“Untuk memenuhi nilai mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III (ICU)”
18080 Nurhasanah
Dosen Pembimbing:
JAKARTA
2020
TEORI KEPERAWATAN KRITIS
Teori Comfort Kolbaca ini mengedepankan kenyamanan sebagai kebutuhan seluruh manusia di
dunia. Kenyamanan adalah hal yang utama diperlukan pada saat berade di fase rentang sakit
sampai sehat dan kenyamanan adalah langkah akhir dari tindakan terapeutik seorang perawat
terhadap klien (Siefert, 2002). Menurut Mr. Kolcaba, comfort ini mempunyai arti yang
holistic dan kompleks. Kolcaba dalam teori comfort yang dikembangkan menyebutkan
holistic comfort merupakan bentuk kenyamanan yang meliputi tiga tipe yaitu relief, ease
dan transcendence yang digabungkan dalam empat konteks yaitu phsycal, psychopiritual,
sociocultural dan environmental (Kolcaba & Dimarco, 2005).
Tipe pertama yang bisa diaplikasikan dalam pemberian asuhan keperawatan adalan
relief yang didefinisikan keadaan tidak nyaman klien berkurang dan menukan rasa
kenyamanan yang lebis spesifik. Tipe yang kedua yaitu ease ketenangan dan kepuasaan
yang dirasakan klien terhadap asuhan keperawatan yang diberikan perawat. Kemudian
tipe yang terakhir adalah transcendence yang merupakan tahapan dimana seorang klien
mampu menghadapi masalah yang dialami. Physical comfort atau disebut juga dengan
kenyamanan fisik meliputi kebutuhan pasien akan status hemodinamik (kebutuhan cairan,
elektrolit, pernafasan, suhu tubuh, eliminasi, sirkulasi, metabolisme, nutrisi dan lain-lain).
Pandangan teori dari Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada
kebutuhan individu dalam melakukan suatu tindakan keperawatan mandiri dalam
mengatur kebutuhannya. Dalam konsep keperawatan, Orem mengembangkan tiga
bentuk teori self care diantaranya : perawatan diri sendiri (self care), self care deficit,
teori sistem keperawatan (Budiono, 2016). Teori ini kemudian di aplikasikan pada
tahap-tahap keperawatan berikut ini :
a. Tahap Pengkajian
Pada tahap ini menurut teori Orem menggunakan Self Care. Menurut
Orem manusia adalah individu atau kelompok yang tidak mampu
mempertahankan secara terus-menerus self care untuk hidup dan sehat,
pemulihan dari penyakit atau trauma. Tujuan dari mengaplikasikan teori ini
adalah menurunkan tuntnan self care pada tingkat dimana klien dapat
memenuhinya, ini berarti menghilangkan seld care deficit, oleh karenanya self
care deficit apapun dihilangkan (Andriyanti, 2017).
b. Diagnosa Keperawatan
c. Intervensi Keperawatan