Anda di halaman 1dari 3

PETUNJUK TEKNIS PENDATAAN KIA

PENDATAAN
1. Tujuan Pendataan
Konfirmasi data yang ada pada petugas puskesmas (bidan di desa) dengan data
sesungguhnya pada awal tahun.
Petugas puskesmas (bidan di desa) mempunyai data dasar sasaran KIA yang
mutakhir.
2.

Waktu dan Cara Pendekatan


Pendataan dilakukan dari rumah ke rumah secara rutin sampai seluruh rumah di desa
tersebut dikunjungi.
Pendataan dilaksanakan setahun sekali dan dilaksanakan setiab bulan Januari selama
1 bulan penuh. Rekapitulasinya dikirim ke puskesmas pada awal Februari.

Pendataan menggunakan form FB1 baru. Dan dikelompokkan menurut RT atau RW.

Form FB1 ini disimpan di petugas puskesmas (bidan di desa), dan dipergunakan
sebagai sumber data (data dasar) untuk melaksanakan tugasnya selama masa kerja 1
tahun.

Untuk dapat menilai perubahan umur sasaran yang didata, maka cantumkanlah
tanggal pelaksanaan pendataan.

3.

Pendataaan dilakukan dengan cara:


Wawancara oleh petugas puskesmas kepada kepala keluarga dan atau anggota
keluarganya.

4.

Semua data yang didapat selanjutnya dimasukkan ke dalam:


Buku kohort ibu

Buku kohort bayi

Form SKPG (JPS-BK)

Form/register lain sesuai kebutuhan


5.

Petugas pendata:
Format pendataan diisi oleh bidan di desa, bidan puskesmas, petugas lain yang
ditunjuk oleh kepala puskesmas (perawat, petugas gizi, pembina desa yang
telah dilatih khusus).

6.

Teknis Pendataan
Waktu untuk melaksanakan wawancara tidak boleh mengganggu tugas rutin, tetapi
saat wawancara oleh para bidan atau perawat pemeriksaan bumil dan ANC ebaiknya
dilakukan, terutama bagi ibu yang belum pernah ANC, data ini selanjutnya dimasukkan ke
dalam buku kohort ibu.

Bagi petugas non-bidan, sasaran yang belum pernah ANC dianjurkan untuk ANC
secepatnya, selain itu data ini dilaporkan pada bidan terdekat untuk dilakukan kunjungan
rumah.

Untuk dapat membuat rencana kerja yang baik, seorang petugas harus
memperhitungkan lebih dahulu beban kerja yang akan dihadapi dengan cara sebagai beikut:
- Hitung jumlah penduduk desa yang akan didata, misalnya didapatkan hasil
4000 penduduk.
- Hitung jumlah kepala keluarga di desa tersebut misalnya 800 KK.
- Hitung data yang diperlukan untuk menyelesaikan pendataan, misalnya:

Bila dalam 1 hari didapat data 20 KK maka waktu yang dibutuhkan untuk
mendata 800 KK adalah 800 : 20 x 1 hari = 40 hari.
- Apabila diperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pendataan
akan melebihi hari kerja selama 1 bulan, konsultasikanlah dengan kepala
puskesmas untuk mendapatkan penyelesaian masalah ini.
- Pada saat melakukan pendataan, petugas pendata harus bekerjasama dengan
kepala desa atau kelurahan dan didampingi oleh kader kesehatan atau kader
PKK, tokoh masyarakat. Tetapi pendataan harus dilakukan sendiri oleh
petugas kesehatan.
7.

Sasaran Pendataan
Sasaran pendataan adalah setiap kepala keluarga yang bertempat tinggal di desa
tersebut pada saat pendataan, jadi tidak hanya memiliki KTP saja.

Pengertian KK adalah kepala keluarga yang menguasai atau menghuni rumah


tersebut pada saat pendataan dan hidup mandiri, sejahtera, sehat selamanya termasuk
anggota keluarga (laki laki) yang sudah menikan dan mempunyai keluarga sendiri.

Sedangkan janda atau duda akan termasuk sebagai KK apabila hidup mandiri
(janda/duda yang hidupnya bergantung pada orang lain tidak dimasukkan pada kategori KK)
sehingga ada kemungkinan didalam 1 rumah lebih dari 1 kepala keluarga.
Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan PWS KIA
1.
Pengumpulan data tentang PWS KIA( data ibu hamil,ibu bersalin,neonatus,bayi)
dilakukan oleh bidan desa yang bertanggung jawab membina desa tersebut dilakukan
dengan analisis data dengan meminta bantuan pamong setempat.
2.
Setelah didapatkan data-data yang diperlukan, kemudian klasifikasi data-data
tersebut ke dalam format-format yang sudah ada di puskesmas.
3.
Hasil rekapan data-data tadi dari setiap desa binaan bidan di masukkan ke dalam
format PWS KIA( dipisahkan antara format ibu dan anak) dan dibuat kedalam diagram.
4.
Kemudaian setelah itu masing-masing bidan menyerahkan data-data yang telah
diperoleh dari desa binaannya kepada bidan koordinator untuk diolah jumlah cakupan
keseluruhan wilayah kerja puskesmas serta di buat rekapitulasi laporannya.
5.
Setelah data selesai diolah, kemudian data tersebut di laporkan kepada kepala
puskesmas untuk ditinjau kembali .
6.

Kepala puskesmas menyerahkan rekapitulasi laopran PWS KIA ke Dinas Kesehatan.

Keterangan: pencatatan PWS KIA dilakukan setiap bulan , setelah pelaksanaan kegiatan KIA.
BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan msyarakat yang setinggi tingginya dapat terwujud.
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan peri kemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian,
adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu,
bayi, anak, manusia usia lanjut (manula), dan keluarga miskin.

Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka
Kematian Balita (AKABA) merupakan beberapa indicator status kesehatan masyarakat. Dewasa ini AKI dan AKB
di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya. Menurut data survey demografi kesehatan
Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 / 100.000 Kelahiran Hidup, AKB 34 / 1000 Kelahiran Hidup, AKN 19 / 1000
Kelahiran Hidup, AKABA 44 / 1000 Kelahiran Hidup.
Dalam upaya penurunan Angka Kemtian Ibu dan Anak Indonesia, sistim pencatatan dan pelaporan
merupakan komponen yang sangat penting. Selain sebagai alat untuk memantau kesehatan ibu daan bayi, bayi baru
lahir, bayi dan balita, juga untuk menilai sejuh mana keberhasilan program serta sebagai bahan untuk membuat
perencanaan di tahun tahun berikutnya, dengan melaksanakan berbagai program KIA.
Agar pelaksanaan program KIA, aspek peningkatan mutu pelayanan program KIA tetap diharapkan
menjadi kegiatan prioritas di tingkat kabupaten atau kota. Peningkatan mutu program KIA juga dinilai dari besarnya
ckupan program di masing masing wilayah kerja. Untuk itu, besarnya cakupan pelayanan KIA disuatu wilayah
kerja perlu dipantau secara terus menerus, agar diperoleh gambaran yang jelas mengenai kelompok mana dalam
wilayah kerja tersebut yang paling rawan.
Selain itu untuk membantu mengurangi angka kematian dan kesakitan ibu dan bayi tersebut serta
meningkatkan mutu pelayanan program KIA, Bidan haruslah dapat membangun kemitraan yang efektif melalui
kerjasama lintas program lintas sector dan mitra lainnya serta dapat bekerjasama dengan masyarakat. Masyarakat
dapat dibina dalam proses tersebut.
B.

Rumusan Masalah

1.

Identikasi manajemen pemantauan pelayanan pendataan sasaran kebidanan

2.

Langkah-langkah pendataan sasaran

C.

Tujuan

1.

Mengidentifikasi manajemen pemantauan pelayanan pendataan sasaran kebidanan

2.

Untuk mengetahui langkah-langkah pendataan sasaran.

Anda mungkin juga menyukai