Disusun oleh :
ALIFIANA SUKAMTO PUTRI
P27824120035
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN SUTOMO
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga laporan kebidanan komprehensif ini dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Dalam penyusunan laporan ini, tidak terlepas
dari bantuan dan bimbingan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Penulis
DAFTAR ISI
1.2 Tujuan
1.3 Pelaksanaan
Praktik Klinik Kebidanan I dilaksanakan pada :
Tanggal Praktik : 09 Januari s/d 03 Februari 2023
Tempat Praktik : Klinik Pratama Cita Sehat kota Surabaya
1.4 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan
asuhan kebidanan ini terdiri dari bab 1 pengkajian yang menguraikan tentang latar
belakang kasus, tujuan penulisan, pelaksanaan, dan sistematika penulisan.
Pada bab 2 landasan teori menguraikan mengenai konsep dasar tentang
masa nifas, dan asuhan kebidanan pada masa nifas yang meliputi tentang
pengkajian data, diagnosa/masalah, diagnosa potensial, tindakan segera, rencana
tindakan dan rasional, pelaksanaan rencana tindakan, evaluasi serta dokumentasi
asuhan kebidanan.
Kemudian pada bab 3 yaitu tinjauan kasus, menguraikan tentang 7 langkah
varney yaitu identifikasi data dasar, identifikasi diagnosa/masalah aktual,
identifikasi diagnose/ masalah potensial, tindakan segera dan kolaborasi, rencana
tindakan/intervensi dan evaluasi, serta melakukan pendokumentasian (SOAP).
Pada bab 4 yaitu kesimpulan dari asuhan yang telah dilakukan. Kemudian
selanjutnya daftar pustaka, Bagian ini memuat daftar literatur ilmiah yang telah
ditelaah dan dijadikan rujukan dalam penulisan.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1.2 Patofisiologi
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan
pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. di dalam proses persalinan normal atau
partus spontan terkadang harus melalui proses induksi atau pacuan agar bayi
dapat keluar. Ada beberapa hal yang menyebabkan persalinan tersebut harus
dilakukan pacuan atau induksi, indikasi pada ibu yaitu penyakit yang diderita,
komplikasi kehamilan, kondisi fisik ibu, rupture sponan terlebih, perdarahan
Antepartum, kanker, kala I lama, kemudian ada beberapa indikasi pada janin
yang menyebabkan persalinan harus menggunakan induksi atau pacuan yaitu
kehamilan lewat waktu, plasenta previa parsialis, solusio plasenta ringan,
kematian intrauterine, Kematian berulang dalam rahim, ketuban pecah dini,
diabetes kehamilan.
Pada pasien nifas akan mengalami perubahan fisiologis dan psikologis.
perubahan yang terjadi pada pasien nifas spontan akan menyebabkan
pengeluaran ASI yang tidak lancar yang oleh penurunan hormon estrogen dan
progesteron sehingga menstrimulasi hipofisis anterior dan posterior lalu
sekresi prolaktin dan oksitosin terjadi membuat diagnosa kerewatan
ketidakefektifan pemberian ASI muncul. Pada ibu nifas juga akan mengalami
involusi uteri yang menyebabkan pelepasan desidua lalu mengalami kontraksi
si uterus dan munculnya lochea.
Cara mengatasi:
a. Segera diberikan ASI setelah bayi dilahirkan (inisiasi menyusu dini).
b. Susui Si Kecil setiap 2–3 jam selama beberapa minggu pertama,
karena hal ini dapat merangsang tubuh untuk memproduksi lebih
banyak ASI.
c. Pastikan mulut Si Kecil melekat dengan benar ke payudara.
d. Pastikan agar Si Kecil tidak hanya menyusu dari salah satu payudara
saja.
e. Hindari merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
f. Hindari memberikan empeng pada Si Kecil setidaknya 3–4 minggu
setelah ia dilahirkan.
g. Cukupi waktu istirahat dan kurangi stres.
h. Minum air yang banyak agar tidak dehidrasi dan mencegah produksi
ASI menurun.
i. Konsumsi makanan yang bergizi.
j. Pijatlah payudara secara lembut dengan gerakan maju dari dari dada
ke arah puting, karena cara ini dapat meningkatkan jumlah ASI.
2. Putting Lecet
Puting susu lecet merupakan salah satu masalah dalam menyusui
yang disebabkantrauma pada puting susu saat menyusui, selain itu dapat
pula terjadi retak dan pembentukancelah-celah. Penyebab puting susu
lecet yaitu teknik menyusui yang tidak benar, puting susu terpapar oleh
sabun, krim, alkohol ataupun zat iritan lain saat ibu membersihkan puting
susu,moniliasis pada mulut bayi yang menular pada puting susu,bayi
dengan tali lidah pendek,cara menghentikan menyusui yang kurang tepat
(Susanto, 2018).
Cara mengatasi :
a. Gunakan ASI
Menurut studi dalam ACS Publications, ASI yang diproduksi oleh tubuh
ibu sebenarnya mengandung anti-bakteri, sehingga bisa digunakan
untuk mengobati puting lecet dan mengurangi rasa sakitnya. Caranya,
oleskan beberapa tetes ASI pada area puting yang lecet sebelum dan
sesudah menyusui, kemudian angin-anginkan hingga kering.
b. Kompres dengan air hangat
Untuk mengurangi rasa sakit di puting yang lecet, ibu bisa
menggunakan handuk yang sudah direndam di air hangat, kemudian
kompres payudara sebelum menyusui. Ibu bisa mandi dengan air
hangat agar efeknya terasa hingga ke sekujur tubuh.
c. Oleskan salep
Salep khusus untuk menangani puting lecet kini mudah ditemukan dan
banyak di jual bebas. Nah, penggunaan salep ini dapat mencegah
puting melepuh, menjaga area puting tetap lembap dan mengurangi
rasa gatal dan nyeri. Pilihlah salep yang mengandung chamomile atau
calendula untuk menenangkan puting yang lecet.
d. Oleskan pelembab alami
Bahan-bahan alami seperti minyak zaitun, minyak kelapa atau minyak
almond berkhasiat melembapkan area puting yang lecet. Selain itu, ibu
dapat menggunakan tea tree oil yang mengandung antiseptik,
sehingga mampu mengobati puting lecet lebih cepat. Kandungan
tersebut dapat mencegah masalah lain yang dapat menghambat
pemulihan puting yang sakit.
3. Nyeri Luka
Ada kalanya, selama masa penyembuhan area perineum terasa
tidak nyaman sampai nyeri. Jahitan perineum biasanya sudah mulai
sembuh dalam kurun waktu 3-4 minggu pasca melahirkan normal.Setelah
dua bulan, rasa sakit atau nyeri pada vagina dan perineum akibat jahitan
setelah melahirkan normal umumnya sudah hilang. Namun, ada
kemungkinan dibutuhkan waktu sekitar enam bulan sampai area perineum
benar-benar sembuh total.
Cara mengatasi :
a. Jaga kebersihan area vagina
b. Hindari menggunakan tampon dalam masa perawatan luka perineum
c. Minum banyak air putih
d. Makan makanan yang bergizi
e. Senam nifas
2.2.7 Evaluasi/Follow Up
Untuk menilai apakah pelayanan kesehatan telah tercapai
seluruhnya, sebagian atau tidak sama sekali dengan membandingkan hasil
dengan tujuan yang akan dicapai. Pada langkah ini dilakukan evaluasi
keevektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar – benar telah terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan
diagnose.
3.1 Subyektif
3.1.1 Biodata
Nama Pasien : Ny “Z” Nama Suami : Tn “A”
Umur : 26 tahun Umur : 29 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sidosermo 4/8
3.1.2 Keluhan
Ibu mengatakan masih merasa mules dan lelah setelah melahirkan
1. HAMIL INI
4) Riwayat Persalinan
Ibu bersalin pada tanggal 14 Januari 2023, pukul 23.20 WIB. menangis
kuat, tonus otot kuat, warna kemerahan, pernapasan baik, jenis kelamin
Perempuan, BB 3200 gr, PB 49 cm, tidak ada kelainan konginetal.
5) Riwayat KB
Ibu belum pernah menggunakan KB apapun
6) Pola Kebiasaan Sehari-Hari
• Nutrisi
Makan : 3x/hari. Porsi normal nasi, lauk, sayur, dan buah
Minum : ± 3 gelas air putih
• Eliminasi
BAB : (-)
BAK : 2 kali, terakhir pukul 06.00 WIB.
• Istirahat
Ibu sudah cukup tidur
3.2 Obyektif
3.4 Penatalaksanaan
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu
Evaluasi : Ibu mengerti hasil pemeriksaan dan ibu dalam keadaan baik.
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa mules yang dirasakan ibu adalah hal yang
normal karena adanya kontraksi uterus. Rahim akan secara perlahan kembali
pada ukuran normalnya. Kondisi ini biasanya terus terjadi selama seminggu
pertama setelah melahirkan.
Evaluasi : Ibu mengerti akan penjelaskan yang diberikan.
3. Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan genetalia, mulai dari
membersihkan area kemaluan dengan menggunakan air yang bersih setiap
selesai BAK atau juga saat mengganti pembalut, sering mengganti pembalut
setiap 3-4 jam sekali, juga mengganti celana dalam setiap mengganti pembalut
agar tidak terjadi infeksi pada luka jahitan.
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
4. Menjelaskan HE mengenai nutrisi untuk ibu postpartum yaitu dengan tidak perlu
pantang terhadap makanan, karena nutrisi yang baik sangat dibutuhkan untuk
memulihkan kondisi ibu dan untuk memproduksi ASI. Ibu harus banyak
mengkonsumsi sauran, buah, ikan telur, daging, ayam, tahu, tempe dan bila
perlu ditambah dengan susu.
Evaluasi : Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali.
5. Menjelaskan HE mengenai perawatan payudara, yaitu menggunakan baby oil
dan kapas saat membersihkan putting.
Evaluasi : Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali.
6. Posisi yang baik saat menyusui. Memastikan ibu menyusui bayi secara
bergantian dan mengajarkan posisi yang baik yaitu meletakkan bayi di
pangkuan ibu dengan posisi ibu duduk, seluruh daerah areola harus masuk ke
dalam mulut bayi. Dan menganjurkan untuk menyusui bayinya sesering
mungkin, minimal 2 jam sekali.
Evaluasi : Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali.
7. Memberitahu ibu untuk memberi ASI saja kepada bayinya (ASI EKSKLUSIF)
selama 6 bulan tanpa ada makan dan minuman tambahan apapun, dan
dilanjutkan hingga 2 tahun dengan MPASI.
Evaluasi : Ibu memahami dan bersedia melaksanakannya
8. Menganjurkan ibu untuk beristirahat dengan cukup, dengan beristirahat juga
apabila bayi sedang tidur, agar kondisi ibu tetap baik selama masa nifas
terutama dengan pola tidur yang berubah akibat menyusui bayi.
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
9. Menganjurkan ibu untuk tetap rutin melanjutkan mengkonsumsi vitamin yang
diberikan.
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
10. Menjelaskan ibu mengenai tanda bahaya yang mungkin terjadi pada masa
nifas. Misalnya, adanya infeksi, mual muntah dan rasa sakit saat berkemih,
sembelit atau ada hemoroid, sakit kepala, nyeri epigastrik, pengelihatan kabur,
perdarahan vagina yang luar biasa, lokhea berbau busuk dan disertai dengan
nyeri abdomen atau punggung, putting susu lecet, terjadi bendungan ASI,
adanya oedema, panas pada tungkai, kehilangan nafsu makan dalam waktu
yang lama. Jika ibu mendapatkan gejala atau tanda bahaya tersebut maka
segera untuk memeriksakan ke Bidan/ Puskesmas/ RS terdekat.
Evaluasi : Ibu mengerti akan penjelaskan yang diberikan.
11. Menganjurkan ibu untuk tetap disiplin protokol kesehatan untuk dimasa
sekarang ini, yaitu dengan menerapkan kebiasaan mencuci tangan,
menggunakan masker, menjaga jarak dari kerumunan, mengkonsumsi
makanan yang seimbang, dan melakukan olah raga.
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
12. Menjadwalkan kunjungan nifas ulang atau apabila ada keluhan.
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia kembali
BAB 4
SIMPULAN
Dari asuhan kebidanan post partum fisiologis yang dilakukan, didapatkan kesimpulan :
1. Asuhan kebidanan pada Ny.Z post partum fisiologis dilakukan dengan teknik
pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang dimulai dari pengkajian dan
analisa data dasar, pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan pengumpulan
semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap,
mulai dari anamnesis riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang dan keterangan tambahan yang menyangkut atau yang berhubungan
dengan kondisiklien.
2. Diagnosa Asuhan Kebidanan Post Partum Fisiologis ditegakkan berdasarkan
adanya utama, pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
dan pemeriksaan dalam
3. Diagnosa masalah adalah kemungkinan masalah yang dapat terjadi pada masa
post partum yaitu haemorragic post partum, infeksi postpartum, postpartum blues,
dan subinvolusi uterus.
4. Diperlukan tindakan segera, kolaborasi atau rujukan apabila terjadi masalah
dalam masa nifas tersebut.
5. Rencana tindakan yang telah disusun bertujuan agar ibu mendapatkan
penanganan yang bersih dan aman, sesuai dengan kondisinya dan mencegah
terjadinya komplikasi serta mencegah terjadinya trauma berat pada ibu.
6. Tindakan yang dilakukan bertujuan agar rencana yang disusun tercapai dengan
adanya kerjasama antara bidan dengan petugas lainnya agar dapat lebih
meningkatkan kualitas pelayanan kebidananpasien.
7. Tindakan evaluasi telah diberikan semaksimal mungkin dan sesuai standar
pelayanan/rencana asuhan kebidanan serta komplikasi - komplikasi yang mungkin
terjadi dapatteratasi.
8. Pendokumentasian dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2023
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI
Mangkuji, Betty, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan 7 Langkah SOAP, Jakarta : ECG
Nursiah, Ai, dkk. 2014. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan, Bandung : PT. Refika
Aditama
Walyani & Purwoastuti. 2015. Materi Ajar Lengkap Kebidanan Komunitas. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Alimul Hidayat & Musrifatul Uliyah. 2012. Buku Ajar Kebutuhan. Dasar Manusia. Surabaya:
Health Books Publishing
Manuaba, Ida Bagus Gde.2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Sulistyawati, Ari.2010. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika