Bila Isu Tidak Diselesaikan


Apabila isu “Belum optimalnya pembuatan bahan tayang interaktif pada
pembelajaran daring.” tidak diselesaikan, maka akan menyebabkan beberapa dampak,
yaitu:
1. Tidak adanya inovasi pelatihan yang inovatif dan interaktif.
2. Tertinggalnya kompetensi pembuatan konten digital pengajar di Pusdikat
Perpusnas.
3. Kurangnya kreatifitas pengajar dalam proses pelatihan secara daring.
4. Kurang optimalnya pemanfaatan fitur konten interaktif di LMS.

E. Gagasan Pemecahan Isu


Berdasarkan hasil analisis penyebab isu, “Belum optimalnya pembuatan
bahan tayang interaktif pada pembelajaran daring.” diperoleh gagasan alternatif
pemecahan isu sebagai berikut:
1. Pelaksanaan bimbingan teknis bagi pengajar untuk membuat bahan tayang
interaktif berbasis H5P.
2. Pembuatan video panduan untuk membuat bahan tayang interaktif H5P (Html 5
Package) berbasis LMS (Learning Management System) Moodle.
Penulis kemudian menggunakan metode Mc Namara untuk analisis
pemecahan isu yang akan menjadi prioritas seperti pada di bawah ini. Ada 3 kriteria
yang dinilai dari setiap alternatif gagasan, yaitu : Kontribusi (K), Biaya (B), dan
Layak (L).

40
Tabel 3. Gagasan Pemecahan Isu dengan Metode Mc Namara
No. Alternatif Gagasan K B L Total Prioritas
1. Pelaksanaan bimbingan teknis bagi 5 3 4 12 2
pengajar untuk membuat bahan tayang
interaktif berbasis H5P.
2. Pembuatan video panduan untuk membuat 5 4 4 11 1
bahan tayang interaktif H5P (Html 5
Package) berbasis LMS (Learning
Management System) Moodle.
Keterangan Skor:
Skor 5: Sangat Kontributif/Tidak Biaya/Sangat Layak
Skor 4: Kontributif/Kurang Biaya/Layak
Skor 3: Cukup Kontributif/Cukup Biaya/Cukup Layak
Skor 2: Kurang Kontributif/Biaya/Kurang Layak
Skor 1: Tidak Kontributif/Sanat Biaya/Tidak Layak

Gagasan pertama “Mengadakan bimbingan teknis bagi pengajar untuk


membuat bahan tayang interaktif berbasis H5P” menjadi prioritas kedua mempunyai
nilai yang kontributif terhadap peningkatan kompetensi para pengajar dalam
pembuatan konten pemebelajaran interaktif, namun membutuhkan biaya
pelaksanaannya.
Gagasan yang kedua “Pembuatan video panduan untuk membuat bahan tayang
interaktif H5P (Html 5 Package) berbasis LMS (Learning Management System)
Moodle” menjadi prioritas pertama karena memiliki nilai kontributif, layak serta tidak
membutuhkan biaya dalam pelaksanaannya, karena Pusdiklat Perpusnas memiliki
properti studio dan fasilitas yang memadai dalam pembuatan video. Di samping itu
kelebihan dari gagasan tersebut adalah, dengan video kita bisa mendemonstrasikan
suatu prosedur secara konkrit sehingga materi atau konten yang akan disampaikan
jelas, bisa memanfaatkan animasi untuk mengilustrasikan materi dan video bisa
diputar kapan saja dan dimana saja melalui smarphone dari pengguna.
Sehingga hasil analisis prioritas gagasan pemecahan isu dengan metode
tapisan Mc Namara yaitu “Pembuatan Video Panduan untuk Membuat Bahan Tayang
Interaktif H5P (Html 5 Package) berbasis LMS (Learning Management System)
Moodle”

F. Rancangan Aktualisasi dan Habituasi

41
Berdasarkan hasil analisis Tapisan Mc. Namara yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa “Pembuatan video panduan untuk membuat bahan tayang
interaktif H5P (Html 5 Package) berbasis LMS (Learning Management System)
Moodle” merupakan gagasan yang akan menjadi solusi terbaik yang bisa memberikan
dampak kepada para pengajar di Pusdiklat Perpusnas dalam memberikan pemahaman
cara pembuatan bahan tayang interaktif berbasis H5P yang ada di LMS Eldika,
sehingga terdapat inovasi dalam penyampaian pembelajaran daring yang diadakan
Pusdiklat Perpusnas. Rancangan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam
aktualisasi gagasan pemecahan isu antara lain:
1. Mengkonsultasikan dengan atasan terkait pembuatan video panduan untuk
membuat bahan tayang interaktif H5P (Html 5 Package) berbasis LMS (Learning
Management System) Moodle.
2. Mempelajari pembuatan bahan tayang interaktif menggunakan H5P di LMS
Eldika.
3. Mengumpulkan fitur-fitur apa saja yang akan di aplikasikan dan bahan materi yang
akan diaplikasikan dalam pembuatan video panduan.
4. Membuat dan merancang stroyboard, yaitu skenario yang dibuat dalam bentuk
tabel untuk memuat semua komponen acuan pengambilan gambar.
5. Proses pembuatan video dan editing video panduan untuk membuat bahan ajar
interaktif dengan H5P di LMS Eldika.
6. Evaluasi kesesuaian video panduan dengan aplikasi H5P.
Rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar ASN
BerAKHLAK di Pusdiklat Perpustakaan Nasional RI dilaksanakan sesuai jadwal
kegiatan yaitu dimulai pada tanggal 9 September sampai dengan 3 Oktober. Uraian
lengkap rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar ASN
BerAKHLAK sebagai berikut:
1. Kegiatan 1: Mengkonsultasikan dengan atasan terkait pembuatan video panduan
untuk membuat bahan tayang interaktif H5P (Html 5 Package) berbasis LMS
(Learning Management System) Moodle
a. Tahapan Kegiatan
Tahapan-tahapan kegiatan ini antara lain:
1) Meminta izin kepada atasan untuk melakukan konsultasi.
2) Konsultasi dan berdiskusi dengan mentor dan pengelola LMS di
Pusdiklat.
42
3) Mencatat hasil konsultasi dan diskusi dengan mentor dan pengelola LMS

b. Output/Hasil
1) Izin dari atasan
2) Dokumentasi, masukan dan saran.
3) Catatan hasil terkait pembuatan bahan tayang interaktif berbasis H5P.
c. Keterkaitan Substandi Mata Pelatihan
Pemaknaan nilai BerAKHLAK, kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI,
antara lain:
Nilai-nilai Dasar BerAKHLAK
1) Meminta izin kepada mentor untuk melakukan konsultasi.
- Dalam kegiatan ini, penulis menerapkan nilai berorientasi pelayanan
dengan cara mengucapkan salam dan sapa kepada atasan.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai akuntabel dengan cara
melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, disiplin dan
berintegritas tinggi.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kompeten dengan cara
bertukar pikiran dan berdiskusi dengan atasan.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai harmonis dengan cara
menghormati gagasan yang disampaikan orang lain, dan menjaga
hubungan baik dengan atasan.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai loyal dengan cara
bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan norma dan ketentuan
yang berlaku.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai adaptif dengan cara
menyesuaikan diri di berbagai lingkungan kerja.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kolaboratif dengan cara
terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.
2) Konsultasi dan berdiskusi dengan mentor dan pengelola LMS di
Pusdiklat.
- Dalam kegiatan ini, penulis menerapkan nilai berorientasi pelayanan
dengan cara mengucapkan salam dan sapa kepada mentor dan
pengelola LMS. Kemudian melakukan perbaikan tiada henti dengan

43
cara berkonsultasi dan berdiskusi dengan mentor serta pengelola LMS
agar bisa memberikan pelatihan yang lebih baik dan supaya pengajar
bisa memanfaatkan H5P di moodle untuk membuat bahan tayang
interaktif.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai akuntabel dengan cara
melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, disiplin dan
berintegritas tinggi.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kompeten dengan cara
melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik, bertukar pikiran dan
berdiskusi dengan mentor dan pengelola LMS.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai harmonis yaitu
membangun lingkungan kerja kondusif dengan cara menghormati
gagasan yang disampaikan orang lain, dan menjaga hubungan baik
dengan mentor dan pengelola LMS tanpa melihat latar belakangnya.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai loyal dengan cara
bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan norma dan ketentuan
yang berlaku.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai adaptif dengan cara
menyesuaikan diri di berbagai lingkungan kerja dan terus berinovasi
dan mengembangkan kreativitas.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kolaboratif dengan cara
terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah dan
menerima pendapat dan saran dalam menyelesaikan pekerjaan.
3) Mencatat hasil konsultasi dan diskusi dengan mentor dan pengelola
LMS
- Dalam kegiatan ini, penulis menerapkan nilai berorientasi pelayanan
dengan cara mengucapkan salam dan sapa kepada mentor dan
pengelola LMS.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai akuntabel dengan cara
melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, disiplin dan
berintegritas tinggi.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kompeten dengan cara
bertukar pikiran dan berdiskusi dengan mentor serta melaksanakan
tugas dengan kualitas terbaik.
44
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai harmonis dengan cara
menghormati gagasan yang disampaikan orang lain, dan menjaga
hubungan baik dengan mentor dan pengelola LMS tanpa melihat latar
belakangnya.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai loyal dengan cara
bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan norma dan ketentuan
yang berlaku.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai adaptif dengan cara
menyesuaikan diri di berbagai lingkungan kerja.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kolaboratif dengan cara
terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah dan
menerima pendapat dan saran dalam menyelesaikan pekerjaan.

Kedudukan dan Peran Profesi PNS


Dalam kegiatan ini, kedudukan dan peran PNS adalah Smart ASN. Hal
ini tercermin dari kemampuan penulis untuk menerapkan penguasaan
teknologi informasi dan literasi digital yaitu digital skill untuk mengetahui,
memahami, dan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak TIK yaitu
fitur H5P yang ada di LMS untuk pembuatan bahan tayang interaktif.

Kotribusi Terhadap Visi Misi Organisasi


Kegiatan mendiskusikan dengan mentor mengenai pembuatan bahan
tayang interaktif dengan H5P tersebut sejalan dengan visi organisasi dalam
penguatan budaya literasi termasuk literasi digital.

Penguatan Nilai Organisasi


Nilai organisasi yang tercermin adalah profesional dan integritas dengan
bertanggung jawab terhadap organisasi dalam menjalankan pekerjaan, disiplin
dan berdedikasi serta mementingkan kepentingan publik dan organisasi di atas
kepentingan pribadi ataupun golongan, dan menjunjung tinggi amanah.

45
2. Kegiatan 2 : Mempelajari pembuatan bahan tayang interaktif dengan H5P di
LMS Eldika.
a. Tahapan Kegiatan:
Tahapan-tahapan kegiatan ini antara lain:
1) Membaca referensi terkait pembelajaran interaktif berbasis H5P.
2) Memahami konsep pembelajaran interaktif dengan H5P.
3) Mencoba secara langsung fitur-fitur interaktif yang tersedia di H5P.
b. Output/Hasil
1) Catatan penulis mengenai konsep bahan tayang interaktif dengan H5P
dan fitur2 di dalamnya.
2) Pemahaman penulis mengenai konsep pembejaran interaktif dengan H5P
dan fitur2 di dalamnya.
3) Hasil percobaan di LMS Eldika.
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Pemaknaan nilai BerAKHLAK, kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI,
antara lain:
Nilai-nilai Dasar BerAKHLAK
1) Membaca referensi terkait pembelajaran interaktif berbasis H5P.
- Dalam kegiatan ini, penulis menerapkan nilai berorientasi pelayanan
yaitu melakukan perbaikan tiada henti dengan cara membaca
referensi terkait penggunaan fitur H5P sehingga menambah
pemahaman penulis dalam pembuatan video panduan yang akan
digunakan pengajar dan memberikan dampak pada proses pem-
belajaran daring yang lebih baik.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai akuntabel dengan cara
melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, disiplin dan
berintegritas tinggi.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kompeten dengan cara
melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik mencatat hal-hal yang
penting dalam pemanfaatan fitur H5P. Kemudian dengan cara terus
belajar dengan mengembangkan kapabilitas yaitu membaca
referensi terkait pembelajaran interaktif berbasis H5P. Sehingga
penulis dapat mengembangkan pengetahuan dan kompetensi diri
melalui pemanfaatan teknologi.
46
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai harmonis yaitu
membangun lingkungan kerja kondusif .
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai loyal dengan cara
berdedikasi terhadap pikiran, dan waktu untuk membaca referensi
terkait pembelajaran interaktif berbasis H5P di moodle, demi keber-
hasilan membuat video panduan untuk pengajar.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai adaptif dengan cara
menyesuaikan diri di berbagai lingkungan kerja dan terus berinovasi
dan mengembangkan kreativitas.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kolaboratif dengan cara
terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah dan
menerima pendapat dan saran dalam menyelesaikan pekerjaan terkait
masukan dalam pembuatan video panduan ini.
2) Memahami konsep pembelajaran interaktif dengan H5P.
- Dalam kegiatan ini, penulis menerapkan nilai berorientasi pelayanan
yaitu melakukan perbaikan tiada henti dengan cara memahami lebih
mendalam penggunaan fitur H5P sehingga pemahaman akan
berdampak dalam pembuatan video panduan. Kemudian dengan cara
memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat, dalam konteks
penyelenggaraan pelatihan yang dimaksud masayakat adalah peserta
pelatihan/pebelajar, dengan begitu kegiatan tersebut penulis mema-
hami bahwa pebelajar membutuhkan pelatihan yang inovatif dan yang
memberikan dampak terhadap pembelajaran yang bermakna.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai akuntabel dengan cara
melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, disiplin dan
berintegritas tinggi.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kompeten dengan cara
melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik memahami konsep dalam
pemanfaatan fitur H5P.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai harmonis yaitu
membangun lingkungan kerja kondusif .
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai loyal dengan cara
berdedikasi terhadap pikiran, dan waktu untuk memahami konsep

47
bagaimana membuat bahan tayang berbasis H5P di moodle, demi
keberhasilan membuat video panduan untuk pengajar.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai adaptif dengan cara
menyesuaikan diri di berbagai lingkungan kerja dan terus berinovasi
dan mengembangkan kreativitas.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kolaboratif dengan cara
terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah dan
menerima pendapat dan saran dalam menyelesaikan pekerjaan terkait
masukan dalam pembuatan video panduan ini.
3) Mencoba secara langsung fitur-fitur interaktif yang tersedia di H5P.
- Dalam kegiatan ini, penulis menerapkan nilai berorientasi pelayanan
yaitu melakukan perbaikan tiada henti dengan cara mencoba secara
langsung penggunaan fitur H5P sehingga pemahaman akan berdampak
dalam pembuatan video panduan yang akan digunakan pengajar dan
memberikan kontribusi pada proses pembelajaran daring yang lebih
baik.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai akuntabel dengan cara
melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, disiplin dan
berintegritas tinggi.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kompeten dengan cara
melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik mencoba secara langsung
pemanfaatan fitur H5P.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai harmonis yaitu
membangun lingkungan kerja kondusif .
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai loyal dengan cara
berdedikasi terhadap pikiran, dan waktu untuk praktek (mencoba)
bagaimana membuat bahan tayang berbasis H5P di moodle, demi
keberhasilan membuat video panduan untuk pengajar.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai adaptif dengan cara
menyesuaikan diri di berbagai lingkungan kerja dan terus berinovasi
dan mengembangkan kreativitas. Kemudian dengan cara bersikap
proaktif yaitu penulis mencoba secara langsung fitur-fitur interaktif
yang tersedia di H5P dan mengidentifikasi fitur-fitur yang dapat

48
digunakan dengan plugin H5P agar penulis dapat pembuatan video
panduan dengan baik.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kolaboratif dengan cara
terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah dan
menerima pendapat dan saran dalam menyelesaikan pekerjaan terkait
masukan dalam pembuatan video panduan ini.

Kedudukan dan Peran Profesi PNS


Dalam kegiatan ini, kedudukan dan peran PNS adalah Smart ASN. Hal
ini tercermin dari kemampuan penulis untuk menerapkan penguasaan
teknologi informasi dan literasi digital yaitu digital skill untuk mempelajari,
memahami, dan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak TIK yaitu
fitur H5P yang ada di LMS untuk pembuatan bahan tayang yang interaktif.

Kotribusi Terhadap Visi Misi Organisasi


Kegiatan memahami dan mengidentifikasi konsep pembelajaran
interaktif dengan H5P tersebut sejalan dengan visi organisasi dalam penguatan
budaya literasi termasuk literasi digital. Sementara kontribusi terhadap misi
organisasi tercermin dari pelaksanaan identifikasi dan pemahaman penulis
terhadap pemanfaatan fitur H5P dalam penyelenggaraan diklat kepustakawa-
nan.

Penguatan Nilai Organisasi


Nilai organisasi yang tercermin adalah profesional dan integritas dengan
bertanggung jawab terhadap organisasi dalam menjalankan pekerjaan, disiplin
dan berdedikasi serta mementingkan kepentingan publik dan organisasi di atas
kepentingan pribadi ataupun golongan, dan menjunjung tinggi amanah.

