Disusun Oleh :
Ita
(2020.01.14901.022)
Nama : Ita
NIM : 2020.01.149011.022
Program Studi : Profesi Ners
Judul : Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan
Pada Ny. N Dengan Diagnosa Medis Arthritis
Rheumatoid Di Wilayah Kota Palangka Raya.
PEMBIMBING PRAKTIK
Pembimbing Akademik
Nama : Ita
NIM : 2020.01.149011.022
Program Studi : Profesi Ners
Judul : Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan
Pada Ny. N Dengan Diagnosa Medis Arthritis
Rheumatoid Di Wilayah Kota Palangka Raya..
PEMBIMBING PRAKTIK
Pembimbing Akademik
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, atas rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
pendahuluan dan asuhan keperawatan yang berjudul “Laporan Pendahuluan Dan
Asuhan Keperawatan Pada Ny. N Dengan Diagnosa Medis Arthritis Rheumatoid
Di Wilayah Kota Palangka Raya”. Laporan pendahuluan ini merupakan salah satu
syarat untuk lulus stase keperawatan gerontik di STIKes Eka Harap Palangka
Raya. Penulis meyadari bahwa tanpa bimbingan dan arahan dari berbagai pihak
kiranya laporan pendahuluan ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam kesempatan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan rasa terima
kasih dan penghargaan terkhususnya kepada:
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S. Pd., M. Kes selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Eka Harap Palangka Raya yang telah memberikan kesempatan
dan fasilitas kepada penulis untuk mengikuti Stase Keperawatan Gerontik.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M. Kep selaku Ketua Program Studi Ners yang
memberikan dukungan dalam menyelesaikan laporan ini.
3. Ibu Prinawatie, S. Kep., M. Kes selaku pembimbing akademik di sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya yang memberikan
dukungan dalam penyelesaian laporan ini.
Akhir kata, kiranya Tuhan Yang Mahsa Esa menyertai dan membalas
kebaikan mereka terhadap penulis, semoga asuhan keperawatan yang telah dibuat
ini dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Atas perhatiannya penulis ucapkan
terima kasih.
Ita
BAB 1
PENDAHULUAN
a) Merasakan atau sadar terhadap kematian, perubahan bahan cara hidup (memasuki
rumah perawatan, pergerakan lebih sempit).
b) Kemampuan ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan. Biaya hidup meningkat
padahal penghasilan yang sulit, biaya pengobatan bertambah.
c) Adanya penyakit kronis dan ketidakmampuan fisik.
d) Timbul kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial.
e) Adanya gangguan saraf pancaindra, timbul kebutaan dan kesulitan.
f) Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
g) Rangkaian kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan keluarga.
h) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik (perubahan terhadap gambaran diri,
perubahan konsep diri).
2.1.4.5 Perubahan Psikologis
Gejala psikologis pada lansia dapat berupa rasa takut, cemas, tegang, stress,
depresi, mudah sedih, cepat merasa marah, mudah tersinggung, gugup dan keadaan
mental yang tidak stabil. Adapun perubahan yang terjadi terhadap mental/psikologis
lansia:
2.1.4.6 Kecemasan
Kecemasan (ansietas) adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Kecemasan juga merupakan
keadaan emosional yang tidak menyenangkan, berupa respon-respon psikofisiologis
yang timbul sebagai antisipasi bahaya yang tidak nyata atau khayalan, tampaknya
disebabkan oleh konflik intrapsikis yang tidak disadari secara langsung.
Kecemasan jua merupakam perasaan takut atau khawatir yang tidak rasional akan
kejadian yang akan datang, sulit tidur sepanjang malam, rasa tegang dan cepat marah,
sering mengeluh akan gejala yang ringan atau takut terhadap penyakit yang berat, sering
membayangkan hal-hal yang menakutkan, rasa panik terhadap masalah yang ringan
(Riksavianti, 2014).
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kecemasan
adalah suatu kondisi psikologis individu yang berupa ketegangan, kegelisahan,
kekhawatiran sebagai reaksi terhadap adanya sesuatu yang bersifat mengancam.
10
2.1.4.7 Depresi
Pada lansia, depresi merupakan salah satu penyakit mental yang sering terjadi.
Kerentanan seorang lansia terhadap kejadian depresi tidak hanya dipengaruhi oleh
faktor tunggal, namun multifaktorial, yaitu faktor biologis, fisis, psikologis, dan sosial
(Irawan, 2013).
Depresi juga dikatakan sebagai gangguan emosional atau suasana hati yang buruk
ditandai dengan kesedihan yang berkepanjangan, putus harapan, perasaan bersalah dan
tidak berarti sehingga dapat mempengaruhi motivasi untuk melakukan aktivitas sehari-
hari (Dirgayunita, 2016).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa depresi pada lanjut usia
adalah suatu bentuk gangguan alam perasaan yang bersifat patologis yang ditandai
dengan perasaan sedih, harga diri rendah, rasa bersalah, putus asa, perasaan kosong,
perasaan tertekan, menderita, mudah marah, gangguan makan, sulit tidur dan
kecemasan.
2.1.4.8 Stress
Stres menurut Priyoto (2014) adalah suatu reaksi fisik dan psikis terhadap suatu
tuntutan yang menyebabkan ketegangan dan mengganggu stabilitas kehidupan sehari-
hari.
Hal ini juga disampaikan oleh Rasmun (dalam Izati & nirmala, 2015) stres
adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan yang terganggu,
suatu fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat
dihindari, setiap orang mengalaminya, stres memberi dampak secara total pada
seseorang yaitu terhadap fisik, psikologis, intelektual, sosial dan spiritual, stres juga
dapat mengancam keseimbangan fisiologis.
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa stres adalah suatu kondisi
yang tidak seimbang antara sumber stres seseorang dengan tuntutan yang dibebankan
yang timbul dari interaksi dengan lingkungannya sehingga dirasa mengancam dirinya
yang pada akhirnya direspon oleh fisik, perilaku, pikiran dan psikologis.
2.1.1 Status Kognitif/Afektif/Sosial
1. Penilaian Aktivitas Sehari-Hari/ADL
Menurut Maryam (2008), Activity of daily living skills (ADL)
merupakan suatu bentuk pengukuran kemampuan seseorang untuk melakukan
Aktivity of daily living secara mandiri. Penentuan kemandirian fungsional dapat
mengidentifikasi kemampuan dan keterbatasan klien sehingga memudahkan
pemilihan intervensi yang tepat (Padila, 2013). Instrumen yang biasa digunakan
dalam mengkaji status fungsional adalah indeks katz. Alat ini digunakan untuk
menentukan hasil tindakan dan prognosis pada lansia dan penyakit kronis
(Sunaryo et al, 2016).
1) Indeks katz
Indeks katz adalah istrument pengkajian dengan sistem penilaian yang
didasarkan pada kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas kehidupan
sehari-hari secara mandiri. Penentuan kemandirian fungsional dapat
mengidenfikasikan kemampuan dan keterbatasan klien sehingga memudahkan
pemilihan intervensi yang tepat (Padila, 2013).
Menurut Padila pengkajian ini menggunakan indeks kemandirian katz untuk
untuk aktivitas kehidupan sehari-hari yang berdasarkan pada evaluasi fungsi
mandiri atau bergantung dari klien dalam hal 1) makan, 2) kontinen (BAB/BAK),
3) berpindah, 4) ke kamar kecil, 5) mandi dan berpakaian. Penilaian dalam
melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari sebagai berikut: Tabel Katz Indek
Skor Kriteria
Keterangan:
B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa dan memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis/kecil hati tentang masa depan
C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/ istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal
D KETIDAKPUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas
E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat buruk/tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah
I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja sebaik-baiknya
L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya
M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya
Keterangan:
0-4 : depresi tidak ada/ minimal
5-7 : depresi ringan
8-15 : depresi sedang
16+ : depresi berat
2.2 Konsep Dasar Rematik
2.2.2 Pengertian
Rematik adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi
pada sendi rematik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai usia
lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur (Felson dalam Budi
Darmojo, 2015).
Rematik merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi
utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan
seluruh organ tubuh (Hidayat, 2016). Rematik dapat terjadi pada semua jenjang umur
dari kanak-kanak sampai usia lanjut. namun resiko akan meningkat dengan
meningkatnya umur.
Rematik adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai membran sinovial dan
persendian dan umumnya ditandai dengan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan
mobilitas, dan keletihan (Diane C. Baughman, 2014).
2.2.2 Etiologi
Etiologi penyakit rematik ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa
faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain;
1. Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan adalah
yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan akibat penuaan
saja. Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan berbeda dengan perubahan pada
osteoartritis.
2. Jenis kelamin wanita lebih sering
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-laki lebih
sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara
keseluruhan, dibawah 45 tahun, frekuensi osteoartritis kurang lebih sama antara
pada laki-laki dan wanita, tetapi diatas usia 50 tahun (setelah menopause)
frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal ini
menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
3. Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masing-masing suku bangsa. Hal
ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun perbedaan pada
frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan tulang.
4. Faktor genetik
5. Kegemukan dan penyakit metabolik.
2.2.3 Patofisiologi
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti
vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial
menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian
ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk
ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan
gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila
kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena
jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang
menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau
dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis
setempat.
Lamanya rematik berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya serangan
dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama
dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain. terutama yang mempunyai faktor
rhematoid (seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang
progresif.
2.2.4 WOC 26
Inflamasi non bacterial disebabkan oleh infesi
endokrin,autoimun,metabolic dan faktor genetik,serta
faktor lingkungan
ARTRITIS REUMATOID
B1
B3 B4 B5
MK.Gangguan
Identitas Diri &
Gangguan Citra
Tubuh
2.2.5 Manifestasi Klinis
Gejala utama dari rematik adalah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama
waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan. Mula-mula terasa kaku,
kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dnegan istirahat. Terdapat hambatan pada
pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan.
Lebih lanjut lagi terdapat pembesaran sendi dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak menonjol dan timbul belakangan,
mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak, rasa
hangat yang merata dan warna kemerahan, antara lain;
1. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan
dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang
menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan gerakan yang lain.
2. Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan
bertambahnya rasa nyeri.
3. Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti duduk
dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.
4. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
5. Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan yang
paling sering) secara perlahan-lahan membesar.
2.2.6 Komplikasi
1. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya prosesgranulasi di
bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
2. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
3. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.
34
4. Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang disebabkan oleh
adanya darah yang membeku.
5. Terjadi splenomegali.
6. Splenomegali merupakan pembesaran limfa,jika limfa membesar kemampuannya
untuk menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih dan trombosit dalam
sirkulasi menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan meningkat.
35
9. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau
atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan
kurang kental dibanding cairan sendi yang normal.
Nama, umur, jenis kelamin, status, agama, alamat, pekerjaan, penanggung jawab.
Data dasar pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan organ-
organ lainnya (misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal).
36
2. Riwayat Kesehatan
1) Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
2) Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien
mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.
3. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati
warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
2) Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
3) Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
4) Catat bila ada krepitasi
5) Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
6) Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
7) Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
8) Ukur kekuatan otot
9) Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
10) Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
4. Aktivitas/istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada
sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris. Limitasi
fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan,
keletihan.
Tanda : Malaise, keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktur,
kelaianan pada sendi.
5. Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten, sianosis,
kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal)
6. Integritas ego
Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan, keputusan dan ketidakberdayaan
37
( situasi ketidakmampuan ), ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas
pribadi ( misalnya ketergantungan pada orang lain).
7. Makanan/ cairan
Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan
adekuat, mual, anoreksia, kesulitan untuk mengunyah ( keterlibatan TMJ)
Tanda : Penurunan berat badan, kekeringan pada membran mukosa.
8. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi,
Ketergantungan
9. Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan pembengkakan sendi simetris
10. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh pembengkakan
jaringan lunak pada sendi ).
11. Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus, lesi kulit, ulkus kaki,
kekeringan pada meta dan membran mukosa.
12. Interaksi sosial
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan
peran; isolasi.
38
1. Nyeri akut berhubungan dengan pelepasan mediator kimia (bradikinin).
Tujuan : Individu mengatakan intensitas nyeri berkurang
Kriteria hasil :
1. Menyebutkan nyeri mereda
2. Skala nyeri rendah
3. Klien tidak mengeluh kesakitan pada daerah sendi ekstremitas.
4. Klien dapat beristirahat
Intervensi dan Rasional:
1. Pantau keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat factor faktor
yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal
Rasional : Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan
ketidakefektifan program.
2. Berikan matras / kasur keras, bantal kecil. Tinggikan linen tempat tidur sesuai
kebutuhan.
Rasional : Matras yang lembut atau empuk, bantal yang besar akan mencegah
pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stress pada sendi yang
sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan pada sendi yang
terinflamasi atau nyeri.
3. Tempatkan / pantau penggunaan bantal, karung pasir, gulungan trokhanter,
bebat, brace.
Rasional : Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan
posisi netral. Penggunaan brace dapat menurunkan nyeri dan dapat mengurangi
kerusakan pada sendi
4. Dorong untuk sering mengubah posisi,. Bantu untuk bergerak di tempat tidur,
sokong sendi yang sakit di atas dan bawah, hindari gerakan yang menyentak
Rasional : Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi.
Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/ rasa sakit pada sendi
5. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu
bangun dan/atau pada waktu tidur. Sediakan waslap hangat untuk mengompres
sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi,
dan sebagainya.
39
Rasional : Panas meningkatkan relaksasi otot, dan mobilitas, menurunkan rasa
sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitivitas pada panas dapat
dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan.
40
Memepermudah perawatan diri dan kemandirian pasien. Tehnik pemindahan
yang tepat dapat mencegah robekan abrasi kulit
5. Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan trokanter, bebat, brace
Rasional : Meningkatkan stabilitas ( mengurangi resiko cidera ) dan
mempertahankan posisi sendi yang diperlukan dan kesejajaran tubuh,
mengurangi kontraktor
6. Kolaborasi: berikan obat-obatan sesuai indikasi (steroid).
Rasional : Mungkin dibutuhkan untuk menekan sistem inflamasi akut
41
4. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan Perubahan kemampuan untuk
melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi,
ketidakseimbangan mobilitas
Tujuan : Individu dapat mendemonstrasikan penerimaan penampilan
Kriteria hasil :
1. Klien mengatakan puas akan penampilan dirinya yang sekarang
2. Klien terlihat percaya diri dengan kondisi atau penampilannya
Intervensi dan Rasional:
1. Motivasi klien untuk pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit,
harapan masa depan.
Rasional : Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut atau kesalahan
konsep dan menghadapinya secara langsung.
2. Diskusikan arti dari kehilangan atau perubahan pada pasien atau orang terdekat.
Memastikan bagaimana pandangan pribadi pasien dalam memfungsikan gaya
hidup sehari-hari, termasuk aspek-aspek seksual.
Rasional : Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri
dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap intervensi
atau konseling lebih lanjut
3. Diskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana orang terdekat menerima
keterbatasan.
Rasional : Isyarat verbal atau non verbal orang terdekat dapat mempunyai
pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya sendiri
4. Terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan.
Rasional : Nyeri konstan akan melelahkan, dan perasaan marah dan bermusuhan
umum terjadi
5. Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu
memperhatikan perubahan.
Rasional : Dapat menunjukkan emosional ataupun metode koping maladaptive,
membutuhkan intervensi lebih lanjut
42
6. Susun batasan pada perilaku mal adaptif. Bantu pasien untuk mengidentifikasi
perilaku positif yang dapat membantu koping.
Rasional : Membantu pasien untuk mempertahankan kontrol diri, yang dapat
meningkatkan perasaan harga diri
2.3.4 Implementasi
Implementasi adalah fase ketikan perawatan menerapkan/ melaksanakan rencana
tindakan yang telah ditentukan dengan tujuan kebutuhan pasien terpenuhi secara
optimal (Nursalam, 2018).
2.3.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.
Dalam melakukan evaluasi perawat seharusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan
dalam memahami respon terhadap intervensi keperawatan, kemampuan
menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam
menghubungkan tindakan keperawatan pada kriteria hasil. Pada tahap evaluasi ini
terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan mengevaluasi selama
proses perawatan berlangsung atau menilai dari respon klien disebut evaluasi proses,
dan kegiatan melakukan evaluasi dengan target tujuan yang diharapkan disebut sebagai
evaluasi hasil (Hidayat, A.A.A, 2018).
43
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
3.1 Pengkajian
3.1.1 Data Biografi
Nama : Ny. N
Tempat & Tanggal Lahir : Palangka Raya, 09 April 1961 (60 Tahun)
Pendidikan : SMA
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Menikah
TB/BB : 145 cm / 48 kg
Penampilan : Tampak rapi, bersih, rambut beruban.
Alamat : Jl. Yosudarso XIV Gg. Berlian III Blok C
Orang Dekat Yang Dihubungi : Tn. K (Suami klien)
Hubungan dengan Lansia : Suami klien
Alamat : Jl. Yosudarso XIV Gg. Berlian III Blok C
2. Genogram
44
Keterangan :
: Laki – Laki : Tinggal satu rumah
: Perempuan : Hubungan Keluarga
: Klien (Ny. N) : meninggal
Ny. N mengatakan bahwa dirinya memiliki 5 saudara dari orang tuanya, dia anak
kedua yang memiliki 2 saudara perempuan dan 2 saudara laki- laki, Tn. K sudah
menikah, Ny. N memiliki 2 orang anak kandung, yaitu 2 anak perempuan.
3. Tipe/Bentuk Keluarga : Older Family
45
3.1.5 Riwayat Rekreasi
Klien sering berada di rumah, hobby menonton, kegiatan Ny. N dirumah adalah
bersih-bersih disekitar rumah. Ny. N sering mengikuti liburan perjalanan setiap hari
libur.
46
Ny. N mengatakan kurang mengetahui tentang penyakitnya
Cairan & Elektrolit : Pasien minum 1500 cc/24 jam (air putih)
Istirahat dan Tidur : Klien tidur pada siang hari 3 menit – 5 jam
47
Sedangkan pada malam hari 6-8 jam
Personal hygiene : Baik ( klien mandi 2 kali sehari)
48
Sistem : Klien tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi
Gastrointestinal
Sistem reproduksi : Baik
Sistem Persyarafan : Tidak ada cedera kepala, tidak ada riwayat kejang.
Sistem Penglihatan : Klien menggunakan kacamata saat membaca
Sistem : Dapat mendengar dengan baik, tidak ada keluaran
Pendengaran cairan.
Sistem Pengecapan : Dapat mengecap dengan baik yaitu asam, asin,
manis dan pahit
Sistem Penciuman : Klien masih mampu mencium bau dengan baik
Status Kognitif/Afektif/Sosial
Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ) Ny. A yaitu: 2 (fungsi
intelektual utuh). Mini Mental State Exam (MMSE): 23, Inventaris Depresi Beck : 3
(Depresi tidak ada/Minimal), APGAR keluarga : 9.
INDEKS KATZ
Indeks Kemandirian Pada Aktivitas kehidupan Sehari-hari
49
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar
kecil, berpakaian dan mandi.
B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari
fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, dan
satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut
Lain- Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat di
lain klasifikasikan sebagai C, D, E Atau F
50
a 2 Hari apa sekarang ini? Hari Selasa
3 Apa nama tempat ini? Rumah Saya
- 4 Berapa nomor telepon anda? 081317223881
5 Berapa umur anda? 61 tahun
6 Kapan anda lahir? 1961
7 Siapa presiden Indonesia Joko Widodo
sekarang?
8 Siapa presiden sebelumnya? Susilo Bambang Yudyono
- 9 Siapa nama kecil ibu anda? Tidak tahu
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap
penggurangan 3 dari setiap
- Tidak tahu
angka baru, semua secara
menurun?
Jumlah kesalahan total : 3 Ringan
Keterangan:
Kesalahan 0-2 fungsi intelektual utuh
Kesalahan 3-4 kerusakan intelektual ringan
Kesalahan 5-7 kerusakan intelektual sedang
Kesalahan 8-10 kerusakan intelektual berat
MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
Menguji Aspek – Kognitif Dari Fungsi Mental
NILAI
KLIEN PERTANYAAN
Maks
ORIENTASI
5 5 (Tahun, musim, Tgl, Hari, Bulan, apa sekarang?
5 5 Dimana kita : (Negara, bagian, Wilayah, Kota).
REGISTRASI
3 3 Nama 3 objek (1 detik untuk mengatakan masing-
masing) tanyakan klien ke 3 obyek setelah anda telah
mengatakan. Beri 1 point untuk tiap jawaban yang
benar, kemudian ulangi sampai ia mempelajari ke 3 nya
jumlahkan percobaan dan catat.
PERHATIAN & KALKULASI
5 4 Seri 7’s (1 point tiap benar, berhenti setelah 5 jawaban,
berganti eja kata belakang) (7 kata dipilih eja dari
51
belakang).
MENGINGAT
3 2 Minta untuk mengulangi ke 3 obyek diatas, beri 1 point
untuk kebenaran.
BAHASA
9 9 Nama pensil & melihat (2 point)
Mengulang hal berikut tak ada jika (dan atau tetapi) 1
point.
30 28 Nilai total 29
KETERANGAN:
Mengkaji tingkat kesadaran klien sepanjang kontinum: Compos mentis.
Nilai maksimum 30 (nilai 22/ kurang indikasi ada kerusakan kognitif perlu tindak
lanjut)
Nilai maksimum 30 (nilai 22/ kurang indikasi ada kerusakan kognitif)
Ny. N mampu berorientasi terhadap tahun, musim, tanggal, hari, dan bulan
sekarang, tetapi Ny. N mampu beregistrasi terhadap nama objek, mampu berhitung, dan
mampu mengingat nama-nama benda.
52
INVENTARIS DEPRESI BECK
(Penilaian Tingkat Depresi Lansia Dari Beck Dan Decle, 1972)
Nama klien : Ny. N Tanggal : 25 Mei 2021
Jenis kelamin : Perempuan TB/BB : 145/48 Kg
Agama : Kristen Protestan Gol darah : O
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl. Yosudarso XIV Gg. Berlian III Blok C.
URAIAN
A KESEDIHAN
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih/galau
0 Saya tidak merasa sedih
B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa dan memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis/kecil hati tentang masa depan
53
C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/ istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal
D KETIDAKPUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas
E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat buruk/tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah
I KERAGU-RAGUAN
54
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja sebaik-baiknya
L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya
M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya
Keterangan:
0-4 : depresi tidak ada/ minimal
5-7 : depresi ringan
8-15 : depresi sedang
16+ : depresi berat
55
Jenis kelamin : Perempuan TB/BB : 145/48 Kg
Agama : Kristen Protestan Gol darah : O
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl. Yosudarso XIV Gg. Berlian III Blok C.
56
ANALISA DATA
57
dalam ruang sendi
DO :
- Lutut kanan pasien tampak bengkak Nyeri akut
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak memegang lutut
bagian kanan
TTV
- TD :120/80 mmHg
- N : 80x/menit
- R : 20x/menit
- S :36,5◦C
Defisit
3 Pengetahuan
DS :
Kurang terpaparnya
Klien mengatakan tidak tau penyakit informasi
apa yang dideritanya dan baru
pertamakali ini terkena penyakit
rematik. Ketidaktahuan
menentukan sumber
DO : informasi
58
- Klien tampak bingung saat ditanya
Defisit Pengetahuan
- Klien Pasien tampak kurang
tepapar informasi
- Ketidakmampuan menemukan
sumber informasi
59
PRIORITAS MASALAH
60
RENCANA TINDAKAN/INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi
2. Gangguan mobilitas fisikSetelah dilakukan tindakan 2 x 1. Evaluasi pemantauan
berhubungan dengan kunjungan rumah di harapkan tidak tingkat inflamasi/rasa
penurunan kekuatan otot terjadi gangguan mobilitas fisik
sakit pada sendi.
dengan kriteria hasil : 2. Pertahankan tirah baring/duduk.
1) Mempertahankan fungsi Jadwal aktivitas untuk
posisi dengan pembatasan memberikan periode Anjurkan
kontraktur. klien untuk mengurangi asupan
2) Mempertahankan atau cairan pada malam hari dan
meningkatkan kekuatan dan berkemih sebelum tidur istirahat
fungsi dari dan/atau terus-menerus dan tidur malam
kompensasi bagian tubuh. hari.
3) Mendemostrasikan 3. Bantu rentang gerak aktif/pasif
teknik/perilaku yang 4. Dorong klien mempertahankan
memungkinkan postur tegak dan duduk tinggi,
melakukan aktivitas
berdiri serta berjalan.
61
4. Klien dapat mengerti tentang
penyakit rematik.
62
Dx 2 1. Mengevaluasi pemantauan S : Klien mengatakan masih nyeri pada se
tingkat inflamasi/rasa sakit lutut
Selasa, 25 Mei 2021
Jam 11:18 WIB pada sendi O:
.
2. Mempertahankan tirah - Lutut kanan klien masih bengkak
barih/duduk - Kesadaran compos mentis
4. Mendorong klien
N : 90 x/menit
mempertahankan postur tegak
RR : 20 x/menit
dan duduk tinggi, berdiri serta
S : 36,8 0C
berjalan TD : 120/80 mmHg
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
63
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
CATATAN PERKEMBANGAN
No. Hari/Tanggal/Jam Dx Kep Implementasi Ev
1. Selasa, 25 Mei 2021 Nyeri Akut 1. Mengkaji skala nyeri S : Klien mengata
berkurang
Jam 11:18 WIB 2. Memberikan latihan distraksi O :
dan relaksasi - Klien tampak ri
- Kesadaran comp
3. Mengajarkan klien teknik - Klien tampak
relaksasi nafas dalam bagian lutut
- Klien tidak meng
4. Menganjurkan untuk tidak - Skala nyeri 4
beraktivitas berat dan banyak - TTV :
istirahat N : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
5. Berkolaborasi dalam pemberian
S : 36,8 0C
obat dengan dokter sesuai TD : 120/80 mmHg
TB : 145 cm
indikasi BB : 48 kg
A : Masalah belum t
P : Lanjutkan interv
CATATAN PERKEMBANGAN
No. Hari/Tanggal/Jam Dx Kep Implementasi Ev
64
2. Rabu, 26 Mei 2021 Nyeri Akut 1. Mengkaji skala nyeri S : Klien mengatakan
O:
Jam 11:00 WIB 2. Memberikan latihan distraksi - Klien tampak ri
dan relaksasi - Kesadaran comp
- Klien tampak
3. Mengajarkan klien teknik bagian lutut
relaksasi nafas dalam - Skala nyeri 4
- TTV :
4. Menganjurkan untuk tidak
N : 90 x/menit
beraktivitas berat dan banyak
RR : 20 x/menit
istirahat S : 36,8 0C
TD : 120/80 mmHg
5. Berkolaborasi dalam
TB : 145 cm
pemberian obat BB
dengan : 48 kg
A : Masalah teratasi
dokter sesuai indikasi P : Hentikan interve
CATATAN PERKEMBANGAN
No. Hari/Tanggal/Jam Dx Kep Implementasi Ev
65
2. Selasa, 25 Mei 2021 Gangguan Mobilitas 1. Mengevaluasi pemantauan S : Klien mengataka
Jam 12:18 WIB Fisik tingkat inflamasi/rasa sakit sudah berkurang
pada sendi O:
isomatik - TTV :
CATATAN PERKEMBANGAN
No. Hari/Tanggal/Jam Dx Kep Implementasi Ev
66
3. Selasa, 25 Mei 2021 Kurang Pengetahuan 1. Mengkaji tingkat pengetahuan S : Ny. N
Jam 12:00 WIB klien tentang penyakitnya. mengetahui
2. Memberikan pendidikan penatalaksan
kesehatan tentang rematik. rematik.
3. Memotivasi klien untuk O :
melakukan anjuran dalam - Klien tamp
pendidikan kesehatan. menjelaskan p
4. Memberi kesempatan untuk - Klien tampak
klien bertanya tentang penyebab pen
penyakitnya. - Klien tampa
dalam penkes
- Klien tampak
dengan penya
A : Masalah terat
P : Hentikan inte
67
40
DAFTAR PUSTAKA
Kushariyadi. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Salemba Medika. Jakarta.
2014
Stanley, Mickey. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Alih Bahasa; Nety Juniarti, Sari
Kurnianingsih. Editor; Eny Meiliya, Monica Ester. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2016