Anda di halaman 1dari 7

EVALUASI PROGRAM MADRASAH MEMBACA DI MAN 1 KOTA

TERNATE

Muhammad Zaini

Institut agama islam negeri ternate

Muh.zaini2004@gmail.com

Received: Revised: Accepted:

Evaluasi ini merupakan evaluatif dengan mengacu pada model evaluasi CIPPO dengan
fokus pada evaluasi konteks, masukan, proses, produk, dan dampak. Penelitan ini
bertujuan untuk mengetahui efektivitas penyelenggaraan program madrasah membaca
di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) l Kota Ternate. Penelitian ini dilakukan pada tahun
2022 di MAN Model Ternate. Subjek dalam penelitian ini meliputi peserta didik, guru,
kepala madrasah. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, analisis
dokumentasi, dan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data
deskriptif dengan memaknai data dari setiap aspek yang dievaluasi, lalu dibandingkan
dengan kriteria yang sudah ditetapkan.

Rumusan masalah pada evaluasi ini adalah : 1) apakah program madrasah membaca di
MAN 1 Kota Ternate telah terlaksana sesuai tujuan program ?. 2) apa masukan dari
program madrasah membaca ?. 3) apakah kendala dalam proses pelaksanaan program
madrasah membaca ?. 4) apa produk yang di hasilkan dari program madrasah
membaca ?. 5). Apa outcam yang di berikan dari program madrasah membaca.

Hasil dari penelitian evaluasi ini menunjukan bahwa masih banyak kekurangan baik
dari segi sarpras, guru, staf dan siswa yang ada di dalam MAN 1 kota ternate. Dengan
demikian kepala sekolah harus dengan sigap memcari solusi terbaik karena masalah ini.
Agar tujuan program madrasah membaca tercapai dan bisa menunjung tujuan/ visi misi
sekolah dan tujuan pendidikan nasional.
A. Pendahuluan.

Permasalahan pokok yang mengakibatkan kegagalan dalam pelaksanaan


program adalah sarana dan prasarana yang kurang memadai, keadaan guru sangat
memprihatinkan, dan relevansi yang kurang terkait dengan pendidikan dengan
kebutuhan masyarakat sekolah/peserta didik.
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui secara empiris tentang efektifitas dan
kualitas penyelenggaraan program madrasah membaca di Madrasah Aliyah Negeri 1
Kota Ternate. Untuk kepentingan penelitian evaluasi ini digunakan model evaluasi
CIPPO (Context, Input, Process, Product dan Outcome) Stufflebeam yang
dikembangkan dengan menambah komponen Outcome.
Banyak definisi tentang evaluasi yang dikemukakan oleh pakar. Beberapa ahli
psikologi pendidikan mengatakan bahwa istilah evaluasi mempunyai arti yang luas.
Stufflebeam and Shinkfield (2007: 13), mengatakan evaluasi adalah penilaian
sistematis atas suatu obyek mengenai manfaat, nilai, kejujuran, kelayakan,
keselamatan, makna, dan atau kesederajatan. Sementara Fitzpatrick, et al. (2004: 5),
mendefinisikan evaluasi adalah mengidentifikasi, mengklarifikasi dan mengaplikasikan
standar kriteria untuk menilai objek-objek yang dievaluasi sehubungan dengan kriteria
tersebut. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Gronlund (1981: 5-6), menjelaskan
bahwa evaluasi sebagai suatu proses yang sistematis untuk menentukan sejauh mana
tujuan pendidikan telah dicapai.
Sementara itu menurut Sudjana (2006: 21), evaluasi program adalah kegiatan
sistematis untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data
sebagai masukan untuk pengambilan keputusan. Joint Committee on Standars for
Educational Evaluation (1991: 13), mengemukakan evaluasi program yaitu evaluasi
yang menaksir kegiatan pendidikan yang memberikan pelayanan pada suatu dasar
yang kontinu dan sering melibatkan tawaran-tawaran kurikuler. Selanjutnya Spaulding
(2008: 5), mengemukakan program evaluation examines programs to determine their
worth and to make recommendations for programmatic refinement and success. Ini
memberi arti bahwa evaluasi program mengkaji program-program untuk menentukan
nilai dan membuat rekomendasi untuk perbaikan dan keberhasilan program.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka disimpulkan bahwa evaluasi program
merupakan kegiatan sistematis mengumpulkan informasi, menganalisis, dan
memberikan nilai berdasarkan kriteria atau standar yang ditetapkan untuk
pengambilan keputusan. Berdasarkan batasan evaluasi ini, dipahami bahwa kegiatan
evaluasi mengandung tiga unsur utama, yaitu: (1) kegiatan secara sistematis, (2)
berdasarkan kriteria atau standar, dan (3) pengambilan keputusan.
Model yang dipakai dalam evaluasi ini adalah model CIPPO (Context, Input,
Process, Product, Outcome) yang merupakan pengembangan dari model evaluasi CIPP
Stufflebeam dengan menambah komponen Outcome. Menurut Gilber Sax yang dikutip
Arikunto dan Jabbar (2008: 46), model ini sekarang disempurnakan dengan
menambah komponen Outcome sehingga menjadi model CIPPO.
Menurut Stufflebeam dan Shinkfield (2007: 334), evaluasi konteks (context
evaluation), orientasi utamanya adalah untuk mengidentifikasi, menilai kebutuhan,
masalah yang terjadi, aset atau sumber daya yang tersedia, dan peluang yang dimiliki,
guna membantu para pengambil kebijakan untuk menentukan tujuan dan skala
prioritas, membantu pengguna program dalam menetapkan tujuan, skala prioritas dan
hasil yang hendak dicapai. Evaluasi konteks juga berhubungan dengan analisis masalah
kekuatan dan kelemahan dari obyek tertentu yang akan atau sedang berjalan, dan
bagaimana suatu program rasional. Dengan demikian tujuan evaluasi konteks ini
adalah untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan program telah sesuai dengan
kebijakan sekolah, kebutuhan siswa ataupun kondisi lingkungan madrasah.
Menurut Tayibnapis (2008: 14), evaluasi input merupakan evaluasi yang dapat
menolong mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa
yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan serta bagaimana
prosedur kerja untuk mencapainya. Evaluasi input menyediakan data spesifik dan
pertimbangan untuk penilaian staf, waktu, kebutuhan anggaran, strategi pendidikan
dan administrasi, dan lain-lain. Dalam penelitian ini evaluasi dilakukan pada aspek
sarana dan prasarana untuk menunjang keberhasilan program madrasah membaca.
Menurut Stufflebeam dan Shinkfield (2007: 335), evaluasi proses (process),
orientasinya untuk mengidentifikasi, memprediksi kelemahan dalam prosedural atau
pelaksanaannya, memberikan informasi keputusan terhadap program, perekaman,
prosedur dan aktivitasnya. Evaluasi proses (process) dalam evaluasi ini adalah evaluasi
pada proses pelaksanaan program madrasah membaca yang dilakukan oleh
perpustakaan.
Menurut Stufflebeam dan Shinkfield (2007: 344-345), evaluasi produk
(product), merupakan kumpulan gambaran dan hasil dari penilaian yang terkait
dengan tujuan, konteks, input, dan proses yang kemudian ditafsirkan, dinilai, dimaknai
dengan jujur. Evaluasi produk berkaitan dengan hasil dari sebuah program. Dalam
penelitian ini evaluasi produk dibatasi pada hasil bacaan siswa dan bisa menghasilkan
kesimpulan yang ditulis oleh siswa.
Smith (1996: 1-2), mengatakan outcome dapat diartikan sebagai hasil atau
output dari suatu kegiatan. Namun outcome berbeda dengan output. Untuk lembaga
tertentu, output ditunjukkan dengan kuantifikasi terhadap barang atau jasa yang
diberikan tanpa memandang dampak sosial yang lebih luas. Dapat dikatakan bahwa
penilaian outcome tergantung pada nilai-nilai yang ada pada output. Dengan demikian
maka evaluasi dampak (outcome) dalam penelitian ini membatasi pada dampak
terhadap siswa, yakni tingkat peningkatan kecerdasan dan minat baca siswa.
Evaluasi konteks Keberhasilan program madrasah membaca meliputi 5
katergori yakni : 1). Program di katakan sangat berhasil jika keikut sertaan siswa
sebesar 80-100 %. 2). Program di katakan berhasil jika keikut sertaan siswa sebesar 60-
79%. 3). Program dikatakan kurang jika keikut sertaan siswa sebesar 40-59%. 4).
Program dikatakan tidak berhasil jika keikut sertaan siswa sebesar 20-39%. 5). Program
dikataka sangat tidak berhasil jika keikut sertaan siswa sebesar 0-19%.

