Beranda ▼
RABU, 28 NOVEMBER 2018
Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas
Tinggi
Disusun Oleh :
Armiyati
Ika Wulandari (201591077)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
ESA UNGGUL
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, ilmu, dan
kemudahan-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang
berjudul
“Pembelajaran Menulis (1) di Sekolah Dasar Kelas
Tinggi”.
Tangerang, April
2018.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER...................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Menulis....................................................................... 3
3.2 Saran......................................................................................... 21
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)....................... 22
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Hakikat Menulis di SD Kelas Tinggi
Menulis merupakan suatu
kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi)
secara tertulis kepada
pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur, yaitu: penulis sebagai penyampaian
pesan, isi
tulisan, saluran atau media, dan pembacanya.
Menulis merupakan sebuah
proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis
dalam tujuan,
misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif ini
biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Kedua istilah tersebut
mengacu pada hasil
yang sama meskipun ada pendapat yang mengatakan kedua
istilah tersebut memiliki pengertian
yang berbeda. Istilah menulis sering
melekatkan pada proses kreatif yang sejenis ilmiah.
Sementara istilah mengarang
sering dilekatkan pada proses kreatif yang berjenis nonilmiah.
Menulis juga dapat dikatakan
sebagai kegiatan merangkai huruf menjadi kata atau kalimat
untuk disampaikan
kepada orang lain, sehingga orang lain dapat memahaminya. Dalam hal ini,
dapat
terjadinya komunikasi antarpenulis dan pembaca dengan baik.
Menurut Suparno dan Yunus
(Dalman 2011:4) menulis merupakan suatu kegiatan
penyampaian pesan (komunikasi)
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau
medianya. Selanjutnya,
Tarigan (Dalman 2011:4) mengemukakan bahwa menulis ialah
menurunkan atau
melukiskan lambing-lambang grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang
dipahami
oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambing-lambang grafis
tersebut
dan dapat memahami bahasa dan grafis itu.
Sejalan dengan pendapat
diatas, Marwoto (Dalman 2011:4) menjelaskan bahwa menulis
adalah mengungkapkan
ide atau gagasannya dalam bentuk karangan secara leluasa. Dalam hal
ini,
menulis itu membutuhkan skemata yang luas sehingga si penulis mampu menuangkan
ide,
gagasan, pendapatnya dengan mudah dan lancer. Skemata itu sendiri adalah
pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki. Jadi, semakin luas skemata seseorang,
semakin mudahlah ia menulis.
2.2
TUJUAN PEMBELAJARAN MENULIS DI SD KELAS
TINGGI
2.3
TEKNIK PEMBELAJARAN MENULIS DI SD KELAS
TINGGI
Teknik
pembelajaran adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran
berlangsung.
Teknik pembelajaran menulis adalah cara mengajarkan (menyajikan atau
memantapkan) bahan-bahan pelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya
aspek
ketrampilan menulis. Berikut ini beberapa teknik pembelajaran menulis:
1.
Teknik Pancingan Kata
Kunci
Salah satu upaya inovatif dalam mengemas
pembelajaran menulis puisi adalah
dengan aplikasi teknik pancingan kata kunci.
Langkah-langkah:
a. Guru
bertindak sebagai pemancing dengan menawarkan kata kunci.
b. Siswa
mencermati kata kunci model.
c. Siswa mengembangkan kata kunci dalam baris.
d. Siswa
mengembangkan kata kunci dalam bait.
e. Siswa
dapat menulis puisi utuh.
2.
Teknik 3M
Teknik
3M merupakan singkatan dari mengamati, meniru, dan menambahi. Teknik
3M ini
sesungguhnya bukanlah hal yang sangat baru. Teknik ini terilhami dari apa yang
diajarkan Mardjuki (dalam Harefa, 2002:31), seorang penulis kreatif yang cukup
dikenal
oleh para wartawan di Yogyakarta di tahun 80-an, kepada calon-calon
penulis muda,
yaitu dengan 3N-nya (niteni, norokke, nambahi). Teknik ini
biasanya diterapkan dalam
menulis teks berita.
Langkah-langkah:
a. Mengamati diartikan sebagai kegiatan melihat dengan cermat dan teliti mengenai
sebuah objek. Dalam kaitannya dengan pembelajaran menulis teks berita, siswa
mengamati model teks berita yang dimuat dalam surat kabar atau yang
disediakan
guru. Hasil yang diharapkan dari kegiatan mengamati adalah
pembelajar menemukan
unsur-unsur berita dan pola-pola penulisan teks berita.
b. Menirukan dalam konteks pembelajaran bukan diartikan sebagai kegiatan
“menjiplak”.
Hal yang harus ditiru bukan kata per kata, kalimat per kalimat tetapi
unsur-unsur yang harus ada dalam teks berita dan pola-pola penulisan teks
berita
sehingga siswa dapat menulis teks berita dalam berbagai pola dan
variasi.
c. Menambahi merupakan wahana bagi siswa untuk memberikan warna khas
terhadap
tulisannya sehingga berbeda dengan objek tiruannya. Artinya, bila dalam
objek
tiruan ada unsur-unsur berita yang belum tertulis, siswa menambahi
sehingga
menjadi lebih lengkap unsur-unsur beritanya.
3.
Teknik Field Trip
Field
trip ialah
teknik belajar mengajar anak didik dibawah bimbingan guru
mengunjungi
tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk belajar. Hal ini sangat
sesuai untuk
meningkatkan pembelajaran menulis deskripsi. Langkah-langkah:
a. Guru
membuka interaksi dengan siswa untuk memperkenalkan rencana kegiatan
dalam
pembelajaran menulis deskripsi.
b. Guru
dan siswa menyepakati trip yang akan dikunjungi dan waktu yang dipilih
untuk
pemebelajaran menulis deskripsi.
c. Siswa
dan guru bersama-sama mengunjungi tempat yang dituju, contohnya
museum.
d. Guru
membimbing siswa untuk segera menulis dan mendeskripsikan suatu objek
yang
telah dipilih.
e. Guru
merefleksi tulisan yang sudah ditulis oleh siswa.
melengkapi
cerita rumpang dan menilai kelompok yang kerjanya bagus.
m. Diakhir
kegiatan yaitu diskusi untuk memberi tanggapan terhadap hasil karya
orang lain.
n. Merefleksikan
hasil kegiatan siswa.
o. Siswa
bersama-sama guru membuat kesimpulan.
2.4
STRATEGI PEMBELAJARAN MENULIS DI SD
KELAS TINGGI
Menulis ekspossisi, akan terasa sulit jika apa yang akan ditulis jauh
dari siswa.
Mulailah dengan cara menuliskan bagaimana cara siswa memainkan
benda
kesayangannya. Tujuannya adalah: (1)
menulis eksposisi, (2) menuliskan cerita secara
runtut. Materinya
adalah mainan kesayangan sebagai objek
penceritaan. Adapun
prosedurnya,
yaitu: (1) guru menjelaskan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran,
(2)
siswa menyimak pembacaan tulisan tentang cara membuat burung dari kertas,
(3)
berdasarkan contoh yang disimak, siswa berlatih menulis karangan eksposisi sesuai
dengan objek tulisan masing-masing dengan langkah-langkah membuat kerangka
karangan dan mengembangkan kerangka karangan berupa draft karangan,
(4) secara
berpasangan siswa berbagi melakukan
kegiatan perbaikan dan penyuntingan,
(5) guru
mengamati, memotivasi, membimbing, serta
menilai saat siswa melakukan kegiatan
pembelajaran menulis, (6) kegiatan menyelesaikan karangan
eksposisi dilanjutkan di
rumah, dengan demikian tampilan karangan siswa yang akan
dipajang di papan pajangan
dapat menarik minat siswa untuk membacanya,
dan (7) hasil karangan siswa dipajang
di
papan pajangan.
7. Menulis
Poster atau Reklame
Tujuan dari menulis poster atau reklame adalah mengidentifikasi ciri kalimat poster
atau reklame, penggunaan kalimat pengharapan, anjuran, membuat poster atau reklame.
Materinya,
yaitu membuat poster atau reklame.
Adapun prosedurnya, yaitu: (1) menjelaskan
tujuan dan langkah-langkah pembelajaran,
(2) melihat contoh poster atau reklame yang
sering dijumpai,
(3) mengidentifikasi bentuk dan karakteristik bahasa
poster atau reklame,
(4) siswa berlatih membuat poster atau reklame yang dapat dilakukan dengan cara
berkelompok atau mandiri dengan bahan guntingan huruf yang
ditempelkan pada kertas
manila, (5) guru memberikan bimbingan, memotvasi, memfasilitasi saat siswa belajar
membuat poster, dan (6) Setelah menyimpulkan
materi pelajaran tentang karakteristik
bahasa poster atau reklame, hasil pekerjaan siswa dapat dipajang di kelas.
8. Menulisi
Benda-benda Pos
Benda-benda
pos adalah benda-benda yang digunakan untuk menyelesaikan urusan
pos dan siswa
perlu memiliki pengetahuan tentang benda-benda pos tersebut. Tujuannya
adalah mengenal bentuk benda-benda pos, mengetahui fungsi masing-masing benda pos,
dan mengetahui cara menulisi benda-benda pos. Materinya adalah menulis kartu
ucapan
dengan menggunakan kartu pos. Adapun prosedurnya adalah (1) guru menjelaskan
tujuan
dan langkah-langkah pembelajaran, (2) memberikan apersepsi terkait
dengan aktivitas surat
menyurat, (3) guru memperlihatkan berbagai macam kartu
ucapan dengan menggunakan
kartu pos, (4) berdasarkan contoh bermacam-macam kartu
ucapan siswa berlatih menulisi
kartu pos, (5) guru mengamati, memberikan bimbingan,
menilai saat siswa melakukan
aktivitas menulisi kartu pos, dan (6) selesai menulis, hasil menulis kartu pos dapat
ditindaklanjuti dengan melengkapinya dengan perangko, kemudian mengirim surat
itu ke
alamat teman yang dituju atau alamat sekolah.
9. Menulis
catatan harian
Kegiatan
menulis catatan harian merupakan lanjutan dari kegiatan yang berawal dari
menulis satu kejadian yang pernah dialami siswa. Kegiatan yang sama dilakukan
setiap
hari, terjadwal mulai dari bangun tidur sampai dengan tidur kembali.
Adakalanya aktivitas
yang sama dilakukan setiap hari tetapi adakalanya saat melaksanakan
kegiatan tersebut
ada peristiwa atau kejadian yang tidak sama dengan hari
kemarin. Pola karangan yang
akan dibuat siswa bersifat bebas dan guru secara
intensif dan berkelanjutan mengingatkan
akan tugas yang harus dikerjakan siswa
sebab menulis catatan harian tidak harus
dikerjakan dalam sekali atau dua kali pertemuan.
Tujuan dari menulis catatan harian
adalah menulis kalimat efektif dan menulis
kejadian-kejadian lain yang secara kronologis
dirangkai dalam satu cerita yang dialami dalam sehari. Materi yang digunakan
untuk
menulis catatan harian adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan di
rumah ataupun di
sekolah selama seminggu. Prosedur dalam menulis catatan harian
adalah sebagai berikut:
(1) guru menjelaskan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran dan
apersepsi, (2) siswa
berdiskusi kelompok mencermati, menganalisis contoh diary/catatan
harian, (3) masing-
masing kelompok mempresentasikan
hasil analisisnya, (4) guru menyimpulkan materi
pelajaran yang terkait dengan bentuk, ciri-ciri
kalimat yang dipergunakan dalam
diary/catatan harian, (5) guru memberikan tindak lanjut
menulis diary/catatan harian
selama seminggu/kurun
waktu yang disepakati, dan (6) hasil kerja siswa dapat disimpan
sebagai portofolio atau diteruskan oleh anak yang bersangkutan.
10. Menulis
mainan kesenangan
Setiap
siswa biasanya memiliki mainan yang disenangi di rumah. Mereka dekat dengan
objek ini karena setiap kesempatan yang ada dimanfaatkan untuk bermain,
sehingga siswa
mengetahui setiap detail bagian dari mainannya. Menulis dengan
menggunakan objek
mainan yang disenangi merupakan langkah awal bagi siswa untuk
menulis deskripsi.
Tujuan dari menulis mainan kesenangan adalah menulis deskripsi
tentang mainan
kesayangan atau benda di sekitar anak dengan bahasa yang runtut
dan menulis kalimat
efektif. Materi yang digunakan untuk menulis mainan
kesayangan adalah mainan
kesayangan siswa/benda-benda lingkungan yang dekat
dengan anak. Prosedur dalam
menulis mainan kesayangan adalah sebagai berikut: (1)
minimal sehari sebelum
pembelajaran dimulai, guru mengingatkan siswa untuk
membawa mainan/benda kecil yang
disenangi dari rumah untuk pelajaran Bahasa
Indonesia berikutnya, (2) pada saat
pembelajaran, siswa diminta mengeluarkan mainan/benda
kecil yang disenangi dari rumah,
(3) guru menjelaskan tujuan dan langkah/langkah
pembelajaran dan apersepsi, (4) siswa
mulai menulis dengan objek benda yang
dibawa masing-masing, (5) guru mengamati
proses menulis yang dilakukan siswa, memberikan
motivasi, dan memfasilitasi, (6) setelah
siswa selesai menulis, pekerjaannya
ditukar dengan teman terdekat.
Masing-masing siswa
membaca karangan temannya dan mengomentari tulisan yang dibacanya.
Komentar
yang mungkin diberikan
adalah runtut penceritaannya, ketepatan penggunaan kosa
katanya, ketepatan penggunaan EYD. Komentar tersebut ditulis dikertas
lain. Proses
menukar pekerjaan ini dilakukan dua kali, (7) berdasarkan masukan
yang diberikan dari dua
temannya, tulisan yang telah dibuat diperbaiki, (8) guru
melakukan pengamatan, bimbingan
kepada siswa saat proses perbaikan karangan
yang dilakukan siswa, (9) berdasarkan hasil
pengamatan, guru memperoleh masukan
terhadap kreativitas siswa saat mendeskripsikan
mainan kesayangannya/benda yang
dekat dengan anak. Masukan tersebut mungkin dari
penggunaan kosa katanya, susunan kalimatnya, dan penceritaannya. Gunakanlah sebagai
reinforcement, dan (10) tindaklanjut yang diberikan
adalah siswa diminta untuk menulis
ulang tulisan dengan tulisan yang lebih rapi
dan tampilan yang menarik di rumah.
Kemudian hasil tulisan tersebut dipajang di
papan pajangan.
2.5
Media
Pembelajaran Menulis
1.
Menggunakan
Gambar Seri
Melalui
gambar seri ini siswa diharapkan mampu menuliskan peristiwa yang
terjadi secara
berurutan berdasarkan gambar. Guru dapat membantu siswa untuk
mendiskusikan
tema dari gambar disamping termasuk beberapa hikmah atau nilai-
nilai yang akan
ditanamkan guru melalui cerita bergambar tersebut.
Dengan
demikian siswa dapat memulai menulis berdasarkan urutan urutan
gabar yang
disuguhkan kepada mereka. Bentuk tulisannya boleh juga ditekanakan
untuk
tingkat SD menggunakan jenis tulisan deskriptif atau menggunakan tulisan
jenis
narasi, agar siswa dapat secara langsung menbedakan jenis-jenis tulisan.
Selain
itu juga guru melalui gambar dapat menekankan atau menanamkan nilai-nilai
atau
karakter tertentu kepada siswa melalu visualisasi gambar yang diberikan.
2.
Mading sekolah
Mading sekolah dapat dijadikan ajang berlatih menulis.
Mungkin mading kalah
populer dari media lainnya. Namun sekali lagi, keberadaan
mading menjadi wahana
praktis untuk berlatih dan belajar menulis buat siswa di
sekolah. Tentunya,
penerbitan mading yang rutin akan mendorong siswa untuk
menulis dan
menghasilkan karya tulis. Misalnya puisi, artikel pendek (Arpen),
cerita pendek
(Cerpen) atau berita sederhana tentang lingkungan sekolah.
3.
Buku diari
Siswa
sudah memahami apa itu buku diari. Dalam batasan sederhana, diari
adalah
catatan khusus perjalanan hidup seseorang. Jadi diari itu bersifat personal.
Memuat catatan perasaan dan pengalaman hidup sehari-hari. Apa yang dirasakan
atau dialami dituangkan dengan bebas ke dalam buku diari. Karena alasan ini
sering
siswa menyebut diari sebagai teman curhat. Karena bersifat sangat
pribadi maka
buku diari hanya untuk dibaca sendiri. Artinya pembaca diari
terbatas pada si
penulisnya. Meskipun demikian, cara ini cukup efektif belajar
dan berlatih menulis
sesuatu.
2.6
Pendekatan
Dalam Pembelajaran Menulis
Pendekatan
yang disarankan dalam pembelajaran menulis meliputi pendekatan komunikatif,
integratif, keterampilan proses, dan pendekatan tematis. Pendekatan komunikatif
memfokuskan
pada keterampilan siswa mengimplementasikan fungsi bahasa (untuk
berkomunikasi) dalam
pembelajaran. Pendekatan integratif menekankan keterpaduan
empat aspek keterampilan
berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis)
dalam pembelajaran. Pendekatan
keterampilan proses memfokuskan keterampilan
siswa dalam mengamati, mengklasifikasi,
menginterpretasi, dan
mengkomunikasikan. Pendekatan tematis menekankan tema pembelajaran
sebagai payung/pemandu
dalam pembelajaran.
Lebih
lanjut dijelaskan, bahwa (1) pendekatan komunikatif tampak pada butir
pembelajaran,
misalnya: mendeskripsikan suatu benda, menulis surat, dan membuat
iklan; (2) pendekatan
integrative tampak pada butir pembelajaran, misalnya :
menceritakan pengalaman yang menarik,
menuliskan suatu peristiwa sederhana,
membaca bacaan kemudian membuat ikhtisar, dan
meringkas cerita yang didengar; (3)
pendekatan keterampilan proses, tampak pada butir
pembelajaran, misalnya:
melaporkan hasil kunjungan, menyusun laporan pengamatan, membuat
iklan, dan
menyusun kaiimat acak menjadi paragraf yang padu; dan (4) pendekatan tematis,
tampak pada butir pembelajaran, misatnya: menulis pengalaman dalam bentuk puisi,
dan
menyusun naskah sambutan.
Pendekatan-pendekatan
tersebut pada hakikatnya mempunyai karaktenstik yang sama
dengan pendekatan
konstruktivisme, yaitu memandang siswa di dalam pembelajaran sebagai
subjek
pembelajaran bukan sebagat objek pembelajaran Dalam hal ini, peran guru sebagai
motivator dan fasilitator di dalam membangkitkan potensi siswa dalam
membangun/mengkonstruk gagasan/ide masmg-masing di dalam pembelajaran.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa
penyampaian pesan (informasi)
secara tertulis kepada pihak lain dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
Aktivitas menulis
melibatkan beberapa unsur, yaitu: penulis sebagai penyampaian pesan, isi
tulisan, saluran atau media, dan pembacanya. Tujuan pembelajaran menulis di SD kelas tinggi
adalah sebagai berikut : kelas 4, kelas 5, dan kelas 6. Teknik pembelajaran menulis
adalah cara
mengajarkan (menyajikan atau memantapkan) berikut teknik
pembelajaran menulis : teknik
pancingan kata kunci,teknik 3M, teknik Field Trip,
teknik pengandaian 180o berbeda, dan teknik
kancing gemerincing.
Strategi
pembelajaran menulis upaya yang dilakukan guru agar
siswa senang menulis
adalah memberi kebebasan kepada siswa untuk mau menulis
apa yang disenanginya sesuai
dengan perkembangan tema pembelajaran yang
dilaksanakan. Media pembelajaran menulis yaitu
ada menggunakan gambar seri, madding
sekolah, dan menulis diari. Pendekatan yang disarankan
dalam
pembelajaran menulis meliputi pendekatan komunikatif, integratif, keterampilan
proses, dan
pendekatan tematis. Pendekatan komunikatif memfokuskan pada
keterampilan siswa
mengimplementasikan fungsi bahasa (untuk berkomunikasi)
dalam pembelajaran.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih
menyempurnakan dalam menjelaskan tentang isi makalah dari sumber-sumber yang
lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A.
Standar Kompetensi
Mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan,
pengumuman, dan pantun anak.
B.
Kompetensi Dasar
Membuat
pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan dan
kepatuhan) sesuai dengan ciri-ciri pantun.
C.
Indikator
1. Menyebutkan
pengertian pantun
2. Menjelaskan
ciri-ciri pantun
3. Membuat
pantun sesuai ciri-ciri pantun
4.
Membacakan pantun anak yang telah dibuat dengan
lafal dan intonasi yang sesuai.
D.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa
dapat menyebutkan pengertian pantun
2. Siswa
dapat menjelaskan ciri-ciri pantun
3. Siswa
mendapat membuat pantun yang menarik sesuai dengan ciri-ciri pantun
4.
Siswa dapat membaca pantun anak yang telah
dibuat dengan lafal dan intonasi yang
sesuai.
E.
Materi Pokok
Menulis pantun anak
F.
Kegiatan Pembelajaran
1. Pendekatan :
Pembelajaran Langsung
2.
Metode : Ceramah, Tanya jawab, Pemberian
tugas, Diskusi, dan Evaluasi
G.
Langkah – Langkah Kegiatan
1. Kegiatan
awal
a. Guru
mengucapkan salam
b. Guru
menunjuk ketua kelas untuk memimpin doa bersama sebelum memulai
pembelajaran
c. Guru
mengecek kehadiran siswa
d. Guru
menyampiakan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan
inti
a. Guru
menyebutkan pengertian pantun
b. Guru
menjelaskan ciri-ciri pantun
c. Guru
memberi contoh cara membuat pantun
d. Guru
meminta siswa untuk melengkapi isi pantun
e. Guru
meminta siswa membuat pantun sesuai dengan contoh yang telah diberikan guru
f. Guru
meminta siswa membacakan hasil pantun yang telah mereka buat di depan
kelas
g. Guru
meminta siswa yang lain mendengarkan pembacaan pantun
h. Guru
meminta teman sebangku untuk berdiskusi dengan menyempurnakan pantun-
pantun
dengan memilih pasangan yang tepat dalam lembar kerja siswa
i. Guru
bertanya pada siswa adakah hal-hal yang masih belum dipahami siswa tentang
pembelajaran yang telah dipelajari
j. Guru
meluruskan kesalahapahaman
3. Kegiatan
akhir
1. Guru
menyimpulkan materi pembelajaran
2. Guru
memberikan anjuran pada siswa untuk selalu belajar di rumah
3.
Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
H.
Alat dan Sumber Belajar
Alat : Papan tulis, spidol, proyektor dan laptop
Sumber Belajar : Buku bahasa Indonesia SD dan MI kelas 4
I.
Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik
Test Tertulis
2. Instrumen
Soal (Objektif)
Kunci Jawaban
DAFTAR
PUSTAKA
Tarigan.
Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Wicaksana. Andri,
dkk. 2016. Teori Pembelajaran Bahasa
(Suatu Catatan Singkat). Yogyakarta:
Garudhawaca
https://www.matrapendidikan.com/2016/03/manfaatkan-media-ini-buat-belajar.html?m=1
(di
unduh pada
tanggal 17 April 2018 pukul 19:00)
http://citraindonesiaku.blogspot.co.id/2012/02/metode-model-dan-teknik-pembelajaran.html?m=1
(di unduh pada
tanggal 17 April 2018 pukul 20:05)
https://massofa.wordpress.com/2008/10/07/pendekatan-pembelajaran-menulis-di-sd/ (di
unduh
pada tanggal 17 April 2018 pukul 18:30 WIB)
di
November 28, 2018
Berbagi
Posting Komentar
‹ Beranda
MENGENAI SAYA
Editarus
Lihat profil lengkapku