Anda di halaman 1dari 15

BAB I

TINJAUAN KASUS

A. DEFINISI
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah sekumpulan
gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh
akibat infeksi oleh virus HIV (Human Immunodefiency Virus) yang
termasuk famili retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi
HIV (Sudoyono Aru, dkk,2009)
AIDS adalah penyakit yang berat, yang ditandai oleh kerusakan
imunitas seluler yang disebabkan oleh retrovirus (HIV) atau penyakit fatal
secara keseluruhan dimana kebanyakan pasien memerlukan perawatan
medis dan keperawatan canggih selama perjalanan penyakit (Carolyn,
M.H, 1996:601).
AIDS adalah penyakit defisiensi imunitas seluler akibat kehilanan
kekebalan yang dapat mempermudah terkena berbagai infeksi seperti
bakteri, jamur, parasit dan virus tertentu yang bersifat oportunistik (FKUI,
1993:354).
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan AIDS adalah
kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh
secara bertahap yang disebabkan oleh retrovirus (HIV) dan merupakan
tahap akhir dari infeksi HIV yang dapat mempermudah terkena berbagai
infeksi seperti bakteri, jamur, parasit, dan virus.

B. ETIOLOGI
Penyebab kelainan imun pada AIDS adalah suatu agen viral yang
disebut HIV dari kelompok virus yang dikenal retrovirus yang disebu
Lympadenopathy Associated Virus (LAV) atau Human T-Cell Leukemia
Virus (HTL-III yang juga disebut Human T-Cell Lymphotropic Virus

1
(retrovirus). Retrovirus mengubah asam rebonukleatnya (RNA) menjadi
asam deoksiribunokleat (DNA) setelah masuk ke dalam sel pejamu.
Penularan virus pada anak ditularkan melalui ibu penderita HIV positif
kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat melahirkan atau melalui air
susu ibu (ASI).

C. MANIFESTASI KLINIS
Manisfestasi klinis yang terjadi pada penderita AIDS dibagi menjadi 2
gejala diantaranya:
1. Gejala Mayor :
a. Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan
b. Diare kronis lebih dari 1 bulan berulang maupun terus menerus
c. Penurunan berat badan lebih dari 10% dalam 3 bulan (2 sampai 3
gejala utama)
2. Gejala Minor
a. Batuk kronis selama 1 bulan
b. Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur candida
albican
c. Pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh yang
menetap
d. Munculnya herpes zosters berulang
e. Bercak-bercak dan gatal-gatal diseluruh tubuh

2
D. PATHWAY

Risiko Kerusakan Integritas Kulit

Ruam, kulit kering

Dermatitis, sereboik

Herpes zoster, herpes simplek

Intergumen

HIV (+) Virus HIV masuk merusak menyerang limfosit T

Perubahan status reaksi Virus HIV (+) menurunnya sistem


Kesehatan anak psikologis kuman salmonela kekebalan tubuh

Ketidakmampuan terjadi menginvasi mukosa infeksi oportuniti


Mengenal mslh kecemasan saluran cerna
Kesehatan sistem neurologi
Ansietas peningkatan
Kurang peristaltika kriptococus
pengetahuan/
defisit pengetahuan Diare Meningitis

Kekurangan Vol Perubahan Status Mental


Cairan pd anak, mual, kehilangan
Nafsu makan pada anak

Gg. Nutrisi Kurang


Dari Kebutuhan

3
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Hidayat (2008) diagnosis HIV dapat tegakkan dengan menguji
HIV. Tes ini meliputi tes Elisa, latex agglutination dan western blot.
Penilaian Elisa dan latex agglutination dilakukan untuk
mengidentifikasikan adanya infeksi HIV atau tidak, bila dikatakan positif
HIV harus dipastikan dengan tes westren blot. Tes lain adalah dengan cara
menguji anntigen HIV, yaitu tes antigen P 24 (Polymerase Chain
Reaction) atau PCR. Bila pemeriksaan pada kulit, maka dideteksi dengan
tes antibodi (biasanya digunakan pada bayi lahir dengan ibu HIV).
1. Tes untuk diagnosa infeksi HIV
a. ELISA (positif; hasil tes yang positif dipastikan dengan western
blot)
b. Western blot (positif)
c. P24 antigen test (positif untuk protein virus yang bebas)
d. Kultur HIV (positif; kalau dua kali uji-kadar secara berturut-turut
mendeteksi enzim reverse transcripase atau antigen p24 dengan
kadar yang meningkat)
2. Tes untuk deteksi gangguan sistem imun
a. LED (normal namun perlahan-lahan akan mengalami penurunan)
b. CD4 limfosit (menurun; mengalami penurunan kemampuan untuk
bereaksi terhadap antigen)
c. Rasio CD4/CD8 limfosit (menurun)
d. Serum mikroglobulin B2 (meningkat bersamaan dengan
berlanjutnya penyakit)

4
BAB II

TINJAUAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN FOKUS
Pada pengkajian anak HIV positif atau AIDS pada anak rata-rata
dimasa perinatalsekitar usia 9 – 17 tahun.
1. Keluhan utama dapat berupa:
a. Demam dan diare yang berkepanjangan
b. Tachipnae
c. Batuk
d. Sesak nafas
e. Hipoksia
2. Kemudian diikuti dengan adanya perubahan :
a. Berat badan dan tinggi badan yang tidak naik
b. Diare lebih dan satu bulan
c. Demam lebih dan satu bulan
d. Mulut dan faring dijumpai bercak putih
e. Limfadenopati yang menyeluruh
f. Infeksi yang berulang (otitis media, faringitis )
g. Batuk yang menetap ( > 1 bulan )
h. Dermatitis yang mnyeluruh
3. Riwayat penyakit dahulu adanya riwayat transfusi darah ( dari orang
yang terinfeksi HIV / AIDS ). Pada ibu atau hubungan seksual.
4. Kemudian pada riwayat penyakit keluarga dapatdimungkinkan :
a. Adanya orang tua yang terinfeksi HIV / AIDS atau
penyalahgunaan obat
b. Adanya riwayat ibu selama hamil terinfeksi HIV ( 50 %
TERTULAR )

5
c. Adanya penularan terjadi pada minggu ke 9 hingga minggu ke
20 dari kehamilan
d. Adanya penularan pada proses melahirkan
e. Terjadinya kontak darah dan bayi.
f. Adanya penularan setelah lahir dapat terjadi melalui ASI
g. Adanya kejanggalan pertumbuhan ( failure to thrife)
5. Pada pengkajian faktor resiko anak dan bayi tertular HIV diantaranya :
a. Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan biseksual
b. Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan yang berganti-ganti
c. Bayi yang lahir dan ibu dengan penyalahgunaan obat melalui
vena
d. Bayi atau anak yang mendapat tranfusi darah atau produk
darah yang berulang
e. Bayi atau anak yang terpapar dengan alat suntik atau tusuk
bekas yang tidak steril
f. Anak remaja yang berhubungan seksual yang berganti-ganti
pasangan
6. Gambaran klinis pada anak nonspesifik seperti :
a. Gagal tumbuh
b. Berat badan menurun
c. Anemia
d. Panas berulang
e. Limpadenopati
f. Hepatosplenomegali
g. Adanya infeksi oportunitis yang merupakan infeksi oleh
kuman, parasit, jamur atauprotozoa yang menurunkan fungsi
immun pada immunitas selular seperti adanyakandidiasis pada
mulut yang dapat menyebar ke esofagus, adanya keradangan
paru.

6
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Mata
a. Adanya cotton wool spot (bercak katun wol) pada retina
b. Retinitis sitomegalovirus
c. Khoroiditis toksoplasma
d. Perivaskulitis pada retina
e. Infeksi pada tepi kelopak mata.
f. Mata merah, perih, gatal, berair, banyak sekret, serta berkerak
g. Lesi pada retina dengan gambaran bercak / eksudat kekuningan,
tunggal / multiple2.

2. Pemeriksaan Mulut
a. Adanya stomatitis gangrenosa
b. Peridontitis
c. Sarkoma kaposi pada mulut dimulai sebagai bercak merah datar
kemudian menjadi birudan sering pada platum (Bates Barbara
1998)

3. Pemeriksaan Telinga
a. Adanya otitis media
b. Adanya nyeri
c. Kehilangan pendengaran

4. Sistem pernafasan
a. Adanya batuk yang lama dengan atau tanpa sputum
b. Sesak nafas
c. Tachipnea
d. Hipoksia
e. Nyeri dada
f. Nafas pendek waktu istirahat
g. Gagal nafas.

7
5. Pemeriksaan Sistem Pencernaan
a. Berat badan menurun
b. Anoreksia
c. Nyeri pada saat menelan
d. Kesulitan menelan
e. Bercak putih kekuningan pada mukosa mulut
f. Faringitis
g. Kandidiasis esofagus
h. Kandidiasis mulut
i. Selaput lendir kering
j. Hepatomegali
k. Mual dan muntah
l. Kolitis akibat dan diare kronis
m. Pembesaran limfa

6. Pemeriksaan Sistem Kardiovaskular


a. Suhu tubuh meningkat
b. Nadi cepat, tekanan darah meningkat
c. Gejala gagal jantung kongestiv sekuder akibat kardiomiopatikarena
HIV

7. Pemeriksaan Sistem Integumen


a. Adanya varicela ( lesi yang sangat luas vesikel yang besar )
b. Haemorargie
c. Herpes zoster
d. Nyeri panas serta malaise
e. Aczematoid gingrenosum
f. Skabies

8
8. Pemeriksaan sistem perkemihan
a. Didapatkan air seni yang berkurang
b. Annuria
c. Proteinuria
d. Adanya pembesaran kelenjar parotis
e. Limfadenopati

9. Pemeriksaan Sistem Neurologi


a. Adanya sakit kepala
b. Somnolen
c. Sukar berkonsentrasi
d. Perubahan perilaku
e. Nyeri otot
f. Kejang-kejang
g. Encelopati
h. Gangguan psikomotor
i. Penururnan kesadaran
j. Delirium
k. .Meningitis
l. Keterlambatan perkembangan

10. .Pemeriksaan Sistem Muskuluskeletal


a) Nyeri persendian
b) Letih, gangguan gerak
c) Nyeri otot ( Bates Barbara 1998 )

9
C. DAFTAR DIAGNOSA
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhuan tubuh
2. Kekurangan volume cairan
3. Kerusakan integritas kulit
4. Ansietas
5. Defisit kurang pengetahuan

D. INTERVENSI KEPEAWATAN

Dx Hari/tgl/ NOC NIC Ttd


jam
1 Senin, Setelah dilkukan tindakan Manajemen Nutrisi (1100)
29/04/19 keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi status nutrisi
10.00 diharapkan keadaan klien 2. Identifikasi alergi dan
WIB membaik degan kriteria hasil : intoleransi makanan
1. Status Nutrisi : Asupan Nutrisi 3. Identifikasi makanan
(1009) yang disukai
Indikator Awal Tujuan 4. Identifikasi kebutuhan
Asupan 2 4 kalori dan jenis nutrient
protein 5. Monitor asupan makanan
Asupan 3 3 6. Monitor berat badan
karbohidrat 7. Monitor hasil
Asupan 2 3 laboratorium
vitamin 8. Fasilitasi menentukan
Asupan 2 4 pedoman diet
kalori 9. Sajikan makana secara
Keterangan : menarik dan suhu yang
1. Tidak adekuat sesuai
2. Sedikit adekuat 10. Berikan makanan
3. Cukup adekuat tinggi kalori dan protein

10
4. Sebagian besar adekuat 11. Berikan suplemen
5. Sepenuhnya adekuat makanan, jika perlu
12. Ajarkan diet yangdi
programkan
13. Kolaborasi medikasi
sebelum makan
14. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menenentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika
perlu
2 Senin, Setelah dilkukan tindakan Manajemen
29/04/19 keperawatan selama 3x24 jam Elektrolit/Cairan (2080)
10.00 diharapkan keadaan klien 1. Monitor perubahan status
WIB membaik degan kriteria hasil : paru dan jantung yang
menunjukan kelebihan
cairan atau dehidrasi.
2. Timbang berat badan
1. Keseimbangan Cairan (0601) harian dan pantau gejala.
Indikator Awal Tujuan 3. Berikan cairan yang
Tekanan 3 4 sesuai.
darah 4. Tingkatakan intake
Keseimbang 2 4 asupan /cairan per oral.
an intake 5. Monior hasil
dan output laboratorium yang
dalam 24 relevan dengan
jam. keseimbangan cairan.
Berat badan 2 4 6. Monitor status
stabil hemodinamik.
7. Monitor tanda-tanda vital.

11
Turgor kulit 3 4 8. Berikn suplemen
Kelembaban 2 4 elektrolit tambahan yang
membrane diresepkan.
mukosa 9. Amati membrane bukal
Bola mata 2 3 pasien, sclera, dan kulit
cekung dan terhadap indikasi
lembek perudahan cairan dan
Kehausan 2 4 keseimbangan elektrolit.
Keterangan : 10. Konsultasikan
1. Sangat terganggu dengan dokter jika tanda
2. Banyak terganggu dan gejala keseimbangan
3. Cukup terganggu cairan dan /atau
4. Sedikit terganggu elektrolitmeneap atau
5. Tidak terganggu. memburuk.

3 Senin, Setelah dilkukan tindakan Perawatan Integritas Kulit


29/04/19 keperawatan selama 3x24 jam (I.11353)
10.00 diharapkan keadaan klien 1. Identifikasi penyebab
WIB membaik degan kriteria hasil : gangguan integritas kulit.
2. Ubah posisi tiap 2 jam
jika tirah baring.
1. Integritas Jaringan : Kulit dan 3. Lakukan pemijatan pada
membran mukosa (1101) area penonjolan tulang, jika
Indikator Awal Tujuan perlu.
Suhu kulit 2 4 4. Bersihkan perieneal
Perfusi 3 4 dengan air hangat , terutama
jaringan selama periode diare.
Integritas 2 3 5. Hidari produk berbahan
kulit dasar alcohol pada kulit
Lesi pada 2 4 kering.
6. Ajurkan menggunakan

12
kulit pelembab.
Lesi mukosa 2 4 7. Anjurkan minum air yang
membran cukup.
Keterangan : 8. Anjurkan meningkatkan
1. Berat asupan nutrisi.
2. Cukup berat 9. Anjurkan menghindari
3. Sedang paparan suhu ekstrem.
4. Ringan
5. Tidak ada

4 Senin, Setelah dilkukan tindakan Teknik Menenangkan


29/04/19 keperawatan selama 3x24 jam (5880)
10.00 diharapkan keadaan klien 1. Pertahankan sikap yang
WIB membaik degan kriteria hasil : tenang dan hati-hati.
1. Tingkat Kecemasan (1211) 2. Pertahankan kontak mata.
Indikator Awal Tujuan 3. Kurangi stimulus yang
Tidak dapat 2 3 menciptakan persaan takut
beristirahat maupun cemas.
Kesulitan 2 4 4. Yakinkan keselamatan
dalam dan keamanan klien.
belajar atau 5. Peluk dan beri
memahami kenyamanan pada anak.
sesuatu 6. Fasilitasi ekspresi marah
Peningkatan 2 4 klien dangan cara
tekanan konstruktif.
darah 7. Usap dahi klien jika
Peningkatan 2 4 diperlukan.
frekuensi 8. Berikan obat anti
nadi kecemasan jika diperlukan.
Gangguan 2 3

13
tidur
Keterangan :
1. Berat
2. Cukup berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada

5 Senin, Setelah dilkukan tindakan Pengajaran : Proses


29/04/19 keperawatan selama 3x24 jam Penyakit (5602)
10.00 diharapkan keadaan klien 1. Kaji tingkat pengetahuan
WIB membaik degan kriteria hasil : pasien/keluarga terkait
1. Pengajaran : Proses Penyakit proses penyakit yang
(1803) spesifik.
Indikator Awal Tujuan 2. Jelaskan patofisiologi
Karakteristi 2 4 penyakit dan bagaimana
k spesifik hubungan dengan anatomi
penyakit dan fisiologi .
Factor 2 4 3. Jelaskan tanda dan gejala
penyebab yang umum dari penyakit.
dan yang 4. Jelaskan mengenai proses
berkonstribu penyakit.
si 5. Identifikasi perubahan
Faktor 1 3 kondisi fisik pasien.
risiko 6. Hidari memberikan
Tanda dan 1 3 harapan yang kosong.
gejala 7. Jelaskan komplikasi
penyakit kronik yang mungkin ada.
Tanda dan 1 3 8. Edukasi pasien/keluarga
gejala mengenai tindakan untuk
mengontrol/meminimalkan

14
komplikasi gejala.
penyakit 9. Perkuat informasi yang
Manfaat 1 4 diberikan dengan anggota
manajemen tim kesehatan lain.
penyakit
Keterangan :
1. Tidak ada pengetahuan
2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang
4. Pengetahuan banyak
5. Pengetahuan sangat banyak

15

Anda mungkin juga menyukai