KERANGKA ACUAN
STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG
(SDIDTK) ANAK
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CEMPAKA MULIA TAHUN 2019
A. PENDAHULUAN
UUD 1945 Pasal 28B Ayat 2 menyatakan bahwa “setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.
Selanjutnya Pasal 28H
Ayat 1 menegaskan bahwa “setiap orang berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan”;
b. Undang-undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
c. Undang-undang RI Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan atas UU RI Nomor 23 tahun
2002 tentang Perlindungan Anak (UUPA);
B. LATAR BELAKANG
Adanya gangguan dan kelainan yang terjadi pada usia dewasa dapat di deteksi sejak
balita. Dalam hal ini peran orang tua dan dokter anak cukup besar. Setiap orang tua pasti ingin
tumbuh kembang buah hatinya berjalan sempurna. Namun, bagaimana jika ada gangguan dalam
dalam tahapan proses tumbuh kembang si kecil ?
Anda bisa mengetahuinya melalui program Kementrian Kesehatan yang dilakukan dalam
rangka peringatan Hari Anak Nasional, yakni dengan kegiatan Stimulasi Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK). SDIDTK merupakan rangkaian kegiatan atau
pemeriksaan untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang secara dini agar lebih mudah
diintervennsi serta memberikan konseling kepada keluarga bagaimana cara menstimulasi tumbuh
kembang anak.
“Bila penyimpangan terlambat dideteksi, maka lebih sulit diintervensindan akan berpengaruh
pada tumbuh kembang anak.” Kelainan dapat ditemukan dengan melakukan beberapa proses
pemeriksaan mulai dari pengukuran lingkar kepala, ukuran tinggi badan, dan memperhatikan
beberapa deteksi dini penyimpangan sebagai berikut :
a. Perhatikan Pertumbuhan, lihat status gizi anak apakah normal, kurang, buruk, makrocephali
dan mikrocephali.
b. Perhatikan Perkembangannya, apakah mengalami kelemahan Perkembangan, gangguan daya
lihat dan daya dengar.
c. Perhatikan gangguan mental emosionalnya
d. Autisme
e. Perhatikan pula hiperaktivitas dan gangguan pemusatan perhatiannya.
Periode 5 (lima) tahun pertama kehidupan anak sering disebut juga sebagai “ masa
keemasan (golden period) atau Jendela kesempatan (window opportunity) atau masa kritis
(critical period)”
karena periode ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat pada otak
manusia, masa yang sangat peka bagi otak anak dalam mennerima berbagai masukan dari
lingkungan sekitar.
Kebutuhan tumbuh kembang merupakan salah satu hak dasar anak sesuai undang-undang
no 23 tahun 2003 tentang Perlindungan Anak dan Konvensi hak-hak anak tahun 1989/1990.
Ooleh karena itu orang tua perlu mengupayakan agar anaknya tumbuh dan berkembang optimal
sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Upaya yang dapat dilakukan adalah memenuhi
Kebutuhan dasar anak
agar tumbuh dan berkembang optimal termasuk melakukan kegiatan SDIDTK.
Kegitan SDIDTK meliputi :
a. Stimulasi dini, yaitu merangsang otak Balita agar perkembangan kemampuan motorik (geark
kasar dan gerak halus), berbicara, berbahasa, bersosialisasi, dan kemandirian anak meningkat
secara optimal sesuai usia anak.
b. Deteksi dini, yaitu melakukan pemeriksaan /skrining atau mendeteksi sejak dini terhadap
kemungkinan adanya penyimpangan tumbuh kembang anak.
c. Intervensi dini, yaitu melakukan koreksi sejak dini dengan memangfaatkan plastisitas otak
anak untuk memperbaiki bila ada penyimpangan tumbuh kembang. Serta mencegah supaya
penyimpangannya tidak menjadi lebih berat.
d. Rujukan dini, yaitu merujuk/membawa anak ke fasilitas kesehatan bila masalah
penyimpangan tumbuh kembang tidak dapat di atasi di tingkat rumah tangga meskipun sudah
dilakukan intervensi dini.
F. SASARAN
1. Sasaran langsung :
Sasaran langsung stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang
adalah semua anak umur 0 sampai dengan 6 tahun yang ada di wilayah kerja Puskesmas.
Pelaksanaan kegiatan SDIDTK di lakukan dua kali pertemuan dalam setahun di setiap
Posyandu