Oleh :
Agi Hergiawan
2021-01-14901-002
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan Dan
Asuhan Keperawatan yang berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan
Keperawatan Pada Ny.S Dengan Diagnosa Medis Congestive Heart Failure
(CHF) Di Ruang Sakura RSUD Dr.Doris Sylvanus Palangka Raya”. Asuhan
Keperawatan ini merupakan salah satu persyaratan pada Pendidikan Program
Profesi Ners Stase Keperawatan Medikal Bedah (KMB) di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes., selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Bapak Hermanto, Ners.,M.Kep., selaku Pembimbing Akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, serta penuh kesabaran membimbing
penyusunan dalam menyelesaikan laporan kasus asuhan keperawatan ini.
4. Ibu Aster, S.Kep.,Ners, selaku pembimbing klinik yang telah memberikan
dorongan, arahan dan pemikiran serta penuh kesabaran membimbing
penyusunan dalam menyelesaikan laporan kasus asuhan keperawatan ini.
5. Semua pihak yang telah membantu hingga laporan kasus asuhan keperawatan
ini dapat terselesaikan, yang mana telah memberikan bimbingan dan bantuan
kepada penyusu.
Semoga laporan kasus asuhan keperawatan ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu keperawatan.
Penyusun menyadari bahwa dalam menyusun laporan kasus asuhan keperawatan
ini masih jauh dari sempurna untuk itu kepada semua pihak, penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat menunjang
kesempurnaan laporan kasus asuhan keperawatan ini.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................4
1.1 Konsep Penyakit...............................................................................................4
1.1.1 Definisi...........................................................................................................4
1.1.2 Anatomi Fisiologi...........................................................................................4
1.1.3 Etiologi...........................................................................................................6
1.1.4 Klasifikasi.......................................................................................................7
1.1.5 Patofisiologi (Pathway)..................................................................................9
1.1.6 Manifestasi Klinis (Tanda Dan Gejala)........................................................13
1.1.7 Komplikasi....................................................................................................13
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang................................................................................14
1.1.9 Penatalaksanaan Medis.................................................................................13
1.2 Manajemen Asuhan Keperawatan...............................................................24
1.2.1 Pengkajian.....................................................................................................24
1.2.2 Diagnosa.......................................................................................................25
1.2.3 Intervensi......................................................................................................26
1.2.4 Implementasi.................................................................................................35
1.2.5 Evaluasi.........................................................................................................36
BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................41
2.1 Pengkajian........................................................................................................41
2.2 Diagnosa...........................................................................................................51
2.3 Intervensi..........................................................................................................53
2.4 Implementasi....................................................................................................55
2.5 Evaluasi............................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber:http://umm.edu/health/medical/reports/articles/coronary-artery-
disease
Berdasarkan gambar di atas, secara anatomi terdapat
beberapa bagian jantung antara lain:
a. Aorta merupakan pembuluh darah arteri yang paling besar yang
keluar dari ventrikel sinistra .
b. Atrium kanan berfungsi untuk menampung darah miskin
c. Atrium kiri berfungsi untuk menerima darah kaya oksigen dari paru
melalui keempat vena pulmonari. Darah kemudian mengalir ke
ventrikel kiri .
d. Ventrikel kanan berupa pompa otot, menampung darah dari atrium
kanan dan memompanya ke paru melalui arteri pulmonari.
e. Ventrikel kiri merupakan bilik paling besar dan paling berotot,
menerima darah kaya oksigen dari paru melalui atrium kiri dan
memompanya ke dalam system sirkulasi melalui aorta.
f. Arteri pulmonari merupakan pembuluh darah yang keluar dari
dekstra menuju ke paru-paru, arteri pulmonari membawa darh dari
ventrikel dekstra ke paru-paru (pulmo)
g. Katup trikuspidalis, terdapat diantara atrium dekstra dengan ventrikel
dekstra yang terdiri dari 3 katup,
h. Katup bikuspidalis, terdapat diantara atrium sinistra dengan ventrikel
sinistra yang terdiri dari 2 katup.
i. Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah ke
atrium dekstra.
ventrikel sinistra. Jumlah darah tidak dapat diteruskan oleh ventrikel kiri ke
peredaran darah sistemik sehingga terjadi penumpukan darah di paru. Besar
curah jantung seseorang tidak selalu sama, tergantung pada keaktifan
tubuhnya. Curah jantung akan meningkat pada waktu kerja berat, stres,
peningkatan suhu lingkungan, sedangkan curah jantung menurun ketika
waktu tidur .
1.1.3 Klasifikasi
1.1.3.1 Gagal jantung akut-kronik
a) Gagal jantung akut terjadinya secara tiba-tiba, ditandai dengan penurunan
kardiac output dan tidak adekuatnya perfusi jaringan. Ini dapat
mengakibatkan edema paru dan kolaps pembuluh darah.
b) Gagal jantung kronik terjadi secara perlahan ditandai dengan penyakit
jantung iskemik, penyakit paru kronis. Gagal jantung kronik terjadi retensi
air dan sodium pada ventrikel sehingga menyebabkan hipervolemia,
akibatnya ventrikel dilatasi dan hipertrofi.
1.1.3.2 Gagal jantung kanan-kiri
a) Gagal jantung kiri terjadi karena ventrikel gagal untuk memompa darah
secara adekuat sehingga menyebabkan kongesti pulmonal, hipertensi dan
kelainan pada katub aorta/mitral.
b) Gagal jantung kanan disebabkan peningkatan tekanan pulmo akibat gagal
jantung kiri yang berlangsung cukup lama sehingga cairan yang
terbendung akan berakumulasi secara sistemik di kaki, asites,
hepatomegali, efusi pleura.
1.1.3.3 Gagal jantung sistolik-diastolik
a) Sistolik karena penurunan kontraktilitas ventrikel kiri sehingga ventrikel
kiri tidak mampu memompa darah akibat kardiak output menurun dan
ventrikel hipertrofi.
b) Diastolik karena katidakmampuan ventrikel dalam pengisian darah akibat
stroke volume cardiac output turun. (Kasron, 2012)
Menurut Wijaya & Yessie (2013), klasifikasi Congestif Heart Failure
(CHF) terbagi menjadi empat kelainan fungsional :
5
1.1.4 Etiologi
Penyebab gagal jantung menurut Wijaya & Putri (2013)
a) Meningkatkan preload : regurgitasi oarta, cacat septum ventrikel
b) Meningkatkan afterload : stenosis aorta, hypertensi sistemik
c) Menurunkan kontraktilitas ventrikel : IMA, kardiomiopati
d) Gangguan pengisian ventrikel : stenosis katup antrioventrikuler,
pericarditif konstriktif, tamponade jantung
e) Gangguan sirkulasi:
f) Aritmia melalui perubahan rangsangan listrik yang melalui respon
mekanis
g) Infeksi sistemik/ infeksi paru : respon tubuh terhadap infeksi akan
memaksa jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan
metabolisme yang meningkat
h) Emboli paru, yang secara mendadak akan meningkatkan resistensi
terhadap ejaksi ventrikel kanan
B1 B2 B3 B4 B5 B6
1.1.7 Komplikasi
Menurut Wijaya & Putri (2013) komplikasi pada gagal jantung
Yaitu:
1. Edema paru akut terjadi akibat gagal jantung kiri
Syok kardiogenik : stadium dari gagal jantung kiri, kongestif akibat
penurunan curah jantung dan perfusi jaringan yang tidak adekuat ke organ
vital (jantung dan otak)
2. Episode trombolitik
Trombus terbentuk karena imobilitas pasien dan gangguan sirkulasi dengan
11
5. B5 (Bowel)
Pasien biasanya merasakan mual dan muntah, penurunan nafsu
makan akibat pembesaran vena dan stasis vena di dalam rongga abdomen,
serta penurunan berat badan.
6. B6 (Bone)
Hal-hal yang biasanya terjadi dan ditemukan pada pengkajian B6
adalah sebagai berikut:
a. Kulit dingin
b. Mudah lelah
c. Perubahan bentuk tulang
Murmur jantung menurun (5) Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum
Berat badan menurun (5) pemberian obat (missal : beta blocker, ACE incubator,
Hepatomegali menurun (5) calcium channel blocker, digoksin)
Pulmonari vaskular resisten ( PVR ) menurun Terapeutik
(5) Posisikan pasien semi fowler atau fowler dengan kaki
Systemik vaskular resisten menurun (5) dibawah atau posisi nyaman
Tekanan darah membaik (5) Berikan diet jantung yang sesuai ( missal : batasi asupan
klien, natrium, kolesterol, dan makanan tinggi lemak)
Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya
hidup sehat
Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress, jika
perlu
Berikan dukungan emosional dan spiritual
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen
>94%
Edukasi
Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan pasien dan keluarga mengukur berat badan
harian
Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan
output cairan harian
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
Rujuk ke program rehabilitasi jantung
20
Edukasi
Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek samping sebelum pemberian
Anjurkan tidak menelan obat sulingual
Anjurkan tidak makan/minum hingga seluruh obat
sublingual larut
Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara pemberian
obat secara mandiri
Terapeutik
Bersihkan secret pada mulut, hidung dan trakea, jika
perlu
Pertahankan kepatenan jalan napas
Siapkan dana tur peralatan pemberian oksigen
Berikan oksigen tambahan, jika perlu
Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi
Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat
mobilitas pasien
Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen
di rumah
Kolaborasi
Kolaborasi penentuan dosis oksigen
Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan/atau
tidur
2. D. 0003 Gangguan pertukaran Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam I.08250 Terapi Oksigen
gas masalah Gangguan pertukaran gas dapat teratasi Observasi
dengan Ekspetasi : meningkat Monitor kecepatan oksigen
Kriteria Hasil: Monitor posisi alat terapi oksigen
Tingkat kesadaran meningkat (5) Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan
Dyspnea menurun (5) fraksi yang diberikan cukup
Bunyi napas tambahan menurun (5) Monitor efektifitas terapi oksigen ( mis : oksimetri,
Pusing menurun (5) analisa gas darah), jika perlu
Penglihatan kabur menurun (5) Monitor kemampuan melepas oksigen dan atelectasis
Diaforesis menurun (5) Monitor tingkat kecemasan akibat terapi terapi oksigen
26
3. D.0022 Hipervolemia Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam I.03114 Manajemen Hipervolemia
masalah Hipervolumia dapat teratasi dengan Observasi
Kriteria Hasil: • Periksa tanda dan gejala hypervolemia
• Asupan cairan meningkat (5) • Identifikasi penyebab hypervolemia
• Haluaran urine meningkat (5) • Monitor status hemodinamik, tekanan darah, MAP, CVP,
• Kelembapan membran mukosa meningkat (5) PAP, PCWP, CO jika tersedia
• Asupan makanan meningkat (5) • Monitor intaje dan output cairan
• Edema menurun (5) • Monitor tanda hemokonsentrasi ( kadar Natrium, BUN,
• Dehidrasi menurun (5) hematocrit, berat jenis urine)
• Asites menurun (5) • Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma
• Konfusi menurun (5) • Monitor kecepatan infus secara ketat
• Tekanan darah membaik (5) • Monitor efek samping diuretik
• Denyut nadi radial membaik (5) Therapeutik
30
• Tekanan arteri rata – rata membaik (5) • Timbang berat bada setiap hari pada waktu yang sama
• Membran mukosa membaik (5) • Batasi asupan cairan dan garam
• Mata cekung membaik (5) • Tinggikan kepala tempat tidur 30-40 derajat
• Tugor kulit membaik (5) Edukasi
• Berat badan membaik (5) • Anjurkan melapor jika haluaran urine <0.5 ml/kg/jam
dalam 6 jam
• Anjurkan melapor jika BB bertambah > 1 kg dalam sehari
• Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran
cairan
• Ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian diuritik
• Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat diuretic
• Kolaborasi pemberian continuous renal replacement
therapy
I.03121 Pemantauan cairan
Observasi
Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
Monitor frekuensi napas
Monitor tekanan darah
Monitor berat badan
Monitor elastisitas dan tugor kulit
Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine
Monitor hasil pemeriksaan serum (misal : osmolaritas
serum, hematokrit, natrium, kalium, BUN)
Monitor intake – output cairan
Identifikai tanda hipovolemia ( misal : frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun,
31
indikasi)
Hidangkan makanan secara menarik
Berikan suplemen, jika perlu
Berikan pujian pada pasien/keluarga untuk peningkatan
yang dicapai
Edukasi
Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi, namun tetap
terjangkau
Jelaskan peningkatan asupan kalori yangdibutuhkan
5. D.0056 Intoleransi Aktivitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama I.05178 Managemen Energi
Penyebab: 3x24 jam diharapkan Observasi
• Ketidak seimbangan antara Ekspetasi meningkat Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
suplai dan kebutuhan oksigen Dengan kriteria hasil : kelelahan
• Tirah baring Frekuensi nadi meningkat (5) Monitor kelelahan fisik dan emosional
• Kelemahan Saturasi oksigen meningkat (5) Monitor pola dan jam tidur
• Imobilitas Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari Monitor lokasi ketidaknyamanan selama melakukan
• Gaya hidup monoton – hari meningkat (5) aktivitas
Kekuatan tubuh bagian atas meningkat (5) Terapeutik
Kekuatan tubuh bagian bawah meningkat (5) Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus
Jarak berjalan meningkat (5) (misal : cahaya, suara, kunjungan)
Keluhan lelah menurun (5) Lakukan latihan rentang gerak pasif dan /atau pasif
Dispnea saat aktivitas menurun (5) Fasilitasiduduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat
Dispnea setelah aktivitas menurun (5) berpindah atau berjalan
Perasaan lemah menurun (5) Edukasi
Aritmia saat aktivitas menurun (5) Anjurkan tirah baring
Aritmia setelah aktivitas menurun (5) Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Sianosis menurun (5) Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala
34
• ekspansi paru
• Sindrom hipoventilasi Menejemen Jalan Napas (I. 01011)
• Kerusakan inervasi Observasi
diafragma • Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
• (kerusakan saraf C5 ke atas) • Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi,
• Cedera pada medulla spinalis weezing, ronkhi kering)
• Efek agen farmakologis • Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
• Kecemasan Terapeutik
• Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan
chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma cervical)
• Posisikan semi-Fowler atau Fowler
• Berikan minum hangat
• Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
• Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
• Lakukan hiperoksigenasi sebelum
• Penghisapan endotrakeal
• Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsepMcGill
• Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
• Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi.
• Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
37
38
1.2.5 Implementasi
Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan yang dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan.
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifik, tahap implementasi dimulai setelah rencana
intervensi disusun dan ditunjukkan pada nursing orders untuk membantu pasien mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari
implementasi adalah membantu pasien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping, selama tahap implementasi perawat terus melakukan pengumpulan data dan
memilih asuhan keperawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan pasien (Nursalam,2008).
1.2.6 Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan
melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan. Tahap evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan pasien, keluarga, dan
tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan pasien dalam mencapai tujuan yang disesuaikan dengan
kriteria hasil pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012).
39
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN
Berdasarkan hasil pengkajian di ruang Sakura pada tanggal 17 November 2021, pukul 15.10 WIB didapatkan hasil :
2.1 Pengkajian
2.1.1 Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 49 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
1) Keluhan utama
Pasien mengatakan “sesak napas, nyeri ulu hati tembus ke belakang seperti ditindih beban berat” saat beraktivitas maupun saat
berbaring
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis Keturunan
: Tinggal 1 rumah
: Klien (Ny.S)
: Meninggal dunia
42
2) Status Mental
Tingkat kesadaran compos menthis, ekspresi wajah meringis, bentuk badan sedang (kurus), suasana hati gelisah, berbicara
lancar ,penampilan rapi,fungsi kognitif orientasi waktu pasien dapat membedakan antara pagi, siang, malam, orientasi orang
pasien dapat mengenali keluarga maupun petugas kesehatan, orientasi tempat pasien mengetahui bahwa sedang berada di rumah
sakit. Insight baik, mekanisme pertahanan diri adaptif.
3) Tanda-tanda Vital
Pada saat pengkajian tanda–tanda vital, tekanan darah 180/100 mmHg, Nadi 144 x/menit, pernapasan 32 x/menit dan suhu
1) Pernapasan (Breathing)
Bentuk dada simetris, sesak saat aktivitas ,tidak ada batuk, Dyspnea nyeri dada, type pernafasan kusmaul, – Pernafasan cuping
hidung irama pernafasan tidak teratur, bunyi napas Bronchial, terpasang O2 nasal kanul 3 Liter/menit,
Nyeri dada sebelah kiri, pusing/sinkop, cappilary refill ≤2 detik, pasien pucat, ada peningkatan Vena Jugularis, Bunyi Jantung
S1, S2 Lub-Dup, S3 Gallop.
Keluhan Lainnya: -
Masalah Keperawatan: Penurunan Curah jantung
3) Persyarafan (Brain)
Nilai GCS E:4 ( membuka mata spontan ), V:5 ( orentasi dengan baik ), M 6 ( bergerak sesuai perintah ) dan total Nilai
GCS:15 normal, kesadaran Ny. S compos menthis, pupil Ny. S isokor tidak ada kelainan, reflex cahaya kanan dan kiri positif.
Hasil dari uji syaraf kranial, saraf kranial I (Olfaktorius): pada pemeriksaan menggunakan minyak kayu putih dengan mata
tertutup pasien mampu mengenali bau minyak kayu putih tersebut. Saraf kranial II (Optikus): pasien mampu membaca nama
perawat dengan baik pada saat perawat meminta pasien untuk membaca namanya. Saraf kranial III (Okulomotor): pasien
dapaat mengangkat kelopak matanya dengan baik. Saraf kranial IV (Troklearis): pasien dapat menggerakkan bola matanya
(pergerakan bola mata normal). Saraf kranial V (Trigeminalis): pada saat pasien makan pasien dapat mengunyah dengan lancar.
Saraf kranial VI (Abdusen): pasien mampu menggerakan bola matanya ke kiri dan kekanan. Saraf kranial VII (Fasialis): pasien
dapat membedakan rasa manis dan
asin. Saraf kranial VIII (Auditorius): pasien dapat menjawab dengan benar dimana suara petikan jari perawat kiri dan kanan.
Saraf kranial IX (Glosofaringeus): pasien dapat merasakan rasa asam. Saraf kranial X (Vagus): pada saat makan pasien dapat
44
mengontrol proses menelan. Saraf kranial XI (Assesorius): pasien dapat menggerakkan leher dan bahu. Saraf kranial XII
(Hipoglosus): pasien mampu mengeluarkan lidahnya.
Hasil uji koordinasi ekstremitas atas jari ke jari positif, jari ke hidung positif. Ekstremitas bawah tumit ke jempol kaki, uji
kestabilan positif; pasien dapat menyeimbangkan tubuhnya, refleks bisep dan trisep kanan dan kiri postif dengan skala 5,
refleks brakioradialis kanan dan kiri positif dengan skala 5, refleks patela kanan dan kiri positif dengan skala 5, refleks akhiles
kanan dan kiri positif dengan skala 5, refleks babinski kanan dan kiri positif dengan skala 5. Uji sensasi pasien di sentuh bisa
merespon.
6) Tulang-Otot-Integumen (Bone)
Pergerakan Ny. S secara bebas dan tidak terbatas, ekstremitas atas 5/5 dan ekstremitas bawah 5/5 normal pergerakanya dan
tidak ada peradangan maupun deformitas pada tulang, maupun patah tulang.
7) Kulit-Kulit Rambut
Riwayat alergi Pasien tidak pernah mengalami alergi obat, alergi makanan, alergi kosmetik. Suhu kulit Ny. S hangat , warna
kulit normal tidak ada kelainan, turgor kulit halus tidak kasar maupun kemerahan tidak ada peradangan, jaringan parut tidak
ada, tekstur rambut lurus, distribusi rambut merata, bentuk kuku simetris tidak ada kelainan.
Tidak ada masalah keperawatan.
8) Sistem Penginderaan
Fungsi penglihatan normal, bola mata bergerak normal, visus mata kanan dan mata kiri normal 5/5, sklera normal/putih, kornea
bening. Pasien tidak memakai kecamata dan tidak keluhan nyeri pada mata. Fungsi pendengaran berkurang, penciuman normal,
hidung simetris, dan tidak ada polip.
Tidak ada masalah keperawatan.
9) Leher Dan Kelenjar Limfe
Massa tidak ada, jaringan parut tidak ada, kelenjar limfe tidak teraba, kelenjar tyroid tidak teraba, mobilitas leher bergerak
bebas tidak terbatas.
46
2) Bahasa sehari-hari
Bahasa yang digunakan pasien sehari-hari, yaitu bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.
3) Hubungan dengan keluarga
Baik, ditandai dengan perhatian yang diberikan oleh keluarga saat Ny. S dirawat di Sakura terlihat keluarga selalu menjenguk.
4) Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain
Pasien dapat berinteraksi dengan baik pada orang lain baik itu dengan lingkungannya sekitar, perawat maupun dokter.
5) Orang berarti/terdekat
Orang yang paling dekat dengan Ny. S adalah anak, dan keluarga
6) Kebiasaan menggunakan waktu luang
Pasien mengunakan waktu yang luang dengan berkumpul bersama keluarga dan beristirahat di rumah.
49
Tabel 1.1 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Dan Radiologi tgl 12 November 2021
Agi Hergiawan
NIM. 2021-01-14901-002
51
PRIORITAS MASALAH
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi ditandai dengan;
Pasien mengatakan “sesak nafas” saat aktivitas, Pasien tampak lemah , Pasien
tampak sesak,dispnea, – Irama pernafasan tidak teratur Type pernafasan
kusmaul, Terpasang O2 nasal kanul 3 liter/menit , Suara nafas bronchial, Pasien
berbaring dengan posisi semi fowler, CTR (cardio thorak ratio) > 50%, RR : 24 x/m,
S : 36,5oC
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan preload, dan perubahan
afterload ditandai dengan:
Pasien tampak pucat, Pusing/sinkop, Pasien tampak sesak, Nyeri dada sebelah
kiri, Vena jugularis meningkat, Bunyi jantung S3 Gallop (+), Capillary refill time
<2 detik, Tanda-tanda Vital: TD : 180/100 mmHg , N : 144x/m, RR : 32 x/m,
S : 36,7oC, SPO2: 100%
53
RENCANA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
2. Penurunan curah jantung Setelah dilakukan tindakan asuhan 1. Identifikasi tanda/gejala primer 1. Perilaku yang bermanfaat untuk
berhubungan dengan keperawatan selama 1x8 jam, di Penurunan curah jantung (meliputi mengontrol ansietas, meningkatkan
Penurunan curah jantung harapkan, maka curah jantung dispenea, kelelahan, adema ortopnea relaksasi, menurunkan beban kerja
berhubungan dengan paroxysmal nocturnal dyspenea, jantung.
meningkat dengan kriteria hasil :
perubahan preload,dan peningkatan CPV) 2. Pucat menunjukkan menurunnya
perubahan afterload. 1. Kekuatan nadi perifer ejecition 2. Identifikasi tanda/gejala sekunder perfusi perifer sekunder terhadap
(D.0008) fraktion (EF) meningkat (5) penurunan curah jantung ( meliputi tidakmadekuatnya curah jantung,
2. Takikardia menurun (5) peningkatan berat badan, vasokontriksi dan anemia. Sianosis
3. Lelah menurun (5) hepatomegaly, distensi vena dapat terjadirefraktori GJK.
4. Distensi vena jugularis menurun jugularis, palpitasi, ronkhi basah, 3. Pada gagal jantung dini, sedang
(5) oliguria, batuk, kulit pucat) atau kronis tekanan darah dapat
5. Dyspnea menurun (5) 3. Monitor tekanan darah (termasuk meningkat. Tubuh tidak mampu
6. Pucat/sianosis menurun (5) tekanan darah ortostatik, jika perlu) lagi mengkompensasi dan hipotensi
7. Suara jantung S3 menurun (5) 4. Periksa tekanan darah dan frekuensi tidak dapat norml lagi.
8. Tekanan darah membaik (5) nadi sebelum dan sesudah aktivitas 4. Mengidentifikasikan adanya
5. Posisikan pasien semi-fowler atau perubahan tekanan darah dan
fowler frekuensi jantung sebelum dan
6. Berikan oksigen untuk sesudah dmelakukan aktivitas.
memepertahankan saturasi oksigen 5. Posisi memaksimalkan ekspansi
>94% paru dan menurunkan upaya
7. Berkolaborasi dengan dokter dalam pernapasan
pemberian terapi. 6. Meningkatkan sediaan oksigen
untukkebutuhan miokardium untuk
melawanefek hiposia/iskemia.
55
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
A. LATAR BELAKANG
Nyeri adalah sensasi yang sangat tidak menyenangkan dan sangat
indvidual yang tidak dapat dibagi dengan orang lain. Nyeri dapat memenuhi
seluruh pikiran seseorang, mengubah kehidupan orang tersebut. Akan tetapi,
nyeri adalah konsep yang sulit dikomunikasikan oleh klien (Berman, 2009).
Menurut International Association for the Studi of Pain (IASP), penyebab
nyeri tidak hanya dari penyakit yang mengancam jiwa seperti kanker, tetapi
juga cidera, operasi, luka bakar, infeksi, dan efek kekerasan. Seseorang juga
mengalami nyeri dari banyak prosedur dan penyelidikan yang digunakan oleh
dokter dan perawat untuk menyelidiki dan mengobati penyakit (Finley,
2005).
Respon perilaku terhadap nyeri diantaranya yaitu mimik wajah, perubahan
nada suara da aktivitas, serta menangis, menunjukkan sikap menjauh dari
stimulus nyeri dan aneka vokalisasi dan mengutarakan intensitas nyerinya.
Karena itu membutuhkan beberapa teknik yang mampu untuk mengatasi
atau meringankan intensitas nyeri. Dalam penyuluhan ini akan dijelaskan
beberapa teknik distraksi dan relaksasi untuk mengurangi nyeri.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 10 menit, pasien diharapkan mampu
mengontrol nyeri secara nonfarmakologi dengan teknik relaksasi napas dalam.
2. Tujuan Khusus
59
C. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Metode: ceramah dan diskusi
2. Media : Leaflet
3. Garis Besar Materi (penjelasan terlampir):
1) Mengetahui pengertian nyeri
2) Mengetahui klasifikasi nyeri
3) Mengetahui tanda dan gejala nyeri
4) Mengetahui intensitas nyeri
5) Menjelaskan manajemen nyeri secara nonfarmakologi
6) Menjelasakan prosedur teknik relaksasi napas dalam
D. PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan penyuluhan disajikan pada tabel berikut:
No Kegiatan Waktu Penyaji Sasaran
1 Pembukaan 2 menit 1. Mengucapkan salam 1. Membalas
2. Memperkenalkan diri salam
2. Memperhati
kan dan
mendengark
an
2 Penyajian bahan tentang: 5 menit - Menjelaskan pengertian 1. Mendengar
- Menjelaskan teknik relaksasi nafas kan
pengertianteknik dalam 2. Memprakte
relaksasi nafas dalam - Menjelaskan tujuan kkan
- Menjelaskan tujuan relaksasi nafas dalam
relaksasi nafas dalam - Menjelaskan manfaat
- Menjelaskan manfaat relaksasi nafas dalam
relaksasi nafas dalam - Menjelaskan
60
- Menjelaskan penatalaksanaan
penatalaksanaan relaksasi nafas dalam.
relaksasi nafas dalam.
3 Evaluasi 2 menit - Memberi kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya untuk
mengevaluasi peserta,
apakah peserta dapat
menjelaskan kembali
materi penkes dengan
bertanya.
- Menyimpulkan kembali
materi yang disajikan.
- Diharapkan 30%
memahami materi
4 Penutup 1 menit - Penyaji mengucapkan 1. Menjawab
terima kasih. salam
- Mengucapkan salam
penutup
E. KRITERIA EVALUASI
1. Kriteria Evaluasi Struktur
1) Menyusun Satuan Acara Penyuluhan Manajemen Nyeri
2) Melakukan konsultasi Satuan Acara Penyuluhan yang telah disusun
dengan pembimbing
3) Melakukan kontrak waktu dan tempat penyuluhan
4) Mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan penyuluhan
5) Membentuk pengorganisasian dalam pelaksanaan penyuluhan,
dengan susunan sebagai berikut:
a) Penyaji :
1. Agi Hergiawan
Penyaji
1. Mampu menyampaikan tujuan penyuluhan secara jelas
2. Mampu menjelasakan materi secara sistematis
3. Mampu menggunakan bahasa yang sesuai dengan audien
4. Mampu menjawab pertanyaan dari peserta
61
2. Evaluasi Proses
Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
penyuluhan memahami materi penyuluhan yang diberikan.
Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
Selama proses penyuluhan terjadi interaksi antara penyuluh
dengan sasaran.
Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
a. Penyaji mengajukan pertanyaan secara langsung kepada peserta
penyuluhan tentang materi penyuluhan sebelum penyuluhan
dilaksanakan
b. Penyaji mengajukan pertanyaan secara langsung kepada peserta
penyuluhan setelah penyampaian materi penyuluhan.
c. Peserta menanggapi materi yang telah disampaikan penyaji.
62
MATERI PENYULUHAN
A. PENGERTIAN NYERI
Nyeri adalah sensasi yang sangat tidak menyenangkan dan sangat indvidual
yang tidak dapat dibagi dengan orang lain. Nyeri dapat memenuhi seluruh pikiran
seseorang, mengubah kehidupan orang tersebut. Akan tetapi, nyeri adalah konsep
yang sulit dikomunikasikan oleh klien (Berman, 2009).
B. KLASIFIKASI NYERI
Berikut adalah klasifikasi tingkatan dalam nyeri:
a. Nyeri akut adalah sensasi jangka pendek kurang 3 bulan yang menyadarkan
kita akan adanya cedera. Seringkali nyeri diabaikan dan hanya dianggap
sebagai gejala, bukan sebagai penyakit yang harus diobati sehingga menjadi
nyeri kronis.
b. Nyeri kronis adalah nyeri yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Sistem saraf
anda menerima sinyal rasa sakit dan nyeri yang konstan dari tubuh selama
berbulan bulan bahkan bertahun tahun. Nyeri kronis dapat menimbulkan rasa
terbakar, mati rasa, rasa seperti diiris atau ditusuk. Hal ini terjadi karena
kerusakan pada saraf.
Tingkatan nyeri tterdiri dari skala 1-10 yang artinya sebagai berikut:
1. Skala 1= (sangat ringan), seperti gigitan nyamuk
2. Skala 2= (tidak menyenangkan), nyeri ringan, seperti cubitan ringan
pada kulit.
3. Skala 3= (bisa ditoleransi), nyeri sangat terasa, seperti pukulan
ke hidung menyebabkan hidung berdarah, atau suntikan oleh dokter.
4. Skala 4= ( menyedihkan) kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit gigi
5. Skala 5= (sangat menyedihkan), kuat, dalam, nyeri yang menusuk,
seperti pergelangan kaki terkilir
6. Skala 6= (intens), Kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat
sehingga tampaknya sebagian mempengaruhi sebagian indra,
menyebabkan tidak fokus, komunikasi terganggu.
63
4. Interaksi Sosial
a. Mengihndari percakapan atau kontak sosial
b. Berfokus pada aktivitas untuk mengurangi nyeri
c. Disorientasi waktu
D. MANAJEMEN NYERI
a. Distraksi
Distraksi adalah teknik untuk mengalihkan perhatian terhadap hal-hal
lain sehingga lupa terhadap nyeri yang dirasakan. Contohnya:
1) Membayangkan hal-hal menarik dan indah
2) Membaca buku, koran sesuai dengan keinginan
3) Menonton TV
4) Mendengarkan musik, radio dll
b. Relaksasi
Teknik relaksasi memberi individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak
nyaman atau nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri. Sejumlah teknik
relaksasi dapat dilakukan untuk mengendalikan rasa nyeri dengan
meminimalkan aktivitas simpatik dalam sistem syaraf otonom. Teknik
relkasasi dapat dilakukan dengan:
1) Teknik massase/ pemijatan
2) Kompres panas atau dingin
3) Teknik relkasasi napas dalam
2) Angka 7 mengacu pada saat dimana kita harus menhan napas. Jadi
disarankan untuk tidak menghirup atau membuang napas selama 7
hitungan.
3) Angka 8 mengacu pada saat kita menghembuskan napas. Usahan untuk
membuang napas melalui mulut secara perlahan. Hitung hingga 8 kali
hitungna ketika Anda membuang napas.
DAFTAR PUSTAKA