Anda di halaman 1dari 17

Draf Perkuliahan

Beranda ▼
RABU, 28 NOVEMBER 2018

PEMBELAJARAN MENULIS 1 DI SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI

PEMBELAJARAN MENULIS 1 DI SEKOLAH


DASAR KELAS TINGGI

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas
Tinggi

Disusun Oleh :

                                    Armiyati
Ika Wulandari (201591077)

                                    Edita Rustin Pertiwi (201591081)

                                    Opi Amalia (201591068)

PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS
ESA UNGGUL

2018

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, ilmu, dan
kemudahan-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang
berjudul
“Pembelajaran Menulis (1) di Sekolah Dasar Kelas
Tinggi”. 

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan


tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami
tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada:
1.   
Dr.
Ir. Arief Kusuma, A.P., MBA sebagai Rektor Universitas Esa Unggul.
2.   
Dr.
Rokiah Kusumapradja, SKM, MHA sebagai Dekan Universitas Esa Unggul.
3.   
Ainur
Rosyid, S.pd. I, MA sebagai Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4.   
Ezik
Firman Syah, M.pd. sebagai Dosen Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi.
5.   
Orang tua sebagai yang selalu membuat kami semangat
6.    Dan orang yang kami sayangi
Berkat bantuan berbagai pihak, buku, dan
berbagai bahan materi dari media sosial
terselesaikanlah makalah “Pembelajaran Menulis (1) di
Sekolah Dasar  Kelas Tinggi” dan jika ada
salah dalam penulisan makalah
ini kami mohon maaf sebesar-besarnya, sekian dan terima kasih.

Tangerang, April
2018.

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER...................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang......................................................................... 1

1.2  Rumusan Masalah.................................................................. 2

1.3  Tujuan Penulisan.................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1  Hakikat Menulis....................................................................... 3

2.2  Tujuan Pembelajaran Menulis di SD Kelas


Tinggi........... 4

2.3  Teknik Pembelajaran Menulis di SD Kelas


Tinggi............ 5

2.4  Strategi Pembelajaran Menulis di SD Kelas


Tinggi.......... 11

2.5  Media Pembelajaran Menulis................................................ 18

2.6  Pendekatan Pembelajaran Dalam Menulis........................ 19

BAB III PENUTUP


3.1  Simpulan................................................................................... 21

3.2  Saran......................................................................................... 21
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)....................... 22
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 25

BAB I
PENDAHULUAN
1.1     LATAR BELAKANG

Kemampuan menulis tidak dapat diperoleh secara alamiah, tetapi melalui


proses belajar
mengajar. Menulis merupakan kegiatan yang
sifatnya    berkelanjutan sehingga pembelajarannya
pun perlu dilakukan
secara berkesinambungan sejak sekolah dasar. Hal ini didasarkan pada
pemikiran
bahwa menulis merupakan kemampuan dasar sebagai bekal belajar menulis di
jenjang
berikutnya. Oleh karena itu, pembelajaran menulis di sekolah dasar
perlu mendapat perhatian yang
optimal sehingga dapat memenuhi target kemampuan
menulis yang diharapkan.  
Agar siswa memiliki pemahaman dan keterampilan menulis, diperlukan suatu
perencanaan
pembelajaran menulis yang tepat dan terencana dengan strategi
pembelajaran yang efektif. Untuk
dapat melaksanakan pembelajaran menulis
di    sekolah dasar, seorang guru dituntut untuk
memiliki kemampuan
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran menulis secara
tepat.    Untuk
itu, seorang guru harus memiliki    pemahaman berkaitan dengan
pendekatan
pembelajaran menulis, cara mengembangkan kemampuan menulis siswa,
dan perkembangan
tulisan.
Pengajaran menulis di sekolah dasar diharapkan dapat membekali siswa dengan
kemampuan menulis yang baik. Pelaksanaan pengajaran menulis di sekolah dasar
terutama di
kelas satu dan dua tidak dapat dipisahkan dari membaca permulaan,
walaupun membaca dan
menulis merupakan dua kemampuan yang berbeda.
Menulis bersifat produktif sedangkan membaca bersifat reseptif. Kemampuan
menulis tidak
diperoleh secara alamiah tetapi melalui proses belajar mengajar.
Untuk dapat menuliskan huruf
sebagai lambang bunyi, siswa harus berlatih mulai
dari cara memegang alat tulis. Siswa juga
berlatih menggerakkan tangan dangan
memperhatikan apa yang harus ditulis atau digambarkan.
Siswa harus dilatih
mengamati lambang bunyi tersebut, memahami setiap huruf sebagai lambang
bunyi
tertentu sampai dapat menuliskanya secara benar. Agar bermakna, proses belajar
menulis
permulaan ini dilaksanakan setelah siswa mampu mengenal
huruf-huruf  yang diajarkan.

1.2     RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1.  Apa hakikat menulis di SD kelas
tinggi?
2.  Apa tujuan pembelajaran menulis
di SD kelas tinggi?
3.  Bagaimana teknik pembelajaran
menulis di SD kelas tinggi?
4.  Bagaimana strategi pembelajaran
menulis di SD kelas tinggi?
5.  Apa saja media pembelajaran
dalam menulis di SD kelas tinggi?
6.  Bagaimana pendekatan dalam
pembelajaran menulis di SD kelas tinggi?

1.3     TUJUAN PERMASALAHAN


Adapun tujuan penulisan
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.  Untuk mengetahui hakikat
menulis di SD kelas tinggi.
2.  Untuk mengetahui tujuan
pembelajaran menulis di SD kelas tinggi.
3.  Untuk mengetahui teknik
pembelajaran menulis di SD kelas tinggi.
4.  Untuk mengetahui strategi
pembelajaran menulis di SD kelas tinggi.
5.  Untuk mengetahui media
pembelajaran dalam menulis di SD kelas tinggi.
6.  Untuk mengetahui pendekatan dalam pembelajaran menulis di SD kelas tinggi.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1     
Hakikat Menulis di SD Kelas Tinggi
Menulis merupakan suatu
kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi)
secara tertulis kepada
pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur, yaitu: penulis sebagai penyampaian
pesan, isi
tulisan, saluran atau media, dan pembacanya.
Menulis merupakan sebuah
proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis
dalam tujuan,
misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif ini
biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Kedua istilah tersebut
mengacu pada hasil
yang sama meskipun ada pendapat yang mengatakan kedua
istilah tersebut memiliki pengertian
yang berbeda. Istilah menulis sering
melekatkan pada proses kreatif yang sejenis ilmiah.
Sementara istilah mengarang
sering dilekatkan pada proses kreatif yang berjenis nonilmiah.
Menulis juga dapat dikatakan
sebagai kegiatan merangkai huruf menjadi kata atau kalimat
untuk disampaikan
kepada orang lain, sehingga orang lain dapat memahaminya. Dalam hal ini,
dapat
terjadinya komunikasi antarpenulis dan pembaca dengan baik.
Menurut Suparno dan Yunus
(Dalman 2011:4) menulis merupakan suatu kegiatan
penyampaian pesan (komunikasi)
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau
medianya. Selanjutnya,
Tarigan (Dalman 2011:4) mengemukakan bahwa menulis ialah
menurunkan atau
melukiskan lambing-lambang grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang
dipahami
oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambing-lambang grafis
tersebut
dan dapat memahami bahasa dan grafis itu.
Sejalan dengan pendapat
diatas, Marwoto (Dalman 2011:4) menjelaskan bahwa menulis
adalah mengungkapkan
ide atau gagasannya dalam bentuk karangan secara leluasa. Dalam hal
ini,
menulis itu membutuhkan skemata yang luas sehingga si penulis mampu menuangkan
ide,
gagasan, pendapatnya dengan mudah dan lancer. Skemata itu sendiri adalah
pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki. Jadi, semakin luas skemata seseorang,
semakin mudahlah ia menulis.

2.2    
TUJUAN PEMBELAJARAN MENULIS DI SD KELAS
TINGGI

Tujuan pembelajaran menulis di SD kelas tinggi adalah sebagai


berikut:
1.  Kelas 4
a.   
Memahami isi percakapan dan melengkapi percakapan.
b.   
Menulis deskripsi tentang benda di sekitar atau
seseorang dengan bahasa yang
runtut.
c.   
 Mengisi formulir dengan benar.
d.   
Memahami isi cerita dan melengkapi cerita. 
e.     
Menulis surat untuk teman sebaya tentang pengalaman
atau cita-cita dengan
bahasa yang komunikatif.
f.    
Menyusun paragraf dengan bahan yang tersedia.
g.   
Menulis cerita berdasarkan pengalaman.
h.   
Menulis pengumuman dengan bahasa yang komunikatif.
i.     
Menulis cerita rekaan berdasarkan pengalaman dengan
bahasa yang runtut dan
menggunakan EYD yang tepat.
j.     
Membuat pantun sederhana.
2.   
Kelas 5
a.   
Menulis karangan berdasarkan gambar seri yang diacak.
b.   
Menulis karangan dengan bahan yang tersedia.
c.   
Menyusun karangan dengan menggunakan kerangka
karangan.
d.   
Menulis alamat surat pada kartu pos dengan benar.
e.   
 Menulis surat pribadi untuk berbagai tujuan
dengan kalimat yang efektif.
f.    
Menyusun laporan melalui tahapan yang benar.
g.   
Menulis secara ringkas isi buku pengetahuan dari
cerita dalam beberapa kalimat
dengan kata-kata sendiri.
h.   
Menulis kejadian penting dalam buku harian dengan
ragam bahasa yang sesuai.
i.     
Menuangkan ide/gagasan dalam bentuk poster sederhana
dengan bahasa yang
komunikatif.
j.     
Menulis pengalaman pribadi dalam bentuk prosa
sederhana.
k.   
Menuangkan gagasan dalam bentuk puisi.
3.   
Kelas 6
a.   
Mengisi daftar riwayat hidup dengan benar.
b.     
Menyusun naskah pidato/sambutan dengan bahasa yang
komunikatif dan
santun.
c.   
Menyampaikan informasi dalam bentuk iklan dengan
bahasa yang komunikatif.
d.   
Menulis wesel pos dengan benar.
e.   
Membuat ringkasan dari teks yang dibaca atau didengar.
f.    
Menyusun rangkuman dari berbagai teks bacaan yang
memiliki kesamaan tema.
g.     
Menulis surat resmi dengan memperhatikan pilihan kata
sesuai dengan yang
dituju.
h.   
Mengubah puisi ke dalam bentuk prosa dengan tetap
mempertahankan makna
puisi.
i.      Menyusun percakapan berdasarkan
ilustrasi gambar.

2.3    
TEKNIK PEMBELAJARAN MENULIS DI SD KELAS
TINGGI

Teknik
pembelajaran adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran
berlangsung.
Teknik pembelajaran menulis adalah cara mengajarkan (menyajikan atau
memantapkan) bahan-bahan pelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya
aspek
ketrampilan menulis. Berikut ini beberapa teknik pembelajaran menulis:

1.     
Teknik Pancingan Kata
Kunci
Salah satu upaya inovatif dalam mengemas
pembelajaran menulis puisi adalah
dengan aplikasi teknik pancingan kata kunci.
Langkah-langkah:
a.  Guru
bertindak sebagai pemancing dengan menawarkan kata kunci.
b.  Siswa
mencermati kata kunci model.
c.   Siswa mengembangkan kata kunci dalam baris.
d.  Siswa
mengembangkan kata kunci dalam bait.
e.  Siswa
dapat menulis puisi utuh.

2.     
Teknik 3M
Teknik
3M merupakan singkatan dari mengamati, meniru, dan menambahi. Teknik
3M ini
sesungguhnya bukanlah hal yang sangat baru. Teknik ini terilhami dari apa yang
diajarkan Mardjuki (dalam Harefa, 2002:31), seorang penulis kreatif yang cukup
dikenal
oleh para wartawan di Yogyakarta di tahun 80-an, kepada calon-calon
penulis muda,
yaitu dengan 3N-nya (niteni, norokke, nambahi). Teknik ini
biasanya diterapkan dalam
menulis teks berita.
Langkah-langkah:
a.  Mengamati diartikan sebagai kegiatan melihat dengan cermat dan teliti mengenai
sebuah objek. Dalam kaitannya dengan pembelajaran menulis teks berita, siswa
mengamati model teks berita yang dimuat dalam surat kabar atau yang
disediakan
guru. Hasil yang diharapkan dari kegiatan mengamati adalah
pembelajar menemukan
unsur-unsur berita dan pola-pola penulisan teks berita.
b.  Menirukan dalam konteks pembelajaran bukan diartikan sebagai kegiatan
“menjiplak”.
Hal yang harus ditiru bukan kata per kata, kalimat per kalimat tetapi
unsur-unsur yang harus ada dalam teks berita dan pola-pola penulisan teks
berita
sehingga siswa dapat menulis teks berita dalam berbagai pola dan
variasi.
c.  Menambahi merupakan wahana bagi siswa untuk memberikan warna khas
terhadap
tulisannya sehingga berbeda dengan objek tiruannya. Artinya, bila dalam
objek
tiruan ada unsur-unsur berita yang belum tertulis, siswa menambahi
sehingga
menjadi lebih lengkap unsur-unsur beritanya.
3.     
Teknik Field Trip
Field
trip ialah
teknik belajar mengajar anak didik dibawah bimbingan guru
mengunjungi
tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk belajar. Hal ini sangat
sesuai untuk
meningkatkan pembelajaran menulis deskripsi. Langkah-langkah:
a.  Guru
membuka interaksi dengan siswa untuk memperkenalkan rencana kegiatan
dalam
pembelajaran menulis deskripsi.
b.  Guru
dan siswa menyepakati trip yang akan dikunjungi dan waktu yang dipilih
untuk
pemebelajaran menulis deskripsi.
c.  Siswa
dan guru bersama-sama mengunjungi tempat yang dituju, contohnya
museum.
d.  Guru
membimbing siswa untuk segera menulis dan mendeskripsikan suatu objek
yang
telah dipilih.
e.  Guru
merefleksi tulisan yang sudah ditulis oleh siswa.

4.      Teknik Pengandaian 180o Berbeda


Teknik ini adalah teknik yang membantu
siswa dalam menulis cerita khususnya
narasi. Teknik ini dinamakan dengan
pengandaian 180o karena cara yang digunakan
adalah membalikkan tokoh
cerita yang sudah ada atau lazim dimasyarakat. Misalnya
cerita Malin Kundang
yang menjadi tokoh jahat adalah Malin. Dengan teknik ini siswa 
menulis
dengan tokoh jahatnya adalah Ibu Malin. Langkah-langkah:
a.  Mencatat yang terlintas, yaitu tuliskan sebanyak mungkin kata yang terlintas
dalam pikiran setelah mendengar suatu kata. Misalnya, ketika dikatakan “sandal
jepit”, tuliskan “alas kaki, murah, toilet, licin, santai, dsb”. Kegiatan ini
adalah
aktivitas pembuka untuk melepaskan sekat-sekat keraguan serta melatih
kreativitas berpikir. Umumnya kendala menulis adalah (a) keraguan untuk
memulai
menulis, (b) keraguan untuk merangkai jalan cerita, dan (c) keraguan
apakah
tulisannya bagus atau tidak.
b.  Mendeskripsikan, yaitu memberikan gambaran tentang suatu objek, tempat,
suasana, tokoh, penokohan, dsb. sehingga pembaca seolah-olah dapat
merasakan,
melihat, mendengar, mencium apa yang dideskripsikan penulis.
Latihan
pendeskripsian dilakukan dengan cara (a) mendeskripsikan sesuatu yang
terlihat,
(b) mendeskripsikan sesuatu yang terdengar, (4) mendeskripsikan sesuatu
yang
tercium, dan (d) mendeskripsikan sesuatu yang teraba. Latihan ini dilakukan
satu per satu agar pendeskripsian dapat lebih terfokus dan mendalam (detail).
c.  Menggunakan pengandaian 180°
berbeda. Latihan menulis cerita
tidak harus
dimulai dengan sesuatu yang baru. Latihan dapat dimulai dengan
sesuatu yang
sudah dikenal semua siswa. Hal ini bertujuan agar siswa memiliki
gambaran
umum tentang apa yang akan dituliskan. Tapi, agar cerita tetap
menarik, siswa
diharuskan menulis cerita dengan karakteristik tokoh yang
berbeda 180°.
Misalnya, bila siswa hendak menuliskan kembali cerita “Si
Kancil”, maka
karakteristik Kancil yang biasanya lebih cerdik daripada Buaya,
kali ini diubah 180°
berbeda sehingga Buaya dibuat lebih cerdik.
d.  Menggunakan berbagai sudut pandang (point of view). Sudut pandang artinya dari
pandangan mana peristiwa-peristiwa
dalam cerita dipaparkan, apakah dari sudut
pandang pengarang, tokoh A, atau
tokoh B. Di dalam cerita yang utuh, sudut
pandang selalu berubah. Oleh karena
itu, perubahan sudut pandang merupakan
bagian yang harus dilatihkan agar siswa
dapat membuat cerita yang lebih variatif
dan menarik. Pada cerita Si Kancil
(dengan 180° berbeda), pertama-tama siswa
diminta untuk menuliskan cerita
dengan sudut pandang Si Kancil. Selanjutnya,
siswa diminta untuk membuat cerita
tersebut dengan sudut pandang Buaya.
5.      Teknik Kancing Gemerincing
Teknik kancing gemerincing adalah teknik
yang digunakan untuk meningkatkan
keterampilan menulis dalam melengkapi cerita
rumpang. Teknik ini menggunakan
kancing sebagai alat perantara untuk membantu
pembelajaran. Langkah-langkah:
a.  Siswa
dibagi menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 orang.
b.  Cerita
yang rumpang dibagikan kepada masing-masing siswa, kemudian siswa
menelaah dan
membaca teks tersebut dengan maksud mengetahui maksud cerita
asalnya.
c.  Setiap
siswa dalam kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sama
untuk
memikirkan kalimat-kalimat yang tepat dan memadukan kalimat dengan
kalimat
sehingga cerita tersebut menjadi runtut.
d.  Kancing-kancing
dalam kotak dibagikan pada siswa masing-masing mendapat
dua buah kancing.
e.  Guru
memberikan penjelasan teknik melengkapi cerita rumpang dengan berdiskusi
menggunakan media kancing sebagai berikut:
1)    Semua
anggota kelompok harus mengemukakan pendapatnya yaitu kalimat
yang tepat untuk
melengkapi cerita rumpang sehingga cerita menjadi padu.
2)    Jika
salah satu teman sedang berbicara mengemukakan pendapatnya, maka
siswa yang
lain harus mendengarkan pendapat teman tersebut dan yang telah
berbicara
mengemukakan pendapatnya harus menyerahkan salah satu
kancingnya dan
meletakkannya di tengah-tengah kelompok.
3)      Jika
kancing yang dimiliki seorang siswa telah habis, dia tidak boleh
berpendapat
lagi sampai rekan-rekannya juga menghabiskan kancing mereka.
4)      Jika
kancing yang dimiliki oleh siswa dalam satu kelompok sudah habis,
sedangkan
tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil kesempatan
untuk membagikan
kancing lagi dan prosedur atau caranya diulangi lagi.
f.   Guru
menugaskan siswa untuk melengkapi cerita rumpang dengan teknik kancing
gemerincing yang telah dijelaskan.
g.  Siswa
melengkapi cerita rumpang dengan bimbingan guru.
h.  Guru
memberikan kesempatan untuk bertanya.
i.      Setelah
siswa dalam kelompoknya menyelesaikan tugas melengkapi cerita
rumpang, maka
kelompok tersebut harus mengoreksi hasil tulisannya.
j.      Setelah
semua kelompok mengoreksi, maka setiap kelompok mandapat
kesempatan untuk
memamerkan hasil kerja pada kelompok lain dengan teknik
keliling kelompok.
k.  Setiap
kelompok berkesempatan membaca hasil menulis cerita dari tiap-tiap
kelompok,
hal ini dimaksudkan agar dapat mengapresiasi hasil karya orang lain.
l.  Guru
melakukan penilaian terhadap hasil menulis siswa dalam menulis
   