Evaluasi input terfokus pada evaluasi sarana dan prasarana yang di sediakan
sekolah dalam menjalankan program madrasah membaca. Kriteria ketersediaan sarana
dan prasarana meliputi ; 1). Sarpras di katakan sangat memadai jika hasil dari data
sebesar 80-100%. 2). Sarpras di katakan memadai jika hasil dari data sebesar 60-79%.
3). Sarpras dikatakan kurang memadahi jika hasil dari data sebesar 40-59%. 4). Sarpras
di katakan tidak memadai jika hasil data sebesar 20-39%. 5). Sarpras dikatakan sangat
tidak memadai jika hasil data sebesar 0-19%.

Evaluasi proses mengacu pada proses pelaksanaan program. Adapun kriteria


pelaksanaan program antara lain: 1). Program berjalan sangat baik jika hasil dari data
sebesar 80-100%. 2). Program berjalan baik jika hasil data sebesar 60-79%. 3). Program
di berjalan kurang baik jika hasil data sebesar 40-59%. 4). Program berjalan tidak baik
jika hasil data sebesar 20-39%. 5). Program berjalan sangat tidak baik jika hasil data
sebesar 0-19%.

Evaluasi produk mengacu pada hasil yang diberikan dari program madrasah
membaca. Hasil tersebut dibagi menjadi 5 kategori, yakni: 1). Produk dikatakan sangat
baik jika hasil dari data sebesar 80-100%. 2). Produk dikatakan baik jika hasil dari data
sebesar 60-79%. 3). Produk dikatakan kurang baik jika hasil data sebesar 40-59%. 4).
Produk dikatakan tidak baik jika hasil dari data sebesar 20-39%. 5). Produk dikatakan
sangat tidak baik jika diperoleh hasil sebesar 0-19%.

B. Model Evaluasi

Pendekatan yang digunakan dalam evaluasi ini adalah pendekatan kualitatif


dengan menggunakan standar yang ditetapkan madrasah sebagai kriteria, kemudian
mengukur ketercapaian tujuan. Jenis data dalam evaluasi ini berupa data primer, yaitu
data yang langsung berasal dari tenaga pendidik, siswa, kepala madrasah. Dan data
sekunder yang diambil dari data yang sudah ada berupa kebijakan, pedoman
operasional atau standarisasi penyelenggaraan program. Pengumpulan data
menggunakan beberapa instrumen, yaitu: observasi, pedoman wawancara, angket,
dan analisis dokumen.
Model disain evaluasi yang digunakan yaitu model evaluasi CIPPO yang terdiri dari
konteks (context), masukan (input), proses (process), hasil (product), dan dampak
(outcome).

C. Hasil dan Pembahasan.


Quisoner yang saya berikan terhadap 18 dari 600 peserta didik di MAN 1 kota
ternate sudah mendapatkan hasil. Hasil yang di peroleh dari quisoner yang saya
bagikan terhadap 3% dari siswa MAN 1 kota ternate, menunjukan :
1. Evaluasi kontesk (context)
Adanya sistem manajemen peserta didik yang berfokus terhadap
pengembangan peserta didik, MAN 1 Kota Ternate mencanankan program
madrasah membaca untuk meningkatkan kualitas peserta didik nya dalam
meningkatkan IQ peserta didik. Program madrasah membaca ini telah di
laksanakan sejak tahun 2018. Data yang di peroleh siswa yang mengikuti program
madrasam membaca hanya 24,66%. Siswa yang mengikuti program ini tanpa
paksaan (dengan senang hati) sebesar 23%.
Dari hasil di atas menunjukkan bahwa program madrasah membaca di MAN 1
Kota ternate tidak berhasil di karenakan partisipasi dari siswa sekolah yang minim
dan kurangnya pengawasan. Dari data di peroleh bahwa pengawasan kepala
madrasah hanya 24,33% dan pengawasan dari guru dan staf hanya 23,66%.
Dengan demikian, peningkatan kualitas guru dan staf harus di tingkatkan oleh
MAN 1 kota ternate.
2. Evaluasi masukan (input)
Evaluasi masukan dari program ini terfokus dalam sarana dan praarana. Dari
data berdaarkan quisioner yang di bagikan, di peroleh hasil ada 22,66% siswa yang
mengatakan bahwa buku yang ada di dalam perpustakaan sesuai dengan minat
baca, dan ada 24,66% siswa mengatakan bahwa mereka merasa nyaman dalam
ruangan perpustakaan. Dengan demikian, sarana dan prasarana tidak memadai.
3. Evaluasi proses (process)
Evaluasi proses berpacu pada pelaksanaan program. Pelaksanaan
program dari hasil quisoner yang di temukan adalah 24% siswa mengatakan
bahwa pelaksanaan program sesuai dengan jadwal. Dengan demikian,
program berjalan tidak baik.
4. Evaluasi produk (product)
Produk yang di harapkan sekolah hasilkan dari madrasah membaca
adalah ringkasan bacaan siswa. Akantetapi, hanya 23% siswa yang
melakukan/membuat resume tersebut. Dengan demikian produk yang di
hasilkan dari program madrasah membaca adalah tidak baik.
5. Evaluasi dampak (outcome)
Dampak/outcome yang di inginkan dari program ini ialah meningkatkan
dan mencerdaskan peserta didik. Hasil yang di peroleh dari data ialah 24,66%
meningkatkan minat baca siswa dan hanya 23,33% meningkatkan kecerdasan
siswa. Dengan demikian, outcome masih di katakan minim.

