Anda di halaman 1dari 7

A.

ELIMINASI BAB
1. Pengertian Eliminasi BAB
Eliminasi BAB atau disebut juga defakasi merupakan faeces normal tubuh yang
penting bagi kesehatan untuk mengeluarkan sampah dari tubuh. Sampah yang
dikeluarkan ini disebut faeces atau stool. Eliminasi BAB adalah proses pengeluaran
sisa pencernaan melalui anus, makanan yang sudah dicerna kemudian sisanya akan
dikeluarkan dalam bentuk feses.

2. Anatomi Sistem Pencernaan


a. Usus halus (duodenum, jejunum, ileum)
b. Sekum-ileosekal (menghubungkan usus halus dan usus besar untuk mencegah
regurgitasi)
c. Kolon (asending, transversum, desending, sigmoid)
d. Rectum: 10-15 cm (4-6 inchi), normalnya kosong sampai menjelang defekasi.
e. Anal/onifisium eksternal (2,5 – 5 cm / 1-2 inchi) mempunyai spingter : internal
(involunter) dan eksternal (volunteer)

3. Fisiologi Eliminasi BAB


Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seorang yang mempunyai
kebiasaan teratur akan merasa kebutuhan membuang air besar kira-kira pada waktu
yang sama setiap hari. Hal ini disebabkan oleh refleks gastro-kolika yang biasanya
bekerja sesudah makan pagi. Setelah makanan ini mencapai lambung dan setelah
pencernaan dimulai maka peristaltic didalam usus terangsang, merambat ke kolon,
dan sisa makanan dari hari kemarinnya, yang waktu malam mencapai sekum mulai
bergerak. Isi kolon pelvis masuk ke dalam rektum, serentak peristaltic keras terjadi di
dalam kolon dan terjadi perasaan di daerah perincum. Tekanan intra-abdominal
bertambah dengan penutupan glottis dan kontraksi diafragma dan obat abdominal.
Sfinkter anus mengendor dan kerjanya berakhir (pearce, 2002)