3. Kegiatan 3: Mengumpulkan fitur-fitur apa saja yang akan di aplikasikan dan


bahan materi yang akan diaplikasikan dalam pembuatan video panduan.
a. Tahapan Kegiatan:
Tahapan-tahapan kegiatan:

49
1) Mencatat fitur-fitur yang akan digunakan di dalam video panduan pem-
buatan bahan tayang menggunakan H5P.
2) Mengkaji bahan materi pelatihan yang tepat digunakan dalam pembuatan
video panduan pembuatan bahan tayang berbasis H5P.
3) Berkonsultasi dan mengkonfirmasi kepada mentor fitur yang akan diguna-
kan penulis dan materi apa yang akan digunakan.
b. Output/Hasil:
1) Catatan penulis mengenai fitur yang akan digunakan
2) Bahan materi
3) Notulensi hasil konsultasi dengan mentor.
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Pemaknaan nilai BerAKHLAK, kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI,
antara lain:
Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK
1) Mencatat fitur-fitur yang akan digunakan di dalam video panduan
pembuatan bahan tayang menggunakan H5P.
- Dalam kegiatan ini, penulis menerapkan nilai berorientasi pelayanan
yaitu melakukan perbaikan tiada henti dengan cara penulis mencatat
fitur-fitur yang akan digunakan di dalam video panduan, karena akan
memberikan dampak pada proses pelatihan dengan adanya
pemanfaatan fitur-fitur H5P.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai akuntabel dengan cara
melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, disiplin dan
berintegritas tinggi.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kompeten dengan cara
melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik dengan cara mencatat
fitur-fitur yang akan digunakan dalam pembuatan video panduan.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai harmonis yaitu
membangun lingkungan kerja kondusif .
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai loyal dengan cara
berdedikasi terhadap pikiran, dan waktu untuk mencatat fitur-fitur
yang akan diaplikasikan dalam membuat bahan tayang berbasis H5P di
moodle, demi keberhasilan membuat video panduan untuk pengajar.

50
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai adaptif dengan cara
menyesuaikan diri di berbagai lingkungan kerja dan terus
berinovasi dan mengembangkan kreativitas.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kolaboratif dengan cara
terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.
2) Mengkaji bahan materi pelatihan yang tepat digunakan dalam
pembuatan video panduan pembuatan bahan tayang berbasis H5P.
- Dalam kegiatan ini, penulis menerapkan nilai berorientasi pelayanan
yaitu penulis melakukan perbaikan tiada dengan cara mengkaji
bahan materi apa yang tepat digunakan dalam pembuatan video
panduan.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai akuntabel dengan cara
melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, disiplin dan
berintegritas tinggi.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kompeten dengan cara
penulis melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik yaitu mengkaji
bahan materi apa yang tepat digunakan dalam pembuatan video
panduan.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai harmonis yaitu
membangun lingkungan kerja kondusif .
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai loyal dengan cara
berdedikasi terhadap pikiran, dan waktu untuk mengkaji bahan materi
apa yang tepat digunakan dalam pembuatan video panduan membuat
bahan tayang berbasis H5P di moodle, demi keberhasilan membuat
video panduan untuk pengajar.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai adaptif dengan cara
penulis menyesuaikan diri di berbagai lingkungan kerja dan terus
berinovasi dan mengembangkan kreativitas.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kolaboratif dengan cara
penulis terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.

3) Berkonsultasi dan mengkonfirmasi kepada mentor fitur yang akan


digunakan penulis dan materi apa yang akan digunakan.

51
- Dalam kegiatan ini, penulis menerapkan nilai berorientasi pelayanan
dengan cara mengucapkan salam dan sapa kepada mentor dalam
berkonsultasi.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai akuntabel dengan cara
melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, disiplin dan
berintegritas tinggi.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kompeten dengan cara
melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik, bertukar pikiran dan
berdiskusi dengan mentor.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai harmonis yaitu
membangun lingkungan kerja kondusif dengan cara menghormati
gagasan yang disampaikan orang lain, dan menjaga hubungan baik
dengan mentor tanpa melihat latar belakangnya.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai loyal dengan cara
bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan norma dan ketentuan
yang berlaku.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai adaptif dengan cara
menyesuaikan diri di berbagai lingkungan kerja dan terus berinovasi
dan mengembangkan kreativitas.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kolaboratif dengan cara
penulis berkonsultasi dan mengkonfirmasi kepada mentor fitur yang
akan digunakan penulis dan materi apa yang akan digunakan
merupakan bentuk dari panduan perilaku memberikan kesempatan
berbagai pihak untuk berkontribusi dengan menerima masukan dan
arahan dari mentor

Kedudukan dan Peran Profesi PNS


Dalam kegiatan ini, kedudukan dan peran PNS adalah Smart ASN. Hal
ini tercermin dari kemampuan penulis untuk menerapkan penguasaan
teknologi informasi dan literasi digital yaitu digital skill untuk mempelajari,
memahami, dan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak TIK yaitu
fitur H5P yang ada di LMS untuk pembuatan bahan tayang yang interaktif.

52
Kotribusi Terhadap Visi Misi Organisasi
Kegiatan mencatat fitur-fitur yang akan digunakan di dalam video panduan
pembuatan bahan tayang berbasis H5P. Dan mengkaji bahan materi pelatihan
yang tepat digunakan dalam pembuatan video panduan pembuatan bahan tayang
berbasis H5P sejalan dengan visi organisasi dalam penguatan budaya literasi
termasuk literasi digital. Sementara kontribusi terhadap misi organisasi tercermin
dari pelaksanaan identifikasi dan pemahaman penulis terhadap pemanfaatan fitur
H5P dalam penyelenggaraan diklat kepustakawanan.

Penguatan Nilai Organisasi


Nilai organisasi yang tercermin adalah profesional dan integritas dengan
bertanggung jawab terhadap organisasi dalam menjalankan pekerjaan, disiplin
dan berdedikasi serta mementingkan kepentingan publik dan organisasi di atas
kepentingan pribadi ataupun golongan, dan menjunjung tinggi amanah.

4. Kegiatan 4 : Membuat dan merancang stroyboard, yaitu skenario yang dibuat


dalam bentuk tabel untuk memuat semua komponen acuan pengambilan gambar.
a. Tahapan Kegiatan
Tahapan-tahapan kegiatan :
1) Penulis memilih media yang paling tepat digunakan untuk membuat
template storyboard dan membuat timeline rangkaian proses yang akan
terdapat dalam video.
2) Penulis menambahkan detail pada setiap timeline yang akan dibuat dan
menulis naskah yang akan diucapkan dalam video.
3) Penulis mengkonsultasikan storyboard kepada mentor.
b. Output/Hasil
1) Timeline (rangkaian proses yang terdapat dalam video)
2) Storyboard
3) Catatan hasil masukan dan arahan dari mentor.

c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan


Pemaknaan nilai BerAKHLAK, kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI,
antara lain:

53
Nilai-nilai Dasar BerAKHLAK
1) Penulis memilih media yang paling tepat digunakan untuk membuat
template storyboard dan membuat timeline rangkaian proses yang
akan terdapat dalam video.
- Dalam kegiatan ini, penulis menerapkan nilai berorientasi pelayanan
dengan cara penulis memahami kebutuhan pengguna video
(pengajar) dalam penyusunan storyboard dan pembuatan timeline
rangkaian proses yang akan terdapat dalam video.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai akuntabel dengan cara
penulis memilih media dalam pembuatan storyboard dengan jujur.
Dan penulis akan bertanggung jawab, cermat dan teliti dalam
membuat timeline rangkaian proses yang akan terdapat dalam video.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kompeten dengan cara
melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik dalam membuat timeline
rangkaian proses yang akan terdapat dalam video dan penulisan naskah
yang akan diucapkan dalam video.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai harmonis yaitu
membangun lingkungan kerja kondusif.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai loyal dengan cara
bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan norma dan ketentuan
yang berlaku.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai adaptif dengan cara
menyesuaikan diri di berbagai lingkungan kerja dan terus berinovasi
dan mengembangkan kreativitas.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kolaboratif dalam
tahapan ini, penulis menerapkan nilai kolaboratif dengan cara terbuka
dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.
2) Penulis menambahkann detail pada setiap timeline yang akan dibuat
dan menulis naskah yang akan diucapkan dalam video.
- Dalam kegiatan ini, penulis menerapkan nilai berorientasi pelayanan
dengan cara penulis memahami kebutuhan pengguna video panduan
dalam penulisan naskah di storyboard

54
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai akuntabel dengan cara
melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, disiplin dan
berintegritas tinggi.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kompeten dengan cara
melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik dalam penambahan detail
di setiap timeline dan penulisan naskah dalam storyboard. Dan penulis
berkomitmen dalam menulis naskah yang akan diucapkan dalam
video dengan teliti dan benar.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai harmonis yaitu
membangun lingkungan kerja kondusif.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai loyal dengan cara
bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan norma dan ketentuan
yang berlaku.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai adaptif dengan cara
menyesuaikan diri di berbagai lingkungan kerja dan terus berinovasi
dan mengembangkan kreativitas. Penulis akan bertindak proaktif
dengan bertanya jika terjadi kesulitan terhadap penyusunan timeline
dan menulis naskah yang akan diucapkan di penyusunan storyboard.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kolaboratif dalam
tahapan ini, penulis menerapkan nilai kolaboratif dengan cara terbuka
dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.
3) Penulis mengkonsultasikan storyboard kepada mentor.
- Dalam kegiatan ini, penulis menerapkan nilai berorientasi pelayanan
dengan cara mengucapkan salam dan sapa kepada mentor dalam
berkonsultasi.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai akuntabel dengan cara
melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, disiplin dan
berintegritas tinggi.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kompeten dengan cara
melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik, bertukar pikiran dan
berdiskusi dengan mentor tekait storyboard.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai harmonis yaitu
membangun lingkungan kerja kondusif dengan cara menghormati

55
gagasan yang disampaikan orang lain, dan menjaga hubungan baik
dengan mentor tanpa melihat latar belakangnya.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai loyal dengan cara
bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan norma dan ketentuan
yang berlaku.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai adaptif dengan cara
menyesuaikan diri di berbagai lingkungan kerja dan terus berinovasi
dan mengembangkan kreativitas.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kolaboratif dengan cara
terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah dan
menerima pendapat dan saran dalam menyelesaikan pekerjaan.

Kedudukan dan Peran Profesi PNS


Dalam kegiatan ini, kedudukan dan peran PNS adalah Smart ASN
dicerminkan dalam penguasaaan penulis memanfaatkan teknologi informasi
dalam penyusunan storyboard, dan kemampuan digital dalam mempelajari,
memahami, dan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak TIK
dalam pembuatan storyboard.

Kotribusi Terhadap Visi Misi Organisasi


Memberikan kontribusi terhapat misi pusdiklat perpusnas dengan
penyusunan storyboard akan menghasilkan video yang disesuaikan dengan kajian
kebutuhan diklat serta memanfaatkan fitur yang tersedia di H5P sebagai bentuk
kontribusi pengelolaan dan pengembangan fasilitas LMS Eldika.

Penguatan Nilai Organisasi


Nilai organisasi yang tercermin adalah profesional dan integritas dengan
bertanggung jawab terhadap organisasi dalam menjalankan pekerjaan, disiplin
dan berdedikasi serta mementingkan kepentingan publik dan organisasi di atas
kepentingan pribadi ataupun golongan, dan menjunjung tinggi amanah.

5. Kegiatan 5 : Proses pembuatan dan editing video panduan untuk membuat bahan
tayang interaktif dengan H5P di LMS Eldika.

56
a. Tahapan-tahapan Kegiatan:
1) Penulis mengumpulkan properti yang dibutuhkan dalam proses pembuatan
video dan menginstal software Screen Recorder.
2) Penulis melakukan proses pengambilan gambar sesuai dengan storyboard
yang sudah dibuat.
3) Penulis mengambil Voice Over untuk pengisi suara di dalam video nanti-
nya.
4) Penulis melakukan proses editing video sesuai dengan storyboard yang
telah dibuat.
b. Output/Hasil:
1) Properti yang dibutuhkan dan aplikasi screen recorder.
2) Hasil pengambilan video
3) Hasil voice over
4) Hasil editing video.
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Pemaknaan nilai BerAKHLAK, kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI,
antara lain:
Nilai-nilai Dasar BerAKHLAK
1) Mengumpulkan properti yang dibutuhkan dalam proses pembuatan
video dan menginstal software Screen Recorder.
- Dalam kegiatan ini, penulis menerapkan nilai berorientasi pelayanan
dengan cara penulis melakukan perbaikan tiada henti dalam
menggunakan properti dan menggunakan aplikasi Screen Recorder
dalam membuat video panduan yang baik dan mudah dimengerti oleh
pengguna.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai akuntabel dengan cara
penulis menerapkan panduan perilaku menggunakan kekayaan dan
Barang Milik Negara secara bertanggung jawab, efektif dan
efisien yaitu penulis menggunakan properti dan studio milik instansi
hanya untuk kepentingan instansi.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kompeten dengan cara
melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik dalam menggunakan
properti untuk membuat video panduan.

57
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai harmonis yaitu
membangun lingkungan kerja kondusif.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai loyal dengan cara
bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan norma dan ketentuan
yang berlaku.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai adaptif dengan cara
menyesuaikan diri di berbagai lingkungan kerja dan terus berinovasi
dan mengembangkan kreativitas.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kolaboratif dengan cara
terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah dan
menerima pendapat dan saran dalam menyelesaikan pekerjaan.

2) Melakukan proses pengambilan gambar sesuai dengan storyboard yang


sudah dibuat.
- Dalam kegiatan ini, penulis menerapkan nilai berorientasi pelayanan
dengan cara penulis memahami kebutuhan dalam melakukan proses
pengambilan gambar dan voice over agar jelas dan mudah dimengerti
oleh pengguna.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai akuntabel dengan cara
melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, disiplin dan
berintegritas tinggi. Kemudian menerapkan panduan perilaku
menggunakan kekayaan dan Barang Milik Negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien dengan cara penulis
menggunakan properti untuk pengambilan gambar dengan efektif dan
efisien.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kompeten dengan cara
melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik dalam menggunakan
properti untuk membuat video panduan.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai harmonis yaitu
membangun lingkungan kerja kondusif.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai loyal dengan cara
bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan norma dan ketentuan
yang berlaku. Penulis berkomitmen untuk bersungguh-sungguh

58
dalam proses pengambilan gambar sesuai dengan storyboard yang
sudah dibuat
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai adaptif dengan cara
menyesuaikan diri di berbagai lingkungan kerja dan terus berinovasi
dan mengembangkan kreativitas.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kolaboratif dengan cara
terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah dan
menerima pendapat dan saran dalam menyelesaikan pekerjaan.
Pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama yaitu
memanfaatkan sarana dan prasarana dalam pembuatan video.
3) Mengambil Voice Over untuk pengisi suara di dalam video nantinya.
- Dalam kegiatan ini, penulis menerapkan nilai berorientasi pelayanan
dengan penulis memahami kebutuhan untuk melakukan proses voice
over yang jelas dan kualitas yang baik agar mudah dipahami oleh
pengguna.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai akuntabel dengan cara
melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, disiplin dan
berintegritas tinggi. Kemudian menerapkan panduan perilaku
menggunakan kekayaan dan Barang Milik Negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien dengan cara penulis
menggunakan properti dan studio dalam pengambilan voice over
dengan efektif dan efisien.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kompeten dengan cara
melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik saat melakukan proses
pengambilan voice over sesuai dengan storyboard yang sudah dibuat.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai harmonis yaitu
membangun lingkungan kerja kondusif.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai loyal dengan cara
bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan norma dan ketentuan
yang berlaku. Dan dengan cara berkomitmen untuk bersungguh-
sungguh dalam pengambilan voice over dengan baik.

59
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai adaptif dengan cara
menyesuaikan diri di berbagai lingkungan kerja dan terus berinovasi
dan mengembangkan kreativitas.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kolaboratif dengan cara
terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah dan
menerima pendapat dan saran dalam menyelesaikan pekerjaan.
4) Melakukan proses editing video sesuai dengan storyboard yang telah
dibuat.
- Dalam kegiatan ini, penulis menerapkan nilai berorientasi pelayanan
dengan penulis memahami kebutuhan untuk melakukan proses
editing dengan baik agar video mudah dipahami oleh pengguna dan
runtut sesuai dengan langkah yg ada di LMS.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai akuntabel dengan cara
melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, disiplin dan
berintegritas tinggi.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kompeten dengan cara
melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik saat melakukan proses
editing sesuai dengan storyboard yang sudah dibuat dan runtut seperti
langkah di LMS agar mudah dipahami oleh pengguna.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai harmonis yaitu
membangun lingkungan kerja kondusif.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai loyal dengan cara
bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan norma dan ketentuan
yang berlaku. Dan dengan cara berkomitmen untuk bersungguh-
sungguh dalam proses editing.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai adaptif dengan cara
menyesuaikan diri di berbagai lingkungan kerja dan terus berinovasi
dan mengembangkan kreativitas.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kolaboratif dengan cara
terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah dan
menerima pendapat dan saran dalam menyelesaikan pekerjaan.

Kedudukan dan Peran Profesi PNS


Dalam kegiatan ini, kedudukan dan peran PNS adalah Smart ASN
60
dicerminkan dalam penguasaaan penulis memanfaatkan teknologi informasi
dalam proses pengambilan gambar dan proses editing video, serta kemampuan
digital (digital skill) dalam mempelajari, memahami, dan menggunakan
perangkat keras dan perangkat lunak TIK dalam pembuatan storyboard.
Selanjutnya penulis menerapkan karakteristik Smart ASN Integritas dalam
bertanggung jawab menyelesaikan video panduan pembuatan bahan tayang
interaktif berbasis H5P,

Kotribusi Terhadap Visi Misi Organisasi


Memberikan kontribusi terhapat misi pusdiklat perpusnas dengan meng-
hasilkan video yang disesuaikan dengan kajian kebutuhan diklat serta meman-
faatkan fitur yang tersedia di H5P sebagai bentuk kontribusi pengelolaan dan
pengembangan fasilitas LMS Eldika.

Penguatan Nilai Organisasi


Nilai organisasi yang tercermin adalah profesional dan integritas dengan
bertanggung jawab terhadap organisasi dalam menjalankan pekerjaan, disiplin
dan berdedikasi serta mementingkan kepentingan publik dan organisasi di atas
kepentingan pribadi ataupun golongan, dan menjunjung tinggi amanah.

6. Kegiatan 6: Evaluasi kesesuaian video panduan dengan aplikasi H5P.


a. Tahapan-tahapan Kegiatan
1) Penulis mengevaluasi hasil video tersebut dengan mentor dan meminta
masukan terkait video kepada mentor.
2) Pengeditan tahap akhir/finalisasi video panduan pembuatan bahan tayang
interaktif berbasis H5P.

b. Output/Hasil:
1) Catatan hasil masukan dari mentor
2) Hasil finalisasi video panduan pembuatan pembelajaran interaktif berbasis
H5P.
c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

61
Pemaknaan nilai BerAKHLAK, kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI,
antara lain:
Nilai-nilai Dasar BerAKHLAK
1) Penulis mengevaluasi hasil video tersebut dengan mentor dan meminta
masukan terkait video kepada mentor.
- Dalam kegiatan ini, penulis menerapkan nilai berorientasi pelayanan
dengan cara mengucapkan salam dan sapa kepada mentor dalam
berkonsultasi. Dan menerapkan panduan nilai melakukan perbaikan
tiada henti dengan cara penulis bersama mentor mengevaluasi video
panduan yang lebih baik lagi.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai akuntabel dengan cara
melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, disiplin dan
berintegritas tinggi agar video dapat terselesaikan dengan baik.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kompeten dengan cara
melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik yaitu menkonsultasikan
dan video yang sudah jadi untuk dievaluasi dengan mentor.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai harmonis yaitu
membangun lingkungan kerja kondusif dengan cara menghormati
gagasan yang disampaikan orang lain, dan menjaga hubungan baik
dengan mentor tanpa melihat latar belakangnya.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai loyal dengan cara
bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan norma dan ketentuan
yang berlaku.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai adaptif dengan cara
menyesuaikan diri di berbagai lingkungan kerja dan terus berinovasi
dan mengembangkan kreativitas.
- Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kolaboratif dengan cara
terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah dan
menerima pendapat dan saran dalam menyelesaikan pekerjaan.
2) Pengeditan tahap akhir/finalisasi video panduan membuat bahan
tayang interaktif berbasis H5P.
- Berorientasi Pelayanan

62
Dalam tahapan ini, penulis menerapkan panduan perilaku perbaikan
tiada henti dengan cara memperbaiki video panduan sesuai dengan
masukan dalam tahapan sebelumnya dari mentor.
- Akuntabel
Penulis melaksanakan tugas dengan bertanggung jawab, cermat,
disiplin agar video dapat terselesaikan dengan baik.
- Kompeten
Pada tahapan ini, penulis melaksanakan panduan perilaku
melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik dengan cara mengedit
kembali video yang sudah dievaluasi sesuai dengan arahan mentor.
- Harmonis
Pada tahapan ini, penulis membangun lingkungan kerja yan
kondusif.
- Loyal
Dalam tahapan ini, penulis memiliki komitmen dalam menyelesaikan
video panduan pembelajaran interaktif berbasis H5P hingga selesai.
- Adaptif
Pada tahapan ini penulis menyesuaikan diri dengan arahan mentor
dan terus berinovasi dalam pembuatan video secara konsisten.
- Kolaboratif
Dalam tahapan ini, penulis menerapkan nilai kolaboratif dengan cara
terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah dan
menerima pendapat dan saran dalam menyelesaikan pekerjaan.

Kedudukan dan Peran Profesi PNS


Dalam kegiatan ini, kedudukan dan peran PNS adalah Smart ASN
dicerminkan dalam penguasaaan penulis memanfaatkan teknologi informasi
dalam proses editing video, serta kemampuan digital (digital skill) dalam
mempelajari, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan perangkat
lunak TIK. Selanjutnya penulis menerapkan karakteristik Smart ASN
Integritas dalam bertanggung jawab menyelesaikan video panduan pembuatan
bahan ajar interaktif berbasis H5P.

63
Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi
Memberikan kontribusi terhapat misi pusdiklat perpusnas dengan
meng-hasilkan video yang disesuaikan dengan kajian kebutuhan diklat serta
memanfaatkan fitur yang tersedia di H5P sebagai bentuk kontribusi
pengelolaan dan pengembangan fasilitas LMS Eldika.

Penguatan Nilai Organisasi


Nilai organisasi yang tercermin adalah profesional dan integritas dengan
bertanggung jawab terhadap organisasi dalam menjalankan pekerjaan, disiplin
dan berdedikasi serta mementingkan kepentingan publik dan organisasi di atas
kepentingan pribadi ataupun golongan, dan menjunjung tinggi amanah.

64
G. Jadwal Rancangan Aktualisasi Isu
Berikut adalah tabel jadwal rencana pelaksanaan kegiatan aktualisasi dan habituasi:
Tabel 4. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi

No Kegiatan September Oktober


1. Mengkonsultasikan dengan 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3
atasan terkait pembuatan
video panduan untuk
membuat bahan tayang
interaktif H5P (Html 5
Package) berbasis LMS
(Learning Management
System) Moodle.
2. Mempelajari pembuatan
bahan tayang interaktif
menggunakan H5P di LMS
Eldika.
3. Mengumpulkan fitur-fitur apa
saja yang akan di aplikasikan
dan bahan materi yang akan
diaplikasikan dalam
pembuatan video panduan.
4. Membuat dan merancang
stroyboard, yaitu skenario
yang dibuat dalam bentuk
tabel untuk memuat semua
komponen acuan
pengambilan gambar.

65
No. Kegiatan September Oktober
5. Proses pembuatan video dan
editing video panduan untuk
membuat bahan tayang
interaktif dengan H5P di
LMS Eldika.
6. Evaluasi kesesuaian video
panduan dengan aplikasi
H5P.

66
PENUTUP

Latsar merupakan pelatihan inovatif dan terintegrasi yang mempunyai tujuan agar
peserta CPNS dapat menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan serta menjadikan
nilai-nilai BerAKHLAK yang ditanamkan dapat menjadi sebuah (kebiasasaan) habituasi.
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) juga bertujuan
untuk membentuk Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional yakni ASN yang berkarakter
sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan
masyarakat, pelaksana kebijakan publik, dan perekat/pemersatu bangsa.
Isu yang diangkat dalam rancangan ini adalah, “Belum optimalnya pembuatan bahan
tayang interaktif pada pembelajaran daring.”. Karena selama ini pengajar belum banyak
memahami penggunaan H5P dalam pembuatan konten pelatihan yang interaktif. pelaksanaan
pelatihan menggunakan moodle selama ini belum memanfaatkan jenis aktivitas konten
interaktif. H5P memungkinkan untuk membuat berbagai konten interaktif, H5P sebagai salah
satu plugin yang tersedia pada Moodle juga menawarkan beragam fitur-fitur bahan ajar
interaktif yang tentunya dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda bagi pebelajar.
Namun masih banyak pengajar belum secara optimal memanfaatkan fitur H5P tersebut.
Seharusnya seorang pengajar dituntut untuk semakin terampil memberikan pelatihan yang
inovatif dengan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan efektifitas pelatihan.
Berdasarkan hasil analisis Tapisan Mc. Namara yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa “Pembuatan Video Panduan untuk Membuat bahan tayang Interaktif
Berbasis H5P (Html 5 Package)” merupakan gagasan yang akan menjadi solusi terbaik yang
bisa memberikan dampak kepada para pengajar di Pusdiklat Perpusnas dalam mem-erikan
pemahaman cara pembuatan bahan tayang interaktif berbasis H5P yang ada di LMS Eldika,
sehingga terdapat inovasi dalam penyampaian pelatihan daring yang diadakan Pusdklat
Perpusnas. Rancangan kegiatan diaktualisasikan dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN
BErAKHLAK serta menjalankan peran dan kedudukan PNS dalam Smart Governance.

67
DAFTAR PUSTAKA

Johansen, R. (2012). Leaders make the future: Ten new leadership skills
for an uncertain world. Berrett-Koehler Publishers.
Kementerian PANRB. (2020). Smart ASN Menguasai Era Digital.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Berorientasi Pelayanan Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta (ID): Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Akuntabel Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta (ID): Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Kompeten Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta (ID): Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Harmonis Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta (ID): Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Loyal Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta (ID): Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Adaptif Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta (ID): Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Kolaboratif Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta (ID): Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Manajemen
Aparatur Sipil Negara. Jakarta (ID): Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Smart ASN Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta (ID): Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi
Negara Nomor 93/K.1/PDP.07/2021 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta (ID): Lembaga Administrasi
Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Peraturan LAN Nomor 1 Tahun 2021 tentang
Pelatihan Dasar Pegawai Negeri Sipil. (ID): Lembaga Administrasi Negara.
Matsiliza, N. S. (2013). Creating a new ethical culture in the South African local
government, The Journal of African & Asian Local Government Studies, 1(2)
Neo, Boo Sion & Geraldine Chen. (2007). Dynamic Governance. Embedding Culture,

68
Capabilities and Change in Singapura. Singapore: World Scientific Publishing Co.
Pte. Ltd.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 22 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara Dan Angka
Kreditnya.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Standar
Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara Nomor 38 Tahun 2017
Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 20
Tahun 2021 tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur
Sipil Negara
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipir Negara. Jakarta (ID):
Sekretariat Negara.

69
LAMPIRAN
RANCANGAN AKTUALISASI

Nama : Maharani Lelasari


Unit Kerja : Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Identifikasi Isu :
1. Belum efektifnya Knowledge Management System (KMS) pada Web Eldika Pusdiklat.
2. Belum optimalnya proses evaluasi pasca pelatihan di Pusdiklat.
3. Belum optimalnya pembuatan bahan tayang interaktif pada pembelajaran daring.
4. Belum adanya reminder jadwal pengajar di pusdiklat.
5. Belum optimalnya pemahaman alur penginputan soal di eldika bagi pengajar di
pusdiklat.

Isu yang Diangkat :


Belum optimalnya pembuatan bahan tayang interaktif pada pembelajaran daring.

Gagasan Pemecahan Isu :


Pembuatan video panduan untuk membuat bahan tayang interaktif H5P (html 5 package)
berbasis LMS (learning management system) Moodle.

70
LAMPIRAN
Tabel 4. Matriks Rancangan Aktualisasi

No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Kegiatan Substansi Kontribusi Terhadap Pengutan Nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
1. Mengkonsultasikan dengan Meminta izin kepada 1) Izin dari Berorientasi Kegiatan - Profesional
atasan terkait pembuatan atasan untuk melakukan atasan Pelayanan (Sapa dan mendiskusikan dengan - Integritas
video panduan untuk konsultasi. 2)Dokumentasi, senyum) mentor mengenai
membuat bahan tayang masukan dan Akuntabel (jujur, konten pembelajaran
interaktif H5P (Html 5 saran. bertanggung jawab, interaktif dengan H5P
Package) berbasis LMS 3) Catatan hasil disi[lin. Integritas) tersebut sejalan dengan
(Learning Management terkait Kompeten visi organisasi dalam
System) Moodle pembuatan Harmonis (lingkungan penguatan budaya
bahan tayang kerja yang kondusif) literasi termasuk
interaktif Loyal (sesuai dengan literasi digital.
berbasis H5P. norma)
Adaptif (menyesuaikan
diri di berbagai
lingkungan kerja)
Kolaboratif (terbuka
dalam bekerja sama)
Konsultasi dan Berorientasi
berdiskusi dengan Pelayanan (Melakukan
mentor dan pengelola perbaikan tiada henti)
LMS di Pusdiklat. Akuntabel
Penulis berkonsultasi (bertanggung jawab,
dan berdiskusi dengan cermat)
mentor bersama Kompeten (Kualitas
pengelola LMS terkait terbaik)
pemanfaatan fitur H5P

71
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Kegiatan Substansi Kontribusi Terhadap Pengutan Nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
untuk pembelajaran Hamonis (lingkungan
interaktif. kerja yang kondusif)
Loyal (berperilaku
sesuai norma)
Adaptif (terus
berinovasi dan
mengembangkan
kreativitas)
Kolaboratif (terbuka
dalam bekerja sama)
Smart ASN (Digital
Skill dan penguasaan
IT)
Mencatat hasil Berorientasi
konsultasi dan diskusi Pelayanan (Sapa dan
dengan mentor dan senyum)
pengelola LMS Akuntabel (jujur,
bertanggung jawab,
disiplin. Integritas)
Kompeten
Harmonis (lingkungan
kerja yang kondusif)
Loyal (sesuai dengan
norma)
Adaptif (menyesuaikan
diri di berbagai
lingkungan kerja)
Kolaboratif (terbuka
dalam bekerja sama).

72
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Kegiatan Substansi Kontribusi Terhadap Pengutan Nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
2. Mempelajari pembuatan Membaca referensi 1) Catatan Berorientasi Kegiatan memahami Profesional
bahan interaktif dengan H5P terkait pembelajaran penulis Pelayanan (melakukan dan mengidentifikasi Integritas
di LMS Eldika. interaktif berbasis H5P. mengenai perbaikan tiada henti) konsep pembelajaran
konsep Akuntabel interaktif dengan H5P
pembejaran (bertanggung jawab, tersebut sejalan dengan
interaktif cermat) visi organisasi dalam
dengan H5P Kompeten (terus penguatan budaya
dan fitur2 di belajar literasi termasuk
dalamnya. mengembangkan literasi digital.
2) Pemahaman kapabilitas) Sementara kontribusi
penulis Harmonis terhadap misi
mengenai (membangun organisasi tercermin
konsep lingkungan kerja yang dari pelaksanaan
pembejaran kondusif). identifikasi dan
interaktif Loyal (berdidikasi) pemahaman penulis
dengan H5P Adaptif (terus terhadap pemanfaatan
dan fitur2 di berinovasi dan fitur H5P dalam
dalamnya. mengembangkan penyelenggaraan diklat
3)Hasil kreativitas) kepustakawa-nan.
percobaan di Kolaboratif (terbuka
LMS Eldika. dalam bekerja sama)
Memahami konsep Berorientasi
pembelajaran interaktif Pelayanan (memahami
dengan H5P. dan memenuhi
kebutuhan masyarakat
serta perbaikan tiada
henti)
Akuntabel
(bertanggung jawab,
cermat)

73
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Kegiatan Substansi Kontribusi Terhadap Pengutan Nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
Kompeten
(melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik)
Harmonis (lingkungan
kerja yang kondusif)
Loyal (berdedikasi)
Adaptif (terus
berinovasi dan
mengembangkan
kreativitas)
Kolaboratif (terbuka
dalam bekerja sama)
Mencoba secara Berorientasi
langsung fitur-fitur Pelayananan
interaktif yang tersedia (melakukan perbaikan
di H5P. tiada henti)
Akuntabel
(bertanggung jawab,
cermat)
Kompeten
(melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik)
Harmonis (lingkungan
kerja yang kondusif)
Loyal (berdedikasi)
Adaptif ( terus
berinovasi dan
mengembangkan
kreativitas dan bersikap
proaktif)

74
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Kegiatan Substansi Kontribusi Terhadap Pengutan Nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
Kolaboratif (terbuka
dalam bekerja sama)
Smart ASN (Digital
Skill dan penguasaan
IT)
3. Mengumpulkan fitur-fitur apa Mencatat fitur-fitur yang 1) Catatan Berorientasi Dalam kegiatan ini, Profesional
saja yang akan di aplikasikan akan digunakan di dalam penulis Pelayanan (melakukan kedudukan dan peran Integritas
dan bahan materi yang akan video panduan mengenai fitur perbaikan tiada henti) PNS adalah Smart
diaplikasikan dalam pembuatan konten yang akan Akuntabel (jujur, ASN. Hal ini tercermin
pembuatan konten pembelajaran berbasis digunakan bertanggung jawab, dari kemampuan
pembelajaran. H5P. 2) Bahan disiplin dan intergritas) penulis untuk
materi Kompeten (Kualitas menerapkan
3) Notulensi terbaik) penguasaan teknologi
hasil konsultasi Harmonis (lingkungan informasi dan literasi
dengan mentor. kerja yang kondusif) digital yaitu digital
Loyal (berdedikasi) skill untuk
Adaptif (menyesuaikan mempelajari,
diri menghadapi memahami, dan
perubahan) menggunakan
Kolaboratif (terbuka perangkat keras dan
dalam bekerja sama) perangkat lunak TIK
Smart ASN (Digital yaitu fitur H5P yang
Skill dan penguasaan ada di LMS untuk
IT) pembuatan konten
Mengkaji bahan materi Berorientasi pembelajaran yang
pelatihan yang tepat Pelayanan (melakukan interaktif.
digunakan dalam perbaikan tiada henti)
pembuatan video Akuntabel (jujur,
panduan pembuatan bertanggung jawab,
disiplin dan intergritas)

75
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Kegiatan Substansi Kontribusi Terhadap Pengutan Nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
konten pembelajaran Kompeten (Kualitas
berbasis H5P. terbaik)
Harmonis (lingkungan
kerja yang kondusif)
Loyal (berdedikasi)
Adaptif (menyesuaikan
diri menghadapi
perubahan)
Kolaboratif (terbuka
dalam bekerja sama)
Berkonsultasi dan Berorientasi
mengkonfirmasi kepada Pelayanan (melakukan
mentor fitur yang akan perbaikan tiada henti)
digunakan penulis dan Akuntabel (jujur,
materi apa yang akan bertanggung jawab,
digunakan. disiplin dan intergritas)
Kompeten (Kualitas
terbaik)
Harmonis (lingkungan
kerja yang kondusif)
Loyal (berdedikasi)
Adaptif (menyesuaikan
diri menghadapi
perubahan)
Kolaboratif (terbuka
dalam bekerja sama)
Loyal (Menjaga nama
baik sesama ASN,
pimpinan instansi dan
negara)

76
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Kegiatan Substansi Kontribusi Terhadap Pengutan Nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
Kolaboratif
(memberikan
kesempatan berbagai
pihak)
4. Membuat dan merancang Penulis memilih media Storyboard dan Berorientasi Memberikan kontribusi Profesional
stroyboard, yaitu skenario yang paling tepat catatan hasil Pelayanan (memahami terhapat misi pusdiklat Integritas
yang dibuat dalam bentuk digunakan untuk masukan dan kebutuhan) perpusnas dengan
tabel untuk memuat semua membuat template arahan dari Akuntabel (jujur, penyusunan storyboard
komponen acuan storyboard dan membuat mentor. bertanggung jawab, akan menghasilkan
pengambilan gambar. timeline rangkaian disiplin dan intergritas) video yang disesuaikan
proses yang akan Kompeten (Kualitas dengan kajian
terdapat dalam video. terbaik) kebutuhan diklat serta
Harmonis (lingkungan memanfaatkan fitur
kerja yang kondusif) yang tersedia di H5P
Loyal (berdedikasi) sebagai bentuk
Adaptif (menyesuaikan kontribusi pengelolaan
diri menghadapi dan pengembangan
perubahan) fasilitas LMS Eldika.
Kolaboratif (terbuka
dalam bekerja sama)
(Digital Skill dan
penguasaan IT)
Penulis menambahkan Berorientasi
detail pada setiap Pelayanan (melakukan
timeline yang akan perbaikan tiada henti)
dibuat dan menulis Akuntabel (jujur,
naskah yang akan bertanggung jawab,
diucapkan dalam video. disiplin dan intergritas)
Kompeten (Kualitas
terbaik)

77
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Kegiatan Substansi Kontribusi Terhadap Pengutan Nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
Harmonis (lingkungan
kerja yang kondusif)
Loyal (berdedikasi)
Adaptif (menyesuaikan
diri menghadapi
perubahan)
Kolaboratif (terbuka
dalam bekerja sama)
Penulis Berorientasi
mengkonsultasikan Pelayanan (melakukan
storyboard kepada perbaikan tiada henti)
mentor. Akuntabel (jujur,
bertanggung jawab,
disiplin dan intergritas)
Kompeten (Kualitas
terbaik)
Harmonis (lingkungan
kerja yang kondusif)
Loyal (berdedikasi)
Adaptif (menyesuaikan
diri menghadapi
perubahan)
Kolaboratif (terbuka
dalam bekerja sama)
5. Proses pembuatan video dan Penulis mengumpulkan Hasil Berorientasi Memberikan kontribusi Profesional
editing video panduan untuk properti yang pengambilan Pelayanan (melakukan terhapat misi pusdiklat Integritas
membuat bahan tayang dibutuhkan dalam proses video, hasil perbaikan tiada henti) perpusnas dengan
interaktif dengan H5P di LMS pembuatan video dan voice over, dan Akuntabel (jujur, menghasilkan video
Eldika. menginstal software hasil editing bertanggung jawab, yang disesuaikan
Screen Recorder. video. disiplin dan intergritas dengan kajian

78
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Kegiatan Substansi Kontribusi Terhadap Pengutan Nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
fan menggunakan kebutuhan diklat serta
barang milik negara memanfaatkan fitur
secara efektif dan yang tersedia di H5P
efisien) sebagai bentuk
Kompeten (Kualitas kontribusi pengelolaan
terbaik) dan pengembangan
Harmonis (lingkungan fasilitas LMS Eldika.
kerja yang kondusif)
Loyal (bersikap sesuai
norma yang berlaku)
Adaptif (menyesuaikan
diri menghadapi
perubahan)
Kolaboratif (terbuka
dalam bekerja sama)
Kolaboratif
(Pemanfaatan berbagai
sumber daya untuk
tujuan bersama)
Penulis melakukan Berorientasi
proses pengambilan Pelayanan (melakukan
gambar sesuai dengan perbaikan tiada henti)
storyboard yang sudah Akuntabel (jujur,
dibuat. bertanggung jawab,
disiplin dan intergritas
fan menggunakan
barang milik negara
secara efektif dan
efisien)

79
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Kegiatan Substansi Kontribusi Terhadap Pengutan Nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
Kompeten (Kualitas
terbaik)
Harmonis (lingkungan
kerja yang kondusif)
Loyal (bersikap sesuai
norma yang berlaku)
Adaptif (menyesuaikan
diri menghadapi
perubahan)
Kolaboratif (terbuka
dalam bekerja sama)
Kolaboratif
(Pemanfaatan berbagai
sumber daya untuk
tujuan bersama)
Penulis mengamblil Berorientasi
voice over untuk pengisi Pelayanan (Memahami
suara di dalam video Kebutuhan)
nantinya. Akuntabel (jujur,
bertanggung jawab,
disiplin dan intergritas
fan menggunakan
barang milik negara
secara efektif dan
efisien)
Kompeten (Kualitas
terbaik)
Harmonis (lingkungan
kerja yang kondusif)
Loyal (berkomitmen)

80
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Kegiatan Substansi Kontribusi Terhadap Pengutan Nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
Adaptif
(terus berinovasi dan
mengembangkan
kompetensi)
Kolaboroatif (terbuka
dalam bekerja sama)
Penulis melakukan Berorientasi
proses editing video Pelayanan (melakukan
sesuai dengan perbaikan tiada henti)
storyboard yang telah Akuntabel (jujur,
dibuat. bertanggung jawab,
disiplin dan intergritas
fan menggunakan
barang milik negara
secara efektif dan
efisien)
Kompeten (Kualitas
terbaik)
Harmonis (lingkungan
kerja yang kondusif)
Loyal (berkomitmen)
Adaptif (menyesuaikan
diri menghadapi
perubahan)
Kolaboratif (terbuka
dalam bekerja sama)
6. Evaluasi kesesuaian video Penulis mengevaluasi Catatan hasil Berorientasi Memberikan kontribusi Profesional
panduan dengan aplikasi H5P. hasil video tersebut masukan dari Pelayanan (Memahami terhapat misi pusdiklat Integritas
dengan mentor dan mentor dan Kebutuhan) perpusnas dengan
meminta masukan hasil finalisasi menghasilkan video

81
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Kegiatan Substansi Kontribusi Terhadap Pengutan Nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
terkait video kepada video panduan Akuntabel yang disesuaikan
mentor. pembuatan (bertanggung jawab, dengan kajian
pembelajaran disiplin dan integritas) kebutuhan diklat serta
interaktif Kompeten memanfaatkan fitur
berbasis H5P. (melaksanakan tugas yang tersedia di H5P
dengan kualitas terbaik) sebagai bentuk
Harmonis (menbangun kontribusi pengelolaan
lingkungan kerja yang dan pengembangan
kondusif. fasilitas LMS Eldika.
Loyal (bersikap dab
berperilaku sesuai
norma)
Adaftif (terus
berinovasi dan
mengembangkan
kreativitas)
Kolaboratif (terbuka
dalam bekerja sama)
Pengeditan tahap Beorientasi Pelayanan
akhir/finalisasi video (melakukan perbaikan
panduan pembuatan tiada henti)
konten pembelajaran Akuntabel
interaktif berbasis H5P. (bertanggung jawab,
disiplin dan integritas)
Kompeten
(melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik)
Harmonis (menbangun
lingkungan kerja yang
kondusif.

82
No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil Kegiatan Substansi Kontribusi Terhadap Pengutan Nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
Loyal (komitmen)
Adaftif (menyesuaikan
diri dan terus
berinovasi)
Kolaboratif (terbuka
dalam bekerja sama)

83
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Maharani Lelasari
2. Formasi Jabatan Widyaiswara Ahli Pertama
3. NIP 19940929 202203 2 015
4. Tempat, Tanggal Mojokerto, 29 September 1994
Lahir
5. Alamat Rumah Jl. Gunung Putri Gang Tempe
No.74, Kab. Bogor
6. Nomor HP 083833821704
7. Alamat e-mail maharanilelasar@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan
Nama Sekolah Tahun Jurusan
SD Negeri Sumengko 2000 – 2006 -
SMP Negeri 1 Jatirejo 2006 – 2009 -
SMA Negeri Gondang 2009 – 2012 IPA
Universitas Negeri Malang 2012 – 2016 Teknologi Pendidikan
Universitas Negeri Malang 2016 – 2018 Teknologi Pendidikan

C. Riwayat Pekerjaan
No. Nama Instansi Tahun
1. PPPPTK PKn dan IPS Kota Malang 2014
2. LBB Gold Generation 2016
3. Ruangkerja by Ruangguru 2019
4. Perpustakaan Nasional RI 2022 - sekarang

84
LAMPIRAN
DOKUMENTASI

1. Diskusi Pemilihan dan Penetapan Mentor

2. Konsultasi Isu dengan Mentor

3. Konsultasi Penyusunan Rancangan aktualisasi

85
RANCANGAN AKTUALISASI

“PEMBUATAN VIDEO PANDUAN UNTUK


MEMBUAT BAHAN TAYANG INTERAKTIF H5P
(HTML 5 PACKAGE) BERBASIS LMS (LEARNING
MANAGEMENT SYSTEM) MOODLE”

Maharani Lelasari - 199409292022032015


Nama : Maharani Lelasari
TTL : Mojokerto, 29 September 1994
Domisili : Jl. Gunung Putri Gang Tempe No.74 Kab

S2Teknologi Pendidikan

CPNS Perpustakaan Nasional

Calon Widyaiswara - Ahli Pertama


LATAR BELAKANG

Kegiatan aktualisasi
Undang-undang Pembentukan karakter Habituasi dan dilakukan dengan
No. 5 Tahun 2014 PNS yang profesonal
Aktualisasi Pembuatan Video
Tentang ASN didasarkan Nilai
BerAKHLAK, Panduan untuk Membuat
Manajemen ASN dan Konten Pembelajaran
SMART ASN Interaktif Berbasis H5P
(Html 5 Package)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PERPUSNAS RI
Visi
Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berlandaskan gotong royong melalui penguatan budaya literasi.

Misi
• Melaksanakan kajian kebutuhan diklat di bidang perpustakaan
• Menyusun dan mengembangkan kurikulum diklat tenaga perpustakaan
• Menyusun dan mengembangkan bahan ajar diklat tenaga perpustakaan
• Menyelenggarakan diklat kepustakawanan
• Mengelola dan mengembangkan sarana diklat
• Mengevaluasi dan memantau pelaksanaan diklat tenaga perpustakaan
• Membina dan mengembangkan penyelenggaraan diklat tenaga
perpustakaan, serta
• Mengembangkan sistem informasi diklat tenaga perpustakaan
IDENTIFIKASI ISU
Ada beberapa core issue yang ditemui di Pusat
Pendidikan dan Pelatihan, sebagai berikut:
• Belum efektifnya Knowledge Management System
(KMS) pada LMS Eldika Pusdiklat.
• Belum optimalnya proses evaluasi pasca pelatihan di
Pusdiklat.
• Belum optimalnya pembuatan bahan tayang
interaktif pada pembelajaran daring.
• Belum adanya reminder jadwal pengajar di
pusdiklat.
• Belum optimalnya pemahaman alur penginputan
soal di eldika bagi pengajar di pusdiklat.
ANALISIS ISU DENGAN METODE APKL
ANALISIS ISU DENGAN METODE USG

• Urgent = Karena sebagian besar pelaksanaan pelatihan melalui daring, maka dibutuhkan inovasi
pelatihan yang lebih menarik, dan memberikan pembelajaran yang yang lebih bermakna.
• Seriusness =Karena menyangkut hasil belajar dari peserta pelatihan
• Growth = jika isu tersebut tidak ditindaklanjuti maka akan berdampak pada tertinggalnya
kemampuan pengajar dan tidak adanya inovasi pelatihan yang menciptakan kemudahan
peserta pelatihan.
Analisis
Prioritas Penyebab Isu
Isu • Kurangnya pemahaman pengajar dalam digitalisasi
bahan tayang menggunakan fitur H5P di LMS.
• Belum adanya panduan digitalisasi bahan tayang
"Belum pembelajaran daring menggunakan fitur H5P di LMS.

optimalnya
pembuatan Gagasan Pemecahan Isu
bahan tayang
interaktif pada • Mengadakan bimbingan teknis bagi pengajar
untuk membuat bahan tayang interaktif
pembelajaran berbasis H5P.
• Pembuatan video panduan untuk membuat
daring" bahan tayang interaktif H5P (Html 5 Package )
berbasis LMS (Learning Management System )
Moodle.
Gagasan Pemecahan Isu dengan Metode Mc Namara

• Memiliki nilai kontributif, layak dan tidak membutuhkan biaya


• Video bisa mendemonstrasikan suatu prosedur secara konkrit sehingga materi
atau konten yang akan disampaikan jelas
• Memanfaatkan animasi untuk mengilustrasikan materi dan video bisa diputar
kapan saja dan dimana saja melalui smarphone dari pengguna.
KEGIATAN DALAM
AKTUALISASI
Rancangan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
dalam aktualisasi gagasan pemecahan isu antara lain:
• Mengkonsultasikan dengan atasan terkait pembuatan video panduan
untuk membuat bahan tayang interaktif H5P (Html 5 Package)
berbasis LMS (Learning Management System) Moodle.
• Mempelajari pembuatan bahan tayang interaktif menggunakan H5P
di LMS Eldika.
• Mengumpulkan fitur-fitur apa saja yang akan di aplikasikan dan
bahan materi yang akan diaplikasikan dalam pembuatan video
panduan.
• Membuat dan merancang stroyboard , yaitu skenario yang dibuat
dalam bentuk tabel untuk memuat semua komponen acuan
pengambilan gambar.
• Proses pembuatan video dan editing video panduan.
• Evaluasi kesesuaian video panduan dengan aplikasi H5P.
MENGKONSULTASIKAN DENGAN ATASAN

NILAI DASAR
TAHAPAN BerAKHLAK
KEGIATAN Nilai-nilai Profesional
BERORIENTASI PELAYANAN Organisasi Integritas
1. Meminta izin kepada atasan untuk (Memahami Kebutuhan & melakukan
melakukan konsultasi. perbaikan tiada henti))
2. Konsultasi dan berdiskusi dengan
mentor dan pengelola LMS di AKUNTABEL
Pusdiklat. (beetanggung jawab, disiplin, dan integritas))
3. Mencatat hasil konsultasi dan
diskusi dengan mentor dan KOMPETEN KEDUDUKAN
pengelola LMS (Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik) & PERAN ASN
HARMONIS
(Lingkungan kerja yang kondusif)
SMART ASN
OUTPUT LOYAL (Digital Skill)
(Berkomitmen serta bersikap dan
1. Izin dari atasan berperilaku sesuai norma)
2. Dokumentasi, masukan dan
saran. ADAPTIF
(Proaktif dan terus berinovasi)
3. Catatan hasil terkait pembuatan
video panduan bahan tayang KOLABORATIF
interaktif berbasis H5P. (Sinergi untuk hasil yang lebih baik)
PROSES PEMBUATAN DAN EDITING VIDEO
PANDUAN
NILAI DASAR
TAHAPAN BerAKHLAK
KEGIATAN Nilai-nilai Profesional
BERORIENTASI PELAYANAN Organisasi Integritas
1. Mengumpulkan properti dan (Memahami Kebutuhan & melakukan
menginstal software screen perbaikan tiada henti))
recorder.
2. Melakukan proses pengambilan AKUNTABEL
gambar (beetanggung jawab, disiplin, dan integritas))
3. Mengambil voice over.
4. Proses editing video. KOMPETEN KEDUDUKAN
(Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik) & PERAN ASN
HARMONIS
(Lingkungan kerja yang kondusif)
SMART ASN
OUTPUT LOYAL (Digital Skill)
(Berkomitmen serta bersikap dan
1. Aplikasi screen recorder yang berperilaku sesuai norma)
sudah terinstal.
2. Hasil pengambilan video ADAPTIF
(Proaktif dan terus berinovasi)
3. Hasil Voice over.
4. Hasil editing video. KOLABORATIF
(Sinergi untuk hasil yang lebih baik)
EVALUASI KESESUAIAN VIDEO
PANDUAN DENGAN APLIKASI H5P.
NILAI DASAR
TAHAPAN BerAKHLAK
KEGIATAN Nilai-nilai Profesional
BERORIENTASI PELAYANAN Organisasi Integritas
1. Penulis mengevaluasi hasil video (Memahami Kebutuhan dan perbaikan tiada
tersebut dengan mentor dan henti)
menerima masukan
2. Pengeditan tahap akhir/finalisasi AKUNTABEL
video panduan. (beetanggung jawab, disiplin, dan integritas))

KOMPETEN KEDUDUKAN
OUTPUT
(Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik) & PERAN ASN
HARMONIS
(Lingkungan kerja yang kondusif)
1. Notula kritik dan masukan
SMART ASN
2. Hasil dinalisasi video panduan. (Digital Skill)
LOYAL
(Berkomitmen serta bersikap dan
berperilaku sesuai norma)

ADAPTIF
(Proaktif dan terus berinovasi)

KOLABORATIF
(Sinergi untuk hasil yang lebih baik)
Jadwal Rencana Pelaksanaan
Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi
No Kegiatan September Oktober
1. Mengkonsultasikan dengan 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3
atasan terkait pembuatan
video panduan untuk
membuat bahan tayang
interaktif H5P (Html 5
Package) berbasis LMS
(Learning Management
System) Moodle.
2. Mempelajari pembuatan
bahan tayang interaktif
menggunakan H5P di LMS
Eldika.
3. Mengumpulkan fitur-fitur apa
saja yang akan di aplikasikan
dan bahan materi yang akan
diaplikasikan dalam
pembuatan konten
pembelajaran.
4. Membuat dan merancang
stroyboard, yaitu skenario
yang dibuat dalam bentuk
tabel untuk memuat semua
komponen acuan
pengambilan gambar.
5. Proses pembuatan video dan
editing video panduan untuk
membuat konten
pembelajaran interaktif
dengan H5P di LMS Eldika.
6. Evaluasi kesesuaian video
panduan dengan aplikasi
H5P.
"Kamu bisa melakukan apa saja, tapi tidak semuanya"
- David Allen -

Anda mungkin juga menyukai