Oleh :
D. PATOFISIOLOGI (terlampir)
a. Pemeriksaan Awal
- Pemeriksaan darah lengkap untuk mengetahui adanya anemia (penyakit
sickle cell) atau leukositosis (setelah terjadinya bangkitan atau infeksi
sistemik)
- Pemeriksaan koagulasi untuk menentukan riwayat koagulopati
sebelumnya
- Ureum dan elektrolit untuk menentukan hiponatremi akibat salt wasting
(bukan karena SIADH)
- Glukosa serum untuk menentukan hipoglikemi
- Rontgen toraks untuk melihat edema pulmonal atau aspirasi
- EKG 12 sadapan untuk melihat aritmia jantung atau perubahan segmen
ST.
- CT scan kepala tanpa kontras dilakukan < 24 jam sejak awitan.
- Pungsi lumbal bila CT scan kepala tampak normal.
- CTA (Computed Tomography Angiography) dilakukan jika diagnosis
SAH telah dikonfirmasi dengan CT Scan atau LP
B1 (Breathing)
B2(Blood)
B3 (Brain)
B4 (Bladder)
B5 (Bowel)
Didapatkan adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan
menurun, mual dan muntah pada fase akut. Mual sampai muntah
dihubungkan dengan peningkatan produksi asam lambung sehingga
menimbulkan masalag pemenuhan kebutuhan nutrisi. Pola defekasi
biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik usus. Adanya
inkontinensia alvi yang berlanjut menunjukkan kerusakan neurologis
luas.
B6 (Bone)
Pemeriksaan Diagnostik
Angiografi Serebri
CT SCAN
b. Analisa Data
Masalah keperawatan yang sering muncul pada klien dengan stroke
hemoragik adalah sebagai berikut :
1. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan
faktor resiko hipertensi
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
neuromuskular akibat hemiparese dextra
3. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan
sistem saraf pusat.
N Data Etiologi Masalah
o Keperawatan
1 DO : Riwayat hipertensi Resiko
- penurunan ketidakefektif
GCS/kesadaran Penurunan curah an perfusi
- ketidakstabilan jantunh, peningkatan jaringan otak
Tekanan Darah kerja jantung
- Peningkatan
tekanan Penurunan aliran
intrakranial darah ke sistem organ
- Pemeriksaan CT (otak, ginjal dll)
Scan, Lumbal
Pungsi : ICH, Peningkatan tekanan
IVH,ISH darah sebagai
kompensasi suplai
darah tidak terpenuhi
Penurunan elastisitas
pembuluh darah
Pecahnya pembuluh
darah/malformasi
pembuluh darah
Resiko
ketidakefektifan
perfusi jaringan otak
Penurunan
elastisitas pembuluh
darah/ adanya
malformasi
Pecahnya pembuluh
darah
Edema jaringan
Gangguan aliran
darah
Nekrosis jaringan
otak
Kerusakan neuron
Penurunan fungsi
motorik dan
sensorik
Penurunan
kemampuan
bergerak, berpindah
Hambatan
mobilitas fisik
Peningkatan
tekanan darah
Penurunan
elastisitas
pembuluh
darah/ adanya
malformasi
Pecahnya
pembuluh
darah
Edema
jaringan
Gangguan
aliran darah
Nekrosis
jaringan otak
Kerusakan
neuron
Penurunan
fungsi motorik
dan sensorik
Area yang
mempersarafi
kemampuan
berbicara
Bicara pelo
Hambatan
komunikasi
verbal
c. Rencana Perawatan
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1 Resiko - Systolic blood Cerebral Perfusion
ketidakefektifan pressure Promotion
perfusi jaringan - Diastolic blood - Monitor status
otak pressure neurologi
- Decreased level - Monitor tanda-
of conciousness tanda vital
(tekanan darah,
nadai, suhu, RR)
- Monitor tanda-
tanda perdarahan
(urin, feses, NGT)
- Hindari posisi
leher fleksi
- Monitor intake
dan output cairan
- Stabilkan tekanan
darah
tinggi(hipertensi)
dengan agen
inotropik
- Monitor status
respirasi
(kedalaman nafas,
frekuensi, irama
nafas)
- Kolaborasi
pemberian diuretik
untuk menurunkan
tekanan darah
2 Hambatan - Joint movement Exercise Therapy :
mobilitas fisik - Muscle Joint Mobility
movement - Kaji kemampuan
- Body pergerakan sendi
positioning klien
performance
- Jelaskan kepada
pasien / keluarga
tentang tujuan dan
rencana latihan
sendi
- Identifikasi
adanya nyeri
/ketidaknyamanan
pada bagian sendi
klien
- Ajarkan teknik
ROM pasif pada
keluarga dan
klien
- Buatkan jadwal
secara rutin
tindakan ROM
pasif setiap hari
- Berikan
reinforcement
positif apabila
klien dan keluarga
mampu
melaksanakan
ROM pasif
3 Hambatan - Use of spoken Communication
komunikasi language Enhacement :
verbal - Use of non Speech Deficit
verbal language - Berdiri
acknowledgment menghadap
of messages pasien
received - Gunakan bahasa
tubuh
- Instruksikan
pada keluarga
dan pasien untuk
membimbing
klien dalam
memberikan
stimulus dalam
berbicara
- Dengarkan klien
secara hati-hati
- Berikan
pertanyaan yang
sederhana untuk
menstimulus
kemampuan
berbicara klien
- Berikan
reinforcement
positif pada
klien jika
melaksanakan
dalam
membimbing
klien belajar
berbicara
DAFTAR PUSTAKA
Tubagus Vonny, Ali Haji R., Parinding Novita. 2015. Gambaran Hasil Pemeriksaan
CT Scan Kepala Pada Penderita Stroke Hemoragik Di Bagian Radiologi FK
UNSRAT/SMF Radiologi Blu RSUP Prof.Dr.R.D. Kandou Manado. Jurnal
e-Clinic Volume 3 Nomor 1 Januari- April 2015.
Anggiamurni Lulu. 2010. Hubungan Volume dan Letak Lesi Hematom Dengan
Kecepatan Pemulihan Fungsi Motorik Penderita Stroke Hemoragik
Berdasarkan Kategori Skala Orgogozo. Program Pasca Sarjana Magister Ilmu
Biomedik dan Pendidikan Dokter Spesialis I Ilmu Penyakit Saraf Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.
Dewanto George dkk. 2007. Panduan Praktis Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit
Saraf. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kariasa. 2009. Persepsi Pasien Paska Serangan Stroke Terhadap Kualitas Hidupnya
Dalam Perspektif Asuhan Keperawatan. Tesis Magister Ilmu Keperawatan
Kekhususan Keperawatan Medikal Bedah. Program Pasca Sarjana Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Depok.