D. Simpulan dan Rekomendasi


Dari hasil penelitian dan pembahasan tersebut bisa di simpulkan sebagai
berikut :
1. Evaluasi konteks yang mengacu pada partisipasi dari siswa masih terbilang
tidak berhasil. Bisa dengan demikian para guru dan staf perpustakaan bisa
membimbing dan membina peserta didik lagi
2. Evaluasi input di mana berfokus terhadap sarana dan prasarana. Sarana dan
prasarana MAN 1 kota ternate masih terbilang tidak memadahi, baik dari segi
kenyamanan dan dari segi koleksi buku. Sekolah/pihak perpus bisa mencoba
melakukan pengadaan buku yang menarik agar bisa menarik minat baca siswa.
3. Evaluasi proses yang berfokus pada tahap berjalannya progrma. Menurut hasil
pembahsan, proses masih berjalan tidak baik. Salah satu faktornya ialah guru
dan staf yang masih kurang pengontrolan terhadap siswa.
4. Evaluasi produk yang berfokus terhadap apa yang telah di tetapkan oleh pihak
perpus bahwa setelah madrasah membaca selesai, siswa harus membuat satu
resume yang bisa meningkatkan kecerdasan siswa untuk berfikir. Namun,
produk yang di hasilkan dari madrasah membaca masih terbilang tidak baik di
karenakan kurangnya pengawasan sehingga siswa yang tidak membuat resume
pun bisa keluar dengan mudah.
Evaluasi outcome yakni evaluasi terkait dengan dampak program madrasah membaca
di lingkungan madrasah. Akantetapi peningkatan minat baca siswadari hasil evaluasi,
masih minim dengan demikian bisa di simpulkan siswa harus bisa mengerti apa yang
di inginkan dari program tersebut atau apa tujuan dari program tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safrudin Abdul Jabar. (2008). Evaluasi Program
Pendidikan, Pedoman Teoritis dan Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. (2002). Pedoman Umum


Pengembangan dan Pengelolaan Madrasah Model, Jakarta: Departemen Agama
RI.

Fitzpatrick, Jody L., James R. Sanders, dan Blaine R. Worthen. (2004). Program
Evaluation: Alternative Approaches and Practical Guidelines. Boston: Pearson
Education, Inc.

Gronlund, Norman E. (1981). Measurement and Evaluation in Teaching. New York:


Macmillan Publishing Company.

Joint Committee on Standars for Educational Evaluation. (1991). Ukuran Baku untuk
Evaluasi Program, Proyek, dan Materi Pendidikan, terjemahan Rasdi Ekosiswoy.
Semarang: IKIP Semarang Press.

Smith, Peter. (1996). Measuring Outcome in the Public Sector. London: Tayor & Francis
Ltd.

Solihat, Eli dan Toto Sugiharto. (2009). _Pengaruh Transparansi dan Akuntabilitas
Penge-lolaan Pendidikan terhadap Partisipasi Orangtua Murid di SMA Negeri 107
Jakarta._ Ekonomi Bisnis, Vol. 14(2). http://ejournal.
gunadarma.ac.id/index.php/ekbis/article/viewFile/314/253.

Spaulding, T. Dean. (2008). Program Evaluation in Practice: Core Concepts and


Examples for Discussion and Analysis. San Fransisco: Jossey-Bass.

Stufflebeam, Daniel L., dan Anthony J. Shinkfield. (2007). Evaluation, Theory, Models,
& Application. San Francisco: A Wiley Imprint.

Sudjana, Djuju. (2006). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah untuk


Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Tayibnapis, Farida Yusuf. (2008). Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk Prog-
ram Pendidikan dan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai