ANSIETAS
A. Definisi :
Ansietas adalah perasaan was-was, kuatir atau tidak nyaman seakan-akan terjadi
sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman. Ansietas berbeda dengan rasa takut. Takut
merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya, sementara ansietas
adalah respons emosional terhadap penilaian tersebut
B. Klasifikasi Ansietas Adalah :
1. Ansietas ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan
seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas dapat
memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas
2. Ansietas sedang
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan perhatian pada hal penting dan
mengesampingkan
tidak
mampu
berfikir
berat
lagi
dan
membutuhkan
banyak
pengarahan/tuntutan
4. Panik
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror. Lahan persepsi sudah
terganggu sehingga individu tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat
melakukan apa-apa walaupun sudah diberi pengarahan/tuntutan.
C. Proses Terjadinya Masalah
Faktor Predisposisi :
1. Biologis
a. Latar belakang genetik :
genetik yang sedang dan dihubungkan dengan fobia sosial dan depresi mayor),
penyakit
endokrin
(Hipertiroid,
hipoglikemi,
hipotiroid,
pembatasan kontak sosial dengan keluarga dan teman : perbedaan budayalokasi tempat tinggal yang terisolasi, dan proses pengobatan yang
menyebabkan gangguan bicara : ICU, NGT, ETT, trakeostomi
c. Kepribadian : Ambang, histrionik, narsisistik, menghindar, dependen, obsesif
kompulsif/ kepribadian pencemas
d. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : Dikeluarga (masa kecil
yang kacau, berpisah dengan orang tua pada usia awal/dini, proses imitasi dan
identifikasi diri terhadap kedua orang
pensiun, turun jabatan, konflik di tempat kerja), disekolah (tinggal kelas, tidak
lulus, sering pindah sekolah), dan di masyarakat (Riwayat pasca trauma yang
buruk (pengalaman berperang, perkosaan, kecelakaan yang serius, deprivasi
atau penyiksaan yang buruk)
e. Konsep diri
1) Gambaran diri : tidak menyukai tubuhnya, merasa tidak sempurna,
ketidak puasan terhadap ukuran tubuh, fungsi, penampilan dan potensi
yang dimiliki
2) Identitas diri : kerancuan identitas
3) Peran : konflik peran, peran ganda, ketidak mampuan menjalankan peran
tuntutan peran tidak sesuai usia
4) Ideal diri : ideal diri tidak realistis, ideal diri terlalu rendah, ambisius
5) Harga diri : harga diri rendah situasional
f. Motivasi : motivasi rendah
g. Pertahanan psikologis
1) Self kontrol (kadang tidak mampu menahan diri terhadap dorongan yang
kurang positif)
2) Menurut pandangan Psikoanalitik, ansietas adalah konflik emosional yang
terjadi antara dua elemen kepribadian, id dan super ego
3.
Sosial Budaya
a. Usia : remaja, dewasa awal
b. Gender : wanita : pria = 2 : 1
c. Pendidikan : Kurang/ rendah
kompulsif/kepribadian
pencemas);
Pengalaman
yang
tidak
nyaman pada abdomen, Mual, Rasa terbakar di perut, Diare dan Perut melilit.
f. Traktus Urinarius : Tidak dapat menahan kencing dan Sering berkemih.
g. Reproduksi : Tidak datang bulan
haid amat sedikit, Masa haid berkepanjangan, Masa haid amat pendek, Haid
beberapa kali dalam sebulan, Menjadi dingin, Ejakulasi dini.
4. Perilaku : Gelisah, Ketegangan fisik, Tremor, Gugup, Bicara cepat, Kurang
koordinasi, Cenderung
hubungan
Hiperventilasi.
5. Sosial : Kadang - kadang menghindari kontak sosial/ aktivitas sosial menurun,
Kadang-kadang menunjukkan sikap bermusuhan.
E. Sumber Koping
pencegahan (lebih
b.
Berjabat tangan
c.
d.
Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
Pengalihan situasi
b.
Latihan relaksasi
1) Tarik nafas dalam
2) Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot
c. Teknik 5 jari
4. Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali ansietas muncul
Keluarga
Tujuan :
1. Keluarga mampu mengenal masalah ansietas pada anggota keluarganya
2. Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah ansietas
3. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami ansietas
4. Keluarga mampu mempraktikkan cara merawat pasien dengan ansietas
5. Keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami ansietas
Tindakan keperawatan Pada Keluarga :
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
(Mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam merawat klien dam menjelaskan
pengertian, tanda dan gejala dan proses terjadinya ansietas).
2. Mendikusikan tentang akibat yang mungkin terjadi pada klien ansietas
3. Menjelaskan dan melatih keluarga klien ansietas cara : teknik relaksasi fisik,
distraksi, hipnotis 5 jari dan spiritual.
4. Menjelaskan lingkungan yang teraupetik untuk klien.
a. Mendiskusikan anggota keluarga yang dapat berperan dalam merawat klien
b. Mendiskusikan setting lingkungan rumah yang mendukung dalam
perawatan klien
c. Melibatkan pasien dalam aktivitas keluarga
5. Melatih, memotivasi, membimbing dan memberikan pujian pada klien ansietas
6. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk follow-up dan
mencegah kekambuhan pasien.
a. Menjelaskan
dimasyarakat
b. Follow up
cara
memanfaatkan
fasilitas
kesehatan
yang
tersedia
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN CITRA TUBUH
A. Pengertian
Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas terhadap perubahan bentuk,
struktur dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan (Stuart-Laraia,
2005).
Gangguan Citra tubuh adalah kebingungan diri dalam cara memandang dan
menerima gambaran tubuh (Nanda, 2005).
Gangguan Citra tubuh adalah kebingungan secara mental dalam memandang
fisik diri sendiri (Nanda, 2008).
B. Proses Terjadinya
1. Faktor Predisposisi
a. Biologis :
Penyakit genetik dalam keluarga, Pertumbuhan dan perkembangan masa bayi,
anak dan remaja, Anoreksia, bulimia, atau berat badan kurang atau berlebih dari
berat badan ideal, perubahan fisiologi pada kehamilan dan penuaan, pembedahan
elektif dan operasi, trauma, penyakit atau gangguan organ dan fungsi tubuh lain ;
Stroke, Kusta, Asthma dan lain-lain, pengobatan atau kemoterapi, penyalahgunaan
obat atau zat ; coccaine, Amphetamine, Halusinogen dan lain-lain.
b.
Psikologis :
Gangguan kemampuan verbal, konflik dengan nilai masyarakat, pengalaman
masa lalu yang tidak menyenangkan, ideal diri tidak realistis.
c. Sosial budaya :
Pendidikan masih rendah, masalah dalam pekerjaan, nilai budaya bertentangan
dengan nilai individu, pengalaman sosial yang tidak menyenangkan, kegagalan
peran sosial.
Faktor Presipitasi
a.
Trauma
b.
c.
d.
e.
3.Penilaian Stresor
a. Kognitif
1) Kerusakan /gangguan perhatian.
2) Kurang konsentrasi
3) Kesalahan dalam menilai.
4) Preokupasi.
5) Kreativitas berkurang
6) Produktivitas menuruan.
7) Bingung.
8) Sangat waspada
9) Berkurangnya objektivitas
10) Takut kehilangan control
11) takut bayangan visual (tidak sempurna).
12) Takut akan terluka atau kematian.
13) Kesadaran diri menurun
14) Mimpi buruk
b.
Afektif
1) Mudah terganggu
2) Tidak sabar
3) Gelisah
4) Tegang
5) Gugup / Nervous
6) Takut
7) Alarm
8) Frustasi
9) Teror
10) Merasa bersalah
11) Pemalu.
12) Pemarah
c. Physiological
Kardiovaskuler:
1) Palpitasi
2) Rasa mau pingsan
3) Pingsan
4) TD menurun (hipotensi)
5) Denyut nadi menurun (bradicardi).
6) Hipotermi.
7) Ekstremitas dingin.
8) Vasokonstriksi perifer.
9) Pusing.
10) Denyut nadi Irreguler, aritmia.
11) Nyeri dada.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Pernafasan
Nafas cepat
Nafas pendek
Tekanan pada dada
Nafas dangkal
Sensasi tercekik
Pembengkakan pada tenggorok.
Neuromuskuler:
Gastrointestinal
2) Menolak makanan
3) Rasa tidak nyaman pada abdomen (nyeri, kembung).
4) Mual.
5) Muntah.
6) Nyeri ulu hati (Gastritis).
7) Esofagitis.
8) Buang air besar tidak teratur.
9) Konstipasi
10) Diare
11) Pembesaran kelenjar saliva (Parotis).
12) Kerusakan gigi.
Traktus Urinarius:
Integumen
1) Wajah kemerahan
2) Wajah pucat
3) Adanya lanugo pada tubuh
4) Adanya callus pada punggung tangan (Russells Sign)
5) Berkeringat setempat (telapak tangan)
6) Berkeringat seluruh tubuh
Reproduksi
1) Amenorhoe.
2) Menstruasi tidak teratur.
3) Penurunan libido
4) Komplikasi pada kehamilan
5) Disfungsi seksual (Impoten, Frigid, Ejakulasi premature, Nyeri coitus)
6) Terhambatnya pertumbuhan sek sekunder.
Hematologi
1) Anemia
2) Neutropenia / Leukopenia
3) Thrombositopenia
d. Behavioral
1) Gelisah
2) Ketegangan fisik
3) Tremor
4) Gugup
5) Bicara cepat
6) Kurang koordinasi.
Respon Sosial
1) Kadang-kadang menghindari kontak / aktivtas sosial
2) Kadang-kadang mudah tersinggung / marah.
4.Sumber Koping :
a.
b.
c.
Bakat tertentu
d.
Pekerjaan, penghasilan.
e.
b.
Destruktif
Berfokus pada emosi :
Denial, Proyeksi, Represi, Kompensasi, Isolasi.
C. Pohon diagnosa
Akibat
Masalah utama
Gangguan Citra tubuh
Penyebab
D. Terapi Generalis
1. INTERVENSI GENERALIS
a. Tindakan Keperawatan pada Individu
1) Tujuan
a) Pasien dapat mengidentifikasi citra tubuhnya
b) Paien dapat meningkatkan penerimaan terhadap citra tubuhnya
c) Pasien dapat mengidentifikasi potensi (aspek positif) dirinya
d) Pasien dapat mengetahui cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh
e) Pasien dapat melakukan cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh
f) Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa terganggu.
2) Tindakan Keperawatan
a) Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya ; dulu dan saat ini,
perasaan tentang citra tubuhnya dan harapan terhadap citra tubuhnya saat
ini
b) Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara bertahap, bantu
pasien menyentuh bagian tersebut
c) Diskusikan potensi bagian tubuh yang lain
d) Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu
e) Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara :
i. Gunakan protesa, wig, kosmetik atau yang lainnya sesegera
ii.
iii.
a) Nature
1) Biologis
a) Adanya kehilangan bagian tubuh, struktur tubuh, fungsi tubuh
b) Adanya penyakit akut yang mempengaruhi fungsi tubuh
c) Adanya efek samping pengobatan kemoterapi dan radiasi
d) Status gizi, misalnya obesitas atau terlalu kurus. (BB tidak ideal)
e) Adanya kelainan kongenital
f) Sensitifitas biologio: ketidakseimbangan elektrolit, gangguan pada sistem
limbik, thalamus, kortek frontal, GABA, norefrinefrin dan serotonin
2) Psikologis
a) Mempunyai pemahaman yang baik terhadap stimulus yang ada .
Kemampuan komunikasi verbal terganggu akibat adanya gangguan sensori
penglihatan dan pendengaran serta kerusakan area motorik bicara (gagap,
pelo dan bisu)
b) Adanya gangguan gambaran diri akibat terapi penyakit: misalnya
pemasangan infus, NGT, Trakheostomi, infus
c) Gangguan konsep diri karena perubahan peran akibat sakit yang mendadak
akut
d) Adanya harapan yang tidak terpenuhi (misalnya: terhadap anak, kelahiran
anak, kehamilan)
e) Adanya gambaran diri yang negatif akibat adanya perubahan bentuk,
struktur, fungsi dan penampilan tubuhnya
f) Kepribadian: mudah cemas dan introvet atau menutup diri
g) Moral: tidak menerima reward dari masyarakat, penilaian diri yang rendah
(self defrifation) dan takut tentang definisi diri sendiiri)
h) Mengalami penganiayaan seksual atau pemerkosaan dalam enam bulan
terakhir
i) Motivasi : kurangnya dukungan sosial orang sekitar dan tidak pernah
mendapatkan penghargaan dari luar
j) Self kontrol: klien kurang dapat mengendalikan dorongan yang kurang
positift
k) Adanya pembatasan kontak sosial dengan keluarga & teman akibat
perbedaan budaya, lokasi tempat tinggal yang terisolasi, proses pengobatan
yang menyebabkan gangguan bicara
3) Sosial budaya
a) Krisis maturasi atau individu tidak mampu mencapai tugas perkembangan
yang seharusnya
b) Pembatasan yang dilakukan oleh rumah sakit akibat hospitalisasi
c) Gender: jenis kelamin perempuan lebih berisiko mengalami kegagalan
menjalankan peran
d) Pendapatan rendah atau kurang dari UMR
e) Pekerjaan: tidak tetap, penggangguran
1)
2)
3)
4)
E. Pohon Diagnosa
Resiko isolasi sosial : menarik diri
Berduka Disfungsional
Efek
Core Problem
Etiologi
F. Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah situasional
G. Tindakan keperawatan
1. Ditujukan pada Klien:
Tujuan: klien mampu
a.
Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, proses terjadinya dan akibat harga
diri rendah situasional
b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
c. Menilai kemampuan yang dapat digunakan
d. Menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
e. Melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai kemampuan
f.
Tindakan keperawatan:
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien
1) Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien seperti kegiatan pasien dirumah sakit, dirumah, dalam keluarga dan
lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien
2) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien
penilaian yang negatif
b. Membantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan
1) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan saat ini
2) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan
diri yang diuangkapkan pasien
3) Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
c. Membantu klien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
1) Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan
dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari
2) Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan secara
mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga dan
kegiatan apa saja yang perlu bantuan penuh dari keluarga atau lingkungan
terdekat pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan
pasien susun bersama pasien dan buat daftar kegiatan sehari-hari pasien.
d. Melatih kemampuan yang dipilih klien
1) Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan pertama yang dipilih
2) Melatih kemampuan pertama yang dipilih
3) Berikan dukungan dan pujian pada klien dengan latihan yang dilakukan
2. Ditujukan pada keluarga
Tujuan: Keluarga mampu
a. Mengenal masalah harga diri rendah situasional
b. Mengambil keputusan dalam merawat harga diri rendah situasional
c. Merawat klien dengan harga diri rendah situasional
d. Menciptakan lingkungan yang mendukung meningkatkan harga diri klien
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk follow up dan mencegah
kekambuhan
Tindakan keperawatan
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya harga diri rendah dan
mengambil keputusan merawat pasien.
c. Mendiskusikan kemampuan atau aspek positif pasien yang pernah dimiliki sebelum
dan setelah sakit
d. Melatih keluarga cara merawat harga diri rendah dan berikan pujian
e. Melatih keluarga memberi tanggung jawab kegiatan pertama yang dipilih pasien serta
membimbing keluarga merawat harga diri rendah dan beri pujian