4. Tujuan Eliminasi BAB

5. Prosedur Eliminasi BAB


a. Menolong BAB
 Pengertian
Memberi pertolongan pada pasien yang hendak buang air besar, karena
pasien masih harus berbaring ditempat tidur dan tidak dapat melakukan
sendiri.
 Tujuan
1. Mengurangi pergerakan pasien
2. Membantu untuk memenuhi kebutuhan eliminasinya
3. Menolong pasien yang tidak dap[at berjalan sendiri ke kamar mandi
4. Mengetahui adanya kelainan pada feses
 Persiapan alat-alat
1. Urinal dan pispot tetrtutup
2. Perlengkapan, seperti :
a. botol atau gayung berisi air untuk cebok
b. kapas cebok dalam tempatnya dan kapas kotor
c. kertas kloset/tissue cebok
d. pinset
3. sarung tangan
4. alat pispot, kain pengalas bokong
5. bengkok
6. tirai/skerem bila perlu
7. selimut/kain penutup
 Langkah-langkah
1. Cek program terapi medik
2. Ucapkan salam terapeutik
3. Lakukan evaluasi
4. Lakukan kontrak waktu, tempat dan topic
5. Lakukan pendekatan kepada klien/keluarga dengan memberikan
penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
6. Cuci tangan
7. Pasang sampiran dan gorden/pintu ditutup
8. Pakai sarung tangan
9. Dekatkan alat-alat
10. Pasang alas bokong
11. Lepaskan pakaian bagian bawah pasien, bagian yang terbuka ditutup
dengan selimut/kain penutup
12. Anjurkan pasien untuk menekuk lutut dan mengangkat bokong (bila
perlu dibantu perawat)
13. Letakan pispot di bawah bokong pasien
a. Dengan cara mendorong pot sampai letaknya tepat dibawah
bokong pasien
b. Jika klien tidakan dapat melakukan sendiri, perawat membantu
menekuk lutut dan mengangkat bokong klien dengan tangan kiri,
tangan kanan perawat meletakkan pispot sedemikian rupa sehingga
posisinya tetap dan nyaman untuk pasien
14. Bila klien selesai buang air besar, regfangkan kakinya dan buka
selimut sedikit keatas
a. Bersihkan area genetalia dan anus dengan menuangkan air cebok
dari arah genetalis ke anus
b. Bersihkan dan bilas area genetalia dan anus dengan kapas cebok
sampai bersih
c. Buang kapas cebok dalam tempat kapas kotor (bila perlu bokong
dibersihkan dengan tissue gulung)
d. Angkat pispot dan ditutup
15. Keringkan bokong pasien dengan tissue/handuk
16. Rapikan pasien
17. Lepaskan sarung tangan
18. Rapikan alat dan cuci tangan
19. Evaluasi respon pasien
20. Rencanakan tindak lanjut
21. Lakukan kontrak yang akan dating dalam hal waktu, tempat maupun
topic
22. Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil
 Evaluasi
b. Memberikan huknah/laknet
1) Huknah tinggi
 Pengertian
Tindakan memasukkan cairan hangat ke dalam kolon asendens dengan
menggunakan kanula khusus.
 Tujuan
Mengosongkan usus untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,
seperti buang air besar selama prosedur operasi dilakukan atau
pengosongan sebagai tindak diagnostic/pembedahan
 Persiapan alat
1. Pengalas
2. Irrigator lengkap dengan kanula rektal dan klem
3. Cairan hangat (700-1000 ml dengan suhu 40,5 derajat Celsius-43
derajat Celsius)/ mikrolak tubel/ tube/botol
4. Bengkok
5. Jelly
6. Pispot
7. Sampiran
8. Sarung tangan
9. Tissue
 Langkah-langkah
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien, lalu pasang
sampiran bila pasien di rawatv di bangsal umum
2. Cuci tangan
3. Atur ruangan denganmemasang sampiran bila pasien di rawat di
bangsal umum
4. Atus posisi pasien dengan posisi sims kanan
5. Pasang pengalas di bawah daerah anus
6. Siapkan bengkok didekat pasien
7. Irrigator di isi denganair hangat dan hubungkan kanula rekta.
Kemudian periksa alirannya dengan membuka kanula rekti dan
keluarkan air ke bengkok dan beriu jelly pada kanula
8. Gunakan sarung tangan
9. Masukkan kanula ke dalam rektum kea rah kolon asendens sambil
pasien di minta menarik nafas panjang, dan pegang irrigator setinggi
30 cm dari tempat tidur dan buka klemnya. Alirkan air sampai pasien
menunjukkan kainginan untuk defekasi
10. Anjurkan pasienun tuk menahan sebentar rasa ingin defekasi dan
pasang pispot atau anjurkan ke toilet bila mampu. Bila pasien tidak
mampu mobilisasi, bersihkan daerah sekitar anus hingga bersih dan
keringkan dengan tissue jika selesai defekasi
11. Lepas sarung tangan
12. Cuci tangan setelah prosedur
13. Catat jumlah feses yang keluar, warna, kepadatan dan respon pasien
terhadap tindakan
 evaluasi
2) Huknah rendah
 Pengertian
Prosedur melakukan huknah rendah adalah tindakan keperawatan dengan
cara memasukkan cairan hangat ke dalam kolon desendens dengan
menggunakan kanula rektal melalui anus
 Tujuan
1. Mengosongkan usus pada pra pembedahan untuk mencegah
kontaminasi pada saat operasi oleh produk usus besar
2. Merangsang buang air besar atau merangsang peristaltic usus untuk
mengeluarkan feses karena kesulitan untuk defekasi (pada pasien
sembelit)
 Persiapan alat
1. Pengalas
2. Irrigator lengkap dengan kanula rektal dan klem
3. Cairan hangat (700-1000 ml dengan suhu 40,5 derajat Celsius-43
derajat Celsius)/mikrolak botol
4. Bengkok
5. Jelly
6. Pispot
7. Sampiran
8. Sarung tangan
9. tissue
 Langkah-langkah
1. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan pada pasien, lalu pasang
sampiran bila pasien di rawat di bangsal umum
2. Cuci tangan
3. Atur ruangan dengan memasang sampiran bila pasien dirawat di
bangsal umum
4. Atur posisi pasien dengan posisi sims kiri
5. Pasang pengalas di bawah glutea
6. Siapkan bengkok didekat pasien
7. Irrigator diisi dengan air hangat dan hubunkan kanula rektal.
Kemudian periksa alirannya dengan membuka kanula rekti dan
keluarkan air ke bengkok. Beri jelly pada kanula
8. Gunakan sarung tangan
9. Masukkan kanula kira-kira 15 sm ke dalam rektum kea rah kolon
desendens sambil pasien di minta menarik napas panjang, dan pegang
irrigator setinggi 50 cm dari tempat tidur dan buka klemnya. Alirkan
air sampai pasien menunjukkan keinginan untuk defekasi, atau jika
menggunakan mikrolak tube, maka buka tutup kanula dan berikan jeli.
Lalu masukkan kanula perlahan dan pencet tube untuk mengeluarkan
isinya sesuai dengan dosis yang ditetapkan
10. Anjurkan pasien untuk menahan sebentar rasa ingin defekasi dan
pasang pispot atau anjurkan ke toilet bila mampu. Bila pasien tidak
mampu mobilisasi, bersihkan daerah sekitar anus hingga bersih dan
keringkan dengan tissue jika telah selesai defekasi
11. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
12. Catat jumlah feses yang keluar, warna, kepadatan dan respon pasien
13. dokumentasikan
 evaluasi
c. Pemberian gliserin
 Pengertian
Pemberian gliserin adalah adalah suatu tindakan memasukkan cairan
gliserin ke dalam usus besar dengan menggunakan spuit gliserin
 Tujuan
Sebagai acuan langkah-langkah dalam melakukan tindakan klisma
 Persiapan alat
1. Selimut mandi atau kain penutup
2. Perlak dan alasnya
3. Spuit gliserin
4. Bengkok, kom kecil
5. Gliserin hangat dalam tempatnya
6. Pispot, botol cebok
7. Tissue
8. Sarung tangan
 Langkah-langkah
1. Jelaskan kepada pasien/keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Pasang sampiran/gorden
3. Cek program terapi medic
4. Ucapkan salam terapeutik
5. Lakukan evaluasi
6. Lakukan kontrak waktu, tempat dan topic
7. Jelaskan langkah-langkah tindakan
8. Persiapkan alat
9. Cuci tangan
10. Pakai sarung tangan
11. Atur posisi pasien, tidur miring ke kiri
12. Pasang perlak dan alasnya dibawah bokong pasien
13. Lepaskan pakaian bagian bawah dan memasang selimut mandi/kain
penutup
14. Letakkan bengkok di sisi bokong
15. Periksa tingkat kehangatan gliserin dengan cara meneteskan gliserin
pada punggung tangan
16. Isi spuit dengan gliserin secara perlahan-lahan ke dalam anus sampai
pangkal kanula dengan ujung spuit diarahkan ke depan, pasien
dianjurkan untuk menarik nafas panjang
17. Setelah gliserin dimasukkan, cabut s[uit dan letakkan didalam bengkok
18. Pasien tetap dalam posisi miring selama beberapa saat, lalu pasang
pispot/bila pasien mampu ke kamar mandi bantu pasien untuk BAB di
kloset
19. Setelah selesai pasien di rapihkan
20. Lepaskan sarung tangan
21. Rapikan alat dan cuci tangan
22. Evaluasi respon pasien
23. Rencanakan tindak lanjut
24. Lakukan kontrak yang akan dating dalam hal waktu, tempat maupun
topic
25. Lakukan dokumentasi tindakan dsan hasil
 Evaluasi
d. Pemberian yal
 Pengertian

 Tujuan
 Persiapan alat
 Langkah-langkah
 Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai