Anda di halaman 1dari 41

L A P O R A N K A S U S

TUMOR INTRA ABDOMEN

Oleh:
Ahmad Nabhan, S.Ked
71 2017 050
 
Pembimbing:
d r. G u n a w a n To h i r, S p . B

DEPARTEMEN ILMU BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PALEMBANG BARI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
sekelompok sel-sel abnormal

TUMOR  yang terbentuk hasil proses


pembelahan sel yang berlebihan
dan tak terkoordinasi.

NEOPLASIA 

 
NEO  PLASIA 

baru pertumbuhan/pembelahan

pada pertumbuhan sel yang baru, yang berbeda dari


pertumbuhan sel-sel di sekitarnya yang normal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

TUMOR ABDOMEN

suatu massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-beda, yang


disebabkan oleh sel tubuh yang yang mengalami transformasi dan tumbuh
secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel
tersebut berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya.
ANATOMI DAN FISIOLOGIS

Pembagian berdasarkan region:


Bagian abdomen juga dapat
1. Regio hipokondriak kanan
dibagi menjadi 4 bagian
2. Regio epigastrika berdasarkan posisi dari satu garis
3. Regio hipokondriak kiri horizontal dan 1 garis vertikal

4. Regio lumbal kanan yang membagi daerah abdomen.

5. Regio umbilicus 1. Kuadran kanan atas

6. Regio lumbal kiri 2. Kuadran kiri atas

7. Regio iliak kanan 3. Kuadran kanan bawah

8. Regio hipogastrika 4. Kuadran kiri bawah


9. Regio iliak kiri
ETIOLOGI

MULTIFAKTORIAL

1. Karsinogen
a. Kimiawi
b. Fisik
c. Viral
2. Hormon
3. Faktor gaya hidup
4. Parasit
5. Genetik, infeksi, trauma, hipersensivitas terhadap obat.
KLASIFIKASI

Dewasa : Gangguan pada Abdomen bagian


- Tumor hepar kanan bawah:
- Tumor limpa / lien
- Tumor lambung / usus halus - Apendicitis Infiltrat
- Tumor colon - Crohn disease
- Tumor ginjal (hipernefroma) - Hernia
- Tumor pankreas - Kehamilan Ektopik Terganggu
- Kista Ovarium
Anak-anak :
- Tumor wilms (ginjal)
GEJALA KLINIS

American Cancer Society telah mengeluarkan peringatan


tentang tanda dan gejala yang mungkin disebabkan kanker.
Tanda ini disebut “7-danfer warning signals CAUTION”.

C = Change in bowel or bladder habit


A = a sore that does not heal
U = unusual bleding or discharge
T = thickening in breast or elsewhere
I = indigestion or difficult
O = obvious change in wart or mole
N = nagging cough or hoarseness
Biasanya adanya tumor dalam abdomen dapat diketahui setelah
perut tampak membuncit dan mengeras.

Tanda dan Gejala :


- Hiperplasia.
- Konsistensi tumor umumnya padat atau keras.
- Tumor epitel biasanya mengandung sedikit jaringan ikat, dan apabila tumor berasal dari masenkim
yang banyak mengandung jaringan ikat elastis kenyal atau lunak.
- Kadang tampak Hipervaskulari di sekitar tumor.
- Bisa terjadi pengerutan dan mengalami retraksi.
- Edema sekitar tumor disebabkan infiltrasi ke pembuluh limfa.
- Konstipasi.
- Nyeri.
- Anoreksia, mual, lesu.
- Penurunan berat badan.
- Pendarahan.
PEMERIKSAAN KLINIS

INSPEKSI

PALPASI

PERKUSI

AUSKULTASI
PEMERIKSAAN RADIOLOGI

 Endoskopi
 (CT) scan
 Pemeriksaan imaging
- Radiografi polos atau radiografi tanpa kontras,
- Radiografi dengan kontras,
- USG (Ultrasonografi),

- CT-scan (Computerized Tomography Scanning),

- MRI (Magnetic Resonance Imaging).

- Scinfigrafi atau sidikan Radioisotop.

- RIA (Radio Immuno Assay)


DEFINISI

APENDISITIS INFILTRAT

Apendisitis infiltrat adalah proses radang apendiks yang


penyebarannya dapat dibatasi oleh omentum dan usus-usus
dan peritoneum disekitarnya sehingga membentuk massa
(appendiceal mass).
ETIOLOGI

 Obstruksi lumen merupakan penyebab utama


apendisitis.
 Fekalit merupakan penyebab tersering dari obstruksi
apendiks.
 Hiprtrofi jaringan limfoid
 Makanan rendah serat
 Cacing ascaris
 Erosi mukosa apendiks karena parasit seperti E.
Histolytica.
GEJALA KLINIS

 Appendisitis infiltrat didahului oleh keluhan appendisitis


akut yang kemudian disertai adanya massa periapendikular.

 Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang


didasari oleh radang mendadak apendiks yang memberikan
tanda setempat, disertai maupun tidak disertai rangsang
peritoneum lokal.

 Umumnya nafsu makan menurun.

 Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ke kanan bawah


ke titik McBurney. Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan
lebih jelas letaknya sehingga merupakan somatik setempat.

 Terdapat juga keluhan anoreksia, malaise, dan demam yang


tidak terlalu tinggi
Alvarado scale untuk membantu menegakkan diagnosis.

  Gejala Klinik Value


Gejala Adanya migrasi nyeri 1
  Anoreksia 1
  Mual/muntah 1
Tanda Nyeri RLQ 2
  Nyeri lepas 1
  Febris 1
Lab Leukositosis 2
  Shift to the left 1
Total poin   10
Keterangan:

0-4 : kemungkinan Appendicitis kecil

5-6 : bukan diagnosis Appendicitis

7-8 : kemungkinan besar Appendicitis

9-10 : hampir pasti menderita Appendicitis

Bila skor 5-6 dianjurkan untuk diobservasi di rumah sakit, bila skor >6 maka tindakan bedah sebaiknya
dilakukan.
DIAGNOSIS

Gambaran Klinik Apendisitis Infiltrat

 tanda awal
o nyeri mulai di epigastrium atau regio umbilikus disertai mual dan
anoreksi
 nyeri pindah ke kanan bawah dan menunjukkan tanda rangsangan
peritoneum lokal di titik McBurney
o nyeri tekan
o nyeri lepas
o defans muskuler
 nyeri rangsangan peritoneum tidak langsung
o nyeri tekan bawah pada tekanan kiri (Rovsing)
o nyeri kanan bawah bila tekanan di sebelah kiri dilepaskan (Blumberg)
o nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak seperti nafas dalam,
berjalan, batuk, mengedan
PEMERIKSAAN FISIK

 Pada inspeksi appendisitis infiltrat atau adanya abses


apendikuler terlihat dengan adanya penonjolan di perut
kanan bawah. Kembung sring terlihat pada komplikasi
perforasi.

 Pada palpasi didapatkan nyeri yang terbatas pada regio


iliaka kanan, bisa disertai nyeri lepas. Defans muskuler
(+), teraba massa yang fixed dengan nyeri tekan dan
tepi atas massa dapat diraba.

 Pada perkusi redup pada bagian kanan bawah

 Pada auskultasi peristalsis usus sering normal,


peristalsis dapat hilang karena ileus paralitik pada
peritonitis generalisata akibat apendisitis perforata.

 Pemeriksaan RT  tonus sfingter ani baik, ampula


kolaps,teraba massa yang menekan rectum apabila
terjadi abses dan nyeri apabila apendiks intrapervinal.
Psoas Sign Obturator Sign
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan laboratorium (leukositosis)


• Pemeriksaan rontgen
• Foto polos abdomen
• USG
• CT-Scan,
• Barium enema
PENATALAKSANAAN

Terapi konservatif pada apendikular infiltrat :


 Total bed rest posisi fawler agar pus terkumpul di cavum
douglassi.
 Diet lunak bubur saring
 Antibiotika parenteral dalam dosis tinggi, antibiotik
kombinasi yang aktif terhadap kuman aerob dan anaerob.
Baru setelah keadaan tenang, yaitu sekitar 6-8 minggu
kemudian, dilakukan apendiktomi.
 Kalau sudah terjadi abses, dianjurkan drainase saja dan
apendiktomi dikerjakan setelah 6-8 minggu kemudian.
 Analgetik digunakan jika perlu saja
BAB III
LAPORAN KASUS
1. Identifikasi
Nama : Ny. Ningsi Mandasari
Jenis Kelamin: Perempuan
TanggalLahir : 8 Juli 1987
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Desa Air Gading RT 001, Muara Padang, Banyu Asin, Sumatra Selatan
Agama : Islam
Status : Sudah Menikah
MRS : 14 Oktober 2019
No. RM : 58.19.10
Pembiayaan : BPJS
 
2. Anamnesis (Auto anamnesis, 17 Oktober 2019)
KeluhanUtama
Nyeri pada perut kanan bawah
Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien datang ke IGD RSUD Palembang Bari dengan keluhan nyeri di perut kanan bawah
sejak kurang lebih 3 hari SMRS. Nyeri dirasakan tiba-tiba dan hilang timbul serta terasa
seperti ditusuk-tusuk. Awalnya nyeri dirasakan di perut kanan bawah kemudian menjalar ke
seluruh bagian perut dan pinggang belakang. Keluhan nyeri dirasakan semakin lama
semakin memberat. Pasien juga mengeluh mual dan muntah dengan frekuensi > 3x/hari,
demam (+), nafsu makan menurun serta tidak BAB. Pasien mengatakan bahwa keluhan
terasa semakin berat saat beraktivitas dan sedikit berkurang saat istirahat.

Sebelumnya pasien sempat berobat ke bidan dan diberi obat anti mual dan maag, namun
keluhan tidak berkurang. Pasien menyangkal bahwa dirinya dalam kondisi sedang hamil.
BAK seperti biasa dan nyeri saat BAK disangkal.
Riwayat Penyakit Terdahulu:

Pasien tidak mengalami keluhan yang sama sebelumnya.


Riwayat operasi disangkal. Riwayat hipertensi tidak ada.
Riwayat diabetes mellitus disangkal.
 
Riwayat Penyakit Keluarga:
Riwayat penyakit dengan keluhan serupa pada keluarga juga
disangkal.
Riwayat diabetes mellitus, hipertensi, dan asma bronchial
disangkal.
3.3 PemeriksaanFisik

KU : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos mentis
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 112x/menit
RR : 20 x/menit
T : 37,3 C
Skala nyeri : 4
Nyeri berdasarkan SOCRATES
Site (Lokasi) : Nyeri pada perut kanan bawah
Onset (Mulai timbul) : ± 3 hari SMRS
Character (Sifat) : Nyeri hilang timbul seperti ditusuk-tusuk
Radiation (Penjalaran) : Nyeri menjalar dari perut kanan bawah hingga ke seluruh bagian perut dan pinggang
belakang
Association (Hubungan) : Mual (+), muntah (+), demam (+), anorexia (+), BAB (-)
Timing (Saat terjadinya) : Saat beraktivitas
Exacerbating and relieving factor: nyeri dirasakan sedikit berkurang saat istirahat
Severity (Tingkat keparahan) : Nyeri semakin lama semakin memberat
Secondary survey:
Kepala:
a. Mata : conjungtiva tidak pucat, sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil isokor kanan kiri
b. Hidung : napas cuping hidung tidak ada
c. Telinga : tidak ada kelainan
d. Mulut : bibir kering (-), sianosis (-)
e. Leher : vena jugularis datar (tidak distansi), trakea di tengah, pembesaran KGB
(-/-), massa (-)
Thoraks :
f. Inspeksi : gerak nafas simetris, retraksi tidak ada, frekuensi nafas 20 x/menit
g. Palpasi : iktus kordis teraba pasa ICS 5 midclavicula sinstra, stem
frermitus kanan kiri sama
h. Perkusi : batas jantung normal, sonor pada kanan dan kiri
i. Auskultasi : suara jantung jelas dan reguler, suara paru vesikuler, ronki tidak ada,
wheezing tidak ada
Abdomen:
a. Inspeksi : datar, venektasi (-)
b. Palpasi : lemas, nyeri tekan (+), teraba massa di perut kanan bawah
sebesar bola ping-pong. Rovsing sign (+), Blumberg sign (+), Hepar dan lien tidak
teraba
c. Perkusi : timpani, nyeri (+)
d. Auskultasi : bising usus dalam batas normal
Ekstremitas superior & inferior: akral hangat, deformitas (-), perdarahan (-)
1. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Darah Rutin
Hb : 12,6 g/dl (N : 12-14 g/dl)
Leukosit : 20.300 mm³ (N : 5000-10000/mm³)
Eritrosit : 5.200.000/uL (N : 4.106 – 4,5.106/uL)
Trombosit : 289.000 mm³ (N :150.000-400.000/mm³)
Hematokrit : 39% (N : 40 - 48%)
Hitung jenis :
- Basofil :0% (N: 0-1 %)
- Eosinofil :1% (N: 1-3%)
- Batang : 1% (N: 2-6%)
- Segmen : 90% (N: 50-70%)
- Limfosit :5% (N: 20-40%)
- Monosit :3% (N: 2-6%)
2. Diagnosis Banding
 Tumor abdomen et causa appendicular infiltrat
 Tumor abdomen et causa kista ovarium
 Tumor abdomen et causa corhn disease
 
3. Diagnosis Kerja
Tumor abdomen et causa appendicular infiltrat
 
4. Penatalaksanaan
Non medikamentosa
 Tirah baring (fowler position)
 Observasi tanda vital
 Palpasi massa
Medikamentosa
 IVFD RL gtt XX/menit
 Inj.Ceftriaxone 2 x 1 gr IV
 Inj. Metronidazole 3x500 mg IV
 
5. Komplikasi
 Perforasi
 Peritonitis
 Syok septic
 Gangguan peristaltik
 
6. Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam: dubia ad bonam
Quo ad sanasionam : dubia ad bonam
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada anamnesa didapatkan pasien mengeluh nyeri di perut kanan bawah. Nyeri tersebut
merupakan nyeri visceral yang sifatnya difus, terletak pada midline, sekitar umbilical, tidak dapat
ditunjukkan, bersifat tumpul dan tidak jelas, tidak menetap. Referred pain sesuai persarafan yang
terjadi akibat regangan organ. Nyeri visceral pada appendicitis ini bermula di sekitar umbilicus sesuai
dengan persarafan dari N.Thorakalis X. Nyeri disebabkan oleh karena obstruksi lumen appendiks yang
akan menyebabkan peningkatan sekresi normal mucus dari mukosa apendiks yang distensi. Makin
lama mucus makin banyak, namun elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga
menyebabkan peningkatan tekanan intralumen. Tekanan yang meningkat tersebut akan menyebabkan
apendiks mengalami hipoksia, menghambat aliran limfe dan invasi bakteri. Infeksi menyebabkan
pembengkakan apendiks bertambah (edema). Pada saat inilah terjadi appendicitis akut fokal yang
ditandai oleh nyeri epigastrium.
Pasien juga mengeluhkan nyeri peurt kanan bawah yang hilang timbul, nyeri tersebut
merupakan nyeri visceral yang berubah menjadi nyeri somatis. nyeri ini disebabkan oleh
sekresi mukus yang terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Kemudian hal tersebut akan
menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding.
Peradangan yang timbul akan meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga
menimbulkan nyeri daerah kanan bawah. Keadaan ini disebut dengan appendicitis supuratif
akut.

Keluhan mual dan muntah pasien disebabkan oleh inflamasi dan tekanan yang berlebihan
pada appendiks yang distensi sehingga pusat muntah akan diaktifkan dari saluran pencernaan
melalui aferen nervus vagus.

Nyeri tekan daerah McBurney terjadi karena translokasi bakteri yang menyebabkan nyeri
somatis. Illiopsoas sign menunjukkan peradangan dari appendiks yang letaknya dekat dengan
otot psoas. Obturator test juga positif karena gerakan rotasi dari pinggang juga menghasilkan
nyeri pada pasien dengan appendiks yang juga terletak berdekatan dengan otot obturator
eksternus.
Leukositosis yang didapatkan dari pemeriksaan darah lengkap menunjukkan respon tubuh terhadap
infeksi.mPada pasien penatalaksanaan awa hanya dilakukan tatalaksana konservatif yaitu
menginstruksikan pasien agar pasien bedrest dan melakukan posisi fowler dengan tujuan supaya jika
massa/infiltar tersebut pecah, maka tidak akan menyebar kemana-mana. Selain itu diberikan antibiotik
dan diet makanan lunak. Tatalaksana konservatif biasanya dilakukan selama 6-8 minggu. Pasien dengan
massa periappendikular sebaiknya dilakukan penundaan operasi karena resiko perdarahan yang bayak
dan sulitnya mengambil appendiks yang meradang tersebut.

Pasien juga diberi medikamentosa :

1. IVFD RL/8 jam


Diberikan untuk memenuhi kebutuhan cairan pasien, sekaligus sebagai akses pemberian obat-obatan
intravena.
2. IVFD Metronidazol 3x500 mg IV
Diberikan untuk bakteri anaerob
3. Ceftriaxone 2 x 1 gr IV
Merupakan antibiotika golongan sefalosporin generasi ke-3, untuk bakteri aerob
BAB V
KESIMPULAN
Tumor abdomen adalah suatu massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-beda,
yang disebabkan oleh sel tubuh yang yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom
lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut berbeda dari sel normal dalam
bentuk dan strukturnya.
Appendicitis adalah peradangan pada Appendix Vermicularis. Appendicitis merupakan kasus
bedah akut abdomen yang paling sering dijumpai. Faktor predisposisi dan etiologinya bisa
bermacam-macam, namun obstruksi lumen adalah penyebab utamanya.
Gejala klinis meliputi nyeri perut kanan bawah tepatnya di titik McBurney disertai nyeri
epigastrium, dapat pula nyeri di seluruh perut pada fase tertentu. Dapat dijumpai mual, muntah,
anoreksia, dan demam.

Terapi terbaik adalah terapi konservatif yang diikuti dengan appendektomi elektif (6-8 minggu
kemudian) bila massa sudah tenang dan pasien tidak lagi merasa kesakitan seperti keluhan awal.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai