Anda di halaman 1dari 20

UJI VALIDITAS TES

Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Makalah Mata Kuliah Evaluasi
Pembelajaran

Dosen Pengampu : Herni Irmayani, M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 1
1. Reno Triyanto (1830201194)
2. Riana Lutfi N (1830201195)
3. Nurlaini (1830201185)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN FATAH PALEMBANG

2020
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur selalu kami haturkan kehadirat Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran.
Teriring ucapan terima kasih kepada ibu Herni Irmayani, M.Pd. selaku
Dosen Pengampu kami dalam pembelajaran mata kuliah Evaluasi Pembelajaran,
juga yang telah memberikan bantuan serta motivasi kepada kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik serta saran yang bersifat membangun guna perbaikan dan peningkatan
kualitas makalah di masa yang akan datang dari pembaca adalah sangat berharga
bagi kami.
Demikian makalah ini kami susun, semoga bisa bermanfaat bagi kita
semua serta menjadi tambahan referensi bagi penyusunan makalah dengan tema
yang senada di waktu yang akan datang.

Palembang, 20 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii


DAFTAR ISI ............................................................................…..................… iii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................….......…… 1


A. Latar Belakang Masalah ............................................................…... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................… 1
C . Tujuan Penulisan .......................................................................….. 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................…...... 2
A. Pengertian Validitas ………….…………..…................................... 2
1. Validitas Isi .………………………………………….………….. 3
2. Validitas Bangun Pengertian ………………………………….… 11
3. Validitas Empirik ……………………………………….……….. 12
a. Validitas Ramalan ………………………………………..…… 13
b. Skala Penilaian (Ranting Scale) …………………………..….. 13
B. Uji Validitas Butir Soal …………..………….................................. 14
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 16
A. Kesimpulan ....................................................................................... 16
B. Saran....................................................................................... .......... 16
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Evaluasi memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar yang


dilaksanakan oleh seorang guru. Diantara tujuan dari evaluasi adalah untuk
menilai ketercapaian tujuan pendidikan oleh anak didik, sarana untuk mengetahui
apa yang telah anak didik ketahui dalam kegiatan belajar mengajar, dan
memotivasi anak didik. Untuk mengevaluasi hasil belajar dan proses belajar siswa,
seorang guru menggunakan berbagai macam alat atau instrumen evaluasi seperti
tes tertulis, tes lisan, ceklis-observasi, angket-wawancara, dan dokumentasi.

Keberhasilan mengungkap hasil dan proses belajar ini sebagaimana


adanya (objektivitas hasil penilaian) sangat bergantung pada kualitas alat
penilainya, di samping itu juga yang tidak kalah pentingnya tergantung pada cara
pelaksanaannya. Suatu alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas yang baik
apabila alat tersebut memiliki atau memenuhi dua hal, yaitu validitas (ketepatan)
dan reliabilitas (ketetapan atau keajegan) alat tes terjamin kualitasnya.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini agar lebih mudah untuk dipahami maka penulis
berupaya untuk memberikan batasan hingga dapat dimengerti dengan jelas isi
makalah ini sendiri secara baik dengan rumusan sebagai berikut:
1. Apa pengertian validitas tes?
2. Bagaimana uji validitas butir soal?
C. Tujuan Penulisan
Dalam menyusun makalah ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
1. Untuk mengetahui apa pengertian validitas tes.
2. Untuk mengetahui bagaimana uji validitas butir soal.
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Validitas

Dalam menjelaskan pengertian dan definisi validitas, ada beberapa istilah


bahsa menjelaskan tentang pengertian valid. Ada yang mengistilahkan valid
dengan sahih, sehingga kevalidan disamakan dengan kiesahihan. Ada juga yang
mengistilahkan valid dengan tepat,sehingga kevalitan sama dengan ketepatan.
Ada pula yang mengistilahkan valid deengan cermat sehngga kevalidan sama
dengan keceermatan. Untuk memahami pengertian valid, berikut beberapa
pendapat para ahli dalam memberikan definisi.

Pengertian validitas menurut Lewis R Aiken (1997), mengatakan validity of a


test has been difined as the extent to which the test measures what it was disegned
to measure. Djalii dan Pudji Muljono (2008) mengutip dari Cureton,bahwa “ the
essential question pof test validity is how well a test does the job it is employed to
d”. Budi Susetyo (2011), mengutip dari Stisno Hadi, “kesahihan dibatasi sebagi
tingkat kemampuan suatu instrumen untuk mengungkap sesuatu yang menjadi
sasaran pokok pengukuran. Anastasi dan Urbina (1997), validitas berhubungan
dengan apakah tes mengukur apa yang mesti diukurnya dan seberapa baik d8a
melakukannya.

Dari beberapa pendapat diatas dapat diberikan pengertian bahwa; 1) pertama


validitas berkaitan dengan pengukuran, 2) validitas memberikan informasi
berkaitan dengan tujuan, 3) validitas berkaitan dengan ketepatan alat ukur
terhadap konsep yang diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya
diukur. Sebagai contoh, seorang guru ingin mengukur kemampuan siswa daloam
kemampuan fisika. Kemudian siswa diberikan soal dengan kialimat yang panjang
dan berbelit-belit sehingga sukar ditangkap maknanya. Akhirnya siswa tidak
dapat menjawab bukian karena ketidakmampuan siswa tersebut lebih diakibatkan
karena tidak mmemahami pertanyaan jkarena panjang nya soal.

2
Djalli dan Pudji Mulyono (2011) mengatakan bahwa ada tiga jenis validitas
yang sering digunakan dalam penyusunan istrumen, yakni validitas isi, validitas
bangun, pengertian dan empiris.

1. Validitas isi

Menurut Gregory dikutip dari Djalii dan Pudji Mulyono (2011), validitas
ini menunjukan sejauhmana pertanyaan, tugas atau butir dalam suatu tes atau
istrumen mempu mewakili secara keseluruhan proporsional perilaku sampel yang
dikenali tes tersebut. Anas Sudjiono (2011) mengatakan bahwa validitas isi adalah
validitas yang diperoleh setelah melakukan penganalisan, penelusuaran atau
pengujian terhadap isi yang dikandung dalam tes hasil belajar t6ersebut.ciri khas
validitas isi adalah validitas ini mendasarkan pada analisis logika, tidak dihitung
secara statistik.

Dibawah ini beberapa format untuk analisis isi

a) Format dikotomi dengan cocok = 1 dan tidak cocok = 0


Nama penilaian: 1...........................................
: 2...........................................

Bidang studi :...............................................

Semester :

Butir
1 2 3 4 5
1 1 0 0 1 1
2 1 0 1 1 0
3 1 0 1 1 0
4 0 0 1 1 0
5 1 1 0 1 0
Jumlah
cocok 1 4 2 0 3
Jumlah
tidak
cocok 1 4 2 0 3

3
B). Format dikotomi dengan tanda ceklist.

Nama penilai :

Bidang studi :

Semester :

Butir Penilai I Penilai II


Cocok Tidak cocok cocok Tidak cocok
1 v v
2 v v
3 v v
4 v v
5 v v

c). Format dengan tiga kategori cocok, ragu, dan tidak cocok
nama penilai : 1
:2
Bidang studii :
Semester :

Butir Penilai I Penilai II


cocok Ragu Tidak Cocok Cocok Ragu Tidak
cocok
1 v v
2 v v
3 v v
4 v v
5 v v

4
Sebelum uji validitas butir soal dibawah ini, bacalah petunjuk sebagai
berikut:

1. Analisis setiap butir soal berdasarkan semua kriteria yang tertera


didalam format
2. Berilah tanda cek (v) pada kolom “Ya” bila soal yang ditelaah sudah
sesuai dengan kriteria
3. Berilah tanda cek (v) pada kolom “Tidak” bila soal yang ditelaah tidak
sesuai dengan kriteria, kemudian tuliskan alasan pada ruang catatan
atau pada tek soal dan perbaikannya.

a. Format validitas tes subjektif uraian


FORMAT PENELAAHAN BUTIR SOAL BENTUK URAIAN
Mata Pelajaran :
Kelas semester :

No Aspek yang ditelaah Nomor soal


1 2 3 4 5 6 7 8 9
A Materi
1 Soal sesuai dengan
indikator (menuntut tes
tertulis untuk bentuk
uraian)
2 Batasan pertanyaan dan
jawaban yang
diharapkan sudah
sesuai
3 Materi yang ditanyakan
sesuai dengan
kompetensi (urgensi,
relevansi, kontinyuitas,
keterpakaian sehari-
hari tinggi)
4 Isi materi yang
ditanyakan sesuai
dengan jenjang jenjang
jenis sekolah atau
5
tingakat kelas
B Konstruksi
5 Menggunakan kata
tanya atau perintah
yang mjenuntut
jawaban uraian
6 Ada petunjuk yang
jelas tentang cara
mengerjakan soal
7 Ada pedoman
penskorannya
8 Tabel, gambar, grafik
peta, atau yang
sejenisnyadisajikan
dengan jelas dan
terbaca
C Bahasa / Budaya
9 Rumusan kalimat
10 Butir soal
menggunakan bahasa
indonesia yang baku
11 Tidak menggunakan
kata/ungkapan yang
menimbulkan
penafsiran gandaatau
salah pengertian
12 Tidak menggunakan
bahsa yang berlaku
setempat/tabu
Pencelaah :

b................. Format Validitas Pilihan Ganda

FORMAT PENELAAHAN SOAL BENTUK PILIHAN GANDA

Mata pelajaran:.........

Kelas/ semester:.........

Penelaah:....................

6
no Aspek yang ditelaah Nomor soal
1 2 3 4 5 ...
A. Materi
1 Soal sesuai demgan indikator(menurut tes
tertulis untuk bentuk pilihan ganda)
2 Materi yang ditanyakan sesuai dengan
kopetensi(urgensi,relevansi,kontinyuitas,keterp
akaian sehari-hari tinggi)
3 Plihan jawaban homogen dan logis
4 Hanya ada satu kunci jawaban
B Kostruksi
5 Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas,
dan tegas.
6 Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban
merupakan pernyataan yang diperlukan
7 Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci
jawaban
8 Pokok soal bebas dan peryataan yang bersifat
negatif ganda
9 Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau
dari segi materi
10 Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya
jelas dan berfungsi
11 Panjang pilihan jawaban relatif sama
12 Pilihan jawaban tidak menggunakan
pernyataan” semua njawaban diatas salah/
benar “ dan sejenisnya
13 Pilihan jawaban yaqng berbentuk angka/ waktu
disusun berdasarkan urutan besar kecilnya
ngka atau kronologisnya
14 Butiran soal tidak tergantung pada jawaban
soal sebelunya
C Bahasa atau Budaya
15 Menggunakan bahsa yang sesuai dengan kaidah
bahasa indonesia
16 Menggunakan bahasa yang komunikatif
17 Tidak menggunakan bahasa yang berlaku
setempat/tabu
18 Pilihan jawaban tidak mengulang kata/
kelompok kata yang sama, kecuali merupakan
satu kresatuan pengertian.

7
c.Format Penelaahaan untuk Instrumen Perbuatan

Format penelaahan soal tes perbuatan

Mata pelajaran :

Kelas/ semester:

Penelaahan:

No Aspek yang Nomor soal


ditelaah 1 2 3 ...
A. Materi
1. Soal sudah sesuai
dengan
indikator( menur
ut tes pembuatan:
kinerja, hasil,
2. Karya atau
penugasan)
3. Pertanyataan dan
jawaban yang
diharapkan sudah
sesuai
4. Materi sesuai
dengan tuntutan
kompetensi
( urgensi,
relevasi,
kontinyuitas,
keterpakaian
sehari-hari
tinggi)
Isi materi yang
tanyakan sesuai
dengan jenjang
jenis sekolah
atau tingkat kelas
B. Konstruksi
5. Menggunakan
kata tanya atau
perintah yang
menurut jawaban
perbuatan/ pratik

8
6. Ada petunjuk
yang jelas
7. tentang cara
8. Mengerjakan
soal
Ada pedoman
penskorannya
tabel, peta,
gambar, grafik,
atau sejenisnya
C. disajikan dengan
9. jelas dan terbaca
Bahasa/ Budaya
10. Rumusan soal
komunikatif
Butir soal
11. menggunakan
bahsa
Indonesia yang
baku tidak
menggunakan
12. kata/ ungkapan

Yang
13. menimbulkan
penafsiran ganda

Atau salah
pengertian tidak
menggunakn
bahsa yang
berlakun
setempat/ tabu
Rumusan soal
tidak
mengandung
kata/ungkapan
yang dapat
menyinggung
perasaan siswa.

9
c. Vormat validitas soal Non-tes

FORMAT PENELAAHAN SOAL NON-TES

Nama tes :

Kelas/ semester:

Penelaahan :

No Aspek yang ditelaah Nomor soal


1 2 3 _
A. Materi
1. Pernyataan/soal sudah sesuai dengan
rumusan indikator dalam kisi-kisi.
2. Aspek yang diukur pada setiap pernyataan
sudah sesuai dengan tuntutan dalam kisi-
kisi ( misal untuk tes sikap: aspek
kogunisi, afeksi, atau konasinya dan
pernyataan positif atau negatifnya.
B. Konstruksi
3. Pernyataan dirumuskan dengan singakt
(tidak melebihi 20 kata) dan jelas.
4. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang
tidak relavan objek yang dipersoalkan
atau kalimatnya merupakan pernyataan
yang diperlukan saja.
5. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang
bersifat negatif ganda
6. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang
menhacu pada masa lalu
7. Kalimatnya bebas dari pernyataan faktual
8. Atau dapat diinterprestasikan sebagai
fakta. Kalimatnya bebas dari pernyataan
9. dapatb diinterprestasikan lebih.
10. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang
11. mungkin disetujui atau dikosongkan oleh
Hampir setiap responden.
Setiap pernyataan hanya berisi satu
gagasan secara lengkap.
Kalimatnya bebas dari pernyataan yang
didak pasti seperti semua, selalu, kadang-
kadang, tidak satupun, tidak pernah,
jangan banyak menggunakan kata hanya,
sekedar, semata-mata.
10
C. Bhasa/ Budaya
12. Bahasa soal harus komuniatif dan sesuai
dengan jenjang pendidikan siswa atau
13. Responden.
14. Soal harus menggunakan bahsa Indonesia
baku.
Soal tidak menggunakan bahsa yang
berlaku setempat/baku

2. Validitas bangun pengertian (construct validity)

Secara etimologis, kata konstruksi mengandung arti susunan, kerangka


atau rekaan.kalimat gedung itu memiliki konstruksi beton bertulang mengandung
arti bertulang mengandung arti bahwa batang tubuh dari bangunan tersebut
tersususn dari bahan-bahan beton bertulang. Dengan dimikiaj validitas konstruksi
dapat diartikan sebagai validitas yang melihat dari segi susunan, kerangka atau
rekaanyya ( Anas Sudiyono, 2011).

Djalii dan Pudji Mulyono (2011) mengatakan bahwa untuk menentukan


validitas konstruk suatu instrumen harus dilakukan melalui proses penelaahan
teoritas dari suatu konsep variabel yang hendak kita ukur, mulai dari perumusan
konstruk, penentuan dimensi dan indikator , sampai kepada penjaaran dan
penulisan butir-butir item istrumen.perumusan konstruk harus berdasarkan
sintesisi dari teori-teori mengenai konsep variabel yang hendak diukur melalui
proses asanlisi dan komprasi logis dan crmat. Sedangkan dimensi indikator telah
dijabarkan nelalui konstruk yang telah dirumuskan dengan emprethatikan hal-hal
sebagai berikut:

a. Seberapa jauh indikator tersebut meupakan indikator yang tepat dan


konstruk yang telah dirumuskan.
b. Indikator-indikator dari suatu konstruk harus homogen, konssiten, dan
konvergen untuk mengukur konstrk dari variabel yang hendak diukur
c. Indkator-indikatoe tersebut harus lengkap untuk mengukur suatu konstruk
secara utuh.

11
Menetapkan indikator suatu konsep dapat dilakukan dengan dua cara,
yakni (a) menggunakan pemahaman atau logika berfikir atas adasar teori
pengetahuan ilmiah adan (b) menggunaa pengalaman empiris , yakni apa yang
terjadi dalam keidupan nyata. Contoh: konsep mengenai “ hubungan sosial”,
dilihat dari pengalaman, indikatornya empiris adaah berkaitan dari:

 Bisa bergaul dengan orang lain


 Disenangi atau banyak teman-temanya
 Menerima pendapat orang lain
 Tidak memaksakan pendapatnya
 Bisa bekerjasama dengan siapa pun
 Dan lain-lain.

Mengukur indikator-indikator tersebut, berarti mengukur bangun


pengertian yang dapat dalam konsep hubungan sosial. Contoh lain: konsep sikap
dapat dilihat dari indikatornya secra teoretik (deduksi teori) antara lain keterkaitan
dari:

 Kesediaan menerima stimulus obyek sikap


 Kemauan mereaksi stimuls obyek sikap
 Menilai stimulus obyek sikap
 Menyusun/mengorganisasi obyek sikap
 Internalisasi nilai yang ada dalam obyek sikap

3. Validitas empirik

Validitas empirik merupakan validitas yang didasarkan pada analisis data


empiris yng bersumber atau didapatkan dari pengamatan dilapangan. Suatu tes
hasil belajar dapat dikatakan valid secara empirik apabial tes itu diuji dan
dianalisa berdasarkan hasil yang dapat dari lapangan. Validitas uni juga
mengisyaratkan adanya pengguanaan data tes hasil belajar selain data hasil belajar
itu sendiri sebagaimana disebutkan bahwa validitas empirik berdasarkan dua
kriteria, kriteria internal dan eksternal.

12
Ini berarti untuk dapat dikatakan bahwa tes hasil belajar tersebut valid secara
empirik dilakukan dengan dua cara:

a. Validitas ramalan ( predictive validity)

Validitas ramalan artinya dikaitakan dengan kriterian tertentu. Dalam


validitas ini yang diutamakan bkan isi tes tapi kriterianya, apakah alat ukur
tersebut dapat digunakan untuk meramalkan suatu ciri atau perilaku tertentu atau
kriteria tertentu yang diinginkan.

Validitas ramalan mengandung dua makna. Pertama validitas jangka


pendek, artinya daya ramal alat ukur tersebut hanya untuk masa yang tidak lama.
Artinya skor tersebut berkorelasi pada waktu yangsama. Misalnya ketetapan
(reliability) terjadi pada semester dua dan belum tentu terjadi pada semester
berikutnya. Sedangkan validitaas jangka panjang mengandung makna skor
tersebut akan brkorelasi juga dikemudian hari.menginggat validitas ini lebih
menakankan pada adanya kolrelasi maka faktor yang berhubungan denngan
persyaratan terjadinyan korelasi yang harus dipenihi. Faktor tersebut antara lain
hubungan dari konsep dan variabel dapat dijelaskan berdasarkan pengetahuan
ilmiah, minimal masuk akal, sehat dan tidak mengaada-ada. Faktor lain adalah
skor yang dikorelasikan memenuhi linieritas. Ketiga validitas yang dijelaskan
diatas idealnya dapat diguankan dalam menyusun instrumen penelitian, minimal
dua faliditas, yakni validitas isi dan validitas bangun pengetian. Validitas isi dan
bangun pengertian mutlak diperlukan dan bisa diupayakan tanpa melakukan
pengujian secara statistika.

b. Validitas Bandingan
Tes dirasakan valid apabila tes tersebut dalam jangka waktu yang sama
menunjukkan adanya kesamaan hasil antara tes pertama dan tes-tes
berikutnya. Dengan kata lain, tes dikatakan valid jika tes tersebut
menunjukkan hasil tes belajar yang sama atau hampir sama antara tes
sekarang dengan tes berikutnya. Untuk mengukur tingkat validitas antara tes
sekarang dengan tes-tes berikutnya dinamakan uji validitas bandingan.

13
Validitas bandingan juga sering dikenal dengan istilah; validitas sama saat,
validitas pengalaman, atau validitas ada sekarang.

Anas Sudiono (2011) mengatakan bahwa dalam rangka menguji


validitas bandingan, data yang mencermikan pengalaman yang diperolah pada
masa lalu itu, kita bandingkan dengan data hasil tes yang diperoleh sekarang
ini. Jika hasil tes ini mempunyai hubungan searah dengan hasil berdasarkan
pengalaman yang lalu, maka tes yang memiliki karakteristik seperti itu dapat
dikatakan telah memiliki validitas bandingan.

B. Uji Validitas Butir Soal

Sebagaimana yang diketahui bahwa tes-tes hasil belajar yang disusun dan
dibuat oleh seorang guru, dosen atau instruktur, merupakan kumpulan dari
kumpulan butir-butir item dengan tujuan untuk mengukur kemampuan dan
penguasaan kompetensi siswa dalam kurun waktu tertentu atau sctelah siswa
tersebut telah mengikuti proses pebelajaran dalam jangka waktu tertentu pula.
Setiap butir item yang dibuat mewakili setiap kompetensi siswa atau dengan kata
lain, item butir soal merupakan bagian integral atau tak terpisahkan bagi
pencapaian kompetensi siswa melalui tes hasil belajar. Surapranata (2004),
mengistilahkan bahwa pentingnya setiap butir item soal pada tes hasil belajar
sebagai suatu totalitas dari tes hasil belajar itu sendiri.

Ini berarti setiap butir soal yang dibuat mengandung pertanyaan kepada
butir itu sendiri. Pertanyaan penting untuk butir soal adalah: 1) apakah sctiap butir
soal tersebut sudah baik atau tidak? 2) apakah soal-soal yang dibuat sudah mampu
mengukur tingkat penguasaan kompetensi siswa? 3) dengan alat ukur apa kita bisa
mengatakan setiap butir itu baik atau tidak? Untuk menjawab ketiga pertanyaan
tersebut diperlukan validasi setiap butir item atau dalam istilah pengukuran
disebut sebagai validitas butir item.

14
Anas Sudiono (2011) mengatakan bahwa validitas butir item adalah
ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item soal, dalam mengukur apa
yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut. Djaali dan Pudji Pumomo (2011)
mengatakan bahwa validitas butir merupakan validitas internal di mana validitas
butir diperlihatkan oleh seberapa jauh hasil Ukur butir tersebut konsisten dengan
basil ukur instrumen secara keseluruhan. Oleh karena itu, validitas butir tercermin
pada besaran koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total instrumen. Jika
koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total instrumen positif dan
signifikan, maka butir tersebut dapat dianggap valid berdasarkan ukuran validitas
internal, begitu sebaliknya.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengertian validitas menurut Lewis R Aiken (1997), mengatakan validity of a


test has been difined as the extent to which the test measures what it was disegned
to measure. Djalii dan Pudji Muljono (2008) mengutip dari Cureton,bahwa “ the
essential question pof test validity is how well a test does the job it is employed to
d”. Budi Susetyo (2011), mengutip dari Stisno Hadi, “kesahihan dibatasi sebagi
tingkat kemampuan suatu instrumen untuk mengungkap sesuatu yang menjadi
sasaran pokok pengukuran. Anastasi dan Urbina (1997), validitas berhubungan
dengan apakah tes mengukur apa yang mesti diukurnya dan seberapa baik d8a
melakukannya.

Dari beberapa pendapat diatas dapat diberikan pengertian bahwa; 1) pertama


validitas berkaitan dengan pengukuran, 2) validitas memberikan informasi
berkaitan dengan tujuan, 3) validitas berkaitan dengan ketepatan alat ukur
terhadap konsep yang diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya
diukur. Sebagai contoh, seorang guru ingin mengukur kemampuan siswa daloam
kemampuan fisika. Kemudian siswa diberikan soal dengan kialimat yang panjang
dan berbelit-belit sehingga sukar ditangkap maknanya. Akhirnya siswa tidak
dapat menjawab bukian karena ketidakmampuan siswa tersebut lebih diakibatkan
karena tidak mmemahami pertanyaan jkarena panjang nya soal.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ismail, Fajri, 2016. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Palembang: Karya Sukses


Mandiri.

17

Anda mungkin juga menyukai