Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SEJARAH PGRI SEBAGAI ORGANISASI PERJUANGAN

Disusun oleh:

Nama : Putri Wahyuni

Npm : 5019125

Dosen pengampu

Erwin Susanto M.Pd

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

(STKIP-PGRI)LUBUKULINGGAU

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya

makalah sejarah pgri sebagai organiasi . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak

terima kasih kepada Bapak Erwin Susanto, M.Pd selaku dosen pengampu yang telah

memberikan bimbingan, saran, materi pendukung dan masukan kepada saya.

saya menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran

dan kritik yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan

makalah ini.

Lubuklinggau ,10 April 2020

Putri Wahyuni

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang..............................................................................iii

B.Rumusan Masalah.........................................................................iii

C.Tujuan Penulisan...........................................................................iii

BAB II PGRI SEBAGAI ORGANISASI PERJUANGAN, PROFESI, DAN


KETENAGAKERJAAN

A. jati diri PGRI ..................................................................................4

B. Sejarah Perjuangan PGRI................................................................6

BAB III PENUTUP

A.SIMPULAN.....................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG
PGRI adalah organisasi perjuangan, organisasi profesi dan organisasi ketenagakerjaan yang
berfokus pada bidang keguruan. PGRI sebagai tempat berhimpunnya segenap guru dan
tenaga kependidikan lainnya merupakan organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan
organisasi ketenagakerjaan yang berdasarkan  Pancasila, bersifat independen, dan non politik
praktis, secara aktif menjaga, memelihara, mempertahankan,  dan meningkatkan persatuan
dan kesatuan bangsa yang dijiwai semangat kekeluargaan, kesetiakawanan sosial yang kokoh
serta sejahtera lahir batin, dan  kesetiakawanan organisasi baik nasional maupun
internasional. Semangat kebangsaan Indonesia telah lama tumbuh di kalangan guru-guru
bangsa Indonesia. Organisasi perjuangan huru-guru pribumi pada zaman Belanda berdiri
tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). Organisasi ini bersifat
unitaristik yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan
Penilik Sekolah. Tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi
Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena
kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh
Belanda. Sebaliknya, kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa
Indonesia. Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup,
Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.

B.     RUMUSAN  MASALAH
1.      Apa yang dimaksud jati diri PGRI ?
2.      Bagaimana sejarah perjuangan PGRI ?

C.     TUJUAN

Untuk lebih mempermudah pembaca mempelajari, menemukan dan mengetahui hal-hal yang
ada di PGRI. Selain itu tujuan yang sangat penting yaitu, untuk lebih mempermudah
mengetahui struktur-struktur organisasi PGRI serta asal-usul berdirinya PGRI.

iii
BAB II
PEMBAHASAN

A.    JATIDIRI PGRI
Jati diri PGRI adalah Organisasi perjuangan, Organisasi Profesi, Organisasi Ketenagakerjaan.
Sedangkan PGRI adalah Unitaristik; tidak memandang perbedaan ijazah, tempat kerja,
kedudukan, agama, suku, golongan, gender, dan asal usul, Independen; kemandirian dan
kemitrasejajaran dengan pihak lain, Non-partai politik; bukan bagian atau berafiliasi dengan
partai politik. Jatidiri pada hakekatnya adalah landasan filosofis yang menjadi norma dalam
pola pikir, sikap perbuatan dan tindakan yang bersifat mengikat dan ditaati oleh para
anggotanya. Jatidiri PGRI adalah perwujudan dan sifat-sifat yang khas PGRI yang tampak
dalam nilai-nilai, pola pikir, sikap perbuatan tindakan, perjuangan dan profesionalisasi yang
didasarkan pada falsafah negara Pancasila dan UUD 1945, serta jiwa, semangat dan nilai-
nilai 1945.

1.      Dasar Jatidiri PGRI

a.       Dasar Historis
PGRI berdasarkan hakekat kelahirannya merupakan bagian dari perjuangan semesta rakyat
Indonesia, melalui profesi keguruan menyebarkan semangat perjuangan dalam merebut,
menegakkan, menyelamatkan dan mempertahankan Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia 17 Agustus 1945.

b.      Dasar Ideologi, Politis


Secara ideologis-politik, PGRI berkewajiban untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan
melalui pembangunan nasional di bidang pendidikan serta terikat dengan pelaksanaan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen.

c.       Dasar Sosiologi dan IPTEK


Dalam pengabdiannya, PGRI selalu bersifat responsif, adaptif, inovatif dan permisif selektif
terhadap keadaan masyarakat serta perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

4
2.      Ciri Jatidiri PGRI
Jatidiri PGRI memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Nasionalisme
b.      Demokrasi
c.       Kemitraan
d.      Unitarisme
e.       Profesionalisme
f.       Kekeluargaan
g.      Kemandirian
h.      Non Partai Politik
i.        Jiwa, semangat dan Nilai-nilai 1945

3.      Tujuan Jatidiri PGRI


Tujuan jatididri PGRI adalah :
a.    Tegaknya keberadan PGRI, tumbuhnya rasa bangga, rasa ikut memiliki.
b.    Pencapaianya Loyalitas, Dedikasi, Displin dan Kemampuan Professional (LLDDKP)
yang tinggi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya,
c.    Memiliki kemampuan dalam mengantisipasi setiap perubahan akibat perkembanagan
masyarakat, ilmu dan teknologi.
d.   Terwujudnya, pengamanan, pengalaman, dan pelestarian Pancasila dan UUD 1945 dan
jiwa semangat nilai-nilai 1945 dalam tubuh PGRI baik oleh organisasi maupun anggota-
anggotanya.
4.      Fungsi Jatidiri PGRI
Yang dimaksud dengan fungsi adalah manfaat dari adanya jatidiri dalam rangka mengemban
tugas- tugas organisasi PGRI untuk mewujudkan hakekat jatidiri. Adapun fungsi PGRI
adalah :
a.    Sebagai pedoman gerak perjungan bagi anggota organisasi.
b.    Sebagai sarana memasyarakatkan eksentensi dan misi organisasi.
c.    Sebagai sarana perjuangan (kaderisasi) dalam rangka mempertahankan, meningkatkan
sarana perjungan PGRI.

5
d.   Sebagai pembangkit motivasi perjuangan PGRI.
e.    Sebagai wahana penerapan rasa kebanggakanpada anggota /warga PGRI.

5.      Misi Jatidiri PGRI


Visi diemban oleh kelompok atau anggota yang tersusun sistematis, terarah, terencana dalam
pencapaian suatu tujuan. Misi jatidiri adalah suatu wahana untuk menmpilkan citra, sikap,
semangat, dan karakter organisasi keguruan, yang mampu melestarikan nilai-nilai perjuangan
dan profesi guru.

B.     PGRI SEBAGAI ORGANISASI PERJUANGAN

Sebagai organisasi perjuangan, PGRI merupakan wadah bagi para guru dalam memperoleh,
mempertahankan, meningkatkan, dan membela hak asasinya baik sebagai pribadi, anggota
masyarakat, warga negara, maupun pemangku profesi keguruan.
1.    Gerakan Guru Pada Masa Perjuangan Kemerdekaan

Guru-gurunya adalah tamatan bermacam-macam sekolah guru, seperti Sekolah Desa,


Normalschool (NS), Kweekschool (KS), Hogere Kweekhooi (HKS), Hollands-Indische
Kweekschool (HIK), Eropese Kweekschool (EKS), Indische Hoofdacte dan lain sebagainnya.
2.    PGRI Pada Masa Perang Kemerdekaan (1945-1949)

Para guru Indonesia mengingikan kebebasan dan kemerdekan. Sesuai dengan prioritas
perjuagan pada kurun waktu 1945-1949) yang difokuskan kepada perjuangan fisik bersenjata
untuk mempertahankan.
3.    Lahirnya PGRI Tanggal 25 November 1945
Proklamasi merupakan jembatan emas setelah bangsa Indonesia melewati perjuangan fisik
untuk kemudian mulai membangun Indonesia yang baru, merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur berdasarkan pancasila. Semangat proklamasi itulah yang menjiwai
penyelenggaraan Kongres Pendidik Bangsa pada tanggal 24-25 November 1945 bertempat di
Sekolah Guru Puteri (SGP) Surakarta. Dari kongres itu lahirlah Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI). Pendiri PGRI antara lain Rh. Koesnan, Amin Singgih, Ali Marsaban,
Djajeng Soegianto, Soemidi Ajisasmito, Abdullah Noerbambang, dan Soetono. Mereka
serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan 3 tujuan; a.) mempertanamkan dan
menyempurnakan Republik Indonesia; b.) mempertinggi tingkat pendidikan dan
pengajaransesuai dasar – dasar kerakyatan;

6
c.) membela hak dan nasib para buruh umumnya dan khususnya para guru. PGRI lahir
sebagai “anak sulung” dari Proklamasi Kemerdekaan yang memiliki  sifat dan semangat
seperti “ibu kandungnya”, yaitu semangat persatuan dan kesatuan, pengorbanan dan
kepahlawanan untuk menentang penjajah. PGRI merupakan organisasi pelopor dan pejuang.
Sementara itu tujuan kedua adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan
kualitas hidup bangsa Indonesia. Tujuan yang ketiga sebagai wahana meningkatkan
perjuangan untuk perbaikan nasib anggotanya.

4.    PGRI Pada Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)


a.       Kongres IV PGRI di Yogyakarta 26-28 Februari 1950
Pada tanggal 26-28 Februari 1950 dilaksanakan Kongres PGRI IV di Yogyakarta. Pada saat
itu Yogyakarta merupakan Ibu Kota Republik Indonesia, dan Mr. Assa’at ditunjuk sebagai
pemangku jabatan Presiden Republik Indonesia.
b.      Pengakuan RIS oleh Belanda dan Pengaruhnya dalam Kongres PGRI IV
Pada tanggal 37 Desember 1949 Belanda mengakui kedaulatannya Negara Republik
Indonesia Serikat (RIS). Suasana politik masih sanagat rawan. Saat itu terdapat dua golongan
dalam masyarakat, yaitu golongan yang pada masa perjuangan gigih menentang Belanda
dalam membela dan mempertahankan kemerdekaan.
c.       Keputusan Penting yang dikeluarkan Kongres PGRI IV

Dalam suasana politik yang tidak menentu dan saling mencurigai Kongres PGRI IV secara
aklamasi mengambil keputusan untuk mempersatukan semua guru di seluruh tanah air
Indonesia dalam satu wadah organisasi guru yaitu Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI).
d.      Kongres V PGRI di Bandung 19-24 Desember 1950
Dalam kongres ini dibicarakan suatu masalah yang prinsipil san fundamental bagi kehidupan
dan perkembangan PGRI selanjutnya, yaitu asas organisasi ini apakah akan memilih
sosialisme keadilan ataukah Pancasila.
e.       Konsolidasi organisasi dan hasil yang dicapai.
Pada kongres ini mengandung dua momen penting yaitu :
1.    Menyambut lustrum PGRI yang genapMenyambut lustrum PGRI yang genap berusia 5
tahun.
2.    Wujud rasa syukur dan sukacita yang mendelam karena SGI/PGI (Serikat Guru
Indonesia / Persatuan Guru Indonesia ) meleburkan diri ke dalam PGRI. Kedua momentum
ini mengandung makna bahwa Kongres PGRI V merupakan Kongres Persatuan.
f.     Perjuangan PGRI Dalam Menumpas Pemberontakan G 30 S/PKI
1.      Membentuk KAGI Sebagai wadah perjuangan guru dalam menghadapi pemberontakan
G 30 S/PKI.

7
2.      Perangkap usaha penghamiltuaan oleh PKI.
g.      PGRI Pada Masa Orde baru
Konggres PGRI XI yang berlangsung mulai tangga 15-20 Maret 1967 di Bandung merupakan
tonggak sejarah bagi peranan PGRI dalam perjuangan orde baru, yang bertujuan
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
h.    PGRI Pada Era Reformasi
a.       Kongres PGRI XVIII
Kongres PGRI XVIII diselenggarakan pada tanggal 25-28 November 1998 di Lembang
Bandung dengan tema “Reformasi Pendidikan dan PGRI dalam Memasuki Era Baru Abad
21”.
b.      Hal-hal yang muncul dan berkembang dalam kongres PGRI XVIII
1.      Kongres PGRI XVIII merupakan kongres terakhir di penghujung abad XX yang penuh
keprihatinan dan
ketidakpastian.
2.      Kongres PGRI XVIII menyepakati visi dan misi bersama, dengan mengadakan
reformasi diri baik
secara kelembagaan, wawasan maupun tujuan.
3.      Menetapkan PGRI Sebagai Organisasi Perjuangan dalam Memasuki Era Baru Awal
Abad XXI.

C.     PGRI SEBAGAI ORGANISASI PROFESI


Sebagai organisasi profesi, PGRI berfungsi sebagai wadah kebersamaan dan rasa kesejawatan
para anggota dalam mewujudkan keberadaanya di lingkungan masyarakat, memperjuangkan
segala aspirasi dan kepentigan suatu profesi, menetapkan standar perilaku professional,
melindungi seluruh anggotanya, meningkatakan kualitas kesejahteraan, dan mengembangkan
kualitas pribadi dan profesi. Profesionalisme pada dasarnya merupakan motivasi inrisik yang
didukung oleh lima kompetensi sebagai berikut : (1) keinginan untuk selalu menampilkan
perilaku yang mendekati standar ideal, (2)meningkatkan dan memelihara citra positif,
(3)keinginan senantiasa untuk megejar kesempatan pengembangan professional yang dapat
meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan ketrampilannya, (4)mengejar
kualitas dan cita-cita dalam profesi, (5)memiliki kebanggan akan profesinya.
1.    Guru
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbng,
mengarahkan, melatih, menilai,  mengevaluasi, peserta didik pada pendidikan anak usiadini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah. (Pasal 1 ayat (1) UU No 14 Tahun
2005 UUGD)

8
2.    Pendidik
Pendidik merupakan tenaga professional yang tugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingnan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada
perguuruan tinggi. (UU No. 20 Tahun 2003)
3.    Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan. Tugasnya ialah melaksanakan pengawasan dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
4.    Kode Etik Profesi Guru
Isi rumusan  “KODE ETIK GURU INDONESIA”
a.       Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia
seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
b.      Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak
didik tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk yang bersifat penyalahgunaan.
c.       Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memilihara hubungan dengan orang
tua murid yang sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
d.      Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun
masyarakat yang luas untuk kepentingan pendidikan.
e.       Guru secara sendiri-sendiri dan  besama-bersama berusaha mengembangkan dan
meningkatakan mutu profesinya.
f.       Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesame guru baik berdasarkan
lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.
g.      Guru secara bersama-sama, memelihara, membina dan meningkatkan organisasi guru
professional sebagai sarana pengabdiannya.

D.    PGRI SEBAGAI ORGANISASI KETENAGAKERJAAN


1.      PGRI Hubungannya dengan Organisasi Serikat Pekerja

Sebagai organisasi ketenagakerjaan, PGRI merupakan wadah perjuangan tentang hak-hak


asasi guru sebagai pekerja,terutama dalam kaitannya dengan kesejahteraan,baik material
maupun non material,baik fisik maupun non fisik. Perwujudan kesejahteraan  secara utuh
ditopang oleh lima pilar,yaitu: Pilar imbal jasa dapat berupa materi ataupunnon materi
sebagai ganjaran atas kinerja guru sesuai dengan tugas dan fungsinya. Imbalan jasa ini berupa
gaji,honor,upah,insentif maupun tunjangan dan hak-hak lainnya sesuai ketentuan dan
peraturan yang berlaku. Rasa aman adalah kondisi lahir dan batin yang dirasakan oleh guru
dalam melaksanakan tugas dan dalam menjalani kehidupannya dalam suasana damai,tanpa
ancaman dan gangguan dalam menjalankan tugas profesinya sebagai
pendidik,pengajar,pelatih,pengasuh,pembimbing,maupun penilai.
9
Pilar selanjutnya adalah “hubungan antar- pribadi” , baik sesama guru maupun dengan pihak
lain. Kondisi ini hingga batas tertentu telah dirasakan cukup baik meskipun belum
memberikan kepuasan yang optimal kepada para guru.
Kondisi kerja adalah keadaan berbagai aspek fisik maupun non fisik, baik kualitas maupun
kuantitas yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap kualitas kinerja
guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
Pilar yang terakhir adalah kesempatan meningkatkan dan mengembangkan diri. Kesempatan
dimaksud adalah berupa kenaikan pangkat dan jabatan,kesempatan melanjutkan melanjutkan
pedidikan ke jenjang yang lebih tinggi,kesempatan memperoleh kedudukan jabatan
struktural,kesempatan untuk mendapatkan jaminan pensiun dan hari tua.
Menurut UU No.13 Tahun 2003, serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang
dibentuk dari,oleh,dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar
perusahaan,yang bersifat bebas,terbuka,mandiri,demokratis,dan bertanggung jawab guna
memperjuangkan,membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta
meningkatkan pekerja/buruh dan keluarganya. Gerakan serikat pekerja adalah manifestasi
dari bentuk solidaritas yang memperjuangkan kesejahteraan, keadilan, demokrasi, martabat,
dan hak-hak asasi manusia. Hak-hak serikat pekerja (trade union’ rights) berisi hak-hak asasi
manusia yang dipekerjakan. Masih banyak hak asasi manusia yang dipekerjakan yang belum
terlaksana. Pada era roformasi sekarang, PGRI dapat berjuang sesuai dengan dasar, pola dan
mekanisme Serikat Pekerja.
Telah dikemukakan bahwa titik berat perjuangan Serikat Pekerja adalah berupaya
meningkatkan kesejahteraan anggota beserta keluarganya. Bila terjadi pemogokan maka
kemungkian akan berakibat fatal bagi penyelenggaraan pendidikan dan hal itu akan
mengakibatkan Negara dalam keadaan bahaya (chaos) Tantangan yang dihadapi Serikat
Pekerja , harus merupakan suatu motivasi untuk menjadikan agar organisasi kita “kuat”.
Banyak orang berpendapat kalau organisasi guru ingin kuat harus mencari teman sebanyak
mungkin. PGRI harus bekerja sama dengan berbagai pihak yang terkait misalnya dengan
DPR, Orang tua murid, Dewan Pendidikan, dan Komite Pendidikan.
Hal-hal yang menyebabkan PGRI kelihatan kuat , sebagai berikut :
1.    Memiliki anggota yang cukup besar (kurang lebih 1,6 juta orang
2.    Telah berpengalaman dalam perjuangan mengatasi berbagai permasalahan
3.     Mempunyai hubungan erat dengan banyak organisasi guru diluar negeri
4.     Anggota education international.

Faktor -faktor yang dapat melemahkan PGRI, antara lain :


1.    Sudah cukup banyak berdiri organisasi guru lain sehingga bisa merupakan ancaman bagi
PGRI
2.    Iuran PGRI kecil dan tidak semua anggota membayarnya
3.     Pada umumnya kesejahteraan anggota PGRI sangat memprihatinkan.

10
Di samping berupaya meningkatkan mutu lembaga pendidikan PGRI, Gugus Pemikir ini
ditugaskan pula untuk menyusun konsep di bidang pendidikan dalam rangka upaya
pembaharuan pendidikan yang akan disampaikan PGRI kepada pemerintah.
Hasil yang telah dicapai oleh Gugus Pemikir antara lain, pertama, bersama Universitas PGRI
Yogyakarta telah berhasil disusun Rancangan Penyempurnaan Sistem Pendidikan di
Indonesia. Rancangan ini telah disampaikan PB PGRI kepada Mendiknass dan Komisi VI
DPR RI. Kedua, bersama Universitas PGRI Adibuaua Surabaya dan IKIP PGRI Semarang
telah berhasil disusun Rancangan RUU Perlindungan Guru yang telah disampaikan kepada
Mendiknas dan Komisi VI DPR RI.Suatu organisasi tidak akan menjadi kuat bila tidak
ditopang oleh dana yang memadai. Seluk beluk Serikat Pekerja merupakan suatu yang
penting bagi PGRI. Oleh sebab itu PGRI perlu diadakan sosialisasi kepada seluruh anggota
PGRI. Membutuhkan dana yang besar dan waktu yang cukup lama sosialisasi tentang Serikat
Pekerja dapat dilakukan dengan berbagai cara , antara lain :
1.      Dilakukan tiap penemuan PGRI
2.      Memanfaatkan majalah PGRI
3.      Menerbitkan buletin khusus PGRI.
PB PGRI juga telah berhasil mencari dana dari beberapa organisasi diluar negeri dalam
rangka membiayai sosialisasi PGRI sebagai Serikat Pekerja yaitu dari Education
International, Public Service International, International Labour Organization, dan Frederick
Ebert Stiftung.

2.PGRI HUBUNGANNYA DENGAN EDUCATION INTERNATIONAL


Education International (EL) adalah suatu serikat pekerja atau organisasi guru dan personal
pendidikan dengan 24 juta anggota. Prioritas program kegiatan EL meliputi tiga bidang :
a.    Menigkatkanhak untuk mencapai pendidikan yang berkualitas bagi semua.
b.    Mengusahakan tercapainya standar internasional tentang hak-hak dan keadilan manusia
ketenagakerjaan.
c.    Memperbaiki status guru guru dan pekerja pendidikan.
Serikat pekerja pasti menemui berbagai tantangan. Tantanganya seperti sering berhadapan
dengan pemerintah dalam rangka memperjuangkan kesejahteraan guru termasuk hak-hak
asasi manusia yang dipekerjakan. Begitu beratnya tantangan yang dihadapi Serikat Pekerja,
maka perlu untuk terus mengupayakan agar organisasi Serikat Pekerja tetap kuat. Di era
disentralisasi sekarang ini, banyak kebijakan di bidang pendidikan yang berbasis kondisi
local dan banyak juga yang mengeritik masalah kebijakan dan undang-undang di bidang
pendidikan yang tidak sesuai dengan era reformasi. Untuk itulah, PGRI seharusnya turut
memberikan sumbangan pemikiran yang baru. Maka suatu organisasi akan kuat jika
didukung dengan adanya dana yang memadai.

11
BAB VI
PENUTUP

KESIMPULAN

PGRI sebagai tempat berhimpunnya segenap guru dan tenaga kependidikan lainnya
merupakan organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan yang
berdasarkan  Pancasila, bersifat independen, dan non politik praktis, secara aktif menjaga,
memelihara, mempertahankan,  dan meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa yang
dijiwai
semangat kekeluargaan, kesetiakawanan sosial yang kokoh serta sejahtera lahir batin, dan 
kesetiakawanan organisasi baik nasional maupun internasional. PGRI berjuang untuk
mewujudkan
hak-hak kaum guru dalam wadah NKRI. Kinerja guru professional akan tercermin dalam
pelaksanaan
tugasnya yang dilandasi keahlian dalam materi maupun metode. Keahlian yang dimiliki oleh
guru
professional diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang diprogramkan secara
khusus.

12
Daftar Pustaka

Penerbit YPLP./PPLP PGRI Pusat Jakarta.2012

13

Anda mungkin juga menyukai