Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Makalah Mata Kuliah Metodologi
Pembelajaran PAI MI
Disusun Oleh:
Kelompok 5
1. Reno Triyanto (1830201194)
2. Musyafa Diya Kamila (1830201177)
3. Rika Trisna Sari (1830201196)
4. Rika Yuliani (1830201197)
Puja dan puji syukur selalu kami haturkan kehadirat Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah Metodologi
Pembelajaran PAI MI.
Teriring ucapan terima kasih kepada Bapak Muslim, M.Pd.I selaku Dosen
Pengampu kami dalam pembelajaran mata kuliah Metodologi Pembelajaran PAI
MI, juga yang telah memberikan bantuan serta motivasi kepada kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik serta saran yang bersifat membangun guna perbaikan dan peningkatan
kualitas makalah di masa yang akan datang dari pembaca adalah sangat berharga
bagi kami.
Demikian makalah ini kami susun, semoga bisa bermanfaat bagi kita
semua serta menjadi tambahan referensi bagi penyusunan makalah dengan tema
yang senada di waktu yang akan datang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Daryanto, Media Pembelajaran. (Yogyakarta: GAVA MEDIA, 2010), hlm. 1-2.
1
alat-alat yang disediakan oleh sekolah atau bahkan secara kreatif dan inovatif
mampu menggunakan alat yang murah dan efisien untuk membantu mencapai
tujuan pembelajaran.2
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini agar lebih mudah untuk dipahami maka penulis
berupaya untuk memberikan batasan hingga dapat dimengerti dengan jelas isi
makalah ini sendiri secara baik dengan rumusan sebagai berikut:
1. Apa pengertian media pembelajaran?
2. Bagaimana kriteria pemilihan media pembelajaran?
3. Bagaimana fungsi dan manfaat media pembelajaran?
4. Apa saja macam-macam media pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
2
Mohammad Syarif Sumantri, Strategi Pembelajaran. (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2016), hlm. 303
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran identik dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar
“ajar”, yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui.
Kata pembelajaran yang semula di ambil dari kata “ajar”, ditambah awalan
3
Daryanto, Media ..., hal. 4-5.
4
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hal. 120-121.
3
“pe” dan akhiran “an”, menjadi kata pembelajaran yang diartikan sebagai
proses, perbuatan, cara mengajar, atau mengajarkan sehingga peserta didik mau
belajar.5
Istilah pembelajaran merupakan perkembangan diri istilah pengajaran,
dan istilah belajar-mengajar yang dapat kita perdebatkan, atau kita abaikan saja
yang penting makna dari ketiganya. Pembelajaran adalah suatu upaya yang
dilakukan oleh seseorang guru atau pendidik untuk membelajarkan siswa yang
belajar. Pada pendidikan formal (sekolah), pembelajaran merupakan tugas yang
dibabankan kepada guru, karena guru merupakan tenaga profesional yang di
persiapkan untuk itu. 6
Pengertian pembelajaran (instruction) menurut Diaz Carlos merupakan
akumulasi dari konsep mengajar (teaching) dan konsep belajar (learning).
Penekanannya terletak pada perpaduan antara keduanya, yakni kepada
penumbuhan aktivitas subjek didik laki-laki dan perempuan. Konsep tersebut
sebagai suatu sistem, sehingga dalam sistem pembelajaran ini terdapat
komponen-komponen yang meliputi: siswa, tujuan, materi untuk mencapai
tujuan, fasilitas dan prosedur, serta alat atau media yang harus dipersiapkan.
Dengan kata lain, pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan, perlu
direncanakan oleh guru berdasarkan kurikulum yang berlaku.7
Jadi, media pembelajaran merupakan segala bentuk perangsang dan alat
yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar secara cepat, tepat,
mudah, benar dan tidak terjadinya verbalisme. Media pembelajaran merupakan
alat bantu pendengaran dan penglihatan (Audio Visual Aid) bagi peserta didik
dalam rangka memperoleh pengalaman belajar secara signifikan. Pengalaman
belajar dapat diperoleh melalui:
1. Situasi dan kondisi yang sesungguhnya;
2. Mengamati benda pengganti dalam wujud alat peraga;
5
Aida Imtihana, dkk, Peranan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Alam.
