Anda di halaman 1dari 4

TEORI KEPERAWATAN KRITIS

“Untuk memenuhi nilai mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III (ICU)”

Disusun Oleh: KELOMPOK 4

18049 Adinda Junitha Sari

18060 Devi Andharista

18061 Dewi Septiyawati

18067 Esti Qomariah

18068 Hana Pidia Warsih Sundari

18070 Lyvia Fitra

18080 Nurhasanah

18092 Vivi Marzona

Dosen Pembimbing:

AKADEMI KEPERAWATAN PELNI

JAKARTA

2020
TEORI KEPERAWATAN KRITIS

Teori-teori Keperawatan kritis menurut para ahli yaitu terdiri dari:

1. Teori Comfort Kolcaba

Teori Comfort Kolbaca ini mengedepankan kenyamanan sebagai kebutuhan seluruh manusia di
dunia. Kenyamanan adalah hal yang utama diperlukan pada saat berade di fase rentang sakit
sampai sehat dan kenyamanan adalah langkah akhir dari tindakan terapeutik seorang perawat
terhadap klien (Siefert, 2002). Menurut Mr. Kolcaba, comfort ini mempunyai arti yang
holistic dan kompleks. Kolcaba dalam teori comfort yang dikembangkan menyebutkan
holistic comfort merupakan bentuk kenyamanan yang meliputi tiga tipe yaitu relief, ease
dan transcendence yang digabungkan dalam empat konteks yaitu phsycal, psychopiritual,
sociocultural dan environmental (Kolcaba & Dimarco, 2005).

Tipe pertama yang bisa diaplikasikan dalam pemberian asuhan keperawatan adalan
relief yang didefinisikan keadaan tidak nyaman klien berkurang dan menukan rasa
kenyamanan yang lebis spesifik. Tipe yang kedua yaitu ease ketenangan dan kepuasaan
yang dirasakan klien terhadap asuhan keperawatan yang diberikan perawat. Kemudian
tipe yang terakhir adalah transcendence yang merupakan tahapan dimana seorang klien
mampu menghadapi masalah yang dialami. Physical comfort atau disebut juga dengan
kenyamanan fisik meliputi kebutuhan pasien akan status hemodinamik (kebutuhan cairan,
elektrolit, pernafasan, suhu tubuh, eliminasi, sirkulasi, metabolisme, nutrisi dan lain-lain).

2. Teori Virginia Henderson

Dalam aplikasi teori Henderson in memperkenalkan pengertian dari keperawatan,


ia menyatakan bahwa pengertian keperawatan harus menyertakan prinsip
kesetimbangan fisiologis, yang ditinjau dari sisi fungsional. Henderson ini juga
mengemukakan konsep utama dari teorinya yaitu manusia, keperawatan, kesehatan,
dan lingkungan. Perawat mengaplikasikan teori ini dengan 14 komponen yang
merupakan penanganan keperawatan yaitu :
a. Bernapas secara normal.
b. Makan dan minum dengan cukup.
c. Membuang kotoran tubuh.
d. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
e. Tidur dan istirahat.
f. Memilih pakaian yang sesuai.
g. Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian
dan mengubah lingkungan.
h. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat, serta melindungi integumen.
i. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
j. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan,
rasa takut, atau pendapat.
k. Beribadah sesuai dengan keyakinan.
l. Bekerja dengan tata cara yang mengandung prestasi.
m. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
n. Belajar mengetahui atau memuaskan atau rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan, serta menggunakan fasilitas kesehatan
yang sederhana.

3. Teori Dorothy Orem

Pandangan teori dari Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada
kebutuhan individu dalam melakukan suatu tindakan keperawatan mandiri dalam
mengatur kebutuhannya. Dalam konsep keperawatan, Orem mengembangkan tiga
bentuk teori self care diantaranya : perawatan diri sendiri (self care), self care deficit,
teori sistem keperawatan (Budiono, 2016). Teori ini kemudian di aplikasikan pada
tahap-tahap keperawatan berikut ini :

a. Tahap Pengkajian

Pada tahap ini menurut teori Orem menggunakan Self Care. Menurut
Orem manusia adalah individu atau kelompok yang tidak mampu
mempertahankan secara terus-menerus self care untuk hidup dan sehat,
pemulihan dari penyakit atau trauma. Tujuan dari mengaplikasikan teori ini
adalah menurunkan tuntnan self care pada tingkat dimana klien dapat
memenuhinya, ini berarti menghilangkan seld care deficit, oleh karenanya self
care deficit apapun dihilangkan (Andriyanti, 2017).
b. Diagnosa Keperawatan

Menurut Orem, penegakkan diagnose mengacu pada diagnosa


keerawatan yang actual, resiko tinggi. Teori ini lebih berfokus pada masalah
fisiologis yang dapat dialikasikan oleh perawat dalam asuhan keperawatan.

c. Intervensi Keperawatan

Menurut Orem intervensi keperawatan diberikan jika kemampuan


merawat diri pada klien berkurang dari yang dibutuhkan untuk memenuhi self
care yang sebenarnya sudah diketahui. Perawat juga bisa menggunakan metode
berikut untuk bisa menerapkannya pada asuhan keperawtan yaitu :
merumuskan, memberikan dan mnegatur bantuan langsung pada klien dan
orang-orang terdekat dalam bantuan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai