Disusun oleh:
Npm : 5019125
Dosen pengampu
(STKIP-PGRI)LUBUKULINGGAU
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah sejarah pgri sebagai organiasi . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak
terima kasih kepada Bapak Erwin Susanto, M.Pd selaku dosen pengampu yang telah
saya menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan
makalah ini.
Putri Wahyuni
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang..............................................................................iii
B.Rumusan Masalah.........................................................................iii
C.Tujuan Penulisan...........................................................................iii
A.SIMPULAN.....................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
PGRI adalah organisasi perjuangan, organisasi profesi dan organisasi ketenagakerjaan yang
berfokus pada bidang keguruan. PGRI sebagai tempat berhimpunnya segenap guru dan
tenaga kependidikan lainnya merupakan organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan
organisasi ketenagakerjaan yang berdasarkan Pancasila, bersifat independen, dan non politik
praktis, secara aktif menjaga, memelihara, mempertahankan, dan meningkatkan persatuan
dan kesatuan bangsa yang dijiwai semangat kekeluargaan, kesetiakawanan sosial yang kokoh
serta sejahtera lahir batin, dan kesetiakawanan organisasi baik nasional maupun
internasional. Semangat kebangsaan Indonesia telah lama tumbuh di kalangan guru-guru
bangsa Indonesia. Organisasi perjuangan huru-guru pribumi pada zaman Belanda berdiri
tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). Organisasi ini bersifat
unitaristik yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan
Penilik Sekolah. Tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi
Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena
kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh
Belanda. Sebaliknya, kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa
Indonesia. Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup,
Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud jati diri PGRI ?
2. Bagaimana sejarah perjuangan PGRI ?
C. TUJUAN
Untuk lebih mempermudah pembaca mempelajari, menemukan dan mengetahui hal-hal yang
ada di PGRI. Selain itu tujuan yang sangat penting yaitu, untuk lebih mempermudah
mengetahui struktur-struktur organisasi PGRI serta asal-usul berdirinya PGRI.
iii
BAB II
PEMBAHASAN
A. JATIDIRI PGRI
Jati diri PGRI adalah Organisasi perjuangan, Organisasi Profesi, Organisasi Ketenagakerjaan.
Sedangkan PGRI adalah Unitaristik; tidak memandang perbedaan ijazah, tempat kerja,
kedudukan, agama, suku, golongan, gender, dan asal usul, Independen; kemandirian dan
kemitrasejajaran dengan pihak lain, Non-partai politik; bukan bagian atau berafiliasi dengan
partai politik. Jatidiri pada hakekatnya adalah landasan filosofis yang menjadi norma dalam
pola pikir, sikap perbuatan dan tindakan yang bersifat mengikat dan ditaati oleh para
anggotanya. Jatidiri PGRI adalah perwujudan dan sifat-sifat yang khas PGRI yang tampak
dalam nilai-nilai, pola pikir, sikap perbuatan tindakan, perjuangan dan profesionalisasi yang
didasarkan pada falsafah negara Pancasila dan UUD 1945, serta jiwa, semangat dan nilai-
nilai 1945.
a. Dasar Historis
PGRI berdasarkan hakekat kelahirannya merupakan bagian dari perjuangan semesta rakyat
Indonesia, melalui profesi keguruan menyebarkan semangat perjuangan dalam merebut,
menegakkan, menyelamatkan dan mempertahankan Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia 17 Agustus 1945.
4
2. Ciri Jatidiri PGRI
Jatidiri PGRI memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Nasionalisme
b. Demokrasi
c. Kemitraan
d. Unitarisme
e. Profesionalisme
f. Kekeluargaan
g. Kemandirian
h. Non Partai Politik
i. Jiwa, semangat dan Nilai-nilai 1945
5
d. Sebagai pembangkit motivasi perjuangan PGRI.
e. Sebagai wahana penerapan rasa kebanggakanpada anggota /warga PGRI.
Sebagai organisasi perjuangan, PGRI merupakan wadah bagi para guru dalam memperoleh,
mempertahankan, meningkatkan, dan membela hak asasinya baik sebagai pribadi, anggota
masyarakat, warga negara, maupun pemangku profesi keguruan.
1. Gerakan Guru Pada Masa Perjuangan Kemerdekaan
Para guru Indonesia mengingikan kebebasan dan kemerdekan. Sesuai dengan prioritas
perjuagan pada kurun waktu 1945-1949) yang difokuskan kepada perjuangan fisik bersenjata
untuk mempertahankan.
3. Lahirnya PGRI Tanggal 25 November 1945
Proklamasi merupakan jembatan emas setelah bangsa Indonesia melewati perjuangan fisik
untuk kemudian mulai membangun Indonesia yang baru, merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur berdasarkan pancasila. Semangat proklamasi itulah yang menjiwai
penyelenggaraan Kongres Pendidik Bangsa pada tanggal 24-25 November 1945 bertempat di
Sekolah Guru Puteri (SGP) Surakarta. Dari kongres itu lahirlah Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI). Pendiri PGRI antara lain Rh. Koesnan, Amin Singgih, Ali Marsaban,
Djajeng Soegianto, Soemidi Ajisasmito, Abdullah Noerbambang, dan Soetono. Mereka
serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan 3 tujuan; a.) mempertanamkan dan
menyempurnakan Republik Indonesia; b.) mempertinggi tingkat pendidikan dan
pengajaransesuai dasar – dasar kerakyatan;
6
c.) membela hak dan nasib para buruh umumnya dan khususnya para guru. PGRI lahir
sebagai “anak sulung” dari Proklamasi Kemerdekaan yang memiliki sifat dan semangat
seperti “ibu kandungnya”, yaitu semangat persatuan dan kesatuan, pengorbanan dan
kepahlawanan untuk menentang penjajah. PGRI merupakan organisasi pelopor dan pejuang.
Sementara itu tujuan kedua adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan
kualitas hidup bangsa Indonesia. Tujuan yang ketiga sebagai wahana meningkatkan
perjuangan untuk perbaikan nasib anggotanya.
Dalam suasana politik yang tidak menentu dan saling mencurigai Kongres PGRI IV secara
aklamasi mengambil keputusan untuk mempersatukan semua guru di seluruh tanah air
Indonesia dalam satu wadah organisasi guru yaitu Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI).
d. Kongres V PGRI di Bandung 19-24 Desember 1950
Dalam kongres ini dibicarakan suatu masalah yang prinsipil san fundamental bagi kehidupan
dan perkembangan PGRI selanjutnya, yaitu asas organisasi ini apakah akan memilih
sosialisme keadilan ataukah Pancasila.
e. Konsolidasi organisasi dan hasil yang dicapai.
Pada kongres ini mengandung dua momen penting yaitu :
1. Menyambut lustrum PGRI yang genapMenyambut lustrum PGRI yang genap berusia 5
tahun.
2. Wujud rasa syukur dan sukacita yang mendelam karena SGI/PGI (Serikat Guru
Indonesia / Persatuan Guru Indonesia ) meleburkan diri ke dalam PGRI. Kedua momentum
ini mengandung makna bahwa Kongres PGRI V merupakan Kongres Persatuan.
f. Perjuangan PGRI Dalam Menumpas Pemberontakan G 30 S/PKI
1. Membentuk KAGI Sebagai wadah perjuangan guru dalam menghadapi pemberontakan
G 30 S/PKI.
7
2. Perangkap usaha penghamiltuaan oleh PKI.
g. PGRI Pada Masa Orde baru
Konggres PGRI XI yang berlangsung mulai tangga 15-20 Maret 1967 di Bandung merupakan
tonggak sejarah bagi peranan PGRI dalam perjuangan orde baru, yang bertujuan
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
h. PGRI Pada Era Reformasi
a. Kongres PGRI XVIII
Kongres PGRI XVIII diselenggarakan pada tanggal 25-28 November 1998 di Lembang
Bandung dengan tema “Reformasi Pendidikan dan PGRI dalam Memasuki Era Baru Abad
21”.
b. Hal-hal yang muncul dan berkembang dalam kongres PGRI XVIII
1. Kongres PGRI XVIII merupakan kongres terakhir di penghujung abad XX yang penuh
keprihatinan dan
ketidakpastian.
2. Kongres PGRI XVIII menyepakati visi dan misi bersama, dengan mengadakan
reformasi diri baik
secara kelembagaan, wawasan maupun tujuan.
3. Menetapkan PGRI Sebagai Organisasi Perjuangan dalam Memasuki Era Baru Awal
Abad XXI.
8
2. Pendidik
Pendidik merupakan tenaga professional yang tugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingnan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada
perguuruan tinggi. (UU No. 20 Tahun 2003)
3. Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan. Tugasnya ialah melaksanakan pengawasan dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
4. Kode Etik Profesi Guru
Isi rumusan “KODE ETIK GURU INDONESIA”
a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia
seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
b. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang anak
didik tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk yang bersifat penyalahgunaan.
c. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memilihara hubungan dengan orang
tua murid yang sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
d. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun
masyarakat yang luas untuk kepentingan pendidikan.
e. Guru secara sendiri-sendiri dan besama-bersama berusaha mengembangkan dan
meningkatakan mutu profesinya.
f. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesame guru baik berdasarkan
lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.
g. Guru secara bersama-sama, memelihara, membina dan meningkatkan organisasi guru
professional sebagai sarana pengabdiannya.
10
Di samping berupaya meningkatkan mutu lembaga pendidikan PGRI, Gugus Pemikir ini
ditugaskan pula untuk menyusun konsep di bidang pendidikan dalam rangka upaya
pembaharuan pendidikan yang akan disampaikan PGRI kepada pemerintah.
Hasil yang telah dicapai oleh Gugus Pemikir antara lain, pertama, bersama Universitas PGRI
Yogyakarta telah berhasil disusun Rancangan Penyempurnaan Sistem Pendidikan di
Indonesia. Rancangan ini telah disampaikan PB PGRI kepada Mendiknass dan Komisi VI
DPR RI. Kedua, bersama Universitas PGRI Adibuaua Surabaya dan IKIP PGRI Semarang
telah berhasil disusun Rancangan RUU Perlindungan Guru yang telah disampaikan kepada
Mendiknas dan Komisi VI DPR RI.Suatu organisasi tidak akan menjadi kuat bila tidak
ditopang oleh dana yang memadai. Seluk beluk Serikat Pekerja merupakan suatu yang
penting bagi PGRI. Oleh sebab itu PGRI perlu diadakan sosialisasi kepada seluruh anggota
PGRI. Membutuhkan dana yang besar dan waktu yang cukup lama sosialisasi tentang Serikat
Pekerja dapat dilakukan dengan berbagai cara , antara lain :
1. Dilakukan tiap penemuan PGRI
2. Memanfaatkan majalah PGRI
3. Menerbitkan buletin khusus PGRI.
PB PGRI juga telah berhasil mencari dana dari beberapa organisasi diluar negeri dalam
rangka membiayai sosialisasi PGRI sebagai Serikat Pekerja yaitu dari Education
International, Public Service International, International Labour Organization, dan Frederick
Ebert Stiftung.
11
BAB VI
PENUTUP
KESIMPULAN
PGRI sebagai tempat berhimpunnya segenap guru dan tenaga kependidikan lainnya
merupakan organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan yang
berdasarkan Pancasila, bersifat independen, dan non politik praktis, secara aktif menjaga,
memelihara, mempertahankan, dan meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa yang
dijiwai
semangat kekeluargaan, kesetiakawanan sosial yang kokoh serta sejahtera lahir batin, dan
kesetiakawanan organisasi baik nasional maupun internasional. PGRI berjuang untuk
mewujudkan
hak-hak kaum guru dalam wadah NKRI. Kinerja guru professional akan tercermin dalam
pelaksanaan
tugasnya yang dilandasi keahlian dalam materi maupun metode. Keahlian yang dimiliki oleh
guru
professional diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang diprogramkan secara
khusus.
12
Daftar Pustaka
13