(Yogyakarta: IDEA Press, 2014), hal. 37.
6
Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran. (Depok: Rajawali Pers, 2018),
hal.128.
7
Mohammad Syarif Sumantri, Strategi ..., hal. 2.
4
3. Membaca bahan-bahan cetakan, seperti majalah, buku, surat kabar dan
sebagainya.8
a. Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa
lampau. Dengan perantara gambar, potret, slide, film, video, atau media
yang lain, siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang
benda/peristiwa sejarah.
b. Mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya
jauh, berbahaya, atau terlarang.
c. Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/ hal-hal yang
memungkinkan, baik karena terlalu besar atau terlalu kecil.
d. Mendengarkan suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara
langsung. Misalnya, rekaman suara denyut jantung.
e. Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara
langsung karena sukar ditangkap.
f. Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk
didekati. Dengan slide, film, atau video siswa dapat mengamati pelangi,
gunung meletus, pertempuran, dan sebagainya.
g. Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak/ sukar
diawetkan.
h. Dengan mudah membandingkan sesuatu. Dengan bantuan gambar, model
atau foto siswa dapat dengan mudah membandingkan dua benda yang
berbeda sifat ukuran, warna dan sebagainya.
i. Dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat.
8
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran. (Bandung: PT Refika
Aditama, 2010), hal.59-60.
5
j. Dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara
cepat.
k. Mengamati gerakan-gerakan mesin/alat yang sukar diamati secara
langsung.
l. Melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari suatu alat. Dengan diagram,
bagan, model, siswa dapat mengamati bagian mesin yang sukar diamati
secara langsung.
m. Melihat ringkasan dari suatu rangkaian pengamatan yang panjang/lama.
Setelah siswa melihat proses penggilingan tebu atau di pabrik gula,
kemudian dapat mengamati secara ringkas proses penggilingan tebu yang
disajikan dengan menggunakan film atau video (memantapkan hasil
pengamatan).
n. Dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu
objek secara serempak.
o. Dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan temponya masing-
masing. Dengan modul atau pengajaran berprogram, siswa dapat belajar
sesuai dengan kemampuan, kesempatan, dan kecepatan masing-masing.9
9
Daryanto, Media ..., hal. 10-12.
10
Ibid, hal. 5.
6
belajar yang dicapainya. Ada beberapa alasan, mengapa media pembelajaran
dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama berkenaan dengan
manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa antara lain:
11
Mohammad Syarif Sumantri, Strategi ..., hal.304.
12
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran. (Bandung: IKAPI, 2010), hal. 2.
7
C. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik, demikian
pula media yang doigunakan dalam proses pembelajaran perlu di rencanakan
dengan baik, Sebagai berikut.
1. Menganalisis karakteristik kelompok sasaran (analyze learner
characteristics). Analisis ini didasarkan pada jenjang pendidikan, jenis
kelamin, latar belakang sosial dan ekonomi, serta karakteristik khusus yang
eliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap awal.
2. Menyatakan atau merumuskan tujuan pembelajaran (state objectives), yaitu
perilaku atau kemampuan baru (pengetahuan, keterampilan, atau sikap)
yang di harapkan siswa menguasai kompetensi setelah proses pembelajaran
selesai. Tujuan ini akan mempengaruhi pemilihan media dan langkah-
langkah penyajian serta kegiatan belajar.
3. Memilih, memodifikasi, atau merancang (select or modify media) dan
mengembangkan materi dan media yang tepat. Kesesuai materi dan media
pembelajaran dengan tujuan pembeajaran, maka keduanya digunakan untuk
menghemat waktu, tenaga , dan biaya.
4. Meminta tanggapan dari siswa (require learner response). Guru sebaiknya
mendorong siswa untuk memberikn respons dan umpan balik mengenai
keefektifan proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa akan
menampakkan partisispasi yang lebih besar.
5. Mengevaluasi proses belajar (evaluate). tujuan utama evaluasi di sini adalah
untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa mengenai tujuan pemeblajaran,
keefektifan media, pendekatan, dan guru sendiri.
8
2. Persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran. Isi pembelajarn beragam dari
sisi tugas yang ingin di lakukan siswa, misalnya penghafalan, penerapan
keterampilan, pengertian hubungan-hubungan, atau penalaran dan pemikiran
tingkat yang lebih tinggi.
3. Hambatan dari siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan
keterampilan awal, seperti membaca, mengetik dan menggunakan komputer,
karakteristik siswa lainnya.
4. Tingkat kesenangan (prereferensi lembaga, guru, dan pelajar) dan
keefektifan biaya.
5. Kemampuan mengakomodasikan penyajian stimulus yang tepat;
kemampuan mengakomodasikan respons siswa; kemampuan
mengakomodasikan umpan balik; dan pemilihan media utama dan media
sekunder untuk penyajian informasi atau stimulus, dan untuk latihan dan tes.
6. Media sekunder harus mendapat perhatian karena pembelajarn yang berhasil
adalah aktivitas yang menggunakan media beragam. Dengan penggunaan
media yang beragam, siswa memiliki kesempatan untuk menghubungkan
dan berinteraksi dengan media yang paling efektif sesuai dengan kebutuhan
belajar mereka secara perorangan.
1. Motivasi. Harus ada kebutuhan, minat, atau keinginan untuk belajar dari
pihak siswa sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan
latihan.
2. Perbedaan individual. Siswa belajarn dengan cara dan kecepatan yang
berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi dari faktor-faktor seperti kemampuan,
pengalaman, inteligensia, tingkat pendidikan, kepribadian, dan gaya belajar
yang dimiliki oleh siswa untuk belajar. Tigkat kecepatan penyajian
informasi melalui media harus berdasarkan pada tingkat pemahaman.
9
3. Tujuan pembelajaran. Bilamana siswa yang diberitahukan apa yang
diharapkan mereka pelajari melalui media pembelajaran itu, kesempatan
untuk berhasil dalam pembelajaran semakin besar.
4. Organisasi isi. Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau
keterampilan fisik yang akan dipelajari diatur dan diorganisasikan ke dalam
urutn-urutan yang bermakna.
5. Persiapan sebelum belajar. Siswa sebaiknya menguasai secara baik
pelajaran dasar atau memiliki pengalaman yang diperlukan secara memadai
yang mungkin merupakan prasyarat untuk penggunaan media dengan
sukses.
6. Emosi. Pembelajaran yang melibatkan emosi dan perasaan pribadi serta
kecakapan sangat berpengaruh terhadap kualitas belajar. Media
pembelajaran adalah cara yang tepat untuk menghasilakan respons
emosional, seperti takut, cemas, empati, cinta kasih, dan kesenangan.
7. Partisipasi. Agar pembelajaran berlangsungdengan baik, siswa perlu
menginteralisasi informasi, tidak sekadar diberitahukan kepadanya.
Partisipasi aktif oleh siswa jauh lebih baik dari pada mendengarkan dan
menonton secara pasif.
8. Umpan balik. Hasil belajar dapat meningkatkan apabila secara berkala
siswa perlu mengetahui kemajuan pelajaran. Pengetahuan tentang hasil
belajar, pekerjaan yang baik, atau kebutuhan perbaikan pada sisi-sisi
tertentu akan memberikan sumbangan terhadap motivasi belajar yang
berkelanjutan.
9. Penguatan. Bilamana siswa berhasil dalam pelajarannya, maka ia harus
terus didorong untuk belajar.
10. Latihan dan pengulangan. Sesuatu hal yang baru jarang sekali dapat
dipelajarai secra aefektif hanya dengan sekali jarang. Agar suatu
pengetahuan atau keterampilan dapat menjadi bagian kompetensi atau
kecakapan intelektual seseorang, haruslah pengetahuan atau keterampilan
itu sering diulangi dan dilatihkan dalam berbagi konteks.
11. Penerapan. Hasil belajar yang diinginkan adalah meningkatkan
kemampuan seseorang untuk menerapkan atau m entransfer hasil belajar
10
pada situasi baru. Tanpa dapat melakukan ini, pemahaman sempurna belum
dapat dikatakan dikuasai.
13
Mohammad Syarif Sumantri, Strategi ..., hal. 304-308.
11
2. Media Grafis (Grafika)
Media grafis dapat mengomunikasikan fakta dan gagasan-gagasan secara
jelas dan kuat melalui perpaduan antara pengungkapan kata-kata dan gambar.
Pengungkapan itu bisa berupa diagram, sket, atau grafik. Kata-kata dan angka-
angka dipergunakan sebagai judul dan penjelasan kepada grafik, bagan,
diagram, poster, kartun, dan komik. Sedangkan sket, lambang, dan bahkan foto
dipergunakan pada media grafis untuk mengartikan fakta, pengertian, dan
gagasan yang pada hakikatnya penyampai presentasi grafis.
a. Bagan
ada beberapa macam jenis bagan, diantaranya adalah bagan pohon,
bagan alir, bagan tabel.
1). Bagan pohon. Bagan pohon dikembangkan dari dasar yang terdiri
atas beberapa akar menuju batang tunggal. Kemudian cabang-
cabang pohon tersebut menggambarkan perkembangan serta
hubungan, contohnya adalah bagan silsilah.
2). Bagan Alir. Bagan alir merupakan kebalikan dari bagan pohon.
Sebagai contoh bagaimana industri mobil di Amerika bergantung
dari pemasaran luar negerinya, baik untuk kebutuhan akan bahan
baku maupun guna pamasaran hasil industrinya.
3). Bagan arus. Sebuah organisasi yang beranggotakan pelajar atau
sebuah kesatuan pemerintahan, proses pengembangan industri, atau
langkah-langkah dari mana sebuah rencana undang-undang
menjadi undang-undang dapar divisualisasikan dengan bagan arus
atau bagan organisasi yang cocok untuk mempertunjukkan fungsi,
hubungan, dan proses.
4). Bagan Tabel. Urutan hubungan seperti yang terdapat pada garis
waktu atau tabel-tabel waktu dapat dipertunjukkan pada bagan
tabel. Satu nilai yang unik dari bagan tabel adalah kemampuan
dalam mempertunjukkan hubungan.
12
b. Diagram
Diagram adalah suatu gambaran sederhana yang dirancang untuk
memperlihatkan hubungan timbal balik terutama dengan garis-garis.
Sebuah diagram yang baik adalah sangat sederhana, yakni hanya bagian-
bagian terpenting saja yang diperhatikan. Diagram lebih sulit dibaca
daripada bagan, karena hanya terdiri atas sebuah garis, sebuah garis
bedar dari sebuah objek nyata, atau sebuah sketsa penampang memotong
dari suatu objek. Misalnya, silinder dari sebuah kendaraan bermotor,
pegunungan, bumi, dan lainnya.
c. Grafik
Grafik dapat didefinisikan sebagai penyajian data berangka. Ada
beberapa macam grafik, dan yang paling umum digunakan adalah grafik-
grafik garis, batang, lingkaran atau piring, dan grafik bergambar.
1). Grafik Garis. Grafik garis merupakan yang paling tepat dari
semua jenis grafik, terutama dalam melukiskan kecenderungan-
kecenderungan atau hubungan dua rangkaian data.
2). Grafik batang. Grafik ini merupakan grafik yang paling
sederhana daripada semua jenis grafik. Grafik batang sangat mudah
dibuat. Tiap kelompok data yang di bagan, di gambarkan oleh
sejumlah batang, baik secara vertikal maupun horizontal.
Panjangnya batang melukiskan besarnya persentase data; semua
batang dengan ukuran sama lebarnya.
3). Grafik lingkaran atau piring. Bilamana guru akan
memprlihatkan tentang pecahan, maka grafik lingkaran lebih tepat
digunakan. Sebagai contoh adalah grafik yang bervisualisasikan
pecahan dalam bentuk tengahan, pertigaan, dan perempatan. Selain
itu, grafik lingkaran merupakan lingkaran sektor-sektor yang
digunakan untuk menggambarkan bagian-bagian dari suatu
keseluruhan.
4). Grafik wilayah dan grafik gambar. Grafik wilayah dalam bentuk
persegi, lingkaran dan bentuk tidak teratur, kadang-kadang
dipergunakan untuk memperbandingkan dua atau tiga hubungan
13
keseluruhan. Sedangkan bentuk-bentuk bergambar seperti orang,
ternak, kapal atau mobil dipakai kepada grafik gambar.
d. Poster
Poster dapat didefinisikan sebagai kombinasi visual dari rancangan
yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk mengkap
perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang
berarti dalam ingatannya.
e. Kartun
Kartun adalah penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur
tentang orang, gagasan, atau situasi yang didesain untuk memengaruhi
opini masyarakat. Kartun sebagai alat bantu mempunyai manfaat penting
dalam pembelajaran, terutama menjelaskan rangkaian isi bahan dalam
satu urutan logis atau mengandung makna.
f. Komik
Komik merupakan suatu bentuk kartun yang mengungkapkan
karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat
dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan
kepada para pembaca.
Luasnya populasi komik telah mendorong banyak guru
bereksperimen dengan medium ini untuk maksud pembelajaran. Sebagai
contoh, guru harus menggunakan motivasi potensial dari buku-buku
komik, tetapi jangan berhenti hanya sampai di situ saja. Manakala minat
telah dibangkitkan, cerita bergambar harus dilengkapi oleh materi
bacaan, film, gambar tetap (foto), model, percobaan, serta berbagai
kegiatan yang kreatif.
3. Media Proyeksi
Over Head Projector (OHP), merupakan media proyeksi visual yang
relatif sederhana, yang berfungsi memperoyeksikan gambar pada transparan.
14
b. Letak posisi transparan harus benar (dapat digeser);
c. Tombol pengatur fokus diatur sedemikian, agar gambar yang
diproyeksikan bisa jelas dan tajam.
d. Pakailah transparan permanen khusus bukan plastik biasa dan spidol
khusus transparan.
14
Ibid, hal. 312-324.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media pembelajaran merupakan segala bentuk perangsang dan alat yang
disediakan guru untuk mendorong siswa belajar secara cepat, tepat, mudah, benar
dan tidak terjadinya verbalisme. Media pembelajaran merupakan alat bantu
pendengaran dan penglihatan (Audio Visual Aid) bagi peserta didik dalam rangka
memperoleh pengalaman belajar secara signifikan.
a. Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
Dengan perantara gambar, potret, slide, film, video, atau media yang lain,
siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang benda/peristiwa sejarah.
b. Mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh,
berbahaya, atau terlarang.
c. Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/ hal-hal yang memungkinkan,
baik karena terlalu besar atau terlalu kecil.
d. Mendengarkan suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung.
Misalnya, rekaman suara denyut jantung.
e. Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara langsung
karena sukar ditangkap.
f. Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk
didekati. Dengan slide, film, atau video siswa dapat mengamati pelangi,
gunung meletus, pertempuran, dan sebagainya.
g. Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak/ sukar diawetkan.
h. Dengan mudah membandingkan sesuatu. Dengan bantuan gambar, model atau
foto siswa dapat dengan mudah membandingkan dua benda yang berbeda sifat
ukuran, warna dan sebagainya.
i. Dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat.
j. Dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara cepat.
16
k. Mengamati gerakan-gerakan mesin/alat yang sukar diamati secara langsung.
l. Melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari suatu alat. Dengan diagram,
bagan, model, siswa dapat mengamati bagian mesin yang sukar diamati secara
langsung.
m. Melihat ringkasan dari suatu rangkaian pengamatan yang panjang/lama.
Setelah siswa melihat proses penggilingan tebu atau di pabrik gula, kemudian
dapat mengamati secara ringkas proses penggilingan tebu yang disajikan
dengan menggunakan film atau video (memantapkan hasil pengamatan).
n. Dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu objek
secara serempak.
o. Dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan temponya masing-masing.
Dengan modul atau pengajaran berprogram, siswa dapat belajar sesuai dengan
kemampuan, kesempatan, dan kecepatan masing-masing.
17
3. Media Proyeksi
Over Head Projector (OHP), merupakan media proyeksi visual yang
relatif sederhana, yang berfungsi memperoyeksikan gambar pada transparan.
4. Media Berbasis Audio Visual
Media audio dan audio visual merupakan bentuk media pembelajaran
yang murah dan terjangkau.
5. Media Berbasis Komputer
Kemajuan teknologi komputer pada akhir-akhir ini mengalami
perkembangan yang sangat pesat.
B. Saran
Kami sadar sebagai pemakalah, mungkin masih banyak terdapat kesalahan
dalam pembuatan makalah ini. Maka, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari Dosen Pengampu dan pembaca demi perbaikan makalah
kedepannya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain, 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai, 2010. Media Pengajaran. Bandung: IKAPI.
19