Anda di halaman 1dari 36

Populasi dan Sampel

Basirun

12/1/2019 1
Sample mengandung pengertian bagian yang dapat
mewakili dari populasi sedangkan populasi merupakan
keseluruhan anggota yang akan diteliti.

12/1/2019 basirun 2
Syarat-syarat Sampel

Pada dasarnya ada dua syarat yang harus dipenuhi


dalam menetapkan sampel, yaitu;
(1) representatif (mewakili) dan
(2) sampel harus cukup banyak.

12/1/2019 3
Prinsip Sample
 The more sample, the representativeness the result of
research will be.

12/1/2019 4
lanjutan
 Besar kecilnya sample sangat depengaruhi oleh desain dan
ketersediaan subyek dari penelitian itu sendiri. Polit dan Hungler
(1993) menyatakan bahwa semakin besar sample yang
dipigunakan maka semakin baik dan representative hasil yang
diperoleh.
 Dengan kata lain semakin besar sample, semakin mengurangi
kesalahan.
 Prisip umum yang berlaku adalah sebaiknya dalam penelitian
digunakan sample sebanyak mungkin.
 Namun demikian pengunaan sample sebesar 10%-20% untuk
subyek dengan jumlah lebih 1000 dipandang sudah cukup, makin
kecil jumlah populasi, presentasi harus semakin besar. Terdapat
beberapa rumus yang dapat dipergunakan untuk menentukan
besar sample.

12/1/2019 5
PENENTUAN BESAR SAMPEL

Jika besar populasi ≥ 1000, maka


sampel bisa diambil 20%-30%

12/1/2019 6
 Polit dan Hungler (1993) menyatakan bahwa
semakin besar sample yang dipigunakan maka
semakin baik dan representative hasil yang
diperoleh.
 Namun demikian pengunaan sample sebesar
10%-20% untuk subyek dengan jumlah lebih
1000 dipandang sudah cukup, makin kecil
jumlah populasi, presentasi harus semakin besar.

12/1/2019 7
 Hair et al. (2010) disampaikan dengan metode
ML jumlah sampel antara 150-400, dengan
ketentuan jumlah sampel ditentukan antara 5-10
sampel per indikator.
 Pada dasarnya ukuran sampel sangat dipengaruhi
oleh: derajat keseragaman populasi, presisi yang
dikehendaki dalam penelitian, rencana analisa,
keterbatasan tenaga, biaya maupun waktu

12/1/2019 8
Jika besar populasi < 1000,
maka:
N.z² p.q
n = d. (N-1)+z.p.q

48(1,96)².0,5.0,5
(0,5)(48-1)+(1,96)². 0,5.0,5
= 42,7
= 43 responden
Keterangan :
n : Perkiraan jumlan sampel
N : Perkiraan besar populasi
Z : Nilai standar normal untuk α=0.05 (1,96)
p : Perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap
50%
q : 1-p (100%-p)
D : Tingkat kesalahan yang dipilih (d=0.05) (Dikutip
dari Zainudin M,2000)
12/1/2019 9
Atau
N
n = 1+N(D)²

KETERANGAN :
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
d : Tingkat signifikansi (p)

12/1/2019 10
Penentuan besar sampel dg tabel

Krejcie dan Morgan (1970)

12/1/2019 11
Kriteria Sampel: Inklusi dan Eklusi
 Kriteria sampel dapat dibedakan menjadi 2 bagian,
yaitu Inklusi dan Eklusi
 Penetapan kriteria sampel (inklusi dan eklusi)
dperlukan dalam upaya untuk mengendalikan variabel
penelitian yang tidak diteliti, tetapi ternyata
berpengatuh terhadap variabel dependen.

12/1/2019 12
Kriteria Inklusi
 Kriteria Inklusi adalah karkateristik umum subyek
penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau
yang akan diteliti.
 Pertimbangan ilmiah harus menjadi pedoman dalam
menentukan kriteria inklusi.
 Misalnya kita akan meneliti tentang pengaruh mobilisasi pada
pasien pasca operasi terhadap percepatan peristaltik usus,
maka yang perlu menjadi bahan pertimbangan dalam kriteria
inklusi adalh jenis anestesi yang digunakan, umur pasien,
karena kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi hasil dari
intevensi yang dilakukan.

12/1/2019 13
Kriteria Eklusi
 Kriteria eklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan
subyek yang memenuhi kriteria eklusi dari studi karena
pelbagai sebab :
 Terdapat keadaan suatu penyakit yang mengganggu
pengukuran maupun interpretasi hasil.
 Misalnya, dalam studi komparatif (kausu kontrol) yang
mencari hubungan suatu faktor resiko dengan kejadian
penyembuhan luka pasca operasi laparatomi, maka subyek
dengan kelainan imunologis tidak boleh diikut sertakan
dalam kelompok kasus.
 Terdapat keadaan yang mengganggu kemampuan
pelaksanaan, seperti subyek yang tidak mempunyai
tempat tinggal tetap sehingga sulit ditindaklanjuti.
12/1/2019 14
Jenis-Jenis Sample , garis besar

1. Probability random sampling. (acak)


2. Non-probability sampling. (tidak acak)

12/1/2019 15
Probabily random sampling (acak)

 Prinsip utuma dari probabily sampling adala bahwa setiap


subyek dalam populasi mempunyai kesempatan untuk
dipilih atau tidak dipilih sebagai sampel.
 Setiap bagian berbeda satu dengan yang lainnya tetapi
mempunyi kesempatan menjadi sampel yang
representatif.
 Dengan menggunakan random sampling, peneliti tidak
bisa memutuskan bahwa X lebih baik dari pada Y untuk
penelitian. Demkian juga peneliti tidak bisa
mengikutkan orang yang telah dipilih sebagai subyek,
karena mereka tidak setuju, tidak senag dengan subyek
atau sulit untuk dilibatkan.

12/1/2019 16
Jenis Probability random sampling.

1. Simple random sampling


2. Cluster Sampling
3. Strified random sampling
4. Systematic sampling

12/1/2019 17
Simple random sampling

 Pemilihan sampel dengan cara ini merupakan jenis


probabilitas yang paling sederhana.
 Untuk mencapai sampling ini, setiap elemen diseleksi
secara random (acak).
 Jika sampling frame kecil, nama bisa ditulis pada secarik
kertas, di letakan di kotak, diaduk dan diambil secara
acak .
 Misalnya kita ingin megamil sampel 30 dari 100
populasi yang tersedia, maka secara acak kita bisa ambil
30 orang melalui lemparan dadu atau pengambilan
nomor yang telah ditulis.

12/1/2019 18
Simple random sampling Digunakan
pada
 bila populasi mempunyai karakteristik sama
(homogen)
 Jumlah populasi diketahui

12/1/2019 19
Systimatic random sampling
 (pengambilan sample secara acak sistimatis).
Pengambilan sample dengan cara acak sistimatis
ini menggunaan interval tertentu.
 Sample yang diambil secara acak hanya sample
yang pertama, berikutnya diambil sesuai dengan
besarnya interval.
 Rumus besarnya interval adalah jumlah populasi
dibandingkan dengan jumlah sample yang akan
diambil.

12/1/2019 20
lanjutan
 Contoh : Jumlah populasi (N) = 24
 Jumlah sample minimal yang harus diambil = 6 maka
intervalnya (K) adalah 24/6 = 4.
 Dari 24 anggota populasi tersebut diambil satu
sample pertama yang dilakukan secara acak.
Misalkan yang terambil secara acak adalah
anggota populasi nomor 2, maka sample
keduanya diambil secara interval ke bawah yakni
nomor 6, begitu seterusnya.

12/1/2019 21
Contoh, n= 24, kelipatan 4
1. A
2. B Sampel 1
3. C
4. D
5. E
6. F Sampel 2

24

12/1/2019 22
Cluster Sampling

 Cluter berarti pengelompokan sample berdasarkan


wilayah atau lokasi populasi.
 Jenis sampling dapat dipergunakan dalam dua situasi.

1. Pertama jika simpel rndom sampling tidak memnugkinkan


karena jarak dan biaya,
2. kedua penliti tidak mengetahui alamat dari populasi secara
pasti dan tidak memungkinkan menyusun sampling frame.
 Misalnya penelitia ingin menyelidiki anak yang
mengalami stres hospitalisasi. Maka peneliti mengambil
sampel pada anak berdasarkan tempat pasien dirawat
(di rumah sakit A, B, C) diamana rumah sakit tersebut
mempunyai karakteristik yang berbeda.
12/1/2019 23
Contoh kedua

 kita akan meneliti sikap pemuda terhadap


pekerjaan pertanian di desa X. Populasi
penelitian ini tentunya adalah para pemuda desa
X dimana kita tidak mendapatkan daftarnya.
Kita dapat merandom clusternya yang berupa
RT, RW, atau dusun. Semua pemuda desa yang
ada dalam cluster terpilih dijadikan sample.

12/1/2019 24
Strified random sampling

 Strified artinya strata atau kedudukan subyek (seseorang)


berbeda dimsyarakat.
 Misalnya jika kita merencanakan ada 100 sampel,
peneliti mengelompokan 25 subyek dengan tingkat
pendidikan :
 tidak sekolah dan SD tidak tamat,
 dasar /SD
 SMP),
 SLTA dan perguruan tinggi.
 Jenis sampling ini harus diyakinkan bahwa semua
variabel yang diidentifikasi akan mewakili populasi.

12/1/2019 25
Ada dua jenis sample strata yakni

1. Proporsional stratified random sampling ;


setiap sub populasi diambil sample yang
sebanding.
2. Non-proporsional stratified random sampling.
mengambil data tidak sebanding untuk setiap
strata.

12/1/2019 26
Multistage random sampling,

 Untuk cakupan penelitian yang sangat luas sample bisa


diambil dengan metode pengambilan beberapa tahap.
Misalnya saja, seorang peneliti ingin mengetahui profil
pemuda tani di Jawa tengah. Kalau peneliti
memaksakan mengambil data dari tiap kabupaten atau
kecamatan yang ada di Jawa tengah tentu saja akan
menghabiskan waktu, biaya, dan tenaga yang besar.
 Pengambilan data dapat diwakill oleh beberapa daerah
saja, tentunya dengan teknik tertentu.

12/1/2019 27
Teknik yang dibolehkan adalah :

 Tahap I :Memilih secara random kabupaten pada


kriteria tertentu.
 Tahap II :Setelah memilih kabupaten, maka dari tiap-
tiap kabupaten tersebut dipilih beberapa kecamatan
dengan kriteria tertentu.
 Tahap III : Dari tiap-tiap kecamatan terpilih, dipilih
lagi sejumlah desa dengan kriteria tertentu.
 Tahap IV : Pilih secara random, sample yang
dihendaki sesuai dengan tujuan penelitian.

12/1/2019 28
Skema pengambilan

12/1/2019 29
Non Probability Sampling

Tidak acak

12/1/2019 30
Non Probabily Sampling

1. Purposive Sampling
2. Snow ball sampling
3. Accidental sampling

12/1/2019 31
Accidental sampling
 Pengambilan sample secara kebetulan (accident)
digunakan apabila peneliti tidak tahu pasti jumlah
populasi unit analisa.
 Tidak ada lembaga atau instansi yang dapat
memberikan keterangan tentang jumlah populasi.
 Pada prosedure ini sampel dipilih berdasarkan anggota
populasi yang pertama kali berhasil dijumpai sampai
batas tertentu.
 Metode ini dipakai bila peneliti tidak dapat melakukan
sensus terlebih dahulu karena pertimbangan tertentu.
 Sample penelitian sebaiknya di atas 30 unit.

12/1/2019 32
Kedua Snow ball sampling,
 Snow ball sampling diartikan sebagal suatu penarikan sample
dengan metode bola salju.
 Artinya sample pertama menentukan sample yang kedua.
Selanjutnya sample yang kedua menentukan sample ketiga dan
atau keempat, begitu seterusnya seperti suatu rantai.
 Sample yang terpilih lebih dahulu memberi petunjuk pada
peneliti untuk mengambil sample berikutnya.
 Metode snow ball sampling ini banyak dijumnpai pada model
pemasaran.
 Penelitian model pemasaran dimulai dari produsen pertama,
kemudian dilanjutkan ke pedagang tengkulak, diteruskan ke
pedagang pengumpul kabupaten, dan seterusnya.

12/1/2019 33
Purposive Sampling

 Purposive Sampling disebut juga judegement sampling. Adalah


suatu tehnik penetapan sample dengan cara memilih
sample diantara populasi sesuai dengan yang
dikehendaki peneliti (tujuan/penelitian dalam masalah),
sehingga sample tersebut dapat mewakili karakteristik
populasi yang telah dikenal sebelumnya.
 Misalnya kita ingin meneliti peran keluarga dalam
merawat pasien skizopherinia di rumah, maka peneliti
memilih subyek pada keluarga pasien yang mempunyai
anak dengan skizopehrenia.

12/1/2019 34
Consecutive Sampling
 Pemilihan sample dengan consecutive (berurutan)
adalah pemilihan sample dengan menetapkan
subyek yang memenuhi criteria penelitian
dimasukan dalam penelitian sampai kurun
waktu, sehingga jumlah pasien yang diperlukan
terpenuhi (sastroasmoro &Ismail, 1995: 49).
 Jenis sampling ini merupakan jenis non-probabily
sampling yang terbaik dan cara yang agak mudah.
Untuk dapat menyerupai probabily sampling,
dapat diupayakan dengan menambah jangak
waktu pemilihan pasien.
12/1/2019 35
selesai

12/1/2019 36

Anda mungkin juga menyukai