Disusun Oleh:
Kepaniteraan Klinik IKM-IKK
Periode 30 Januari – 26 Maret 2023
Pembimbing:
Prof. Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes
dr. Hj. Yulifa
dr. Nurhasyiah, M.Kes
Diagnosis Komunitas
Disusun oleh:
Siti Annisya Balqis, S. Ked 04084822225087 Triya Edwin, S.Ked
04084882124017
Telah diterima sebagai salah satu tugas dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik
Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya periode 30 Januari – 26 Maret 2023.
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan diagnosis komunitas dengan judul “Diagnosis Komunitas Wilayah
Kerja Puskesmas Boom Baru Palembang”. Laporan ini merupakan salah satu
syarat dalam mengikuti kepaniteraan klinik senior di bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
pembimbing Bagian IKM-IKK FK Unsri Prof. DR. Dr. Fachmi Idris, M.Kes,
kepada Pimpinan Puskesmas Boom Baru dr. Hj. Yulifa, pembimbing Dokter
Muda di Puskesmas Boom Baru dr. Nurhasyiah, M.Kes, beserta tenaga
kesehatan lainnya di Puskesmas Boom Baru, dan semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan diagnosis
komunitas ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan
di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini dapat memberikan ilmu dan manfaat
bagi yang membacanya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
3.2.1 Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial...................................... 26
3.2.2 Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan........................... 26
3.2.3 Upaya Kesehatan Perorangan .................................................... 27
3.3. Analisis Situasi Derajat Kesehatan Masyarakat..................................... 27
3.4. Kinerja Sistem Kesehatan/Program Kesehatan...................................... 29
3.5. Data Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) 34
BAB IV DIAGNOSIS KOMUNITAS ............................................................... 35
4.1. Strategi Penentuan Informan .................................................................. 35
4.1.1 Asesmen Data Primer................................................................. 35 4.1.2
Asesmen Data Keluarga............................................................. 36 4.2. Penentuan
Prioritas Masalah .................................................................. 41 4.3. Penetuan
Penyebab Masalah .................................................................. 42 4.4. Kerangka
Fishbone................................................................................. 44 4.5. Penentuan
Prioritas Penyebab Masalah.................................................. 45 4.6. Alternatif
Pemecahan Masalah............................................................... 46 4.7. Rencana
Kegiatan................................................................................... 49 BAB V
KESIMPULAN....................................................................................... 52 5.1.
Kesimpulan............................................................................................. 52 5.2.
Saran....................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 54
LAMPIRAN........................................................................................................ 55
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Menegakkan diagnosis komunitas di wilayah kerja Puskesmas Boom Baru.
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Boom
Baru.
2. Mengidentifikasi penyebab masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Boom Baru.
1.3 Manfaat
1. Memberikan data mengenai penyebab masalah kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Boom Baru.
2. Menjadi dasar bagi tenaga kesehatan dan kader untuk meningkatkan
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Boom Baru.
3. Melatih keterampilan dokter muda mengenai cara menegakkan diagnosa
komunitas dan menentukan pemecahan masalahnya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
permasalahan komunitas/masyarakat. Berikut adalah indikator status kesehatan
yang biasa dipakai untuk menggambarkan masalah kesehatan di komunitas:3 a.
Angka Kematian (Mortality rate): AKI, AKB, Angka Kematian akibat penyakit
tertentu, dll.
b. Angka Kesakitan (Morbidity rate): Insiden, prevalen (menyangkut berbagai
penyakit)
c. Angka Kecacatan (Disability rate): Angka absensi, dll.
5
perorangan dan derajat kesehatan masyarakat. Status kesehatan akan tercapai bila
keempat faktor tersebut berada dalam kondisi yang optimal. Sedangkan,
determinan yang paling besar mempengaruhi tinggi rendahnya status kesehatan
adalah faktor lingkungan dan perilaku. Berikut adalah penjelasan dari keempat
faktor tersebut.6
Faktor pertama yakni perilaku, perilaku seseorang memiliki peranan penting
dalam menjaga status kesehatan, karena kesadaran dalam pribadi seseorang harus
dimunculkan untuk mencapai budaya hidup bersih dan sehat sehingga terhindar
dari berbagai penyakit seperti diare.6
Faktor kedua yaitu lingkungan, salah satu yang menjadi sumber
berkembangnya suatu penyakit yaitu karena kondisi sanitasi lingkungan yang
buruk dan dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Penumpukan samph yang
tidak dikelola dengan benar dapat menjadi penyebab. Tempat pelayanan kesehatan
sendiri memiliki beberapa program terkait dengan pemeliharaan sanitasi
lingkungan untuk mencegah terjadinya berbagai penyakit seperti diare, namun
masih terkendala dengan jumlah tenaga kesehatan lingkungan yang masih kurang
memadai.
Faktor ketiga yaitu pelayanan kesehatan yang menjadi penunkang dalam
meningkatkan derajat ksehatan masyarakat. Pelayan kesehatan yang berkualitas
dan terbaik sangan dibutuhkan msayarakat untuk mencegah dan menurunkan
tingkat kematian yang disebabkan karena diare.6
Faktor keempat yaitu genetik, yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana cara
meningkatkan kualitas generasi muda mendatang yang memiliki kompetensi dan
kreatifitas tinggi. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu diperhatikan status gizi
balita yang dapat meningkatkan perkembangan otak anak. Pada kenyataannya di
Indonesia masih banyak ditemukan aksus gizi buruk yang mengakibatkan risiko
sakit pada anak. Pemeriksaan tumbuh kembang anak harus dilakukan secara rutin
dan mendeteksi dini status gizi agar menghindari kasus gizi buruk maupun
obesitas. Hal ini memperlihatkan bahwa perilaku manusia mempunyai kontribusi
besar.7 H. L. Blum juga menyebutkan 12 indikator yang berhubungan dengan
derajat atau status kesehatan yaitu:7
1. Lamanya usia harapan untuk hidup dari masyarakat.
6
2. Keadaan sakit atau cacat secara anatomis dan fisiologis.
3. Keluhan sakit dari masyarakat tentang keadaan somatik, kejiwaan maupun
sosial pada dirinya.
4. Ketidakmampuan seseorang untuk bersosialisasi dan melakukan pekerjaan
dikarenakan sakit.
5. Kemauan dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi dalammenjaga
dirinya untuk selalu dalam keadaan sehat.
6. Perilaku individu secara langsung berkaitan dengan masalah kesehatan.
7. Perilaku masyarakat terhadap lingkungan, dan ekosistem.
8. Perilaku individu atau masyarakat terhadap sesamanya, keluarga dan
komunitasnya.
9. Kualitas komunikasi anggota masyarakat.
10. Daya tahan individu atau masyarakat terhadap penyakit.
11. Kepuasan anggota masyarakat terhadap lingkungan sosialnya meliputi rumah,
pekerjaan, sekolah, rekreasi, transportasi dan lain-lain.
12. Kepuasan individu atau masyarakat terhadap seluruh aspek kehidupan dirinya
sendiri.
Ga
mbar 1. Faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan berdasarkan Teori H.L Blum
7
2.4. Jenis Masalah Kesehatan Indonesia
Masalah kesehatan di Indonesia terfokus pada 5 aspek yaitu: terkait dengan
AKI/AKB; pencegahan stunting; pencegahan dan pengendalian penyakit baik
menular maupun Penyakit Tidak Menular (PTM), penguatan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (GERMAS), serta peningkatan Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).8
a. Jaminan Kesehatan Nasional
Jaminan Kesehatan Nasional merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme
asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang
Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap
orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.
Bentuknya, Pemerintah memastikan seluruh masyarakat mendapatkan
pelayanan kesehatan melalui Badan Pengelola Jaminan Soaial (BPJS)
Kesehatan.8
8
c. Pencegahan Stunting
Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh
dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih
pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya dan memiliki
keterlambatan dalam berpikir. Umumnya disebabkan asupan makan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan gizi.8
e. Penguatan GERMAS
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat merupakan suatu tindakan sistematis dan
terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa
dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk
meningkatkan kualitas hidup.9
9
2.5. Perencanaan Tingkat Puskesmas
Sebagai upaya meningkatkan kinerja dan mutu perencanaan program
kesehatan diperlukan suatu proses perencanaan yang menghasilkan rencana yang
komprehensif dan holistik. Adapun langkah pokok pemecahan masalah ini terdiri
atas analisis situasi, identifikasi masalah, menentukan prioritas masalah,
penyusunan alternatif pemecahan masalah dan penyusunan rencana kerja.10-12
10
penyakit tertentu. Pendekatan pragmatis adalah gambaran upaya masyarakat untuk
memperoleh pengobatan, misalnya dengan berobat ke fasilitas kesehatan.
Sedangkan pada pendekatan politis, masalah kesehatan diukur berdasarkan
pendapat pemerintah maupun tokoh-tokoh masyarakat.
11
Tabel 1. Tabel Prioritas Masalah dengan Metode PAHO
Kriteria/Masalah Masalah Masalah Masalah Masalah
1 2 3 4
Magnitude (M)
Severity (S)
Vulnerability (V)
Community Concern
(C)
MxSxVxC
12
2. Metode Delbeque dan Delphi
Metode Delbeque adalah metoda kualitatif dimana prioritas masalah
penyakit ditentukan secara kualitatif oleh panel expert. Caranya sekelompok
pakar diberi informasi tentang masalah penyakit yang perlu ditetapkan
prioritasnya termasuk data kuantitatif yang ada untuk masing-masing penyakit
tersebut. Dalam penentuan prioritas masalah kesehatan disuatu wilayah pada
dasarnya kelompok pakar melalui langkah-langkah: (1) Penetapan kriteria yang
disepakati bersama oleh para pakar, (2) memberikan bobot masalah, (3)
menentukan skoring setiap masalah. Bengali demikian dapat ditentukan masalah
mana yang menduduki peringkat prioritas tertinggi. Penetapan kriteria
berdasarkan beratnya permasalahan menurut pendapat para pakar dengan contoh
kriteria persoalan masalah kesehatan berupa (1) Kemampuan menyebar/menular
yang tinggi, (2) mengenai daerah yang luas, (3) mengakibatkan penderitaan yang
lama, (4) mengurangi penghasilan penduduk, (5) mempunyai kecendrungan
menyebar meningkat dan lain sebagainya sesuai kesepakatan para pakar.
Para expert kemudian menuliskan urutan prioritas masalah. Kemudian
dilakukan perhitungan suara. Hasil perhitungan ini disampaikan kembali kepada
para expert dan setelah itu dilakukan penilaian ulang oleh para expert dengan cara
yang sama. Diharapkan dalam penilaian ulang ini akan terjadi kesamaan pendapat
sehingga akhirnya diperoleh suatu konsensus tentang penyakit atau masalah mana
yang perlu diprioritaskan. Jadi metoda ini sebetulnya adalah suatu mekanisme
untuk mencapai suatu konsensus. Kelemahan cara ini adalah sifatnya yang lebih
kualitatif dibandingkan dengan metoda matematik yang disampaikan sebelumnya.
Kelebihannya adalah mudah dan dapat dilakukan dengan cepat. Penilaian prioritas
secara tertutup dilakukan untuk memberi kebebasan kepada masing-masing pakar
untuk memberi nilai, tanpa terpengaruh oleh hierarki hubungan yang mungkin ada
antara para pakar tersebut.
Metoda lain yang mirip dengan Delbeque adalah metoda Delphi. Dalam
metoda Delphi sejumlah pakar (panel expert) melakukan diskusi terbuka dan
mendalam tentang masalah yang dihadapi dan masing-masing mengajukan
pendapatnya tentang masalah yang perlu diberikan prioritas. Kelemahan cara ini
13
adalah waktunya yang relatif lebih lama dibandingkan dengan metoda Delbeque
serta kemungkinan pakar yang dominan mempengaruhi pakar yang tidak dominan.
Kelebihannya metoda ini memungkinkan telaah yang mendalam oleh masing
masing pakar yang terlibat. Dari simulasi penetapan prioritas masalah diatas, maka
skore tertinggi adalah masalah kesehatan point B maka ini menjadi Prioritas kedua
masalah kesehatan adalah point A dan begitu seterusnya.
1 2 3 4 5 Skor Masalah
Dst
3. Metode Bryant
Menurut metode ini, masing-masing kriteria diberi scoring. Kisaran skor
yang diberikan adalah satu sampai empat, kemudian masing- masing skor
dikalikan. Masalah-masalah dengan skor tertinggi, akan mendapat prioritas
tinggi, dimana masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas
masalah. Metode ini menggunakan scoring yang didasarkan pada kriteria:
14
Rumus Bryant:
Total Skor = P x S x C x M
Keterangan:
P = banyaknya kelompok masyarakat yang terkena masalah
S = kegawatan masalah
C = sejauh mana masyarakat menganggap masalah tersebut
penting M = kemampuan untuk mengatasi masalah yang timbul
1.
2.
3.
4.
5.
4. Metode USG
Analisis Urgency, Seriousness, Growth (USG) merupakan salah satu
metode skoring untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan.
Pada tahap ini masing-masing masalah dinilai tingkat risiko dan dampaknya.
Bila telah didapatkan jumlah skor maka dapat menentukan prioritas masalah.
Langkah skoring dengan menggunakan metode USG adalah membuat daftar
akar masalah, membuat tabel matriks prioritas masalah dengan bobot skoring 1-
5 dan nilai yang tertinggi sebagai prioritas masalah.10
Untuk lebih jelasnya, pengertian urgency, seriousness, dan growth dapat
diuraikan sebagai berikut:13
a. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dan dihubungkan dengan
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tuntuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
15
b. Seriousness
Seberapa serius isu perlu dibahas dan dihubungkan dengan akibat yang
timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu
tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah lain kalau masalah
penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan
yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah
lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri
sendiri.
c. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk
kalau dibiarkan.
Masalah A
Masalah B
Masalah C
16
machine, man, material, method, measurement dan mother nature atau lingkungan.
Langkah pertama pembuatan fishbone adalah sebagai berikut:10 1. Menyepakati
pernyataan masalah. Pernyataan masalah ini diinterpretasikan
sebagi “effect” atau masalah yang secara visual dalam fishbone seperti kepala
ikan.
2. Mengidentifikasi kategori 6M.
3. Menemukan sebab-sebab potensial terjadinya suatu masalah dengan cara
brainstorming.
4. Mengkaji sebab-sebab yang paling mungkin menjadi akar permasalah
kesehatan.
17
akibat dalam pohon masalah akan mempengaruhi desain intervensi yang mungkin
dilakukan.13
18
Tabel 5. Alternatif Pemecahan Masalah
No. Masalah Priorit Analisis Pemecah Sasaran Target
as Pemecah an
Masala an Masalah
h Masalah Terpilih
1.
2.
20
Tabel 7. Matriks Rencana Pelaksanaan Kegiatan Puskesmas
21
BAB III
ANALISIS SITUASI PUSKESMAS
22
b. Misi
1) Meningkatkan kemitraan dengan semua pihak.
2) Meningkatkan profesionalisme dan sumber daya manusia.
3) Meningkatkan dan memeliharan kualitas pelayanan dna sarana prasarana yang
bermutu prima.
4) Menurunkan risiko kesakitan dan kematian.
c. Motto
“SEHATI membangun kepuasan pelanggan”
d. Tata Nilai
“S E H A T I”
S : Santun (artinya sopan dalam bertutur kata dan perilaku)
E : Empati (artinya melayani sepenuh hati)
H : Handal (artinya pelayanan oleh tenaga professional)
A : Adil (artinya pelayanan yang merata dan tanpa membedakan)
T : Teladan (artinya menjadi panutan dalam berperilaku sehat)
I : Ikhlas (artinya ikhlas dalam melaksanakan tugas)
23
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palembang tahun 2022, hasil
estimasi jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Boom Baru pada tahun 2022 adalah
sebesar 30.079 jiwa yang terdiri dari 12.096 jiwa berasal dari penduduk Kelurahan
Lawang Kidul dan 17.983 jiwa berasal dari penduduk Kelurahan 3 Ilir. Bila
dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, 14.992 jiwa berjenis kelamin laki- laki
dan 15.087 jiwa berjenis kelamin perempuan.14
Tabel 8. Luas wilayah, Jumlah Penduduk, dan Jumlah Rumah Tangga Wilayah Kerja
Puskesmas Boom Baru Tahun 2022.
No. Wilayah Luas Jumlah Jumlah Jumlah
Kerja Wilayah Penduduk Rumah
(km2) L P L+P Tangga
24
Tabel 10. Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Puskesmas Boom Baru Tahun 2022
No. Jenis Kepesertaan Jumlah
Total 18.493
25
3.2. Upaya Kesehatan Dalam Gedung Puskesmas Boom Baru Upaya kesehatan
yang disediakan di Puskesmas Boom Baru ditunjang dengan fasilitas kesehatan dan
sumber daya manusia yang berkualitas. Fasilitas kesehatan yang ada di Puskesmas
Boom Baru memiliki beberapa ruang pelayanan kesehatan yang terdiri dari: ruang
pemeriksaan umum (RPU) dewasa, RPU lansia, RPU anak, ruang KIA-KB, ruang
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, ruang Promkes, kesling dan imunisasi, ruang
pemeriksaan TB dan VCT. Selain itu terdapat ruang tindakan, rekam medik, farmasi
dan laboratorium. Puskesmas Boom Baru juga menyediakan fasilitas luar gedung
seperti 2 Puskesmas Pembantu (Pustu) yaitu Pustu 19 Ilir dan 26 Ilir dan 1 buah
ambulance.14
Upaya kesehatan di Puskesmas Boom Baru juga berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Puskesmas yang terdiri dari
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).
UKM diklasifikasikan menjadi dua yaitu upaya kesehatan masyarakat esensial dan
upaya kesehatan pengembangan.14
masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia
di masing-masing puskesmas. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan di
Puskesmas Boom Baru meliputi:14
1. Pelayanan kesehatan lanjut usia
2. Pelayanan upaya kesehatan gigi masyarakat (UKGM)
3. Pelayanan kesehatan jiwa
4. Pelayanan kesehatan indera
5. Perawatan upaya kesehatan kerja
6. Pelayanan kesehatan olahraga
7. Pelayanan kesehatan pengobatan tradisional
8. Pelayanan kesehatan reproduksi remaja (PKPR)
9. Pelayanan kefarmasian berupa gema cermat
10. Pelayanan kesehatan laboratorium
11. Pendaftaran profil kesehatan keluarga (PIS-PK)
27
perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian
dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Perkembangan tingkat kematian dan penyakit
penyebab utama kematian yang terjadi pada periode terakhir akan diuraikan di bawah
ini.
1) Angka Kematian Bayi (AKB)
Menurunnya angka kematian bayi dan meningkatnya angka harapan hidup
mengindikasikan meningkatnya derajat kesehatan penduduk. Berdasarkan data di
KIA Puskesmas Boom Baru angka kematian bayi di wilayah kerja pada tahun 2022
sebanyak 1 bayi yang terdiri dari bayi perempuan sebanyak 1 orang.
Angka kematian ibu maternal berdasarkan data KIA Puskesmas Boom Baru di
wilayah kerja pada tahun 2022 sebanyak 1 bayi yang terdiri dari ibu maternal
sebanyak 1 orang.
5) Angka Kesakitan
Data angka kesakitan penduduk berasal dari kunjungan pasien yang berobat
di wilayah kerja puskesmas Boom Baru yang diurutkan menjadi 10 kunjungan
terbesar. Data puskesmas tahun 2022 menunjukkan bahwa di Puskesmas Boom
Baru terdapat total kunjungan mencapai 43.162 orang dengan kunjungan pasien
baru sebanyak 1.866 orang dan pasien lama sebanyak 41.296 orang.
28
Tabel 11. Sepuluh Kunjungan Penyakit Terbanyak Puskesmas Boom Baru Tahun 2022
No. Jenis Penyakit Kode Jumlah Jumlah Total
Kasus Baru Kasus Lama
Tabel 12. Capaian Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Boom Baru Tahun 2022
No. Standar Target Capaian Persenta Penilaian
Pelayanan Setahun SD se (%) Kinerja
Minimal Desember
29
30
12. Pelayanan 544 535 98,35% Tidak
kesehatan orang Tercapai
dengan risiko
terinfeksi HIV
Berdasarkan laporan SPM tahun 2022, terdapat sejumlah indikator yang telah
mencapai Standar Pelayanan Minimal yaitu kesehatan ibu hamil, kesehatan ibu
bersalin, kesehatan bayi baru lahir, kesehatan balita, kesehatan pada usia lanjut,
kesehatan pada penderita hipertensi, kesehatan penderitan Diabetes Mellitus, dan
kesehatan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Sedangkan indikator yang belum
mencapai Standar Pelayanan Minimal yaitu kesehatan pada usia pendidikan dasar,
kesehatan pada usia produktif, kesehatan pada penderita Tuberkulosis, dan kesehatan
orang dengan risiko terinfeksi HIV.
UKM ESENSIAL
I. PROMKES 90,49%
31
32
UKM PENGEMBANGAN
33
Berdasarkan data PIS-PK diatas, indikator dengan capaian lebih dari 90%
terdapat pada indikator persalinan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan (100%), bayi
mendapatkan imunisasi dasar lengkap (98,13%), Pertumbuhan Balita dipantau setiap
bulan (91,76%), keluarga sudah menjadi anggota JKN (91,11%), keluarga memiliki
akses/menggunakan sarana air bersih (99,97%) dan keluarga memiliki
akses/menggunakan jamban keluarga (99,23%). Indikator dengan capaian kurang dari
60% terdapat pada indikator penderita TB paru yang berobat sesuai standar (38,95%),
penderita gangguan jiwa diobati dan tidak ditelantarkan (39,13%), dan anggota
keluarga yang tidak merokok (54,18%).
34
BAB IV
DIAGNOSIS KOMUNITAS
35
4.1.2.Asesmen Keluarga
1. Keluarga Ny. SA
a. Risiko Penyakit
36
Memenuhi syarat
37
• Ruang tamu rumah Ny. S terpisah dengan dapur dan kamar mandi.
Ruangan ini memiliki 2 jendela besar namun cukup jarang dibuka.
Lantai berupa semen dilapisi keramik.
2. Keluarga Ny. TR
a. Risiko Penyakit
38
b. Gizi
Ny. TR makan 2 kali sehari dengan porsi sedikit, seperti ½
piring nasi putih, 1 potong ayam atau ikan, 1/3 mangkuk sayur, dan
terkadang buah. Pasien selalu makan masakan rumah. Makanan pasien
disiapkan oleh pasien sendiri dan dibantu oleh anaknya. Pasien sudah
mengurangi makanan manis dan tidak pernah lagi mengonsumsi
minuman yang dimaniskan dengan gula. Ny. TR mengaku sebelum
mengalami diabetes melitus sering meminum teh manis dengan 2
sendok gula. Pasien sudah mengurangi porsi nasi. Pasien gemar
mengonsumsi sayur dan buah.
c. Penyakit yang Pernah Diderita
- Riwayat darah tinggi disangkal
- Riwayat asma disangkal
- Riwayat sakit jantung disangkal
- Riwayat penyakit paru disangkal
- Riwayat alergi disangkal
d. Penyakit yang Sedang Diderita
Ny. TR memiliki penyakit Diabetes Melitus sejak 3 tahun yang
lalu, didiagnosis oleh dokter di Puskesmas, dan mengaku keluhan yang
sering dialaminya yaitu lemas. Ny. TR juga mengaku sering merasa
haus, pasien minum kurang lebih 8 gelas air per hari. Pasien sering
bangun untuk kencing sekitar 3-4 kali saat malam hari, BAK banyak
kira-kira satu setengah gelas belimbing. Ny. TR mengonsumsi obat
Metformin 500 mg dan Glimepiride 2 mg. Ny. TR tidak rutin minum
obat.
e. Keadaan Rumah
• Jenis Bangunan : Permanen
39
m2. Rumah permanen dengan dinding terbuat dari semen dan batu
bata. Dinding telah dilapis cat dan terdapat jendela dan ventilasi
udara di bagian depan, samping, dan belakang rumah. Rumah
tampak cukup penerangan.
40
1. Hipertensi 4 4 4 64 II
2. ISPA 4 3 4 48 III
4. Gastritis 3 3 2 18 VI
5. Artritis, Osteoartritis 3 4 2 24 V
6. Miopia ringan 3 3 2 18 VI
8. Asma bronkial 4 4 2 32 IV
9. Gastroenteritis 4 3 2 24 V
Keterangan
a. Urgency: Urgency dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah
tersebut diselesaikan.
b. Seriousness: Seriousness dilihat dari dampak masalah tersebut terhadap produktifitas
kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, dan membahayakan sistem atau tidak. c.
Growth: Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan.
41
42
43
44
U S G
45
46
Tabel 21. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
No Kegiatan Tujuan Sasaran Targe Kebutuhan Kebutuh Waktu Rincian Indik
. t Sumber an dan Pelaksanaan Keberh
Daya Alat Sumber Lokasi
Daya Pelaksanaa
Tenaga n
1. Penyuluh Meningkatkan Warga 90% Poster, Petugas 1 bulan Pemaparan Menur
an pengetahuan yang leaflet, video puskes sekali di singkat jum
mengenai mengenai faktor tinggal di presentasi mas posyandu lalu pend
faktor risiko, tanda dan wilayah dan dilengkap Diab
risiko, gejala, cakupan kader i Mell
tanda dan komplikasi, Puskesm kesehatan dengan
gejala, serta pentingnya as Boom puskesmas diskusi dan Menin
komplika minum obat, Baru sesi tanya y
si, serta pola hidup jawab kunju
pentingny sehat, dan mengenai kontro
a minum kontrol rutin Diabetes pas
obat dan bagi penderita Mellitus. Diab
kontrol diabetes melitus Mell
rutin bagi Menur
penderita jumlah
DM serta aki
pola komp
hidup sehat diab
mell
2. Skrining Deteksi dini Warga 90% Glukometer, Petugas 1 bulan Melakukan Menin
masyarakat masyarakat yang yang tensimeter, puskesm sekali di pemeriksa ya ca
dengan mempunyai risiko tinggal di kuesioner, as, kader posyandu an gula pelay
risiko mengalami wilayah aplikasi kesehata darah, diab
mengalami penyakit tidak cakupan mobile JKN n, tekanan melitu
Diabetes menular Puskesm bagi dokter darah, dan deteks
Mellitus terutama as Boom masyarakat puskesmas antropo Diab
tipe II Diabetes Baru yang memiliki metri, serta Mell
Mellitus tipe II KIS dan edukasi
handphone dan
tatalaksan
a.
49
50
51
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Diagnosis komunitas merupakan suatu upaya sistematis yang tediri atas
upaya pemecahan masalah di bidang kesehatan dalam suatu keluarga yang
merupakan unit terkecil dari suatu komunitas. Dalam hal ini, masyarakat menjadi
fokus dalam penegakan suatu diagnosis komunitas.
1. Berdasarkan data primer dan sekunder, didapatkan bahwa Diabetes Mellitus
tipe II masih menjadi masalah kesehatan bagi Puskesmas Boom Baru. 2. Kejadian
Diabetes Mellitus tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Boom Baru Palembang
dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Diabetes
Mellitus tipe II, gaya hidup yang tidak sehat, kurangnya kesadaran untuk
melakukan pengecekan rutin gula darah, serta kurangnya kepatuhan memakan
obat dan kontrol setiap bulan.
3. Prioritas masalah kesehatan di Puskesmas Boom Baru adalah Diabetes Mellitus
tipe II.
4. Dari hasil analisis masalah, alternatif pemecahan masalah, serta penyusunan,
perancangan, dan penganggaran kesehatan, maka dibuat suatu kegiatan, yaitu
skrining penyakit, kunjungan rumah, media follow up, pemeriksaan
komprehensif, kegiatan promosi kesehatan berupa penyuluhan dan promosi
pola hidup sehat, pelatihan kader khusus Diabetes Mellitus, serta
pemeriksaan kesehatan rutin di wilayah kerja Puskesmas Boom Baru
Palembang.
5.2. Saran
1. Saran yang dapat diberikan kepada Puskesmas Boom Baru agar dapat
menyelesaikan masalah yang ada, diharapkan tersedianya anggaran dengan
jumlah yang cukup yang tepat guna dan tepat waktu.
2. Adanya dukungan dari masyarakat, tokoh masyarakat, dan pemegang kebijakan
dapat membantu dalam menyelesaikan masalah secara komprehensif.
52
3. Saran bagi masyarakat pada wilayah Puskesmas Boom Baru adalah program
terkait peningkatan pengetahuan tentang Diabetes Mellitus tipe II, modifikasi
gaya hidup, rutin minum obat dan kontrol tiap bulan, serta melakukan
pemeriksaan kesehatan.
53
DAFTAR PUSTAKA
54
women, leading to proposals for action. Int J Environ Res Public Health.
2021;18(18).
12. FN S, SH AW. DIAGNOSA KOMUNITAS: PENENTUAN DAN
PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT
KELURAHAN KUNINGAN, SEMARANG UTARA [Internet]. Prosiding
Kongres Nasional Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat ke-13. 2016 [cited
2022 Sep 24]. p. 549.
13. Card A. Moving Beyond the WHO Definition of Health: A New
Perspective for an Aging World and the Emerging Era of Value‐Based
Care. World Med Heal Policy J. 2017;9(1):127–37.
14. Puskesmas Boom Baru. Profil Puskesmas Boom Baru. 2021
55
LAMPIRAN
56
57
58
Gambar 13. Dapur rumah Ny. TR
Gam
59