Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PWS KIA (K4) BULAN

JANUARI 2020-MEI 2020 DI


PUSKESMAS DEMPO PALEMBANB
Nama : Okta Isviyanti, S.Ked
NIM : 712018074

PEMBIMBING: dr. Hj. Asmarani Ma’mun, M.Kes



BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang

Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) telah dilaksanakan di Indonesia


sejak tahun 1985. Namun PWS KIA perlu dikembangkan dengan
memperbaiki mutu data, analisis dan penelusuran data.

Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals/MDGs, 2000)


pada tahun 2015 diharapkan Angka Kematian Ibu menurun sebesar tiga-
perempatnya dalam kurun waktu 1990-2015 dan Angka Kematian Bayi dan
Angka Kematian Balita menurun sebesar dua-pertiga dalam kurun waktu 1990-
2015.

� BAB II
� TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Suryani (2007) Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
Anak (PWS KIA) adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program
KIA disuatu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak
lanjut yang cepat dan tepat.

Program KIA yang dimaksud meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru
lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita.
Dengan manajemen PWS KIA diharapkan cakupan pelayanan dapat
menjangkau seluruh sasaran di suatu wilayah kerja sehingga kasus dengan
risiko/komplikasi kebidanan dapat ditemukan sedini mungkin untuk dapat
memperoleh penanganan yang memadai.

Penyajian PWS KIA juga dapat dipakai sebagai alat motivasi, informasi dan
komunikasi kepada sektor terkait, khususnya aparat setempat yang berperan
dalam pendataan dan penggerakan sasaran maupun membantu dalam
memecahkan masalah non teknis misalnya: bumil KEK, rujukan kasus dengan
risiko.
Indikator Pemantauan

1. Akses Pelayanan Antenatal (K1)


2. Cakupan Pelayanan Ibu Hamil (K4)
3. Cakupan Persalinan dan Tenaga Kesehatan (Pn)
4. Cakupan Pelayanan Nifas oleh Tenaga Kesehatan (KF3)
5. Cakupan Pelayanan Neonatus Pertama (KN1)
6. Cakupan Pelayanan Kesehatan Neonatus 0-28 hari (KN
lengkap)
7. Deteksi Faktor Resiko dan Komplikasi oleh Masyarakat
8. Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri
9. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus
10. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi 28 hari-12 bulan
11. Cakupan Pelayanan Anak Balita
12. Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Sakit yang
dilayani di MTBS
13. Cakupan peserta KB Aktif
Langkah-langkah

Data yang diperlukan untuk membuat grafik dari tiap indikator diperoleh dari
catatan ibu hamil per desa/kelurahan, register kegiatan harian, register kohort
ibu dan bayi, kegiatan pemantauan ibu hamil per desa/kelurahan, catatan
posyandu, laporan dari bidan/dokter praktik swasta, rumah sakit bersalin dan
sebagainya.

Untuk grafik antar wilayah, data yang diperlukan adalah data cakupan per
desa/kelurahan dalam kurun waktu yang sama. Misalnya: untuk membuat grafik
cakupan K4 bulan juni di wilayah kerja puskesmas X, maka diperlukan data
cakupan K4 desa/kelurahan A, desa/kelurahan B, desa/kelurahan C, dst pada bulan
Juni.
Langkah-langkah

Untuk grafik antar waktu, data yang perlu disiapkan adalah data
cakupan per bulan.

Untuk grafik antar variabel diperlukan data variabel yang


mempunyai korelasi misalnya K1, K4 dan Pn.
Langkah-langkah

Data yang diperlukan untuk membuat grafik dari tiap indikator diperoleh dari
catatan ibu hamil per desa/kelurahan, register kegiatan harian, register
kohort ibu dan bayi, kegiatan pemantauan ibu hamil per desa/kelurahan,
catatan posyandu, laporan dari bidan/dokter praktik swasta, rumah sakit
bersalin dan sebagainya.

Untuk grafik antar wilayah, data yang diperlukan adalah data cakupan per
desa/kelurahan dalam kurun waktu yang sama. Misalnya: untuk membuat
grafik cakupan K4 bulan juni di wilayah kerja puskesmas X, maka diperlukan
data cakupan K4 desa/kelurahan A, desa/kelurahan B, desa/kelurahan C, dst
pada bulan Juni.

Untuk grafik antar waktu, data yang perlu disiapkan adalah data cakupan per
bulan.

BAB III
PROFIL PUSKESMAS DEMPO
PALEMBANG
Sejarah

Puskesmas Dempo berdiri sejak tahun 70an, ditahun


60an Puskesmas Dempo bernama klinik dempo dan
pada tahun 70an berubah menjadi Puskesmas Dempo.

Puskesmas dempo dengan wilayah kerja kecamatan Ilir Timur


I dengan 8 (delapan) kelurahan yaitu Kelurahan 13 Ilir, 14 Ilir,
15 Ilir. 16 Ilir, 17 Ilir, 18 Ilir, Kepandean Baru dan 20 Ilir DI.
Sejarah

Puskesmas Dempo terletak di Jl. Kolonel Atmo No. 861 Kelurahan 17 Ilir Kecamatan Ilir Timur I
Palembang.

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Dempo sebanyak 33.982 jiwa dengan jumlah
kepala keluarga sebanyak 10.462 KK.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat Puskesmas Dempo kegiatan upaya


kesehatan berpedoman pada Permenkes 75 tahun 2014, yaitu:
Program Pokok (Esensial)
UKM Pengembangan
Pelayanan Usaha Kesehatan Perorangan (UKP)
Jaringan dan Jejaring Puskesmas Dempo
Visi dan Misi

Visi adalah gambaran atau pandangan yaitu gambaran puskesmas dalam jangka panjang. Visi
Puskesmas Dempo “Mewujudkan Masyarakat yang optimal di wilayah Kerja Tahun 2023”.

1. Meningkatkan kualtias sumber daya manusia dan lingkungan dengan pemberdayaan


masyarakat untuk perilaku hidup bersih dan sehat
2.Meningkatkan profesionalisma provider
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan sesuai standar yang telah ditetapkan
4. Meningkatkan kemitraan dengan semua pihak
Moto dan Kebijakan
Mutu Puskesmas
Motto Puskesmas Dempo ialah “Melayani dengan Ikhlas”,

Kebijakan Mutu Puskesmas Dempo ialah “Kami jajaran pengelola dan seluruh karyawan
Puskesmas Dempo berkoitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu prima,
berorientasi pada kebutuhan dan harapan pelanggan serta memperhatikan keselamatan
pasien, mengadakan perbaikan berkelanjutan, adil, inovatif, demi terwujudnya derajat
kesehatan masyarakat yang optimal”

BAB IV
ANALISA
Analisa
Analisa

Adapun tabel diatas apabila disajikan dalam bentuk grafik.

80

70

60

50

40

30

20

10

0
E F B C A D G H PUSK

Grafik Cakupan KIA (K4) Bulan Januari 2020-Mei 2020 di Puskesmas Dempo Palembang.
Analisa
Analisa

i. Status Baik
Adalah desa/kelurahan dengan cakupan diatas target yang ditetapkan untuk bulan
Mei 2020, dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat atau
tetap jika dibandingkan dengan cakupan bulan lalu.
Desa/kelurahan ini adalah desa/kelurahan B, desa/kelurahan E, dan
desa/kelurahan F. Jika keadaan tersebut berlanjut, maka desa/kelurahan tersebut
akan mencapai atau melebihi target tahunan yang ditentukan.
Analisa

ii. Status Kurang


Adalah desa/kelurahan dengan cakupan diatas target bulan Mei 2020,
namun mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang menurun jika
dibandingkan dengan cakupan bulan lalu.
Desa/kelurahan dalam kategori ini adalah desa/kelurahan C, yang perlu
mendapatkan perhatian karena jika cakupan terus menurun, maka
desa/kelurahan tersebut tidak akan mencapai target tahunan yang
ditentukan.
Analisa

iii. Status Cukup


Adalah desa/kelurahan dengan cakupan dibawah target bulan Mei 2020,
namun mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat
jika dibandingkan dengan cakupan bulan lalu.
Desa/kelurahan dalam kategori ini adalah desa/kelurahan A, yang perlu
didorong agar cakupan bulanan selanjutnya tidak lebih daripada
cakupan bulanan minimal 8%. Jika keadaan tersebut dapat terlaksana,
maka desa/kelurahan ini kemungkinan besar akan mencapai target
tahunan yang ditentukan.
Analisa

iv. Status Jelek


Adalah desa/kelurahan dengan cakupan dibawah target bulan Mei 2020, dan
mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang menurun dibandingkan dengan
bulan lalu.
Desa/kelurahan dalam kategori ini adalah desa/kelurahan D, desa/kelurahan G, dan
desa/kelurahan H, yang perlu diprioritaskan untuk pembinaan agar cakupan bulanan
selanjutnya dapat ditingkatkan diatas cakupan bulanan minimal agar dapat mengejar
kekurangan target sehingga dapat pula mencapai target tahunan yang ditentukan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Desa/kelurahan yang termasuk dalam kategori status baik adalah
desa/kelurahan B, desa/kelurahan E, dan desa/kelurahan F.

2. Desa/kelurahan yang termasuk dalam kategori status kurang adalah


desa/kelurahan C.

3. Desa/kelurahan yang termasuk dalam kategori status cukup adalah


desa/kelurahan A.

4. Desa/kelurahan yang termasuk dalam kategori status jelek adalah


desa/kelurahan D, desa/kelurahan G, dan desa/kelurahan H.
SARAN

1. Dengan adanya PWS KIA sebaiknya puskesmas dapat membantu dalam


peningkatan K4 khususnya untuk desa/kelurahan yang berstatus jelek.

2. Diharapkan untuk kedepannya agar data lebih mudah untuk diakses di


internet.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai