K DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN UTAMA NYERI AKUT DENGAN MIOMA UTERI DI
RUANG RAHMAH RS PK U MUHAMMADIYAH GOMBONG
Disusun Guna Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Klinik Stase Maternitas
Profesi Ners
Disusun Oleh:
Yunita Ekawati
A32020123
Mahasiswa
(Yunita Ekawati)
ii
DAFTAR ISI
iii
Q. Analisa Data.......................................................................................16
R. Diagnosa Keperawatan yang Muncul................................................20
S. Intervensi Keperawatan.....................................................................21
T. Implementasi Keperawatan................................................................25
U. Evaluasi..............................................................................................28
iv
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual dan fungsional dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan, yang berlangsung
kurang dari 3 bulan (SDKI, 2017).
Menurut NANDA (2018) nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan
yang actual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan jaringan;
awitan yang tiba- tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan
akhir yang dapat diantisipasi atau prediksi dan berlangsung < 6 bulan.
Nyeri akut merupakan nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit
atau intervensi bedah, dan memiliki awitan yang cepat, dengan intensitas yang
bervariasi (ringan sampai berat) serta berlangsung singkat < 6 bulan dan
menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah keadaan pulih pada area
yang rusak. Nyeri akut biasanya berlangsung singkat. Pasien yang mengalami
nyeri akut biasanya menunjukan gejala persipirasi meningkat, denyut jantung
dan tekanan darah meningkat serta pallor (Mubarak, 2015).
Mioma uteri adalah suatu tumor jinak berbatas tegas tidak berkapsul
yang berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga disebut
fibromioma uteri, leiomioma uteri atau uterine fibroid. Tumor jinak ini
merupakan neoplasma jinak yang sering ditemukan pada traktus genitalia
wanita, terutama wanita sesudah produktif (menopouse) (Aspiani, 2017).
Dari beberapa pengertian dapat diambil kesimpulan bahwa nyeri akut
merupakan suatu sensori nyeri yang diakibatkan karena kerusakan jaringan
pada tubuh seperti pada pasien dengan mioma uteri mengalami rasa nyeri
dikarenakan adanya tekanan atau terdapat pertumbuhan tumor ada
1
myometrium yang menyusun suatu pseudokapsula atau sampai semua
mengelilingi tumor di dalam uterus sehingga pasien akan mengeluh nyeri.
B. ETIOLOGI
Menurut SIKI (2017) penyebab dari nyeri akut antara lain:
1. Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma).
2. Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia, iritan).
3. Agen pencedera fisik (mis: abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedus operasi, trauma, latihan fisik berlebihan).
C. BATASAN KARAKTERISTIK
Menurut SIKI (2017) tanda dan gejala dari nyeri akut antara lain:
1. Tanda dan gejala mayor
a) Subjektif
- Mengeluh nyeri
b) Objektif
- Tampak meringis
- Bersikap protektif ( Mis: waspada, posisi menghindari nyeri)
- Gelisah
- Frekuensi nadi meningkat
- Sulit tidur
2. Tanda dan gejala minor
Objektif
- Tekanan darah meningkat
- Pola napas berubah
- Nafsu makan berubah
- Proses berfikir terganggu
- Menarik diri
- Berfokus pada diri sendiri
- Diaforesis
2
D. FOKUS PENGKAJIAN
Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas Klien: meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku
bangsa, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, alamat.
b. Identitas Penanggung jawab: Nama, umur, jenis kelamin, hubungan
dengan keluarga, pekerjaan, alamat.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan yang paling utama dirasakan oleh pasien mioma uteri,
misalnya timbul benjolan diperut bagian bawah yang relatif lama.
Kadang-kadang disertai gangguan haid
b. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan yang di rasakan oleh ibu penderita mioma saat dilakukan
pengkajian, seperti rasa nyeri karena terjadi tarikan, manipulasi
jaringan organ. Rasa nyeri setelah bedah dan adapun yang yang
perlu dikaji pada rasa nyeri adalah lokasih nyeri, intensitas nyeri,
waktu dan durasi serta kualitas nyeri.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan tentang riwayat penyakit yang pernah diderita dan jenis
pengobatan yang dilakukan oleh pasien mioma uteri, tanyakan
penggunaan obat-obatan, tanyakan tentang riwayat alergi, tanyakan
riwayat kehamilan dan riwayat persalinan dahulu, penggunaan alat
kontrasepsi, pernah dirawat/dioperasi sebelumnya.
d. Riwaya Penyakit Keluarga
e. Tanyakan kepada keluarga apakah ada anggota keluarga mempunyai
penyakit keturunan seperti diabetes melitus, hipertensi, jantung,
penyakit kelainan darah dan riwayat kelahiran kembar dan riwayat
penyakit mental.
3
f. Riwayat Obstetri
Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien mioma uteri yang
perlu diketahui adalah
1) Keadaan haid
Tanyakan tentang riwayat menarhe dan haid terakhir, sebab mioma
uteri tidak pernah ditemukan sebelum menarhe dan mengalami
atrofi pada masa menopause.
2) Riwayat kehamilan dan persalinan
Kehamilan mempengaruhi pertumbuhan mioma uteri, dimana
mioma uteri tumbuh cepat pada masa hamil ini dihubungkan
dengan hormon estrogen, pada masa ini dihasilkan dalam jumlah
yang besar.
3. Faktor Psikososial
a. Tanyakan tentang persepsi pasien mengenai penyakitnya, faktor-
faktor budaya yang mempengaruhi, tingkat pengetahuan yang
dimiliki pasien mioma uteri, dan tanyakan mengenai seksualitas
dan perawatan yang pernah dilakukan oleh pasien mioma uteri.
b. Tanyakan tentang konsep diri : Body image, ideal diri, harga diri,
peran diri, personal identity, keadaan emosi, perhatian dan
hubungan terhadap orang lain atau tetangga, kegemaran atau jenis
kegiatan yang di sukai pasien mioma uteri, mekanisme pertahanan
diri, dan interaksi sosial pasien mioma uteri dengan orang lain.
4. Pola Kebiasaan sehari-hari
Pola nutrisi sebelum dan sesudah mengalami mioma uteri yang harus
dikaji adalah frekuensi, jumlah, tanyakan perubahan nafsu makan
yang terjadi.
5. Pola eliminasi
Tanyakan tentang frekuensi, waktu, konsitensi, warna, BAB terakhir.
Sedangkan pada BAK yang harus di kaji adalah frekuensi, warna, dan
bau
4
6. Pola Aktivitas, Latihan, dan bermain
Tanyakan jenis kegiatan dalam pekerjaannya, jenis olahraga dan
frekwensinya, tanyakan kegiatan perawatan seperti mandi, berpakaian,
eliminasi, makan minum, mobilisasi
7. Pola Istirahat dan Tidur
Tanyakan waktu dan lamanya tidur pasien mioma uteri saat siang dan
malam hari, masalah yang ada waktu tidur.
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kaji tingkat kesadaran pasien mioma uteri
b. Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi,suhu, pernapasan.
c. Pemeriksaan Fisik Head to toe
1) Kepala dan rambut : lihat kebersihan kepala dan keadaan
rambut.
2) Mata : lihat konjungtiva anemis, pergerakan bola mata simetris
3) Hidung : lihat kesimetrisan dan kebersihan, lihat adanya
pembengkakan konka nasal/tidak.
4) Telinga : lihat kebersihan telinga.
5) Mulut : lihat mukosa mulut kering atau lembab, lihat kebersihan
rongga mulut, lidah dan gigi, lihat adanya penbesaran tonsil.
6) Leher dan tenggorokan : raba leher dan rasakan adanya
pembengkakan kelenjar getah bening/tidak.
7) Dada atau thorax : paru-paru/respirasi, jantung/kardiovaskuler dan
sirkulasi, ketiak dan abdomen.
8) Abdomen
Infeksi: bentuk dan ukuran, adanya lesi, terlihat menonjol,
Palpasi: terdapat nyeri tekan pada abdomen
Perkusi: timpani, pekak
Auskultasi: bagaimana bising usus
5
9) Ekstremitas/ muskoluskletal terjadi pembengkakan pada
ekstremitas atas dan bawah pasien mioma uteri
10) Genetalia dan anus perhatikan kebersihan,adanya lesi, perdarahan
sirklus menstruasi.
6
2. PHATWAY
Faktor predisposisi
a. Usia penderita
b. Hormone endogen
c. Riwayat keluarga
d. Makanan, kehamilan dan paritas
MIOMA UTERI
G. INTERVENSI KEPERAWATAN
7
1. Nyeri akut b.d agen cidera biologi d.d mengeluh nyeri
a) Manajemen nyeri ( I. 08238)
1) Terapeutik
- Berikan terapi non fatmakologi untuk mengurangi nyeri
(Terapi musik, terapi pijat).
- Ruangan yang memperberat rasa nyeri (suhu ruangan dan
pencahayaan).
- fasilitasi istirahat dan tidur.
- efek samping penggunaan analgesik.
2) Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik,durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri.
- Identifikasi skala nyeri .
- Identifikasi respon nyeri non verbal.
- Identifikasi faktor yang dapat memperberat dan memperingan
nyeri.
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri.
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri.
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup.
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan .
- Monitor efek samping pengguna analgetik.
3) Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri.
- Jelaskan strategi meredakan nyeri.
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.
4) Kolaborasi
- Kolaborasikan pemberian analgetik
b) Pemberian analgesik (I. 08243)
8
1) Observasi
- Identifikasi karakteristik nyeri (misalnya: pencetus pereda.
kualitas, lokasi, intensitas, frekuensi dan durasi).
- Identifikasi adanya riwayat alergi obat.
- Identifikasi keseuaian jenis analgesic (misal: narkotika, non
narkotik atau NSAID) dengan tingkat keparahan nyeri.
- Monitor tanda- tanda vital sebelum dan sesudah pemberian
analgesik.
- Monitor efektifitas analgesik.
2) Terapeutik
- Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk mencapai
analgesia optimal.
- Pertimbangkan penggunaan infus continua tau bolus opioid
untuk mempertahankan kadar dalam serum.
- Tetapkan target efektifitas analgesik untuk mengoptimalkan
respon pasien.
- Dokumentasikan respon terhadap efek analgesik dan efek yang
tidak diinginkan.
3) Edukasi
- Jelaskan efek terapi dan efek samping obat.
4) Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik sesuai dengan
indikasi.
9
- Monitor kehilangan darah
- Monitor kadar hemoglobin
b. Terapeutik
- Posisikan supine atau tendelenburg
- Pasang oksimetri nadi
- Berikan oksigen via nasal kanul 3 L/menit
- Pasang IV line dengan selang set transfusi
- Pasang kateter untuk mengosongkan kandung kemih
- Ambil darah untuk pemeriksaan darah lengkap
c. Kolaborasi
- Kolaborasikan pemberian uterotnika
- Kolaborasikan pemberian antikoagulan
10
- Kolaborasikan pemberian imunisasi
BAB II
11
TINJAUAN KASUS
12
Pasien Ny. K datang dari poli kandungan ke Ruang Rahmah di RS PKU
Muhammadiyah Gombong dengan keluhan nyeri pada perut, genetalia dan
terdapat perdarahan pervaginam. Nyeri dengan skala 6 rasanya hilang timbul,
nyeri seperti saat mau haid. Setelah dilakukan pemeriksaan TTV didapatkan
TD: 110/70 mmHg, N: 85 x/menit, RR: 20 x/menit dan S: 36 oC. Dari hasil
pemeriksaan laboratorium dengan hasil Hb: 8,7 g/dl. Serta hasil USG
didapatkan hasil adanya mioma uteri.
5. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Pasien pernah dirawat di RS PKU Muhammadiyah Gombong dengan kista
dan sempat diberikan terapi edrometriosis
6. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Pasien mengatakan didalam anggota keluarganya tidak ada riwayat penyakit
menurun seperti Hipertensi, DM, Jantung serta penyakit yang diderita pasien
yaitu mioma uteri.
7. GENOGRAM
Keterangan:
:Laki-laki
:Perempuan
: Garis Pernikahan
: Garis Keturunan
: Pasien
8. RIWAYAT GINEKOLOGI
13
Pasien mengatakan pertama kali mengalami menstruasi pada usia 14 tahun,
siklus haid tidak teratur, lamanya 7-8 hari. Pasien mengatakan 2-3 kali ganti
pembalut saat haid. warna darah haid merah encer. Dismenore pada hari
sebelum haid dan hari pertama haid. Pasien mengatakan sudah pernah
mengikuti KB.
14
Pasien mengatakan melakukan kontrol ke RS PKU Muhammadiyah
Gombong
2. Pola Nutrisi-Metabolik
Saat dikaji pasien mengatakan makan dan minum 3 kali sehari dan pasien
minum 1-2 gelas dalam sehari sekitar 250 cc.
3. Pola Eliminasi
Saat dikaji pasien mengatakan belum BAB sejak masuk rumah sakit dan
Bak 2 kali sehari dengan warna kuning pekat.
4. Pola Latihan-Aktivitas
Pasien mengatakan aktivitas sehari-hari sebagai ibu rumah tangga.
Saat ini pasien mengatakan tidak banyak beraktifitas dikarenakan harus
istirahat terlebih dahulu.
5. Pola Kognitif Perseptual
Pasien mengatakan sudah pernah dirawat di RS dengan kista sehingga
untuk penanganan penyakitnya kali ini pasien tampak tenang walaupun
lemas dan pucat.
6. Pola Istirahat-Tidur
Pasien mengatakan saat hamil pasien tidur 7-8 jam sehari, dan dapat
tertidur nyenyak.
Pasien mengatakan saat ini tidur 6-8 jam, tidak terlalu nyenyak karena
merasakan sakit didaerah perut bagian bawah dan genetalia.
7. Pola Konsepsi Diri-Persepsi Diri
Pasien mengtakan saat sakit mengikuti anjuran dari tenaga kesehatan
untuk memriksakan kondisinya ke poli kandungan.
Pasien mengatakan mampu menerima penyakit yang dideritanya.
8. Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatakan saat ini akan terus menjadi ibu yang terbaik untuk
anak- anaknya dan keluarganya meskipun sekarang sedang tidak sehat.
9. Pola Reproduksi/Seksual
Pasien mengatakan haid pertama pada usia 14 tahun dan tidak teratur
15
10. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres)
Pasien mengatakan saat ini senang dan merasa nyaman jika ditunggu oleh
suaminya.
11. Pola Keyakinan dan Nilai
Pasien mengatakan ibadah teratur sholat 5 waktu.
Pasien mengatakan saat ini berdoa semoga perawatan yang diberikan
petugas kesehatan dapat berjalan lancar.
14. PEMERIKSAAN FISIK
Status Obstetrik : -
Keadaan Umum : baik Kesadaran : Composmetis
BB/TB : 64 Kg/155 cm
Tanda vital :
TD : 110/70 mmHg Nadi : 85x/menit
Suhu : 36 oC RR : 20 x/menit
Kepala leher
Kepala : Rambut bersih, rambut tidak rontok
Mata : Sklera anikterik dan konjungtiva anemis
Hidung : Tidak ada polip, bersih
Mulut : Tidak ada stomatitis, bersih, bibir kering, tidak ada caries
Telinga : Tidak ada serumen dan tidak ada gangguan pendengaran.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis.
Masalah Khusus : Tidak ada
Dada
Jantung Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Reguler, tidak ada suara tambahan
Paru Inspeksi :
Pengembangan paru simetris, tidak
16
menggunakan otot bantu napas
Palpasi :
Vocal fremitus simetris dikedua dinding
dada
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler , tidak ada suara tambahan
Payudara :
Simetris, bersih, tidak ada iritasi pada area aerola,
tidak ada mastitis
Puting susu : Menonjol
Pengeluaran ASI : Tidak keluar
Masalah khusus : Tidak ada
Abdomen :
- Inspeksi : Tidak terdapat luka
- Auskultasi : Bising usus 14 x/menit
- Palpasi : Adanya nyeri tekan, tidak teraba hepatomegali
Pengkajian Nyeri PQRST:
- Provokatif : Pasien mengatakan nyeri bertambah saat bergerak.
- Paliatif : Pasien mengatakan nyeri berkurang saat istirahat.
- Qualitas : Pasien mengatakan nyerinya seperti diremas-remas
- Regio : Pasien mengatakan nyeri didaerah perut.
- Scala : Pasien mengatakan skala nyerinya 6.
- Time : Pasien mengatakan nyerinya hilang timbul, berangsur
selama 3 menit
- Perkusi : Tympani
Perineum dan Genital
Vagina : Varises : Tidak
Perdarahan : ± 10 cc
Keputihan : Tidak ada
Hemorrhoid : Tidak ada
17
Masalah Khusus : Tidak ada
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Edema : Tidak
Varises : Tidak
Ekstremitas bawah
Edema : Tidak
Varises : Tidak
Reflek patela : +2
Masalah Khusus : Tidak ada
18
16. PROGRAM TERAPI
No Nama Obat Indikasi
.
ANALISA DATA
19
M
Senin, 26 DS: Nyeri Akut agen pencedera
Oktober Pasien mengatakan nyeri didaerah fisiologis
2020 perut bagian bawah sampai daerah neoplasma d.d
20.00 vagina mengeluh nyeri
WIB - Provokatif : Pasien mengatakan
nyeri bertambah saat bergerak.
- Paliatif : Pasien mengatakan nyeri
berkurang saat istirahat.
- Qualitas : Pasien mengatakan
nyerinya terasa seperti diremas-
remas
- Regio : Pasien mengatakan nyeri
didaerah perut bagian bawah dan
sampai genetalia.
- Scala : Pasien mengatakan skala
nyerinya 6.
- Time : Pasien mengatakan
nyerinya hilang timbul, nyeri
berangsur selama 3 menit.
DO:
- Ekspresi wajah meringis
- Pasien terlihat menahan rasa sakit
dengan mengerutkan dahi
- Hasil dari pemeriksaan didapatkan
adanya Mioma uteri
- Hasil TTV:
- TD: 110/70 mmHg
- N: 85 x/menit
- RR: 20 x/menit
- S: 36oC
20
Senin, 26 DS: Resiko syok Perdarahan
Oktober - Pasien mengatakan mengalami hipovolemi
2020 perdarahan melalui vagina.
20.00 DO:
WIB - Trombosit 128.000 /mm2
- Hb: 8.9 g/dl
- Nadi : 85 x/menit
- RR: 20 x/menit
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. K
Ruang : Ruang Rahma RS PKU Muhammadiyah Gombong
Tgl/Jam No. Tujuan dan Hasil yang Intervensi TTD &
DP diharapkan/kriteria hasil Nama
Senin, 26 1 Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nyeri
Oktober selama 2x24 jam maka tingkat (I.08238)
21
2020 nyeri (L.08066) menurun Observasi
20.00 dengan kriteria hasil: a. Identifikasi lokasi,
WIB a. Keluhan nyeri menurun durasi, frekuensi,
b. Meringis cukup menurun kualitas, intensitas
nyeri
b. Indentifikasi respon
nyeri non verbal
Terapeutik
a. Berikan teknik
nonfarmakologi
(relaksasi) untuk
mengurangi rasa
nyeri
b. Monitor TTV
Edukasi
Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
Senin, 26 2 Setelah dilakukan tindakan Manajemen perdarahan
Oktober keperawatan selama 2 x 24 pervaginam (I. 02044)
2020 jam diharapkan masalah a. Observasi
20.00 keperawatan resiko syok - Identifikasi
WIB hipovolemik dapat teratasi keluhan ibu
dengan indikator: (misalkan: keluar
Tingkat Syok (L03032) darah banyak,
pusing,
- TTV dalam batas normal
pandangan tidak
- Kehilangan darah
jelas)
menurun
- Monitor keadaan
- Membrane mukosa
uterus dan
kemerahan meningkat
abdomen
22
- perdarahan pevaginam - Monitor
menurun kesadaran dan
tanda- tanda vital
- Monitor
kehilangan darah
- Monitor kadar
hemoglobin
b. Terapeutik
- Posisikan supine
atau tendelenburg
- Pasang oksimetri
nadi
- Berikan oksigen
via nasal kanul 3
L/menit
- Pasang IV line
dengan selang set
transfusi
- Pasang kateter
untuk
mengosongkan
kandung kemih
- Ambil darah
untuk
pemeriksaan
darah lengkap
c. Kolaborasi
- Kolaborasikan
pemberian
uterotnika
- Kolaborasikan
23
pemberian
antikoagulan
24
3. IMPLEMENTASI
Nama Klien : Ny. K
Ruang : Ruang Rahma RS PKU Muhammadiyah Gombog
Tgl/Jam No. Tindakan/Implementasi Respon TTD
DP &
Nama
26 1 Melakukan pengkajian S S:
Oktober nyeri seperti lokasi, Pasien mengatakan
2020 karakteristik, durasi, nyeri didaerah perut
20.15 frekuensi, kualitas, bagian bawah dapat
WIB intensitas nyeri menurun sampai
vagina
- Provokatif : Pasien
mengatakan nyeri
bertambah saat
bergerak.
- Paliatif : Pasien
mengatakan nyeri
berkurang saat
istirahat.
- Qualitas : Pasien
mengatakan
nyerinya terasa
seperti diremas-
remas
- Regio : Pasien
mengatakan nyeri
didaerah perut
bagian bawah.
- Scala : Pasien
mengatakan skala
25
nyerinya 6.
- Time : Pasien
mengatakan
nyerinya hilang
timbul, nyeri
berangsur selama 3
menit.
O : Pasien tampak
menahan nyeri dan
memegangi perut.
26 1 Memberikan teknik S: Pasien mengatakan
Oktober nonfarmakologi nyeri dapat
2020 (relaksasi nafas dalam berkurang.
20.15 dan ditraksi relaksasi) O: pasien tampak
WIB untuk mengurangi rasa masih menahan
nyeri nyeri
26 1 Memonitor TTV S:
Oktober Pasein mengatakan
2020 perasaanya cukup
20.15 membaik namun
WIB sedikit cemas
O: TD: 110/80 mmHg
Nadi: 86 x/menit
Suhu: 36,2 oC
RR: 22 x/m
26 2 Mengidentifikasi keluhan S: pasien mengatakan
Oktober pasien keluar darah lewat
2020 kemaluan
20.15 O: Adanya perdarahan
WIB pervaginam 25 cc
20.30 2 Memonitor kesadaran S: pasien mengatakan
WIB dan tanda- tanda vital lemas
26
O: kesadaran
komposmentis
Dengan TTV
TD: 100/70 mmHg
N: 82 x/menit
S: 36,2 oC
RR: 18x/menit
EVALUASI
27
Tgl/Jam No. Perkembangan (SOAP) TTD &
DP Nama
28 1 S: Pasien mengatakan nyeri didaerah perut
Oktober bagian bawah cukup menurun.
2020 - Provokatif : Pasien mengatakan nyeri
14.00 bertambah saat bergerak.
WIB - Paliatif : Pasien mengatakan nyeri
berkurang saat istirahat.
- Qualitas : Pasien mengatakan nyerinya
terasa seperti diremas- remas
- Regio : Pasien mengatakan nyeri didaerah
perut bagian bawah dan vagina
- Scala : Pasien mengatakan skala nyerinya
4
- Time : Pasien mengatakan nyerinya hilang
timbul, nyeri berangsur selama 2 menit
O:
- Pasientampak masih menahan nyeri
- TD: 110/70 mmHg
- Nadi: 90 x/menit
- Suhu: 36 oC
- RR: 20x/menit
A: Masalah keperawatan Nyeri Akut belum
teratasi
P: Lanjutkan intervensi:
Berikan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri (distraksi nafas dalam)
28 2 S:Pasien mengatakan perdarahan pada area
Oktober kemaluan berkurang
2020 O: pasien masih terlihat lemas dan pucat
14.00 Sudah dilakukan kuret ada jam 07.00 WIB
28
WIB - Trombosit 80.000 /mm2
- Hb: 9 g/dl
- Nadi : 90 x/menit
- RR: 20 x/menit
A: masala keperwatan resiko syok hipovolemi
belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor tanda- tanda vital
- Monior perdarahan
29
BAB III
PEMBAHASAN
30
mekanisme pertahanan ini adalah dengan merangsang sekresi endorfin yang akan
menghambat pelepasan substansi. Teknik distraksi khususnya distraksi
pendengaran dapat merangsang peningkatan hormon endorphin yang merupakan
substansi sejenis morfin yang disuplai oleh tubuh. Individu dengan endorfin
banyak lebih sedikit merasakan nyeri dan individu dengan endorfin sedikit
merasakan nyeri lebih besar. Hal inilah yang menyebabkan adanya perbedaan
perubahan intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik distraksi
(Smletzer dan Bare , 2012).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Fitriyanti (2020) melakukan
penelitian tentang penurunan intensitas nyeri pada pasien dengan mioma uteri
dengan menggunakan teknik distraksi dan relaksasi didapatkan hasil bahwa telah
melakukan penelitian terhadap 2 pasien dengan mioma uteri yang mengalami
nyeri akut dan setelah dilakukan tindakan keperawatan yaitu teknik relaksasi dan
distraksi selama 3 x 24 jam didapatkan hasil bahwa teknik tersebut dapat
menurunkan intensitas nyeri pada pasien mioma uteri.
31
DAFTAR PUSTAKA
Fitriyanti. (2020). Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Dengan Mioma Uteri
Menggunakan Teknik Distraksi Dan Relaksasi. Program Studi
Pendidikan Program Ners: Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan.
Aspiani, Y, R. (2017). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: TIM
Lukman, Lukman, Trullyen Vista. (2013). Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam
terhadapIntensitas nyeri pada pasien post di RSUD. Prof. Dr. Hi. Aloei
Saboe Kota Gorontalo. Jurnal. Gorontalo: Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo
Robbins. ( ). Buku Ajar Patologi. Edisi 7. Jakarta: EGC
Smeltzer & Bare, (2016), Brunner & Suddarth's Textbook of Medicalsurgical
Nursing, Volume 1, Philadelpia; Lippincott Williams & Wilkins
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Definisi Dan Tindakan Keperawatan Edisi 1 Cetakan II. Jakarta
Selatan.: DPP PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Definisi Dan Indikator Diagnostik Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta
Selatan.: DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi Dan Karakteristik Hasil Keperawatan Edisi 1 Cetakan II.
Jakarta Selatan.: DPP PPNI
32