Anda di halaman 1dari 8

RANGKUMAN

PERTEMUAN KOORDINASI
PENANGGULANGAN KLB BAGI
PETUGAS SURVEILANS
KAB./KOTA SE JATIM,
TGL 2 4 NOVEMBER 2015

KEBIJAKAN SURVEILANS
NASIONAL
Landasan Hukum SRKLB : UUD 1945 &
Amandemennya, Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, Permenkes, Kepmenkes dan IHR th. 2005
Pet. Surveilans dituntut untuk mempunyai sikap
waspada dan tanggap untuk segera melakukan aksi
karena dalam Konsep Surveilans kegiatan utama
adalah mengumpulkan data, merekap, menganalisis &
melakukan interpretasi dan digunakan sebagai
informasi
Prinsip SKD KLB yang diperlukan adalah : kecepatan
mendeteksi secara dini, melakukan respon dan
kecepatan berbagi informasi / data

Penyakit yang menjadi


Komitmen Global & Nasional
Polio (Eradikasi Polio, Regional SEARO th
2014 menerima sertfikat bebas Polio
Regional Asia Tenggara (27 maret 2014,
New Delhi)
Tetanus Neonatorum (Eliminasi)
Rubella menuju Reduksi, target th. 2020
Campak menuju Eliminasi, target th. 2018
Malaria (Th. 2014, 200 kab./kota
mencapai Eliminasi)

Migrasi SKDR
Data EWARS dari puskesmas akan
beralih ke web. Kab./kota harus
melakukan registrasi data contact
person petugas surveilans puskesmas
(nama & nomer HP) ke Pusat paling
lambat sampai minggu ke-44.
Nomor telp petugas Puskesmas harus
didaftarkan dengan format :
REG#IDPuskesmas#Nama Lengkap

Lanjutan
Mulai minggu ke-45 puskesmas mengirim langsung
laporan ke pusat melalui sms ke nomer
081296100884
Untuk kebutuhan mendeteksi awal, pusk tetap
melaksanakan kewaspadaan sendiri dengan
menerapkan Form W2 dan diharapkan kab./kota
tetap memantau
Laporan STP akan selalu dimonitor oleh Provinsi
setiap tgl 15.
Surveilans Campak Berbasis Individu (CBMS) sebagai
salah satu strategi pencapaian Eliminasi Campak
tahun 2018 dan Eliminasi Rubella (CRS) tahun 2020
Belum semua kab./kota di Jawa Timur sudah
melaksanakan CBMS (78.94%)

Lanjutan
Setiap kasus Campak yang dilaporkan
harus dimasukkan dalam form C-1.
Form C-1 berlaku Zerro Reporting
Kewaspadaan Universal yang perlu
diperhatikan dalam pengambilan
spesimen adalah : penggunaan APD,
Hygiene pribadi dan kebersihan
lingkungan.
Tujuan dari Kewaspadaan Universal
adalah untuk mencegah penularan.

Lanjutan
Ketentuan dalam pengiriman spesimen KLB
adalah Form W1, kronologis KLB, Surat
pengantar, daftar nama kontak / korban dan
penulisan label pada spesimen
Surveilans Epidemiologi dilaksanakan untuk
kewaspadaan terhadap terjadinya KLB
dengan memperhatikan indicator based
Surveilance dalam bentuk W2 /EWARS,
laporan rutin STP, indikator faktor resiko dan
publikasi informasi.
Event Based Surveilance dalam bentuk W1
(bila terjadi KLB & laporan akhir /
rekapitulasinya)

Lanjutan

Managemen KLB :
Persiapan pembentukan Tim menurut jenis KLB
Ada kerja sama LP, LS
Melaksanakan tahapan pra, saat & pasca KLB

Tahap Pra KLB merupakan tahap identifikasi faktor resiko &


persiapan menghadapi KLB
Tahap KLB harus dilaksanakan sesegera mungkin (< 24 jam)
dan intervensi dilaksanakan secara tepat sesuai dengan jenis
KLB
Tahap Pasca KLB :

Evaluasi keberhasilan penanggulangan KLB


Tindak lanjut dan pencegahan faktor resiko
Pemantauan dampak selanjutnya pasca KLB
Publikasi

Membuat laporan akhir KLB (dibuat 2x masa inkubasi)

Anda mungkin juga menyukai