Anda di halaman 1dari 2

Hanya kembali mengingatkan Prinsip 4R

-Reduce (Mengurangi); Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang
dihasilkan.

-Re-use (Memakai kembali);Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang).
Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.

-Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur
ulang.

-Replace (Mengganti); Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang
lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah
lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan
pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.

Menjadi 5R dengan "Repair"
Repair adalah usaha perbaikan demi lingkungan. Contoh memperbaiki barang-barang yang rusak
agar bisa kita gunakan kembali. reboisasi atau perbaikan lahan kritis karena dengan ini kita bisa
memiliki daerah resapan yang lebih besar dan menahan limpahan air yang bisa menyebabkan
longsor. Penanaman bakau juga merupakan perbaikan lingkungan.


Di Indonesia volume sampah mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan penduduk.
Kementerian Lingkungan Hidup mencatat pada tahun 2012 rata-rata penduduk Indonesia
menghasilkan sampah sekitar 2 kg per orang per hari. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat
diperkirakan berapa banyak volume sampah yang dihasilkan oleh suatu kota setiap hari dengan
mengalikan jumlah penduduknya dengan 2 kg per orang per hari (Viva News, 2012).

Kementerian Lingkungan Hidup (2012) menyatakan bahwa volume sampah dalam tiga tahun
terakhir menunjukkan trend naik secara signifikan. Volume sampah pada tahun 2010 ada 200.000
ton/hari dan pada tahun 2012 ada 490.000 ton per hari atau total 178.850.000 ton setahun. Dari
total sampah tersebut lebih dari 50% adalah sampah rumah tangga (Viva News, 2012).

Sampah rumah tangga yang jumlahnya lebih dari 50% total sampah ternyata belum ditangani
dengan baik. Baru sekitar 24,5% sampah rumah tangga di Indonesia yang ditangani dengan metode
yang benar yaitu diangkut oleh petugas kebersihan dan dikomposkan. Sisanya (75,5%) belum
ditangani dengan baik. Fakta itu ditunjukkan oleh data RISKESDAS 2010 yang menyatakan bahwa
rumah tangga di Indonesia umumnya menerapkan 6 metode penanganan sampah, yaitu: 1) diangkut
oleh petugas kebersihan (23,4%), 2) dikubur dalam tanah (4,2%), 3) dikomposkan (1,1%), 4) dibakar
(52,1%), 5) dibuang di selokan/sungai/laut (10,2%) dan 6) dibuang sembarangan (9%) (Kantor Utusan
Khusus Presiden RI untuk MDGs, 2012).

Anda mungkin juga menyukai