Disusun oleh :
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpah hidayah, rahmat dan
lindungan-Nya. Akhirnya makalah ini kami selesaikan dengan lancar. Makalah ini kami susun
untuk memenuhi tugas selain itu kami menyusun makalah ini untuk menambah wawasan tentang
askep DHF pada anak.
Tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak, kami sadar akan kesuksesan
dalam mengerjakan sesuatu tidak akan mungkin bisa terselesaikan tanpa dukungan dari orang
lain yang senantiasa dengan kesungguhan hati turut berpartisipasi dalam penyusunan makalah
ini. Hanya sepatah kata yang sangat berarti penulis bisa ucapkan sebagai tanda terimakasih,
semoga Tuhan Yang Maha Esa menerima amal dan kebaikan yang pahalanya kelak akan
menuntunnya menjadi seorang yang sangat berarti dan berguna di dunia ini.
Demikianlah makalah yang kami susun dan jika ada tulisan atau perkataan yang kurang
berkenan kami mohon maaf sebesar-besarnya, semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang yang menggunakan istilah “pertumbuhan” dan
“perkembangan” secara bergantian. Kedua proses ini berlangsung secara interdependensi, artinya
saling bergantung satu sama lain. Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan dalam bentuk – bentuk
yang secara pilah berdiri sendiri – sendiri; akan tetapi bisa dibedakan untuk maksud lebih
memperjelas penggunaannya. Dalam hal ini kedua proses tersebut memiliki tahapan-tahapan
diantaranya tahap secara moral dan spiritual. Karena pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik dilihat dari tahapan tersebut memiliki kesinambungan yang begitu erat dan penting untuk
dibahas maka kita meguraikannya dalam bentuk struktur yang jelas baik dari segi teori sampai
kaitannya dengan pengaruh yang ditimbulkan.
Dari data yang diperoleh, kasus DBD di dki jakarta menurun selama tiga tahun terakhir,
secara signifikan. Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyebutkan, penurunan terjadi hingga
tiga tahun terakhir. Pada tahun 2007, jumlah kasus DBD mencapai 31.836 kasus. Jumlah itu
mengalami penurunan di tahun 2008 yang hanya mencapai 28.361 kasus. Pada 2009
penurunannya sangat signifikan hanya menyisakan 18.835 kasus. Di tahun 2010, jumlah kasus
DBD kian menyusut menjadi 12.639 kasus.Data Kementerian Kesehatan RI tahun 2010
menunjukkan, jumlah kasus DBD di DKI sebesar 18.006 kasus, dengan tingkat kejadian rata-rata
sebesar 202,4 per 100.000 penduduk. Angka tersebut jauh di atas target nasional, yaitu 150
per 100.000 penduduk.
Untuk tahun 2011 hingga bulan Mei kasus DBD tercatat sebanyak 3.603 kasus. Dengan
rincian Jakarta Timur 941 kasus, Jakarta Selatan 720 kasus, Jakarta Barat 661 kasus, Jakarta
Utara 961 kasus, Jakarta Pusat 314 kasus, dan Kepulauan Seribu 6 kasus.Peran perawat untuk
mengatasi penyakit DBD dengan cara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Promotif
yaitu memberi penyuluhan kesehatan tentang penyakit DBD dan penanggulangannya, preventif
yaitu untuk mencegah terjadinya DBD dengan cara merubah kebiasaan hidup sehari-hari melalui
tidak menggantung pakaian yang sudah di pakai,menjaga kebersihan lingkungan dan
penampungan air, kuratif yaitu untuk memenuhi cairan tubuh sesuai dengan kebutuhan, serta
mengkonsumsi minuman yang dapat meningkatkan trombosit seperti jus, kurma, dll. Dari aspek
rehabilitatif perawat berperan memulihkan kondisi klien dan menganjurkan klien untuk kontrol
kembali kerumah sakit bila keluhan timbul kembali.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
(arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti (Suriadi, 2006).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan
nyamuk aedes aegypty (Nursalam, dkk. 2008).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang
dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa
ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui
gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Hidayat, 2006).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus
yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty (Suriadi. 2010).
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengue haemorhagic
fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong
arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang
terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi
yang disertai ruam atau tanpa ruam.
2.2 Etiologi
Dengue haemoragic Fever (DHF) disebabkan oleh arbovirus (Arthopodborn Virus) dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepthy. Virus Nyamuk aedes aegypti berbentuk
batang, stabil pada suhu 37⁰ C. Adapun ciri-ciri nyamuk penyebar demam berdarah menurut
(Nursalam ,2008) adalah :
1. Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik putih
2. Hidup didalam dan sekitar rumah
3. Menggigit dan menghisap darah pada waktu siang hari
4. Senang hinggap pada pakaian yang bergantung didalam kamar
5. Bersarang dan bertelur digenangan air jernih didalam dan sekitar rumah seperti bak
mandi, vas bunga.
2.3 Patofisiologi
Virus dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dimana virus
tersebut akan masuk ke dalam aliran darah, maka terjadilah viremia (virus masuk ke dalam aliran
darah). Kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus antibody
yang tinggi akibatnya terjadilah peningkatan permeabilitas pembuluh darah karena reaksi
imunologik. Virus yang masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebabkan peradangan pada
pembuluh darah vaskuler atau terjadi vaskulitis yang mana akan menurunkan jumlah trombosit
(trombositopenia) dan factor koagulasi merupakan factor terjadi perdarahan hebat. Keadaan ini
mengkibatkan plasma merembes (kebocoran plasma) keluar dari pembuluh darah sehingga darah
mengental, aliran darah menjadi lambat sehingga organ tubuh tidak cukup mendapatkan darah
dan terjadi hipoksia jaringan.
Pada keadaan hipoksia akan terjadi metabolisme anaerob , hipoksia dan asidosis jaringan
yang akan mengakibatkan kerusakan jaringan dan bila kerusakan jaringan semakin berat akan
menimbulkan gangguan fungsi organ vital seperti jantung, paru-paru sehingga mengakibatkan
hipotensi ,hemokonsentrasi , hipoproteinemia, efusi pleura, syok dan dapat mengakibatkan
kematian. Jika virus masuk ke dalam sistem gastrointestinal maka tidak jarang klien mengeluh
mual, muntah dan anoreksia. Bila virus menyerang organ hepar, maka virus dengue tersebut
menganggu sistem kerja hepar, dimana salah satunya adalah tempat sintesis dan osidasi lemak.
Namun, karena hati terserang virus dengue maka hati tidak dapat memecahkan asam lemak
tersebut menjadi bahan keton, sehingga menyebabkan pembesaran hepar atau hepatomegali,
dimana pembesaran hepar ini akan menekan abdomen dan menyebabkan distensi abdomen. Bila
virus bereaksi dengan antbody maka mengaktivasi sistem koplemen atau melepaskan histamine
dan merupakan mediator factor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah atau
terjadinya demam dimana dapat terjadi DHF dengan derajat I,II,III, dan IV.
2.4 Klasifikasi
Berdasarkan standar WHO (2002), DHF dibagi menjadi empat derajat sebagai berikut:
1. Derajat I :Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniquet positif,
trombositopeni dan hemokonsentrasi.
2. Derajat II :Seperti derajat I namun di sertai perdarahan spontan di kulit dan
atau perdarahan lain.
3. Derajat III :Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi cepat dan lemah,
tekanan darah menurun disertai kulit dingin, lembab dan gelisah.
4. Derajat IV :Renjatan berat dengan nadi tidak teratur dan tekanan darah yang tidak dapat
diukur.
1. Identitas pasien
Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak dengan usia kurang
dari 15 tahun) , jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan
orang tua, dan pekerjaan orang tua.
2. Keluhan utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang ke rumah sakit
adalah panas tinggi dan anak lemah
3. Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan saat
demam kesadaran composmetis. Turunnya panas terjadi antara hari ke-3 dan ke-7
dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri telan,
mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot, dan
persendian, nyeri ulu hati, dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya
manifestasi perdarahan pada kult , gusi (grade III. IV) , melena atau hematemesis.
4. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF anak biasanya mengalami
serangan ulangan DHF dengan tipe virus lain.
5. Riwayat Imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya
koplikasi dapat dihindarkan.
6. Riwayat Gizi
Status gizi anak DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi baik maupun
buruk dapat beresiko, apabila terdapat factor predisposisinya. Anak yang menderita
DHF sering mengalami keluhan mual, muntah dan tidak nafsu makan. Apabila
kondisi berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi,
maka anak dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya
berkurang.
7. Kondisi Lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang
bersih (seperti air yang menggenang atau gantungan baju dikamar)
8. Pola Kebiasaana.
a. Nutrisi dan metabolisme : frekuensi, jenis, nafsu makan berkurang dan
menurun,
b. Eliminasi alvi (buang air besar) : kadang-kadang anak yangmengalami diare
atau konstipasi. Sementara DHF pada grade IVsering terjadi hematuria
c. Tidur dan istirahat: anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit
atau nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun
istirahatnya berkurang.
d. Kebersihan: upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan
cenderung kurang terutama untuk membersihkan tempat sarang nyamuk aedes
aedypty.
e. Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk menjaga
kesehatan.
9. Pemeriksaan fisik, meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dari ujung
rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan DHF,keadaan anak adalah
sebagai berikut :
a. Grade I : kesadaran composmetis , keadaan umum lemah,tanda-tanda vital dan
nadi lemah.
b. Grade II : kesadaran composmetis, keadaan umum lemah, ada perdarahan
spontan ptechiae, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil, dan tidak
teratur.
c. Grade III : kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah, nadi lemah, kecil
dan tidak teratur, serta takanan darah menurun.
d. Grade IV : kesadaran coma, tanda-tanda vital: nadi tidak teraba, tekanan darah
tidak teratur, pernafasan tidak teratur, ekstremitas dingin. berkeringat dan kulit
tampak biru.
10. Sistem Integumen
a. Adanya ptechiae pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncl keringat dingin,
dan lembab.
b. Kuku sianosis atau tidak
c. Kepala dan leher : kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam
(flusy). konjungtiva anemis, hidung kadang mengalami perdarahan (epitaksis)
pada grade II, III, IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering,
terjadi perdarahan gusi, dan Nyeri telan. Sementara tenggorokan mengalami
hyperemia pharing dan terjadi perdarahan ditelinga (pada grade II,III,IV).
d. Dada : bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada potothorak
terdapat cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi pleura), rales +,
ronchi +, yang biasanya terdapat pada grade III dan IV.
e. Abdomen mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegaly) dan asitesf.
f. Ekstremitas : dingin serta terjadi nyeri otot sendi dan tulang.
11. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratoriumPada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai :
a. HB dan PVC meningkat (≥20%)
b. Trombositopenia (≤ 100.000/ ml)
c. Leukopenia ( mungkin normal atau lekositosis)
d. Ig. D dengue positif
e. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hipokloremia,
dan hyponatremia
f. Ureum dan pH darah mungkin meningkat
g. Asidosis metabolic : pCO2 <35-40 mmHg dan HCO3 rendah
h. SGOT /SGPT mungkin meningkat.
12. Pemeriksaan Diagnostik (Nursalam, 2008)
a. Darah lengkap : hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau lebih),
trombositopenia (100.000/mmᶟ atau kurang)
b. Serologi : uji HI (hemoagutination inhibition test)
c. Rontgen thoraks : effusi pleura
Kolaborasi :
f. Berikan terapi cairan IVFD dan obat antipiretik.
Rasional : Pemberian cairan dan obat antipiretik sangat penting bagi klien
dengan suhu tinggi yaitu untuk menurunkan suhu tubuhnya.
Kolaborasi :
i. Berikan obat-obatan antasida (anti emetik) sesuai program/instruksi dokter.
Rasional : Dengan pembarian obat tersebut diharapkan intake nutrisi klien
meningkat karena mengurangi rasa mual dan muntah.
j. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diit yang tepat.
Rasional : Membantu proses penyembuhan klien.
Kolaborasi :
g. Berikan therapi cairan intra vena jika terjadi perdarahan.
Rasional : Untuk mengetahui kehilangan cairan tubuh yang
hebatyaitu untuk mengatasi syok hipovolemik.
h. Cek Hb, Ht, Trombosit (sito)
Rasional : Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami
klien, dan untuk acuan melakukan tindakan lebih lanjut.
i. Berikan trasfusi sesuai instruksi dokter.
Rasional : Untuk menganti volume darah serta komponen yanghilang.
TINJAUAN KASUS
Ibu
Nama : Ny. F
Usia : 33 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Agama :islam
Alamat :Jln. Subsidi kelurahan lepo-lepo
Suku : tolaki
3) Identitas Saudara Kandung
Ibu klien mengatakan anaknya memiliki 2 orang kakak dan klien merupakan
anak ke 3
b. keluhan utama
Ibu mengatakan anaknya dibawa kerumah sakit karena demam
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan anaknya demam terus-menerus meningkat dimalam hari sejak 3 hari
yang lalu, batuk-batuk, saat dirumah anaknya hanya dikompres air hangat kemudian
dibawa ke UGD puskesmas lepo-lepo sebelum akhirnya dirujuk ke rumah sakit
bahteramas provinsi Sulawesi tenggara.
d. Riwayat Kesehatan Masa Lampau
1) Prenatal
ibu mengatakan ia hamil selama 9 bulan tidak ada keluhan apapun selama masa
kehamilan dan sering memeriksakan kehamilannya ke bidan dengan rutin.
2) Natal
Ibu mengatakan anak F lahir di puskesmas dengan normal, persalinan
didampingi oleh suami dan ditolong oleh bidan, menangis kuat, dengan BBL
3000 gr, PB 50 cm, Apgar Score 8/9 dan tidak ada kelainan kongenital.
3) Post natal
Ibu mengatakan An. F minum ASI hari pertama sampai dengan usia ± 2 tahun
dan telah diimunisasi lengkap yaitu BCG, DPT, Polio dan Campak.
e. Riwayat Keluarga
Ibu mengatakan keluarganya tidak ada yang sedang atau pernah menderita penyakit
keturunan atau menurun.
f. Riwayat Tumbuh Kembang
Ny. F mengatakan An. F tumbuh dan berkembang dengan baik.Ia mulai berguling
pada umur 6 bulan, duduk pada umur 9 bulan, merangkak pada umur 9,5 bulan,
berdiri pada umur 10 bulan dan berjalan pada umur 1 tahun.
g. Riwayat Nutrisi
Ibu mengatakan An. F diberi asi sejak lahir hinggga berusia 6 bulan. Cara pemberian
dengan Skin to skin.
h. Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan An. F tinggal serumah dengan kedua orang tuanya. Ia adalah anak
yang ceria dan gemar bermain, namun sejak dirawat dirumah sakit ia sering
menangis dan hanya berbaring di tempat tidur. Ibu F mengatakan rumahnya
sederhana, lingkungan rumah bersih, ventilasi dan sanitasi juga cukup. Ibu F
mengatakan ia sangat peduli dengan kesehatan anaknya, jika ada anaknya yang sakit
langsung dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan.
i. Reaksi Hospitalisasi
An. F terkadang masih takut jika akan diinjeksi atau bahkan melihat seseorang
dengan seragam putih putih dan harus selalu didampingi oleh ibunya.
j. Aktivitas Sehari-Hari
1) Nutrisi
Ibu mengatakan anak F makan 3 kali sehari sebelum sakit, dan sejak sakit nafsu
makan menurun, ia hanya makan makanan yang diinginkan seperti rambutan, dan
snack.
2) Cairan
Ibu mengatakan An F minum ±5-6 gelas per hari, namun selama sakit An. F
kurang minum dan hanya minum ±1 gelas per hari.
3) Eliminasi
ibu mengatakan sebelum sakit An. F biasanya BAB 2x sehari, selama di rumah
sakit belum bab dan BAK 4-5x/hari berwarna kuning khas. Kebiasaan BAB dan
BAK An. F dilakukan di kamar mandi sejak umur 2 tahun.
4) Istrirahat dan tidur
Ibu mengatakan sebelum sakit An. F biasanya tidur ± 10-12 per hari, sejak sakit
An. F susah tidur san sering terbangun dimalam hari.
5) Personal hygene
Ibu mengatakan sebelum dirawat An. F mandi 2x sehari dengan didampingi
ibunya, sejak sakit belum mandi hanya dikompres hangat pada bagian dahi.
6) Rekreasi
Ibu mengatakan An. F adalah anak yang ceria dan gemar bermain, namun sejak
dirawat dirumah sakit ia sering menangis dan sebagian besar aktivitasnya hanya
berbaring di tempat tidur.
k. pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum klien
pasien nampak lemah, mukosa bibir kering, konjungtiva anemis, turgor kulit
kering, test rumple leed (+), tampak pathekie ≥20 pada lengan.
2) tanda tanda vital
tekanan darah : 100/60 mmmHg
nadi : 122x per menit
suhu : 38,20 C
pernafasan : 32x per menit
3) Antropometri
tingi badan : 93 cm
berat badan : 11 kg
lingkar lengan atas : 15 cm
lingkar kepala : 45 cm
lingkar dada : 47 cm
lingkar perut : 49 cm
4) system pernafasan
hidung bersih, tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada
pembsaran kelenjar limfe, bentuk dada normal (pigeon chest), ukuran anterior-
posterior transversal normal, gerakan dada kiri dan kanan searah, tidak ada suara
napas tambahan (vesikuler), tidak ada clubbing finger.
5) sistem cardiovaskuler
konjungtiva anemis, arteri karotis teraba, tekanan vena jugularis cepat dan kuat,
tidak ada pembesaran jantung, iktus kordis tidak Nampak, suara jantung 1, 2,
dan 3 normal (resonan), CRT ±3 detik.
6) System pencernaan
Sclera jernih, mukosa bibir kering, mulut kemerahan, peristaltic 10x per menit,
tidak ada nyeri abdomen, anus normal tidak ada kelainan kongenital.
7) System indra
Mata normal tidak ada polip, visus 6/6, lapang pandang normal, hidung
penciuman normal, tidak ada secret, telinga dan daun telinga normal, tidak ada
tanda radang, tidak ada nyeri tekan, fungsi pendengaran baik.
8) System syaraf
Fungsi cerebral status mental baik
Kesadaran GCS 15 (E4, V5, M6)
Fungsi saraf kranial baik
Fungsi motoric baik
Fungsi sensorik baik
9) System musculoskeletal
Kepala normal, vertebrata normal, pelvis normal, lutut normal, kaki normal,
bahu normal.
10) System integument
Rambut lurus dan kuat, kulit kepala bersih, kuku kotor, tampak pathekie pada
lengan.
11) System endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
12) System perkemihan
Tidak ada masalah perkemihan.
13) System reproduksi
Vagina normal, tidak ada kelainan kongenital
14) System imun
tidak ada alergi dan tidak ada penyakit yang berhubungan dengan cuaca
l. Test Diagnostik
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Trombosit 37.000 (40-150)
Leukosit 4.30 g/dl (14.5-45.0)
Hemoglobin 10.3 g/dl (11.5-15.5)
Hematocrit 3 2.1 % (35-45)
Ds :
Ibu klien mengatakan anaknya demam terus menerus sejak 3 hari yang lalu
meningkat dimalam hari, batuk-batuk.
Ibu mengatakan anaknya Ibu mengatakan anak F makan 3 kali sehari sebelum
sakit, dan sejak sakit nafsu makan menurun, ia hanya mmakan makanan yang
diinginkan seperti rambutan, dan snack.
Ibu mengatakan An F minum ±5-6 gelas per hari, namun selama sakit An. F
kurang minum dan hanya minum ±1 gelas per hari.
Ibu mengatakan sebelum sakit An. F biasanya BAB 2x sehari, selama di rumah
sakit belum bab dan BAK 4-5x/hari berwarna kuning khas.
Do :
Pasien nampak lemah, mukosa bibir kering, konjungtiva anemis, turgor kulit
kering, test rumple leed (+), tampak pathekie pada daerah lengan.
GCS 15 (E4, V5, M6)
TD : 100/60 mmmHg
nadi : 122x per menit
suhu : 38,20 C
pernafasan : 32x per menit
berat badan: 11 kg
Trombosit 37 ribu (nilai normal 40-150), Leukosit 4.30 g/dl (nilai normal 14.5-
45.0), Hemoglobin 10.3 g/dl (nilai normal 11.5-15.5), dan Hematokrit 32.1 %
(nilai normal 35-45).
a. Monitor vital sign dengan rasional tanda-tanda vital merupakan acuan untuk
mengetahui keadaan umum pasien dan sebagai dasar untuk menentukan intervensi.
b. Monitor status hidrasi (kelembapan membrane mukosa, nadi adekuat, tekanan darah
ortostatik) jika diperlukan
c. Monitor status cairan termasuk intake dan output dengan rasional membantu
mempertahankan catatan intake dan output yang adekuat.
d. Dorong pasien untuk meningkatkan masukan oral dengan rasional peningkatan suhu
tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan
asupan cairan yang banyak.
e. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan dengan rasional untuk
meningkatkan asupan intake pasien.
f. Kolaborasi dengan dokter pemberian terapi Antipiretik dan Antibiotik dengan
rasional Antibiotik untuk mengurangi atau mencegah terjadinya infeksi dan
Antipiretik untuk menurunkan panas.
g. Kolaborasi pemberian cairan intravenadengan rasional untuk membantu menjaga
keseimbangan cairan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
DHF adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk
aedes aegypty. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat menimbulkan kematian,
terutama anak serta sering menimbulkan wabah.
Berdasarkan standar WHO (2002), DHF dibagi menjadi empat derajat yaitu Derajat I :
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniquet positif, trombositopeni
dan hemokonsentrasi. Derajat II : Seperti derajat I namun di sertai perdarahan spontan di kulit
dan atau perdarahan lain. Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi
cepat dan lemah, tekanan darah menurun disertai kulit dingin, lembab dan gelisah. Derajat IV :
Renjatan berat dengan nadi tidak teratur dan tekanan darah yang tidak dapat diukur.
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran kepada masyarakat
diharapkan untuk dapat menjaga lingkungan rumah, dan melaksanakan program pemerintah
untuk pemberantasan nyamuk demam berdarah yaitu dengan melakukan program 3M, menguras
tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas,membersihkan lingkungan rumah dan
sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA