Anda di halaman 1dari 21

Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PJBL)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran SD

Dosen Pengampu : Sopyan Hendrayana, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 3 Kelas 3C

Dwi Linggar 205060089

Salsya Cahyana 205060090

Fitria Nur Anggraini 205060103

Nova Septiany 205060120

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PJBL)” tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Strategi Pembelajaran SD yang diampu oleh Bapak Sopyan
Hendrayana, S.Pd., M.Pd. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Konsep, jenis, pertimbangan pemilihan, prinsip strategi
pembelajaran dan pembelajaran berorientasi aktivitas siswa.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sopyan Hendrayana,
S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Strategi Pembelajaran SD yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
juga menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 14 Oktober 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Strategi, Metode, dan Pendekatan Pembelajaran ......................................... 3

2.2 Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran .................................................................................. 3

2.3 Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran ............................................................ 4

2.4 Prinsip-Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam konteks Standar


Proses pendidikan ......................................................................................................... 6

2.5 Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) ...................................................... 8

2.6 PJBL ............................................................................................................................... 12

2.7 Skenario Pembelajaran ................................................................................................... 14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 17

3.2 Saran ............................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada awalnya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan
sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu
peperangan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin tingginya tingkat
peradaban manusia banyak bidang-bidang lainnya yang membutuhkan strategi
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Contohnya, pada bidang ekonomi
dibutuhkan strategi pemasaran yang baik agar produk yang dijual laku
dipasaran. Begitu pula dengan dunia pendidikan yang dalam hal ini adalah
pembelajaran di dalam kelas juga membutuhkan sebuah strategi pembelajaran
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Strategi tersebut disesuaikan dengan
karakteristik dan kondisi yang ada dilapangan. Strategi pembelajaran inilah
yang akan membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Strategi
tersebut dapat disesuaikan dengan pijakan yang diambil oleh guru.
Seiring dengan perkembangan ilmu pendidikan yang juga mengakibatkan
adanya perkembangan dalam dunia pendidikan maka muncul banyak sekali
pijakan yang dapat digunakan oleh guru dan juga macam strategi yang dapat
digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya pembelajaran
yang berorientasi pada aktivitas siswa. Banyak guru yang belum paham
mengenai strategi pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa. Oleh
karena hal tersebut makalah ini akan membahas mengenai strategi
pembelajaran khususnya yakni pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas
siswa. Dan semoga makalah ini akan bermanfaat bagi generasi guru masa
depan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Strategi, Metode, dan Pendekatan
Pembelajaran?
2. Apa saja Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran?
3. Bagaimana Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran?

1
4. Apa saja Prinsip-Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam
Konteks Standar Proses Pendidikan?
5. Bagaimana Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa?
6. Apa itu PJBL?
7. Bagaimana Skenario Pembelajaran yang akan digunakan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Konsep Strategi, Metode, dan Pendekatan Pembelajaran.
2. Mengetahui Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran.
3. Mengetahui dan Memahami Pertimbangan Pemilihan Strategi
Pembelajaran.
4. Mengetahui Prinsip-Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam
Konteks Standar Proses Pendidikan.
5. Mengetahui dan memahami Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa.
6. Mengetahui konsep PJBL.
7. Mengetahui Skenario Pembelajaran yang akan digunakan.

2
BAB II

PENDAHULUAN

2.1 Pengertian Strategi, Metode, dan Pendekatan Pembelajaran


Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dilaksanakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien (Kemp, 1995). Dick and Carey (19850) juga menyebutkan
bahwa strategi pembelajaran itu adalah sesuatu set materi dan prosedur
pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil
belajar pada siswa.
Metode adalah suatu upaya mengimplementasi rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah disusun.
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap
proses pembelajaran. Strategi dan metode pembelajaran dapat diturunkan dari
pendekatan.

2.2 Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran


Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan. Rowntree
(1974) mengelompokkan ke dalam strategi penyampaian-penemuan atau
exposition-discovery learning, dan strategi pembelajaran kelompok dan
strategi pembelajaran individual atau groups-individual learning.
1. Strategi Exposition
Dalam Strategi Exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam
bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Roy Killen
menyebutnya dengan strategi pembelajaran langsung (direct intruction).
Dikatakan strategi pembelajaran, karena materi pelajaran disajikan begitu
saja kepada siswa, siswa tidak dituntut untuk mengolahnya. Kewajiban
siswa adalah menguasainya secara penuh. Dengan demikian, dalam
strategi ekspositori guru berfungsi sebagai penyampai informasi.
2. Strategi Discopery
Dalam strategi ini, bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa
melalui berbagai aktivitas, sehingga tugas tugas guru lebih banyak sebagai

3
fasilitator dan pembimbing bagi siswanya. Karena sifatnya yang demikian
strategi ini sering juga dinamakan strategi pembelajaran tidak langsung.
3. Strategi Individual
Strategi belajar individual dilakukan oleh siswa secara mandiri.
Kecepatan, kelambatan, dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat
ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan. Contoh
dari strategi pembelajaran ini adalah belajar melalui modul, atau belajar
bahasa melalui kaset audio.
4. Strategi Kelompok
Strategi pembelajaran kelompok dilakukan secara beregu. Sekelompok
siswa diajar oleh seorang atau beberapa orang guru. Bentuk belajar
kelompok itu bisa dalam pembelajaran kelompok besar atau pembelajaran
klasikal; atau bisa juga dengan kelompok-kelompok kecil semacam buzz
group. Strategi kelompok tidak memerhatikan kecepatan belajar
individual. Setiap individu dianggap sama.
5. Strategi Pembelajaran Deduktif
Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang
dilakukan dengan mempelajari konseo-konsep terlebih dahulu untuk
kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi; atau bahan pelajaran
yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak, kemudaian secara
perlahan-lahan menuju hal yang konkret. Strategi ini disebut juga starategi
pembelajaran umum ke khusus.
6. Strategi Pembelajaran Induktif
Strategi pembelajaran induktif ini kebalikan dari strategi deduktif, pada
strategi ini bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkret atau
contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada
materi yang kompleks dan sukar. Strategi ini kerap dinamakan strategi
pembelajaran dari khusus ke umum.

2.3 Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran


Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan
kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan apa yang
harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya berpikir

4
strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif
dan efisien. Oleh karena itu sebelum menentukan pembelajaran yang dapat
digunakan, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan.
1. Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan adalah :
- Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan
aspek kognitif, afektif, atau psikomotor?
- Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
apakah tingkat tinggi atau rendah?
- Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan
akademis?
2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran:
- Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum atau teori
tertentu?
- Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan
persyaratan tertentu atau tidak?
3. Pertimbangan dari sudut siswa.
- Apakah strategi pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan
siswa?
- Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan
kondisi siswa?
4. Pertimbangan-pertimbangan lainnya.
- Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu strategi saja?
- Apakah strategi itu memiliki nilai efektivitas dan efisiensi?

Pertanyaan-pertanyaan di atas merupakan bahan pertimbangan dalam


menetapkan strategi yang diterapkan. Misalnya untuk mencapai tujuan yang
berhubungan dengan aspek kognitif, akan memiliki strategi yang berbeda
dengan upaya mencapai tujuan afektif dan psikomotor. Demikian juga halnya,
dengan mempelajari bahan pelajaran yang bersifat fakta akan berbeda dengan
mempelajari bahan pembuktian suatu teori, dan lain sebagainya.

5
2.4 Prinsip-Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Konteks
Standar Proses Pendidikan
Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip dalam bahasa ini adalah hal-hal
yang harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran. Prinsip
umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi
pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua
keadaan.
Prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran sebagai berikut:
1. Berorientasi pada Tujuan
Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama.
Segala aktivitas guru dan siswa, mestilah diupayakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Tujuan pembelajaran dapat menentukan
suatu strategi yang harus digunakan guru.
2. Aktivitas
Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat
mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada
aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis
seperti aktivitas mental.
3. Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa. Walaupun
kita mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin
kita capai adalah perubahan perilaku setiap siswa.
4. Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh
siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kognitif saja, akan tetapi
juga meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Oleh
karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh
aspek kepribadian siswa secara terintegrasi.

Di samping itu, Bab IV Pasal 19 Pemerintah No. 19 Tahun 2005 dikatakan


bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
intekatif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

6
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik, serta psikologis peserta didik.
Sesuai dengan isi peraturan pemerintah di atas, maka ada sejumlah prinsip
khusus dalam pengelolaan pembelajaran, sebagai berikut:
1. Interaktif
Prinsip interaktif mengandung makna bahwa mengajar bukan hanya
sekedar menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa; akan tetapi
mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat
merangsang siswa untuk belajar. Dengan demikian proses pembelajaran
adalah proses interaksi baik antara guru dan siswa, antara siswa dan
siswa, maupun antara siswa dengan lingkungannya.
2. Inspiratif
Proses pembelajaran adalah proses yang inspiratif, yang memungkinkan
siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Berbagi proses dan
pemecahan masalah bukan harga mati, yang bersifat mutlak, akan tetapi
merupakan hipotesis yang merangsang siswa untuk mau mencoba dan
mengujinya. Oleh karena itu, guru mesti membuka berbagai kemungkinan
yang dapat dikerjakan siswa. Biarkan siswa berbuat dan berfikir sesuai
dengan inspirasi sendiri, sebab pengetahuan pada dasarnya bersifat
subjektif yang bisa dimaknai oleh setiap subjek belajar.
3. Menyenangkan
Proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan seluruh
potensi siswa. Seluruh potensi itu hanya mungkin dapat berkembang
manakala siswa terbebas dari rasa takut, dan menegangkan. Oleh karena
itu perlu diupayakan agar proses pembelajaran merupakan proses yang
menyenangkan (enjoyful learning). Proses pembelajaran bisa dilakukan,
pertama, dengan menata ruang yang apik dan menarik dan Kedua, melalui
pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi.
4. Menantang
Proses pembelajaran adalah proses yang menantang siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak

7
secara maksimal. Kemampuan tersebuat dapat ditumbuhkan dengan cara
mengembangkan rsa ingin tahu siswa melalui kegiatan mencoba-coba,
berpikir secara intuitifa atau bereksplorasi. Apa pun yang diberikan dan
dilakukan guru harus dapat merangsang siswa untuk berpikir (learning
how to learn) dan melakukan (learning ho to do).
5. Memotivasi
Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa.
Tanpa adanya motivasi, tidak mungkin siswa memiliki kemauan untuk
belajar. Oleh karena itu, membangkitkan motivasi merupakan salah satu
peran dan tugas guru dalam setiap proses pembelajaran. Motivasi dapat
diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak
atau melakukan sesuatu. Dorongan itu hanya mungkin muncul dalam diri
siswa manakala siswa merasa butuh (need). Siswa yang merasa butuh
akan bergerak dengan sendirinya untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh
sebab itu dalam rangka membangkitkan motivasi, guru harus dapat
menunjukan pentingnya pengalaman dan metari belajar bagi kehidupan
siswa, dengan demikian siswa akan belajar bukan hanya sekedar untuk
memperoleh nilai atau pujian akan tetapi didorongan oleh keinginan untuk
memenuhi kebutuhan.

2.5 Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS)


1. Konsep dan Tujuan PBAS
Ada dua hal yang harus dipahami. Pertama, dipandang dari sisi proses
pembelajaran, PBAS menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal,
artinya PBAS menghendaki keseimbangan antara aktivitas fisik, mental,
termasuk emosional, dan aktivitas intlektual. Kedua, dipandang dari sisi
hasil belajar, PBAS menghendaki hasil belajar yang seimbang dan
terpadu antara kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. PBAS
bertujuan menjadikan siswa bukan hanya cerdas tetapi juga berakhlak.
2. Peran Guru dalam Implementasi PBAS
Dalam implementasi PBAS, guru tidak berperan sebagai satu-satunya
sumber belajar yang bertugas menuangkan manteri pelajaran kepada

8
siswa, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi
agar siswa dapat belajar.
Oleh karena itu, penerapan PBAS menuntut guru untuk kreatif dan
inovatif sehingga mampu menyesuaikan kegiatan mengajarnya dengan
gaya dan karakterisik belajar siswa. Untuk itu ada beberapa kegiatan yang
dapat dilakukan guru, diantaranya:
- Mengemukakan berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang harus
dicapai sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
- Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa.
- Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang haus
dilakukan.
- Memberikan bantuan dan pelayanan kepada siswa yang
memerlukannya.
- Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar, membimbing,
dan sebagainya.
- Membantu siswa dalam menarik kesimpulan.

Dengan demikian, guru tidak menempatkan diri sebagai sumber


informasi, tetapi berperan sebagai petunjuk dan fasilitator dalam
memanfaatkan sumber belajar.

3. Penerapan PBAS dalam Proses Pembelajaran


Salah satu hal yang dapat kita lakukan untuk mengetahui apakah suatu
proses pembelajaran memiliki kadar PBAS yang tinggi, sedang, atau
lemah, dapat dilihat dari kriteria penerapan PBAS dalam proses
pembelajaran. Kriteria tersebut menggambarkan sejauhmana keterlibatan
siswa dlam pembelajaran baik dalam perencanaan pembelajaran, proses
pembelajaran, maupun dalam mengevaluasi hasil pembelajaran. Semakin
siswa terlibat dalam ketiga aspek tersebut, maka kadar PBAS semakin
tinggi.
a. Kadar PBAS dilihat dari proses perencanaan
- Adanya keterlibatan siswa dalam merumuskan tujuan
pemebelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan serta

9
pengalaman dan motivasi yang dimiliki sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan kegiatan pembelajaran.
- Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun rancangan
pembelajaran.
- Adanya keterlibatan siswa dalam menentukan dan memilih
sumber belajar yang diperlukan.
b. Kadar PBAS dilihat dari proses pembelajaran
- Adanya keterlibatan siswa baik secara fisik, mental, emosional
maupun intelektual dalam setiap proses pembelajaran.
- Adanya keinginan siswa untuk menciptakan iklim belajar yang
kondusif.
- Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap
sumber belajar yang tersedia yang dianggap relevan dengan
tujuan pembelajaran.
c. Kadar PBAS ditinjau dari kegiatan evaluasi pembelajaran
- Adanya keterlibatan siswa untuk mengevaluasi sendiri hasil
pembelajaran yang telah dilakukannya.
- Keterlibatan siswa secara mandiri untuk melaksanakan kegiatan
semacam tes dan tugas-tugas yang harus dikerjakannya.
- Kemauan siswa untuk menyusun laporan baik tertulis maupun
secara lisan berkenaan hasil belajar yang diperolehnya.

4. Faktor yang Memengaruhi Keberhasilan PBAS


1) Guru
Dalam proses pembelajaran dalam kelas, guru merupakan ujung
tombak yang sangat menentukan keberhasilan penerapan PBAS,
karena guru merupakan orang yang berhadapan langsung dengan
siswa.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan PBAS dipandang
dari sudut guru, yaitu:
a. Kemampuan guru
Guru yang memiliki kemampuan tinggi akan bersikap kreatif dan
inofatif yang selamanya akan mencoba dan mencoba menerapkan

10
berbagai penemuan baru yang dianggap lebih baik untuk
membelajarkan siswa.
b. Sikap profesional guru
Sikap profesioanal guru berhubungan dengan motivasi yang tinggi
dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Guru yang profesioanal
selamanya akan berusaha untuk mencapai hasil yang optimal.
PBAS tidak akan berhasil diimplementasikan oleh guru yang
memiliki motivasi yang rendah.
c. Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru
Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru akan
sangat berpengaruh terhadap implementasikan PBAS. Dengan
latar belakang pendidikan yang tinggi, memungkinkan guru
memiliki pandangan dan wawasan yang luas terhadap variable-
variabel pembelajaran seperti pemahaman tentang psikologi anak,
unsure lingkungan dan gaya belajar siswa, pemahaman berbagai
model, dan metode pembelajaran.
2) Sarana Belajar
a. Ruang Kelas
Kondisi ruang kelas merupakan faktor yang menentukan
keberhasilan penerapan PBAS. Ruang kelas yang terlalu sempit
misalnya, akan mempengaruhi kenyamanan siswa dalam belajar,
dan juga penataan kondisi tempat duduk siswa. PBAS yang
menghendaki siswa aktif, sebaiknya tempat duduk tidak bersifat
statis, tetapi seharusnya dinamis.
b. Media dan Sumber Belajar
PBAS merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan
multimetode dan multimedia. Artinya, melalui PBAS siswa
memungkinkan untuk belajar dari berbagai sumber informasi
secara mandiri, baik dari media grafis seperti buku, majalah, surat
kabar, dan lain-lain; atau dari media elektronik seperti radio,
computer, video, dan lain-lain.

11
3) Lingkungan
Lingkungan belajar merupakan faktor lain yang dapat
mempengaruhi keberhasilan PBAS. Ada dua hal yang termasuk ke
dalam faktor lingkungan belajar, yaitu lingkungan fisik dan
lingkungan psikologis. Lingkungan fisik meliputi keadaan dan kondisi
sekolah misalnya, jumlah kelas, perpustakaan, kantin, dan sebagainya;
selain itu keadaan dan jumlah guru, misalnya kesesuaian bidang studi
yang melatarbelakangi pendidikan guru dengan mata pelajaran yang
diberikannya. Sedangkan lingkungan psikologis adalah iklim social
yang ada di lingkungan sekolah itu. Misalnya, keharmonisan
hubungan antara guru dengan guru, antara guru dan kepala sekolah,
dan lain-lain. Oleh karena itu, tidak mungkin PBAS dapat
diimplementasikan dengan sempurna manakala tidak terjalin
hubungan yang baik anatara semua pihak yang terlibat.

2.6 Konsep PJBL


PJBL atau Project Based Learning merupakan metode pembelajaran yang
menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media. PJBL ini berpusat pada
siswa untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Peserta didik
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru. PJBL memiliki beberapa karakteristik
diantaranya :
a. Centrality, pada project based learning ini proyek merupakan pusat
dalam pembelajaran.
b. Driving Question, Project Based Learning difokuskan pada pertanyaan
atau masalah yang mengarah untuk mencari solusi dengan konsep dan
prinsip yang sesuai.
c. Constructive Investigation, siswa meningkatkan pengetahuannya
melakukan investigasi secara mandiri.
d. Autonomy, siswa sebagai problem solver dalam masalah yang dibahas.
e. Realisme, merupakan kegiatan siswa yang difokuskan pada pekerjaan
yang serupa dengan situasi yang sebenarnya.

12
Langkah-langkah dalam pembuatan project based learning adalah :

a. Membuka pembelajaran dengan suatu pertanyaan menantang (start with


the big question), yang dapat memberi penguasaan peserta didikuntuk
melakukan aktivitas.
b. Merencanakan proyek (design a plan for the project) dimana siswa
dapat menjawab pertanyaan esensial dengan mengintegrasikan berbagai
subjek yang mendukung.
c. Menyusun jadwal aktivitas (create a schedule), waktu penyelesaian
proyek harus memiliki kejelasan, peserta didik diberi arahan waktu.
d. Mengawasi jalannya proyek (monitor the student and the progress of
the project), guru bertanggung jawab terhadap berjalannya suatu projek.
e. Penilaian terhadap produk yang dihasilkan (assess the outcome),
penilaian ini membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar,
berperan dalam mengevaluasi kemajuan peserta didik
f. Evaluasi (evaluate the experience), guru dan peserta didik melakukan
releksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan.

13
2.7 Skenario Pembelajaran
PESAN UNTUK ORANG TUA

Selamat pagi, apa kabar Ayah/Bunda? Semoga Ayah/Bunda senantiasa


dalam keadaan sehat. Pada hari ini kita masih melakukan kegiatan
pembelajaran dari rumah. Mohon bimbingan Ayah/Bunda untuk
mendampingi ananda dalam melakukan aktivitas pembelajaran di rumah.

Ayah/Bunda jangan lupa untuk mengingatkan ananda untuk mematuhi


protokol kesehatan dalam melakukan setiap aktivitas dan selalu
menjaga kebersihan di lingkungan rumah agar terhindar dari
penyebaran virus COVID-19 dan wabah demam berdarah. Terima
kasih.

SKENARIO PEMBELAJARAN

Status pendidikan : Sekolah Dasar (SD)

Kelas/semester : II/1

Tema : 1. Hidup rukun

Subtema : 1. Hidup rukun dirumah

Alokasi waktu : 120 menit

Kompetensi Dasar Materi


PPKn Pengamalan sila kesatu di rumah
3.1 Mengidentifikasi hubungan antara simbol dan sila-sila
Pancasila dalam lambang negara “Garuda Pancasila”
4.1 Menjelaskan hubungan gambar pada lambang Negara dengan
sila-sila Pancasila
Bahasa Indonesia Kalimat ajakan
3.1 Merinci ungkapan, ajakan, perintah, penolakan yang terdapat
dalam teks cerita atau lagu yang menggambarkan sikap hidup
rukun
4.1
SBdP Pola Irama
3.2 Mengenal pola irama sederhana melalui lagu anak-ana
4.2 Menampilkan pola irama sederhana melalui lagu anak-anak

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menentukan pola irama dari lagu “Garuda Pancasila” dan membuat kalimat ajakan tentang
pengamalan sila kesatu Pancasila di rumah dengan benar.

14
Alat/Media
Whatsapp group (WAG) antara guru, orang tua, dan siswa.
Jika anak yang mengoperasikan WA, maka orangtua/wali wajib mendampingi mereka.

Bahan/Materi
Video, lagu Garuda Pancasila

Penilaian
(1) Keaktifan partisipasi, (2) Refleksi atas pengetahuan yang diperoleh, (3) Voice note, foto, atau video hasil kerja

Anak-anak sudah siap belajar hari ini? Ayo, jangan lupa cuci tangan terlebih
dahulu ya dengan sabun pada air mengair sebelum dan sesudah memulai kegiatan!
Nah, kalau sudah cuci tangan, mari kita bersiap memulai pembelajaran hari ini.
Mari kita awali dengan membaca doa terlebih dahulu semoga kita selalu sehat dan
diberikan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan belajar hari ini! Mintalah
bantuan kepada ayah/bunda untuk mendampingi Ananda selama melakukan
kegiatan pembelajaran ya! Jangan lupa ucapkan tolong bila minta bantuan,
ucapkan maaf apabila melakukan kesalahan, dan ucapkan terima kasih setelah
mendapatkan bantuan.

Kegiatan 1 (menampilkan pola irama lagu)

Anak-anak, setelah kemarin selama tiga hari kita mengikuti kegiatan MPLS untuk
mengenal lingkungan sekolah kita. Supaya lebih bersemangat, hari ini kita akan
memulai pembelajaran dengan menentukan pola irama sambil bernyanyi lagu
yang semangat, yaitu menentukan pola irama dari lagu “Garuda Pancasila”.

Ketika di kelas 1 anak-anak sering menyanyikannya baik di kelas atau pun pada
saat upacara hari senin.

Nah, hari ini kita akan belajar menentukan pola irama dari lagu Garuda Pancasila,
sehingga kita bisa menyanyikannya dengan pola irama yang baik dan benar.

Untuk mengetahui pola irama dan mengingat lagi lagu Garuda Pancasila, yuk kita
klik link video di bawah ini.

https://www.youtube.com/watch?v=kbHFU-tzI1c Wah lagunya membuat kita


menjadi semangat ya.

Anak-anak tentukan dan tampilkan pola irama dari lagu Garuda Pancasila dengan
menyanyikannya bersama anggota keluarga di rumah,dan jangan lupa untuk
merekamnya ya 😊

Kegiatan 2 (membuat kalimat ajakan pengamalan sila ke-1)

15
Terima kasih anak-anak dan Ayah/Bunda yang sudah mengirimkan videonya.

Jika kita tadi sudah belajar tentang pola irama lagu Garuda Pancasila, selanjutnya
kita akan belajar tentang sila pertama Pancasila.

Ayo, kita simak bersama videonya dengan klik link di bawah ini!

https://www.youtube.com/watch?v=eJe5diD-Dv4

Wah bagus sekali videonya, sekarang kita tahu bagaimana pengamalan sila kesatu
Pancasila di rumah. Apa saja yang sudah anak-anak lakukan sesuai dengan sila
kesatu Pancasila di rumah? Anak-anak juga bisa menyebutkan contoh lain
pengamalan Pancasila di rumah 😊

Nah, sekarang kita ajak anggota keluarga di rumah untuk melaksanakan contoh
pengamalan sila kesatu Pancasila di rumah ya.

Buatlah tiga kalimat ajakan yang diawali dengan kata “Ayo” yang sesuai dengan
pengamalan sila kesatu Pancasila di rumah.

Contoh:

Ayo Kakak, kita siram tanaman sayur ibu agar tumbuh subur.

Mudah kan? Tulis dengan rapi pada buku tulis kalian dan jangan lupa untuk
memfotonya kemudian kirim kepada Bapk/Ibu guru ya 😊

Selamat mengerjakan 😉

 Bagi siswa yang tidak menggunakan smartphone simpan dulu tugasnya,


nanti tunjukkan ke Bapak/Ibu guru kalau sudah masuk sekolah kembali.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus


dilaksanakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Metode merupakan upaya mengimlementasi rencana yang
sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan tercapai secara optimal.
Sedangkan pendekatan merupakan titik tolak atau sudut pandang terhadap
proses pembelajaran.
Strategi pembelajaran memiliki beberapa jenis yaitu strategi exposition,
strategi discopery, strategi individual, strategi kelompok, strategi
pembelajaran dedukatif, dan strategi pembelajaran indukatif. Dalam strtegi
pembelajaran tentu ada beberapa pertimbangan seperti pertimbangan yang
berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai, dengan bahan pembelajaran,
dan dari pertimbangan sudut siswa.
Untuk mencapai tujuan pembelajran yang efektif dan efisien tentu strategi
pembelajaran yang digunakan harus menyenangkan, interaktif, inspiratif,
menantang dan memotivasi siswa. Agar terciptanya pembelajaran yang
efektif maka harus memperhatikan strategi yang berorientasi pada tujuan,
aktivitas, individualitas dan integritas.
PBAS menekankan pada aktivitas siswa secara optimal, yang tak luput
dari peran guru. Guru yang berperan sangat penting bagaimana dapat
memfasilitasi siswa agar dapat belajar. Keberhasilan PBAS ini juga meliputi
peran guru, dimana adanya kemampuan guru, dan sikap guru, juga sarana
belajar dan lingkungan belajar menjadi salah satu faktor keberhasilan PBAS.
3.2 Saran

Agar terciptanya pembelajaran yang efektif dan efisien tentu harus


memiliki perencanaan pembelajaran seperti memperhatikan strategi
pembelajaran, pendekatan, dan metode pembelajran yang tepat. Tercapainya
suatu pembelajaran tidak luput dari adanya dukungan dan peran seorang guru,
kemampuan guru, dan sikap guru, serta lingkungan, sebab itu sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta : Prenadamedia Group.

Nurhasnawati. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa.


Tersedia : http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/Anida/article/viewFile/296/279 (Di akses tanggal
15 Oktober 2021)

Akademi. (2020). Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PJBL).

Tersedia : http://dikbud.kolutkab.go.id/blog/pembelajaran-berbasis-
proyek-project-based-learningpbl/ (Di akses tanggal 17 Oktober 2021)

18

Anda mungkin juga menyukai