Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MENULIS DAN PEMBELAJARANNYA DI SD

Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran Bahasa
Indonesia SD

Dosen Pengampu: , M.Pd.

Disusun Oleh

Nama Kelompok 4 (A7-19)

Irin Azza Syabrina (19144600242)

Retno Hestiningdyah (19144600245)

Irfan Nurrahman (19144600246)

Tria Opika (19144600248)

Silvia Muna Rosida (19144600270)

Ulfa Ayu Rakhmawati (19144600271)

Muhammad Arif Al Muzzzaki (19144600277)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

2021-2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Di dalam
makalah ini, kami telah berusaha menguraikan sebaik mungkin semua hal yang berkaitan
dengan menulis dan pembelajarannya di SD.

Besar harapan kami agar pembaca mampu memahami lebih jauh tentang berbagai
hal yang berkaitan dengan hal tersebut. Akan tetapi, kami menyadari bahwa di dalam
makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan yang tentunya mengakibatkan makalah ini
masih dikatakan jauh dari sempurna.

Maka dari itu, kami harapkan pembaca dapat memaklumi serta memberi kritik dan
saran yang membangun demi terwujudnya makalah yang lebih baik di masa yang akan
datang.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I......................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..................................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................................2

C. Tujuan Masalah............................................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.....................................................................................................................3

A. Pengertian Menulis......................................................................................................3

B. Manfaat Menulis..........................................................................................................4

C. Tujuan Menulis............................................................................................................5

D. Jenis-jenis Menulis.......................................................................................................6

E. Proses Menulis.............................................................................................................8

F. Strategi Menulis.........................................................................................................10

G. Penilaian dalam Ketrampilan Menulis........................................................................11

BAB III.................................................................................................................................14

PENUTUP.............................................................................................................................14

A. Kesimpulan................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan berbahasa adalah kemampuan menggunakan bahasa.
Kemampuan itu terlihat di dalam empat aspek keterampilan. Keempat aspek itu
adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan
mendengarkan dan membaca disebut kemamampuan reseptif sedangkan
kemampuan berbicara dan menulis dinamakan kemampuan produktif. Kemampuan
reseptif dan kemampuan produktif dalam berbahasa merupakan dua sisi yang saling
mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Seseorang yang ingin
mengembangkan kemampuan berbicara dan menulis, mestilah banyak mendengar
dan membaca. Oleh karena, dengan mendengar dan membaca akan diperoleh
informasi untuk dibicarakan dan dituliskan. Mengembangkan kemampuan
mendengar dan membaca, seyogyanya pula diawali dengan kegiatan berbicara dan
menulis. Begitulah keempat aspek berbahasa itu saling mendukung.
Menulis termasuk aspek kegiatan berbahasa yang dianggap sulit. Hal itu
dikeluhkan oleh banyak orang. Peserta didik di pendidikan dasar dan menengah,
mahasiswa di pendidikan tinggi, dan bahkan orang-orang yang sudah menamatkan
perguruan tinggi pun mengeluhkan sulitnya menulis. Akibat keluhan itu akhirnya
menjadi opini umum, bahwa menulis itu memang sulit. Apakah memang menulis
itu sulit? Inilah pertanyaan yang perlu dijawab sebenarnya.
Menulis seperti halnya kegiatan berbahasa lainnya, merupakan
keterampilan. Setiap keterampilan hanya akan diperoleh melalui berlatih. Berlatih
secarasistematis, terus-menerus, dan penuh disipilin merupakan resep yang selalu
disarankan oleh praktisi untuk dapat atau terampil menulis. Tentu saja bekal untuk
berlatih bukan hanya sekedar kemauan, tetapi juga ada bekal lain yang perlu
dimiliki. Bekal lain itu adalah pengetahuan, konsep, prinsip, dan prosedur yang
harus ditempuh dalam kegiatan menulis. Jadi ada dua hal yang diperlukan untuk

1
mencapai ketrampilan menulis yakni pengetahuan tentang tulis-menulis dan berlatih
untuk menulis

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari menulis?
2. Apa manfaat dari menulis?
3. Apa tujuan dari menulis?
4. Apa saja jenis-jenis menulis?
5. Bagaimana proses menulis?
6. Bagaimana strategi dari menulis?
7. Apa saja penilaian dalam ketrampilan menulis?

C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan tentang pengertian menulis
2. Menjelaskan apa saja manfaat menulis
3. Menjelaskan tujuan dari menulis
4. Menjelaskan apa saja jenis-jenis menulis
5. Menjelaskan proses menulis
6. Menjelaskan strategi menulis
7. Menjelaskan penilaian dalam ketrampilan menulis

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Menulis
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat ekspresif
dan produktif. Dikatakan sebagaiekspresif karena, menulis merupakan hasil pikiran
dan perasaan yang dapat dituangkan melalui aktivitas menggerakkan motorik halus
melalui goresan-goresan tangan kita. Selanjutnya, dikatakan produktif, karena
merupakan proses dalam menghasilkan satuan bahasa berupa karya nyata, hingga
lahir dalam bentuk tulisan. Dengan demikian, secara umum tulisan disebut sebagai
karya dari hasil gagasan seseorang yang dapat dipahami oleh orang lain.
Berbicara mengenai tulisan, dalam hal ini, Gie (2001: 25-30) mengelompokkan
tulisan atas beberapa kriteria, salah satu kriterianya adalah berdasarkan ragamnya,
yakni; tulisan faktawi (faktual) dan tulisan khayali (imajinasi). Sejalan dengan
pendapat di atas, tulisan atau karya menurut Lamuddin (1993; 211) menjelaskan
bahwa, jika dilihat berdasarkan bobotnya, maka tulisan terbagi atas; (1) ilmiah; (2)
semiilmiah/ popular; (3) nonilmiah.
Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa. Dalam pembagian
kemampuan berbahasa, menulis selalu diletakkan paling akhir setelah kemampuan
menyimak, berbicara, dan membaca. Meskipun selalu ditulis paling akhir, bukan
berarti menulis merupakan kemampuan yang tidak penting. Dalam menulis semua
unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara penuh agar mendapat
hasil yang benarbenar baik. Henry Guntur Tarigan (1986: 15) menyatakan bahwa
menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai. Selain itu, menulis berarti
mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan.

3
Selain itu, menulis adalah meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang
dimengerti orang lain. Menulis dapat dianggap sebagai suatu proses maupun suatu
hasil. Selanjutnya, menulis sebagai suatu usaha untuk membuat atau mereka ulang
tulisan yang sudah ada. M. Atar Semi (2007: 14) dalam bukunya mengungkapkan
pengertian menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam
lambang-lambang tulisan. Burhan Nurgiantoro (1988: 273) menyatakan bahwa
menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu aktivitas menghasilkan bahasa.

B. Manfaat Menulis
Menulis merupakan sebuah kebutuhan yang memiliki kelebihan khusus,
karena permasalahan yang rumit dapat dipaparkan secara jelas dan sistematis
melalui tulisan. Angka, tabel, grafik, dan skema dapat dipaparkan dengan mudah
melalui tulisan. Tulisan juga lebih mudah digandakan melalui bantuan teknologi
produksi. Karya-karya tulis memiliki daya bukti yang lebih kuat. Selain itu, tulisan
memiliki sifat permanen karena dapat disimpan dan lebih mudah diteliti karena
dapat diamati secara perlahan dan berulang-ulang.
Manfaat-manfaat menulis banyak disampaikan para ahli. Berikut ini jabaran para
ahli tentang manfaat menulis, yakni sebagai sarana;
1. Untuk menghilangkan stress. Dengan menulis kita bisa mencurahkan perasaan
sehingga tekanan batin yang kita rasakan berkurang sedikit demi sedikit sejalan
dengan tulisan. Tulisan yang kita buat bisa tentang apa yang sedang kita rasakan
ataupun menuliskan hal lain yang bisa mengalihkan kita dari rasa tertekan
tersebut (stress). Dengan demikian, kesehatan fisik dan mental kita akan lebih
terjaga.
2. Alat untuk menyimpan memori. Karena kapasitas ingatan kita terbatas, maka
dengan menuliskannya, kita bisa menyimpan memori lebih lama. Sehingga
ketika kita membutuhkannya, kita akan mudah menemukannya kembali.
Misalnya, menuliskan peristiwa-peristiwa berkesan di diari, menuliskan setiap
pendapatan dan pengeluaran keuangan, menulis ilmu pengetahuan atau pelajaran,

4
menuliskan ide/ gagasan, menuliskan rencana-rencana, targettarget dan
komitmen-komitmen.
3. Membantu memecahkan masalah. Ketika kita ingin memecahkan suatu
permasalahan, maka kita bisa membuatdaftar dengan menuliskan hal-hal apa saja
yang menyebabkan masalah itu terjadi dan hal-hal apa saja yang bisa membantu
untuk memecahkan masalah tersebut. Cara seperti itu akan lebih memudahkan
kita dalam melihat duduk permasalahan dengan tepat yang pada akhirnya bisa
memberi pemecahan yang tepat pula dalam jangka waktu yang relatif lebih cepat.
4. Melatih berfikir tertib dan teratur. Ketika kita membuat tulisan khususnya tulisan
ilmiah atau untuk dipublikasikan, maka kita dituntut untuk membuat tulisan yang
sistematis sehingga pembaca bisa mengerti apa yang sebenarnya ingin kita
sampaikan.

C. Tujuan Menulis
Menurut Sujanto (1988: 68) secara garis besar tujuan menulis adalah
mengekspresikan perasaan, memberi informasi, mempengaruhi pembaca dan
memberi hiburan. Dalam satu tulisan, tidak menutup kemungkinan memiliki lebih
dari satu tujuan, misalnya saja seorang penulis ingin memberikan informasi
sekaligus ingin mempengaruhi pembaca
Menurut Syafie’ie (1988: 52-52) menyatakan tujuan menulis sebagai Berikut.
1. Mengubah keyakinan pembaca.
2. Menanamkan suatu pemahaman kepada pembaca.
3. Merangsang proses berpikir pembaca.
4. Menyenangkan dan menghibur pembaca.
5. Memberitahu pembaca.
6. Memotivasi pembaca.
Hugo Harting (Tarigan, 1994: 24-25) mengklasifikasikan beberapa tujuan
penulisan, adalah sebagai berikut.
1. Tujuan penugasan (assigment purpose).

5
Tujuan penugasan ini berarti menulis tidak memiliki tujuan sama sekali. Penulis
menulis karena ditugaskan, bukan atas kemauannya sendiri.
2. Tujuan altruistik (aluistric purpose).
Penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca, dengan menghindarkan kedukaan
pembaca. Penulis ingin menolong pembaca memahami, menghargai perasaan dan
penalarannya, penulis ingin membuat hidup pembaca lebih mudah dan lebih
menyenangkan dengan karyanya.
3. Tujuan persuasi (persuasive purpose).
Tujuan penulis adalah meyakinkan pembaca akan Kebenaran gagasan yang
diutarakan.
4. Tujuan Informasi (informational purpose).
Tujuan penulis adalah memberikan informasi atau keterangan penerangan kepada
para pembaca.
5. Tujuan penyataan diri (self-ekspresive purpose)
Tujuan penulis adalah menyatakan atau memperkenalkan diri kepada pembaca.
6. Tujuan kreatif (creative purpose).
Tujuan penulis adalah mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai kesenian.
Tujuan pemecahan masalah (problem solving purpose).
Tujuan penulis adalah memecahkan permasalahan. Penulis ingin menjelaskan,
menjernihkan, menjelajahi, serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan
gagasan-gagasan penulis sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca.

D. Jenis-jenis Menulis
Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut
pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas dalam
melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu. Klasifikasi
keterampilan menulis berdasarkan sudut pandang kedua menghasilkan pembagian
produk menulis atau empat kategori, yaitu; karangan narasi, eksposisi, deskripsi,
dan argumentasi. Di berikut ini akan dijelaskan satu persatu.
1. Eksposisi

6
Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk karangan yang
berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis suatu pokok pikiran yang
dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang. Penulis berusaha
memaparkan kejadian atau masalah secara analisis dan terperinci memberikan
interpretasi terhadap fakta yang dikemukakan. Dalam tulisan eksposisi, teramat
dipentingkan informasi yang akurat dan lengkap. Eksposisi merupakan tulisan yang
sering digunakan untuk menyampaikan uraian ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis,
desertasi, atau artikel pada surat kabar atau majalah. Jika hendak menulis
bagaimana peraturan bermain sepak bola, cara kerja pesawat, bagaimana membuat
tempe, misalnya, maka jenis tulisan eksposisi sangat tepat untuk digunakan.
Ekposisi berusaha menjelaskan atau menerangkan.
Parera (1993 : 5) mengemukakan bahwa “Seorang pengarang eksposisi akan
mengatakan, Saya akan menceritakan kepada kalian semua kejadian dan peristiwa
ini dan menjelaskan agar Anda dapat memahaminya.”
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa untuk menulis karangan eksposisi maka,
penulis harus memiliki pengetahuan memadai tentang objek yang akan digarapnya.
Untuk itu, maka seorang penulis harus memperluas pengetahuan dengan berbagai
cara seperti membaca referensi yang berkaitan dengan masalah yang dikaji
melakukan penelitian, misalnya wawancara, merekam pembicaraan orang,
mengedarkan angket, melakukan pengamatan terhadap objek dan sebagainya.
Untuk menghasilkan tulisan ekposisi yang baik pikiran utama dan pikiran penjelas
harus diorganisir dalam bentuk kerangka karangan yang pada umumnya dibagi
dalam tiga bagian yaitu, bagian pembuka (pendahuluan) bagian pengembangan (isi),
dan bagian penutup yang merupakan penegasan ide. Untuk karangan yang bersifat
kompleks, harus diuraikan dalam bentuk subbagian yang lebih rinci. Dalam
karangan seperti itu dapat disusun dalam bentuk bab dan diperinci lagi menjadi sub-
sub bab.
2. Deskripsi
Deskrisi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu benda,
tempat, suasana atau keadaan. Seorang penulis deskripsi mengharapkan

7
pembacanya, melalui tulisannya, dapat ‘melihat’ apa yang dilihatnya, dapat
‘mendengar’ apa yang didengarnya, ‘merasakan’ apa yang dirasakanya, serta
sampai kepada ‘kesimpulan’ yang sama dengannnya. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa deskripsi merupakan hasil dari obesrvasi melalui panca indera, yang
disampaikan dengan kata-kata (Marahimin. 1993.46).
3. Narasi (kisahan)
Narasi atau kisahan merupakan corak tulisan yang bertujuan menceritakan
rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari
waktu ke waktu. Paragraf narasi itu dimaksudkan untuk memberi tahu pembaca atau
pendengar tentang apa yang telah diketahui atau apa yang dialami oleh penulisnya.
Narasi lebih menekankan pada dimensi waktu dan adanya konflik (Pusat Bahasa.
2003.46).
4. Argumentasi
Argumentasi merupakan corak tulisan yang bertujuan membuktikan pendapat
penulis meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar amenerima pendapanya.
Argumentasi berusaha meyakinkan pembaca. Cara menyakinkan pembaca itu dapat
dilakukan dengan jalan menyajikan data, bukti, atau hasilhasil penalaran (Pusat
Bahasa. 2001. 45).
5. Persuasi
Persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya-ajuk, ataupun berdaya
himbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini dan
menuruti himbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis.
Dengan kata lain, persuasi berurusan dengan masalah mempengaruhi orang lain
lewat bahasa.

E. Proses Menulis
Langkah-langkah dalam proses menulis ada lima. Dan agar tulisan Anda
cantik, rapi & bernas, laluilah semua langkah berikut, yaitu pra-menulis, menulis,
merevisi, mengedit, dan menyajikan. Banyak orang gagal menulis karena tidak

8
melakukan proses tersebut secara lengkap. Atau mungkin tulisan jadi, tapi hasilnya
tidak maksimal.
1. Pra-Menulis
Proses menulis pada tahap ini adalah: menentukan tujuan dan
mengidentifikasi pembaca. Pra-menulis juga disebut sebagai rencana. Anda ingin
menulis tentang apa? Untuk pembaca kalangan apa? Remaja, anak-anak, atau semua
umur?
Begitu juga dengan jenis tulisan yang akan ditulis. Rencanakan dan putuskan
dengan matang. Apakah akan menulis cerita lucu, ilmu pengetahuan, esai bebas,
atau apa? Perlu referensi atau tidak? Jika perlu, di mana dan bagaimana
mencarinya?
Setelah menemukan topik tulisan dan mempunyai berbagai sumber referensi,
susunlah outline atau kerangka tulisan.
2. Menulis
Proses menulis selanjutnya adalah: menulis itu sendiri. Kembangkan semua
kerangka menjadi paragraf-paragraf. Tulis saja terus, jangan hiraukan salah ketik.
Itu bisa diperbaiki nanti. Karena, kalau Anda memperbaiki saat itu juga, ide-ide
Anda akan terhambat. Gunakan referensi yang sudah ada di tangan bila perlu.
3. Merevisi atau Mengubah
Lihat kembali apa yang telah Anda tulis dan revisilah draft tulisan anda.
Bisa saja anda memindah paragraf di atas menjadi di tengah atau bahkan memindah
bab tiga ke bab lima. Tujuannya, untuk mencapai koherensi, kesatuan, maupun
kerunutan pemaparan. Anda mungkin perlu merevisi kaitan antarkalimat atau
antarparagraf agar alurnya yang logis. Gunakan kata sambung seperti ‘dan’, ‘dengan
begitu’, ‘oleh karena’, ‘sehingga’, dan lain-lain. Periksa juga, apakah bahasa dan
sudut pandang Anda dalam menulis sudah sesuai dengan kalangan pembaca yang
Anda tuju? Jika belum, lakukanlah revisi.
4. Mengedit
Proses menulis selanjutnya adalah mengedit tulisan. Langkah edit lebih
berfokus pada penyempurnaan karya. Periksa pilihan kata, ejaan, tata bahasa, tanda

9
baca, dan lain-lain. Betulkan bila ada kesalahan dan sesuaikan penggunaan kata
yang janggal. Efektifkan kalimat Anda, dengan membuang penggunaan kata yang
berlebihan.
5. Menyajikan atau Mempublikasikan Tulisan
Ini adalah proses menulis yang terakhir. Publikasikan karya Anda yang
sudah sempurna tersebut. Pilih media yang sesuai dengan tulisan Anda. Anda juga
bisa memanfaatkan internet untuk mendapat alamat-alamat penerbit atau media
massa. Berhubungan langsung dengan editor sebuah penerbitan atau media masa
secara langsung juga merupakan jalan yang ampuh.

F. Strategi Menulis
Dalam menulis di kelas awal, ada beberapa metode yang bisa diterapkan yaitu:
1. Meode Mengeblat
Metode mngeblat merupakan menirukan objek yang diberikan guru, metode
mengeblat ada beberapa jenis, yaitu dengn menggunakan karbon, kertas tipis, dan
menghubungkann tutik pada gambar yang sudah di sediakan. Namun penggunaan
karbon dan kertas tipis untuk sekarang janrang sekali digunakan, karena banyak
guru yang menggunakan tittik-titik sebagai pengenalan awal menulis.

2. Metode Menatap dan Meniru


Dalam metode ini siswa diajarkan untukmelihat suatu objek bacaan, bisa dengan
buku, ataupun guru menuliskannya dipapan tulis, lalu siswa memperhatikan tulisan
yang berada didepannya dan siswa diminta untuk meyalin tulisan yang ada
didpeannya, setela ditulis siswa bisa membaca tulisan dengan lafal yang tepat. Pada

10
semester I semester I metode ini sisebut menatap (mengkoordinasikan mata, otak
dan tangan).
3. Metode Huruf
Metode ini yaitu memperkenalkan siswa pada sejumlah huruf yang dapat dirangkai
menjadi kata lalu dibentuk menjadi kalimat. Ada beberapa langkah pada metode ini
yaitu:
a. Langkah yang pertama yaitu pada setiap kelompok dibagikan gambar yang
didalamnya terdapat sejumlah huruf ( i n i d u r i a n, u b i, e n a s).
b. Langkah yang kedua yaitu siswa diminta untuk merangkai huruf menjadi
kata baru dengan bantuan gambar .
c. Langkah yang ketiga yaitu siswa merangkai kata menjadi kalimat.
d. Langkah yang keempat yaitu siswa diminta untuk membaca kalimat
yangtelah dibuat.
e. Metode Menulis Sesuai Gambar Seri
Metode menulis ini menggunakan gambar seri yang mana disesuaikan dengan
kemampuan berbahasa siswa pada kelas awal. Metode ini diberikan keada siswa
apabila sudah mengenal semua huruf, namun apabila semua siswa belum menghafal
semua huruf, metode ini tidak duanjurkan untuk diperaktikkan.
Adapun langkah-langkah memnpraktikkan metode ini yaitu:
a. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang pengalaman siswa yang
berkaitan dengan gambar seri.
b. Guru memberikan gambar seri kepada siswa.
c. Guru bertanya jawab pada setiap gambar, lalu siswa menulis kaliamat yang
sederhana sesuai gambar.
d. Siswa mebaca tulisan yang telah dibuat.
e. Guru bisa menunjuk atau guru memberikan penawaran untuk siswa

G. Penilaian dalam Ketrampilan Menulis


1. Pembelajaran Keterampilan Menulis Berbasis Proses Menulis

11
Pada dasarnya, tujuan pembelajaran keterampilan menulis adalah siswa
terampil atau mampu menulis. Artinya, harapan dari pembelajaran tersebut siswa
mampu menghasilkan tulisan yang baik sesuai dengan persyaratannya. Apabila
pembelajaran keterampilan menulis dasar pijakannya proses menulis, maka
pembelajarannya sesuai prinsip-prinsip proses menulis, yakni tahapan-tahapannya
sebagai berikut: (1) prapenulisan, (2) penulisan draf, dan (3) revisi tulisan.
Pembelajaran keterampilan menulis berbasis proses menulis, sebagai
penandanya adalah pembelajarannya terdiri atas tiga tahapan, yaitu prapenulisan,
penulisan draf, dan revisi tulisan. Secara rinci, tahapan dan butir-butir materi
pembelajaran keterampilan menulis tersebut sebagai berikut ini:

Tahap I
Prapenulisan Pada tahap prapenulisan, ada beberapa butir materi bahasan.
Buti-butir materi tersebut meliputi (1) penentuan topik, (2) pembatasan topik, (3)
penentuan tujuan, (4) penentuan bahan,dan (5) penyusunan kerangka tulisan.
Tahap II
Penulisan Draf Kegiatan menulis draf merupakan kelanjutan dari kegiatan
prapenulisan. Setelah kerangka tersusun dengan tepat dan rapi dan bahan terkumpul
lengkap, kemudian hal-hal itu diungkapkan dengan bahasa tulis menjadi sebuah
tulisan (draf). Sebuah tulisan yang baik akan mencermikan kebaikan aspek-aspek
yang membangunnya, yaitu pemaparan isi, penerapan retorika, dan penerapan
kebahasaannya yang dituangkan dalam pendahuluan, isi, dan penutup. Dalam hal
ini, butir-butir bahasannya meliputi (1) pengembangan paragraf, (2) fungsi paragraf,
(3) penyusunan kalimat, dan (4) penerapan ejaan dan tanda baca.
Tahap III Revisi Tulisan
Revisi dilaksanakan setelah pelaksanaan kegiatan penulisan draf selesai.
Tujuan revisi adalah agar tulisan yang dihasilkan berkualitas dengan baik. Sebuah
tulisan yang baik mencermikan penerapan isi, retorika, kebahasaan,dan mekanikal
dengan baik. Berarti, sebuah tulisan yang belum menerapkan ketiga aspek atau
sebagian dari aspek-aspek itu, dikatakan tulisannya belum baik. Dengan demikian,

12
revisi sebuah tulisan bisa mencakup isi, retorika, kebahasaan,danmekanikal
sekaligus, tetapi bisa juga sebagian dari unsur-unsur sebuah tulisan. Dalam hal ini,
butir-butir bahasannya meliputi (1) isi tulisan, (2) retorika, (3) kebahasaan, dan (4)
mekanikal (ejaan dan tanda baca).

2. Pembelajaran Keterampilan Menulis Berbasis Teori Pemerolehan Bahasa


Pada dasarnya, tujuan pembelajaran keterampilan menulis adalah siswa
terampil atau mampu menulis. Artinya, harapan dari pembelajaran tersebut siswa
mampu menghasilkan tulisan yang baik sesuai dengan persyaratannya. Apabila
pembelajaran keterampilan menulis dasar pijakannya “teori pemerolehan bahasa”,
pembelajarannya sesuai prinsip-prinsip pemerolehan bahasa seperti berikut ini.
a). Menerapkan prinsip “kuantitas pengulangan” dalam berlatih menulis. Dalam
pembelajaran keterampilan menulis, semakin sering ada kegiatan berlatih menulis,
siswa dimungkinkan akan semakin terampil menulis.
b). Menerapkan prinsip “peniruan”. Dalam pembelajaran menulis, artinya meniru
suatu tulisan tetapi hal yang ditiru tersebut kemudian diadaptasikan pada diri siswa.
Dalam hal ini, siswa diharapkan dapat mengadaptasikan mengenai model tulisan,
pola-pola kalimat, kata-kata, dan sebagainya yang digunakan guru atau contoh-
contoh yang ditunjukkan guru.
c). Menerapkan prinsip “penguatan”. Dalam pembelajaran keterampilan menulis,
penguatan artinya pemberian persetujuan atau penolakan terhadap tulisan siswa.
Siswa yang telah menghasilkan tulisan baik (memenuhi kreteria baik) bila disambut
dengan persetujuan (penguatan posistif) oleh guru, ia akan terdorong menulis lebih
baik lagi. Sebaliknya, siswa yang menghasilkan tulisan jelek apabila disambut
dengan penolakan (penguatan negatif), ia kurang terdorong menghasilkan tulisan
yang lebih baik.
d). Menerapkan prinsip ”potensi bawaan anak”. Anak dimungkinkan memiliki
keterampilan menulis, sebab semua siswa memiliki kemampuan berbahasa sejak
lahir. Berdasarkan kemampuan itu siswa dapat mengklasifikasikan atau memroses

13
data masukan sedemikian rupa sehingga datanya bisa dikelompokkelompokan
secara teliti dan sekaligus siswa membuat aturan-aturan gramatika.
e). Menerapkan “penyediaan masukan yang baik”. Pembelajaran keterampilan
menulis dapat berhasil, apabila guru memperhatikan atau menyediaakan masukan
yang baik sebagai pengalaman belajar siswa.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat ekspresif
dan produktif. Dikatakan sebagaiekspresif karena, menulis merupakan hasil pikiran
dan perasaan yang dapat dituangkan melalui aktivitas menggerakkan motorik halus
melalui goresan-goresan tangan kita. Menulis merupakan salah satu kemampuan
berbahasa. Dalam pembagian kemampuan berbahasa, menulis selalu diletakkan
paling akhir setelah kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca. Meskipun
selalu ditulis paling akhir, bukan berarti menulis merupakan kemampuan yang tidak
penting. Dalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus
dikonsentrasikan secara penuh agar mendapat hasil yang benarbenar baik.

Manfaat-manfaat menulis banyak disampaikan para ahli. Berikut ini jabaran


para ahli tentang manfaat menulis, yakni untuk menghilangkan stress, alat untuk
menyimpan memori, melatih berfikir tertib dan teratur. Menurut Syafie’ie (1988:
52-52) menyatakan tujuan menulis yaitu mengubah keyakinan pembaca,
menanamkan suatu pemahaman kepada pembaca, merangsang proses berpikir

14
pembaca, menyenangkan dan menghibur pembaca, memberitahu pembaca, dan
memotivasi pembaca.
Klasifikasi keterampilan menulis berdasarkan sudut pandang kedua
menghasilkan pembagian produk menulis atau empat kategori, yaitu; karangan
narasi, eksposisi, deskripsi, dan argumentasi. Langkah-langkah dalam proses
menulis ada lima yaitu: Pra-menulis, menulis, merevisi atau mengubah, mengedit,
menyajikan atau mempublikasikan tulisan. Dalam menulis di kelas awal, ada
beberapa metode yang bisa diterapkan yaitu: meode mengeblat, metode menatap
dan meniru, metode huruf, metode menulis sesuai gambar seri. Pembelajaran
keterampilan menulis dasar pijakannya ada pada proses menulis, maka prinsip-
prinsip proses menulis, memiliki tahapan-tahapannya sebagai berikut: prapenulisan,
penulisan draf, dan revisi tulisan.

DAFTAR PUSTAKA
Budiyono, H. (2012). Pembelajaran Keterampilan Menulis Berbasis Proses Menulis dan
Teori Pemerolehan Bahasa. Pena: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 2(1).

BUDIYONO, Herman. Pembelajaran Keterampilan Menulis Berbasis Proses Menulis dan


Teori Pemerolehan Bahasa. Pena: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 2012, 2.1.

Syarif, Elina. Zulkarnaini. Sumarmo. (2009). Pembelajaran menulis.

Diakses pada tanggal 22 September 2021 dari

https://arifinmuslim.files.wordpress.com

Sardila, V. (2016). Strategi Pengembangan Linguistik Terapan Melalui Kemampuan


Menulis Biografi dan Autobiografi: Sebuah Upaya Membangun Keterampilan Menulis
Kreatif Mahasiswa. An-Nida', 40(2), 110-117.

file:///C:/Users/hp/Downloads/Documents/revisi%202%20PEMBELAJARAN
%20BAHASA%20INDONESIA%20DI%20SEKOLAH%20DASAR%20(Autosaved).pdf

15
16

Anda mungkin juga menyukai