Disusun oleh:
Kelompok 2
Meraldy 205060097
UNIVERSITAS PASUNDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Keterampilan Orasi dan
Literasi” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keterampilan Membaca dan Menulis yang diampu oleh Bapak Arifin Ahmad, S.Pd., M.Pd.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang apa itu
keterampilan orasi dan literasi, macam-macam literasi, model-model literasi, fungsi dan
kegunaan bahasa dalam orasi dan literasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Arifin Ahmad, S.Pd., M.Pd., selaku
dosen mata kuliah Keterampilan Membaca dan Menulis yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................i
2.1 Konsep Orasi dan Literasi ................................................................................................i
2.5 Fungsi dan Penggunaan Literasi dan Orasi Dalam Berbahasa .......................................i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kemampuan dasar yang harus dikuasai seorang siswa dalam pembelajaran bahasa
Indonesia mencangkup empat aspek yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Kemampuan berbahasa yang mencangkup dalam kemampuan orasi (oracy) adalah
kemampuan yang berkaitan dengan bahasa lisan seperti kemampuan menyimak dan
berbicara. Sedangkan kemampuan literasi (literacy) adalah kemampuan literasi yang
berkaitan dengan bahasa tulis, seperti kemampuan membaca dan menulis.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Bahasa lisan atau orasi mengacu pada proses dari aspek berbicara dan mendengarkan.
Bahasa tulis atau literasi,dengan definisi yang paling umum,mengacu pada proses dari aspek
membaca dan menulis. Perbandingan antara orasi dan literasi dikemukakan beberapa ahli
sebagaimana terlihat dalam tabel berikut (Chape,1985; Nickercon, 1984, Ellis,1998).
Orasi literasi
Sifatnya hampir universial, indiviual, normal Jauh dari universal dan sering kurang
dikembangkan dengan baik
Diperoleh tanpa banyak pelatihan formal, Diperoleh melalui pembelajaran dan usaha
sepanjang kehidupan seseorang keras, diperoleh setelah penguasaan bahasa
lisan
Secara khas melibatkan kontak langsung, Pengiriman pesan kepada penerima melalui
bersemuka( face to face) pemindahan yang leluasa dalam bentuk
tertulis,tidak bersemuka
Sering melanggar aturan tata bahasa yang Menuntut ketaatan aturan kebahasaan
sifatnya formal
Diproduksi dalam periode waktu yang cepat Diproduksi dalam periode waktu yang lambat
Kemungkinan lebih cepat dilupakan ,tetapi Bisa bertahan lebih lama (melalui
dapat juga bertahan lebih lama bergantung penerbitan),dapat diubah-ubah sebelum
pada reaksi emosional dari penyimak disampaikan kepada pembaca
Dipercaya untuk mengakui kekurangan Dipercaya untuk mencerminkan pengetahuan
perubahan secara cepat terutama berkaitan ,ketepatan pribadi,keercayaan dan sikap.
dengan mode ,arah pembicaraan,dan lain-lain
Bertujuan untuk mengakui Bertujuan untuk mempertahankan yang lebih
kekurangan/kesalahan dalam kaitannya tradisional dan menghindari mode yang tidak
dengan susunan penyampaian lisan formal
3
Menyiratkan kesanggupan untuk Menyiratkan untuk mempertahankan yang
memproduksi kata-kata lebih sedikit lebih tradisional dan menghindari mode yang
tidak formal
Bertujuan menghubungkan gagasan bersama Bertujuan menghubungkan gagasan bersama
secara bebas dalam suatu struktur yang kompleks
Terdapat tiga jenis literasi,yaitu literasi visual,literasi lisan,dan literasi cetakan. Ketiga
jenis literasi ini mengarah pada aktivitas seni berbahasa yang diakui dalam berbagai kultur
budaya yang berbeda.
1. Literasi visual
Media lain yang dapat meragsang literasi visual anak adalah film. Gerakan gambar
dalam film dapat mengarahkan kemampuan literasi anak. film haruslah dipilih sesuai
minat anak yakni, film yang bercerita tentang kehidupan dunia anak yang realistik, sepert
4
film boneka Si Unyil dan film-film cerita animasi yang sangat bagus untuk diperlihatkan
kepada siswa misalnya cerita Petualangan Dora. Dalam implementasinya, gambar dan
film-film yang sarat dengan bahan tersebut dibahas guru bersama siswanya.
2. Literasi Lisan
Seseorang yang menganut perspektif orasi menggap bahwa kebutuhan yang paling
utama dalam berkomunikasi adalah berbicara dan mendengarkan. Sementara
itu,membaca-menulis dipandang sebagai keterampilan penting,tetapi bukan sebagai
keterampilan primer yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun ,para
penganut perespektif literasi berpendapat sebaliknya. Meraka mengagap bahwa
keterampilan membaca dan menulis merupakan keterampilan yang utama.
Literasi terhadap teks tertulis atau tercetak digambarkan sebagai aktivitas dan
keterampilan yang berhubungan secara langsung dengan teks yang tercetak, baik melalui
bentuk pembacaan maupun penulisan. Di negara-negara maju, seseorang yang memiliki
kemampuan membaca dan menulis pada tingkatan tertentu dianggap sebagai masyarakat
modern. Mereka menganggap bahwa penggunaan media cetak atau tulisan merupakan
aktivitas yang utama dalam kehidupan keseharian mereka.
Sama halnya dengan kegiatan membaca, demikian juga dengan menulis. Pada saat
menulis, penulis harus menyusun gagasannya dan menyusunnya hingga dapat dimengerti
pembaca. Teks yang tersusun dari sedikit kata-kata sederhana, menggunakan pola kalimat
sama yang berulang dengan pilihan kata yang konotatif akan lebih sulit dipahami.
Berbeda dengan teks yang tersusun dari kata-kata yang variatif dan pola kalimat yang
alami, akan lebih mudah dipahami (Weaver, 1989; Jalongo, 1992). Dengan demikian,
kemampuan riil yang dibutuhkan dalam kegiatan membaca dan menulis adalah konstruksi
pengetahuan anak.
Peristiwa literasi ditandai dengan adanya (a) interaksi sosial yang memusat pada satu
bagian tulisan dan (b) adanya keterlibatan dalam proses intepretatif. Berikut beberapa contoh
peristiwa literasi.
5
Seorang anak begitu menikmati kata-kata dan bermain bunyi pada saat dia melafalkan
syair sebuah lagu dengan irama yang indah. Secara tidak langsung dia sudah memperoleh
kesadaran fonlogi dan pelajaan membaca-menulis. Wilce (1985) mengemukakan bahwa (a)
kesadaran fonologi merupakan prasyarat untuk literat terhadap teks tertulis (ceetakan), (b)
kesadaran fonologi memudahkan literat terhadap teks tertulis (cetakan), dan (c) kesadaran
fonologi dan literasi terkait dalam hubungan konsidental.
Contoh peristiwa literasi yang kedua yaitu peristiwa literasi yang melibatkan gambar.
Seorang anak menulis surat kepada neneknya. Dia menceritakan tentang boneka pemberian
neneknya yang sangat dia sukai. Dia juga bercerita tentang ayahnya yang sedang sakit. Anak
tersebut melengngkapi suratnya dengan gambar ayahnya yang sedang sakit. Dalam surat
tersebut tampak adanya peristiwa literasi, ada peristiwa sosial yang memusat pada sebuah
tulisan dan interpretasi isi tulisan dalam bentuk gambar dan tulisan kata-kata.
Kedua contoh peristiwa literasi diatas menggambarkan adanya proses literasi. Proses
literasi mengandung 4 ciri universal sebagai berikut.
Corak peristiwa dan proses literasi ini mengarah pada kenyataan yang harus
dipertimbangkan. Mengapa anak-anak yang mempunyai kemampuan untuk menjadi
terpelajar menjadi tidak terpelajar, terutama karena mereka tidak mahir dalam literasi
khususnya literasi teks tertulis (cetakan).
Ellis (1989) mengemukakan pendapatnya bahwa language arts mengacu pada aspek
berbicara dan menulis yang tercakup dalam aktivitas komunikasi ekspresif, dan menyimak
dan membaca yang tercakup dalam aktivitas komunikasi reseptif. Istilah language arts
berimplikasi pada pengunaan bahasa sebagai seni berbahasa. Sebagaimana dalam seni,
seorang artis hars memiliki dasar keterampilan yang baik untuk dapat berkreasi
mengekspresikan pengalaman, pikiran, dan perasaannya. Maka, language arts dalam
6
pendidikan jenjang sekolah dasar khususnya, bertujuan mengembangkan kemampuan
berbahasa sebagai alat utama dalam komunikasi dan sebagai bentuk estetik dalam
mengekspresikan diri.
Dengan demikian, kemampuan berbahasa sangat penting dan dibutuhan dalam segala
bidang. Merupakan hal yang tidak mungkin, seseorang mempelajari sains, ilmu sosial, atau
seni tanpa kemampuan berbahasa. Menyimak, berbicara, membaca, dan menulis merupakan
dasar untuk belajar tentang segala hal. Berkaitan dengan hal di atas, Raka Joni (1989)
mengartikan language arts sebagai perpaduan antara ilmu dan seni. Sebagai ilmu, language
art menganut prinsi-prinsip yang bersifat tetap dan umum, sedangkan sebagai seni
memungkinkan variasi-vaiasi yang sifatnya subjektif dan berbeda-neda antara penutur satu
dengan penutur lainnya. Sebagai suatu kemampuan (ability), kiat berbahasa terdiri atas
kemampuan (1) berpikir, (2) menyimak, (3) berbicara, (4) membaca, dan (5) menulis (Ellis,
1989; Farris, 1993) Kemampuan pertama merupakan dasar bagi perolehan empat kemampuan
berikutnya.
7
komunikasi lisan termasuk di dalamnya titinada, berhenti sejenak, volume dan gestur; (b)
ketermpilan beradaptasi, keterampilan menyimak untuk situasi dan audien yang berbedabeda.
8
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1.2 Saran
1. Sebaiknya kegiatan literasi di sekolah dikemas secara lebih menarik agar siswa-siswi
tidak bosan untuk melaksanakan kegiatan literasi sekolah
2. Menambah buku-buku yang ada di sudut baca
3. Kepada semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan program literasi di sekolah dapat
memberikan dukungan dan kerja sama
4. Diharapkan kepada kepala sekolah untuk terus melaksanakan program literasi di
sekolah dan menjadikan contoh bagi sekolah lainnya
9
DAFTAR PUSTAKA
Nurdjan, Sukarman dkk.2016. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Makasar: Aksara
Timur
Cikal, Kampus Guru & Komunitas Guru Belajar.2019.Kampus Guru Belajar 021-Literasi
Untuk Belajar. Jawa Tengah: Kampus Guru Cikal
Anafiah, Siti.2018.Permainan Bahasa Sebagai Media Literasi Siswa Kelas Rendah SD Kota
Yogyakarta.Jurnal Bidang Pendidikan Dasar(JBPD), file:///C:/Users/A314-32-
C2UY/Downloads/2190-Article%20Text-3805-1-10-20180213.pdf ( diakses 20
September 2021)
10