melengkapi
cerita rumpang dan menilai kelompok yang kerjanya bagus.
m. Diakhir
kegiatan yaitu diskusi untuk memberi tanggapan terhadap hasil karya
orang lain.
n.  Merefleksikan
hasil kegiatan siswa.
o.  Siswa
bersama-sama guru membuat kesimpulan.
2.4    
STRATEGI PEMBELAJARAN MENULIS DI SD
KELAS TINGGI

Upaya yang dilakukan guru agar


siswa senang menulis adalah memberi kebebasan kepada
siswa untuk mau menulis
apa yang disenanginya sesuai dengan perkembangan tema
pembelajaran yang
dilaksanakan.
1.  Menulis abjad
Menulis abjad dilakukan dengan cara setiap siswa diberikan tugas untuk
meniru
tulisan beberapa huruf lepas yang dicontohkan guru. Tujuannya adalah (1) pengenalan
huruf, dan (2) mengidentifikasi lafal. Materinya adalah huruf kapital dan huruf biasa
dari
Aa sampai Zz. Huruf lepas yang akan ditulis berukuran besar +/- 15x10 cm.
Adapun
prosedur, yaitu (1) guru menjelaskan tujuan, langkah-langkah
pembelajaran dan
memberikan apersepsi, (2) siswa mengamati contoh huruf yang
akan ditulis, (3) masing-
masing siswa diberi tugas menulis huruf-huruf tertentu,
(4) masing-masing siswa
menulis huruf yang telah ditentukan guru. Setiap hasil
kerja diberi nama pembuatnya,
dan (5) setiap hasil kerja ditempel di papan pajangan.
2.    Menulis Kegiatan
Daya ingat anak sekolah dasar terhadap suatu kegiatan yang menarik atau
yang
membawa kesan tersendiri akan sangat mudah diingat anak. Bagi siswa
sekolah dasar,
untuk mengkonstruksi daya ingat terhadap peristiwa yang pernah
dialami secara
berulang-ulang merupakan objek ide yang terdekat. Sehingga
dengan ide tersebut anak
dapat diajak untuk menulis kegiatan atau membuat
karangan sederhana. Tujuannya
adalah (1) menulis cerita yang paling
dekat dan dialami siswa, (2) menulis karangan
sederhana dengan menggunakan pilihan kata yang tepat,
dan (3) menulis cerita rekaan
berdasarkan pengalaman dengan bahasa yang runtut dan penggunaan EYD yang tepat.
Materinya
adalah menulis kegiatan yang telah dan
pernah dilakukan siswa baik di rumah
maupun di sekolah.
Adapun prosedurnya,
yaitu sebagai berikut: (1) guru menjelaskan
tujuan dan
langkah-langkah pembelajaran menulis     
yang akan dilaksanakan, dan
memberikan apersepsi,
(2) siswa diberikan peluang untuk merekonstruksi
ingatannya
dengan cara    bercerita
dengan teman sebangku atau kelompok kecil, (3) siswa diminta
menuliskan
hal-hal apa yang telah diceritakan dengan     kalimat-kalimat pendek yang
merupakan inti
cerita,
(4) siswa mengembangkan kalimat-kalimat pendek yang
telah
dibuat menjadi cerita yang telah diceritakan kepada teman,
(5) siswa secara berkelompok
membacakan hasil
karangannya, siswa lain menyimak dan memberi masukan atas
tulisan yang mereka
simak,
dan (6) secara cepat guru memilih hasil
tulisan siswa yang
dianggap baik untuk ditempel di papan pajangan.
3. Menulisi
Gambar Kesayangan
Gambar yang telah dibuat siswa ditulisi sesuai dengan keinginannya,
seolaholah
gambar itu bercerita sesuai dengan apa yang ada pada imajinasi
siswa. Tujuannya adalah
(1) meningkatkan keterampilan menulis kreatif siswa, (2) meningkatkan penguasaan
perbendaharaan kata, dan (3) menghubungkan pengalaman
pribadi dengan pengalaman
membaca buku. Materinya
adalah gambar yang telah dibuat dan
siap diisi tulisan. Adapun
prosedurnya adalah sebagai berikut: (1) guru menjelaskan tujuan dan langkah-langkah
pembelajaran,
(2) siswa diminta untuk membuat gambar kesenangan
dengan bentuk yang
sederhana, (3) gambar yang telah selesai dibuat
ditulisi dengan keinginan masing-masing
siswa, (4) guru melaksanakan pengamatan, bimbingan, dan penilaian proses terhadap
kerja
yang dilakukan siswa, dan (5) hasil
kerja siswa yang dianggap baik dipajang di papan
pajangan.
4. Menulis
Bentuk Gambar

Variasi menulis puisi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah


satunya adalah
baris-baris kalimat itu seolah-olah sebagai garis coretan yang
membentuk gambar tertentu.
Tujuannya
adalah (1) menulis kreatif, (2) mengidentifikasi suatu bentuk
puisi untuk
menambah efek pengimajinasian dari wujud yang digambarkan,
(3) menulis puisi yang
menggunakan suatu bentuk
deskriptif kata-kata. Materi
adalah pengalaman, dan
pemahaman siswa
terhadap suatu bentuk benda yang mengesankan. Adapun prosedurnya,
yaitu: (1)
guru menjelaskan tujuan dan langkah-langkah
pembelajaran, (2) guru
memperlihatkan satu bentuk
puisi yang berbentuk sebuah benda, (3) berdasarkan contoh
yang
dilihat, siswa membuat puisi sesuai dengan pengalaman, dan pemahaman siswa
terhadap suatu bentuk benda yang mengesankan, (4) guru melakukan pengamatan,
memberikan bimbingan, memotivasi, memfasilitasi siswa saat pembelajaran menulis
puisi,
(5) siswa berlatih menulis draft
puisi, (6) siswa berdiskusi melakukan tukar
pendapat atas
draft puisi yang dibuat, (7) siswa melakukan kegiatan revisi
draft, dan melakukan proses
akhir menulis puisi, (8) hasil tulisan siswa dibacakan di depan kelas,
(9) tulisan siswa yang
representatif dengan tujuan pembelajaran
ditempel di papan pajangan, dan (10) guru
memberikan tindak lanjut agar siswa lebih kreatif dalam membuat puisi dengan bentuk-
bentuk lain, dan hasilnya akan di pajang.
5. Menulis
Cerita Bentuk Arkodion

Gambar berseri berupa foto yang biasanya merekam kejadian beruntun/kronologis,


akan membantu siswa untuk menemukan gagasan dalam bercerita. Tujuannya adalah (1)
mengembangkan keterampilan
penulisan kreatif, dan (2) melatih
siswa bercerita
berdasarkan kronologis waktu, kejadian, dan tempat. Materinya adalah menulis
cerita
dengan berpedoman pada foto keluarga atau gambar berseri yang diperoleh
dari media
massa. Adapun prosedur,
yaitu: (1) minimal sehari sebelum pembelajaran
dilaksanakan,
guru meminta siswa membawa foto-foto keluarga atau gambar yang
dianggap berseri, (2)
sebelum pembelajaran dimulai, siswa mengeluarkan foto atau gambar yang
mereka bawa,
(3) guru menjelaskan tujuan dan
langkah-langkah pembelajaran, (4) siswa mengamati
contoh karangan atau cerita dalam bentuk arkodion,
(5) siswa diarahkan untuk membuat
bingkai arkodion dari kertas gambar, dan
menempel foto/gambar, (6) siswa menulis draft
cerita
berdasarkan gambar yang ada, (7) saat siswa melakukan kegiatan menulis
sedangkan guru melakukan pengamatan serta bimbingan dan penilaian proses,
(8) siswa
mendiskusikan draft cerita untuk memperoleh masukan dari unsur kronologis cerita, pilihan
kata, serta susunan kalimat, dan lain-lainnya
yang berkenaan dengan unsur kebahasaan,
(9)   siswa melakukan revisi draft
yang dilakukan dengan menyelesaikannya menjadi
sebuah cerita bersambung model arkodion,
(10) selesai menulis, siswa membacakan cerita
yang
dibuat,
dan (11) tindak lanjut yang dilakukan
guru adalah menempelkan karya yang
dianggap baik di papan pajangan.
6. Menulis
Cara Memainkan Sesuatu

Menulis ekspossisi, akan terasa sulit jika apa yang akan ditulis jauh
dari siswa.
Mulailah dengan cara menuliskan bagaimana cara siswa memainkan
benda
kesayangannya. Tujuannya adalah: (1)
menulis eksposisi, (2) menuliskan cerita secara
runtut. Materinya
adalah mainan kesayangan sebagai objek
penceritaan. Adapun
  prosedurnya,
yaitu: (1) guru menjelaskan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran,
(2)
siswa menyimak pembacaan tulisan tentang cara membuat burung dari kertas,
(3)
berdasarkan contoh yang disimak, siswa berlatih menulis karangan eksposisi sesuai
dengan objek tulisan masing-masing dengan langkah-langkah membuat kerangka
karangan dan mengembangkan kerangka karangan berupa draft karangan,
(4) secara
berpasangan siswa berbagi melakukan
kegiatan perbaikan dan penyuntingan,
(5) guru
mengamati, memotivasi, membimbing, serta
menilai saat siswa melakukan kegiatan
pembelajaran menulis, (6) kegiatan menyelesaikan karangan
eksposisi dilanjutkan di
rumah, dengan demikian tampilan karangan siswa yang akan
dipajang di papan pajangan
dapat menarik minat siswa untuk membacanya,
dan (7) hasil karangan siswa dipajang
di
papan pajangan.
7. Menulis
Poster atau Reklame

Tujuan dari menulis poster atau reklame adalah mengidentifikasi ciri kalimat poster
atau reklame, penggunaan kalimat pengharapan, anjuran, membuat poster atau reklame.
Materinya,
yaitu membuat poster atau reklame.
Adapun prosedurnya, yaitu: (1) menjelaskan
tujuan dan langkah-langkah pembelajaran,
(2) melihat contoh poster atau reklame yang
sering dijumpai,
(3) mengidentifikasi bentuk dan karakteristik bahasa
poster atau reklame,
(4) siswa berlatih membuat poster atau reklame yang dapat dilakukan dengan cara
berkelompok atau mandiri dengan bahan guntingan huruf yang
ditempelkan pada kertas
manila, (5) guru memberikan bimbingan, memotvasi, memfasilitasi saat siswa belajar
membuat poster, dan (6) Setelah menyimpulkan
materi pelajaran tentang karakteristik
bahasa poster atau reklame, hasil pekerjaan siswa dapat dipajang di kelas.
8. Menulisi
Benda-benda Pos

Benda-benda
pos adalah benda-benda yang digunakan untuk menyelesaikan urusan
pos dan siswa
perlu memiliki pengetahuan tentang benda-benda pos tersebut. Tujuannya
adalah mengenal bentuk benda-benda pos, mengetahui fungsi masing-masing benda pos,
dan mengetahui cara menulisi benda-benda pos. Materinya adalah menulis kartu
ucapan
dengan menggunakan kartu pos. Adapun prosedurnya adalah (1) guru menjelaskan
tujuan
dan langkah-langkah pembelajaran, (2) memberikan apersepsi terkait
dengan aktivitas surat
menyurat, (3) guru memperlihatkan berbagai macam kartu
ucapan dengan menggunakan
kartu pos, (4) berdasarkan contoh bermacam-macam kartu
ucapan siswa berlatih menulisi
kartu pos, (5) guru mengamati, memberikan bimbingan,
menilai saat siswa melakukan
aktivitas menulisi kartu pos, dan (6)   selesai menulis, hasil menulis kartu pos dapat
ditindaklanjuti dengan melengkapinya dengan perangko, kemudian mengirim surat
itu ke
alamat teman yang dituju atau alamat sekolah.
9. Menulis
catatan harian

Kegiatan
menulis catatan harian merupakan lanjutan dari kegiatan yang berawal dari
menulis satu kejadian yang pernah dialami siswa. Kegiatan yang sama dilakukan
setiap
hari, terjadwal mulai dari bangun tidur sampai dengan tidur kembali.
Adakalanya aktivitas
yang sama dilakukan setiap hari tetapi adakalanya saat melaksanakan
kegiatan tersebut
ada peristiwa atau kejadian yang tidak sama dengan hari
kemarin. Pola karangan yang
akan dibuat siswa bersifat bebas dan guru secara
intensif dan berkelanjutan mengingatkan
akan tugas yang harus dikerjakan siswa
sebab menulis catatan harian tidak harus
dikerjakan dalam sekali atau dua kali pertemuan.
Tujuan dari menulis catatan harian
adalah menulis kalimat efektif dan menulis
kejadian-kejadian lain yang secara kronologis
dirangkai dalam satu cerita yang dialami dalam sehari. Materi yang digunakan
untuk
menulis catatan harian adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan di
rumah ataupun di
sekolah selama seminggu. Prosedur dalam menulis catatan harian
adalah sebagai berikut:
(1) guru menjelaskan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran dan
apersepsi, (2) siswa
berdiskusi kelompok mencermati, menganalisis contoh diary/catatan
harian, (3) masing-
masing kelompok mempresentasikan
hasil analisisnya, (4) guru menyimpulkan materi
pelajaran yang terkait dengan bentuk, ciri-ciri
kalimat yang dipergunakan dalam
diary/catatan harian, (5) guru memberikan tindak lanjut
menulis diary/catatan harian
selama    seminggu/kurun
waktu yang disepakati, dan (6) hasil kerja siswa dapat disimpan
sebagai portofolio atau diteruskan oleh anak yang bersangkutan.
10. Menulis
mainan kesenangan

Setiap
siswa biasanya memiliki mainan yang disenangi di rumah. Mereka dekat dengan
objek ini karena setiap kesempatan yang ada dimanfaatkan untuk bermain,
sehingga siswa
mengetahui setiap detail bagian dari mainannya. Menulis dengan
menggunakan objek
mainan yang disenangi merupakan langkah awal bagi siswa untuk
menulis deskripsi.
Tujuan dari menulis mainan kesenangan adalah menulis deskripsi
tentang mainan
kesayangan atau benda di sekitar anak dengan bahasa yang runtut
dan menulis kalimat
efektif. Materi yang digunakan untuk menulis mainan
kesayangan adalah mainan
kesayangan siswa/benda-benda lingkungan yang dekat
dengan anak. Prosedur dalam
menulis mainan kesayangan adalah sebagai berikut: (1)
minimal sehari sebelum
pembelajaran dimulai, guru mengingatkan siswa untuk
membawa mainan/benda kecil yang
disenangi dari rumah untuk pelajaran Bahasa
Indonesia berikutnya, (2) pada saat
pembelajaran, siswa diminta mengeluarkan mainan/benda
kecil yang disenangi dari rumah,
(3) guru menjelaskan tujuan dan langkah/langkah
pembelajaran dan apersepsi, (4) siswa
mulai menulis dengan objek benda yang
dibawa masing-masing, (5) guru mengamati
proses menulis yang dilakukan siswa, memberikan
motivasi, dan memfasilitasi, (6) setelah
siswa selesai menulis, pekerjaannya
ditukar dengan teman    terdekat.
Masing-masing siswa
membaca karangan temannya dan        mengomentari tulisan yang dibacanya.
Komentar
yang mungkin         diberikan
adalah runtut penceritaannya, ketepatan penggunaan kosa
katanya, ketepatan penggunaan EYD. Komentar tersebut ditulis dikertas
lain. Proses
menukar pekerjaan ini dilakukan dua kali, (7) berdasarkan masukan
yang diberikan dari dua
temannya, tulisan yang telah dibuat diperbaiki, (8) guru
melakukan pengamatan, bimbingan
kepada siswa saat proses perbaikan karangan
yang dilakukan siswa, (9) berdasarkan hasil
pengamatan, guru memperoleh masukan
terhadap kreativitas siswa saat mendeskripsikan
mainan kesayangannya/benda yang
dekat dengan anak. Masukan tersebut mungkin dari
penggunaan  kosa katanya, susunan kalimatnya, dan penceritaannya. Gunakanlah sebagai
reinforcement, dan (10) tindaklanjut yang diberikan
adalah siswa diminta untuk menulis
ulang tulisan dengan tulisan yang lebih rapi
dan tampilan yang menarik di rumah.
Kemudian hasil tulisan tersebut dipajang di
papan pajangan.

2.5     
Media
Pembelajaran Menulis
1.   
Menggunakan
Gambar Seri
Melalui
gambar seri ini siswa diharapkan mampu menuliskan peristiwa yang
terjadi secara
berurutan berdasarkan gambar. Guru dapat membantu siswa untuk
mendiskusikan
tema dari gambar disamping termasuk beberapa hikmah atau nilai-
nilai yang akan
ditanamkan guru melalui cerita bergambar tersebut.
Dengan
demikian siswa dapat memulai menulis berdasarkan urutan urutan
gabar yang
disuguhkan kepada mereka. Bentuk tulisannya boleh juga ditekanakan
untuk
tingkat SD menggunakan jenis tulisan deskriptif atau menggunakan tulisan
jenis
narasi, agar siswa dapat secara langsung menbedakan jenis-jenis tulisan.
Selain
itu juga guru melalui gambar dapat menekankan atau menanamkan nilai-nilai
atau
karakter tertentu kepada siswa melalu visualisasi gambar yang diberikan.
2.   
Mading sekolah
Mading sekolah dapat dijadikan ajang berlatih menulis.
Mungkin mading kalah
populer dari media lainnya. Namun sekali lagi, keberadaan
mading menjadi wahana
praktis untuk berlatih dan belajar menulis buat siswa di
sekolah. Tentunya,
penerbitan mading yang rutin akan mendorong siswa untuk
menulis dan
menghasilkan karya tulis. Misalnya puisi, artikel pendek (Arpen),
cerita pendek
(Cerpen) atau berita sederhana tentang lingkungan sekolah.
3.   
Buku diari
Siswa
sudah memahami apa itu buku diari. Dalam batasan sederhana, diari
adalah
catatan khusus perjalanan hidup seseorang. Jadi diari itu bersifat personal.
Memuat catatan perasaan dan pengalaman hidup sehari-hari. Apa yang dirasakan
atau dialami dituangkan dengan bebas ke dalam buku diari. Karena alasan ini
sering
siswa menyebut diari sebagai teman curhat. Karena bersifat sangat
pribadi maka
buku diari hanya untuk dibaca sendiri. Artinya pembaca diari
terbatas pada si
penulisnya. Meskipun demikian, cara ini cukup efektif belajar
dan berlatih menulis
sesuatu.
2.6     
Pendekatan
Dalam Pembelajaran Menulis
Pendekatan
yang disarankan dalam pembelajaran menulis meliputi pendekatan komunikatif,
integratif, keterampilan proses, dan pendekatan tematis. Pendekatan komunikatif
memfokuskan
pada keterampilan siswa mengimplementasikan fungsi bahasa (untuk
berkomunikasi) dalam
pembelajaran. Pendekatan integratif menekankan keterpaduan
empat aspek keterampilan
berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis)
dalam pembelajaran. Pendekatan
keterampilan proses memfokuskan keterampilan
siswa dalam mengamati, mengklasifikasi,
menginterpretasi, dan
mengkomunikasikan. Pendekatan tematis menekankan tema pembelajaran
sebagai payung/pemandu
dalam pembelajaran.
Lebih
lanjut dijelaskan, bahwa (1) pendekatan komunikatif tampak pada butir
pembelajaran,
misalnya: mendeskripsikan suatu benda, menulis surat, dan membuat
iklan; (2) pendekatan
integrative tampak pada butir pembelajaran, misalnya :
menceritakan pengalaman yang menarik,
menuliskan suatu peristiwa sederhana,
membaca bacaan kemudian membuat ikhtisar, dan
meringkas cerita yang didengar; (3)
pendekatan keterampilan proses, tampak pada butir
pembelajaran, misalnya:
melaporkan hasil kunjungan, menyusun laporan pengamatan, membuat
iklan, dan
menyusun kaiimat acak menjadi paragraf yang padu; dan (4) pendekatan tematis,
tampak pada butir pembelajaran, misatnya: menulis pengalaman dalam bentuk puisi,
dan
menyusun naskah sambutan.
Pendekatan-pendekatan
tersebut pada hakikatnya mempunyai karaktenstik yang sama
dengan pendekatan
konstruktivisme, yaitu memandang siswa di dalam pembelajaran sebagai
subjek
pembelajaran bukan sebagat objek pembelajaran Dalam hal ini, peran guru sebagai
motivator dan fasilitator di dalam membangkitkan potensi siswa dalam
membangun/mengkonstruk gagasan/ide masmg-masing di dalam pembelajaran.

BAB
III

PENUTUP

3.1      Simpulan
Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa
penyampaian pesan (informasi)
secara tertulis kepada pihak lain dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
Aktivitas menulis
melibatkan beberapa unsur, yaitu: penulis sebagai penyampaian pesan, isi
tulisan, saluran atau media, dan pembacanya. Tujuan pembelajaran menulis di SD kelas tinggi
adalah sebagai berikut : kelas 4, kelas 5, dan kelas 6. Teknik pembelajaran menulis
adalah cara
mengajarkan (menyajikan atau memantapkan) berikut teknik
pembelajaran menulis : teknik
pancingan kata kunci,teknik 3M, teknik Field Trip,
teknik pengandaian 180o berbeda, dan teknik
kancing gemerincing.
Strategi
pembelajaran menulis upaya yang dilakukan guru agar
siswa senang menulis
adalah memberi kebebasan kepada siswa untuk mau menulis
apa yang disenanginya sesuai
dengan perkembangan tema pembelajaran yang
dilaksanakan. Media pembelajaran menulis yaitu
ada menggunakan gambar seri, madding
sekolah, dan menulis diari. Pendekatan yang disarankan
dalam
pembelajaran menulis meliputi pendekatan komunikatif, integratif, keterampilan
proses, dan
pendekatan tematis. Pendekatan komunikatif memfokuskan pada
keterampilan siswa
mengimplementasikan fungsi bahasa (untuk berkomunikasi)
dalam pembelajaran.

3.2      Saran
Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih
menyempurnakan dalam menjelaskan tentang isi makalah dari sumber-sumber yang
lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.

RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Mata Pelajaran                     : Bahasa Indonesia


Kelas / Semester                  : IV / II
Alokasi Waktu                      : 1 x 30 Menit
Pertemuan Ke                      : 1 x Pertemuan

A.    
Standar Kompetensi
Mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk  karangan,
pengumuman, dan pantun anak.

B.   
Kompetensi Dasar
Membuat
pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan dan
kepatuhan) sesuai dengan ciri-ciri pantun.

C.   
Indikator
1.  Menyebutkan
pengertian pantun
2.  Menjelaskan
ciri-ciri pantun
3.  Membuat
pantun sesuai ciri-ciri pantun
4. 
Membacakan pantun anak yang telah dibuat dengan
lafal dan intonasi yang sesuai.

D.   
Tujuan Pembelajaran
1.  Siswa
dapat menyebutkan pengertian pantun
2.  Siswa
dapat menjelaskan ciri-ciri pantun
3.  Siswa
mendapat membuat pantun yang menarik sesuai dengan ciri-ciri pantun
4. 
Siswa dapat membaca pantun anak yang telah
dibuat dengan lafal dan intonasi yang
sesuai.

E.    
Materi Pokok
Menulis pantun anak

F.    
Kegiatan Pembelajaran
1.  Pendekatan            :
Pembelajaran Langsung
2. 
Metode : Ceramah, Tanya jawab, Pemberian
tugas, Diskusi, dan Evaluasi

G.   
Langkah – Langkah Kegiatan
1.  Kegiatan
awal
a.  Guru
mengucapkan salam
b.  Guru
menunjuk ketua kelas untuk memimpin doa bersama sebelum memulai
pembelajaran
c.   Guru
mengecek kehadiran siswa
d.  Guru
menyampiakan tujuan pembelajaran
2.  Kegiatan
inti
a.  Guru
menyebutkan pengertian pantun
b.  Guru
menjelaskan ciri-ciri pantun
c.   Guru
memberi contoh cara membuat pantun
d.  Guru
meminta siswa untuk melengkapi isi pantun
e.  Guru
meminta siswa membuat pantun sesuai dengan contoh yang telah diberikan guru
f.      Guru
meminta siswa membacakan hasil pantun yang telah mereka buat di depan
kelas
g.  Guru
meminta siswa yang lain mendengarkan pembacaan pantun
h.  Guru
meminta teman sebangku untuk berdiskusi dengan menyempurnakan pantun-
pantun
dengan memilih pasangan yang tepat dalam lembar kerja siswa
i.    Guru
bertanya pada siswa adakah hal-hal yang masih belum dipahami siswa tentang 
pembelajaran yang telah dipelajari
j.    Guru
meluruskan kesalahapahaman
3.  Kegiatan
akhir
1.  Guru
menyimpulkan materi pembelajaran
2.  Guru
memberikan anjuran pada siswa untuk selalu belajar di rumah
3. 
Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa

H.   
Alat dan Sumber Belajar
Alat                      : Papan tulis, spidol, proyektor dan laptop
Sumber Belajar : Buku bahasa Indonesia SD dan MI kelas 4

I.      
Penilaian Hasil Belajar
1.  Teknik
Test Tertulis
2.  Instrumen
Soal (Objektif)
Kunci Jawaban

DAFTAR
PUSTAKA

Dalman. 2011. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada

Tarigan.
Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Wicaksana. Andri,
dkk. 2016. Teori Pembelajaran Bahasa
(Suatu Catatan Singkat). Yogyakarta:
Garudhawaca

https://www.matrapendidikan.com/2016/03/manfaatkan-media-ini-buat-belajar.html?m=1
(di
unduh pada
tanggal 17 April 2018 pukul 19:00)
http://citraindonesiaku.blogspot.co.id/2012/02/metode-model-dan-teknik-pembelajaran.html?m=1
(di unduh pada
tanggal 17 April 2018 pukul 20:05)

https://massofa.wordpress.com/2008/10/07/pendekatan-pembelajaran-menulis-di-sd/ (di
unduh
pada tanggal 17 April 2018 pukul 18:30 WIB)

di
November 28, 2018

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

‹ Beranda

Lihat versi web

MENGENAI SAYA
Editarus
Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai