Anda di halaman 1dari 58

ASUHAN KEPERAWATAN

KOMPLIKASI POST PARTUM

OLEH :
DIAH MAHARENI (1602097)
HENI APRIANI (1602109)
SAVIRDA KIKI (1602122)
PERDARAHAN POST PARTUM

Menurut William & Wilkins (1988) pendarahan pasca persalinan


adalah pendarahan yang terjadi pada masa post partum yang lebih
dari 500cc segera setelah bayi lahir.
ETIOLOGI

1. Atonia uteri
2. Retensi plasenta
3. Sisa Plasenta dan Selaput Ketuban
4. Pelekatan yang abnormal (plasenta akreta dan perkreta)
5. Trauma jalan lahir
6. Episiotomi yang lebar
7. Laserasi perineum, vagina, serviks, dan Rahim
8. Rupture uteri
9. Inversi uterus
10. Subinvolusi uterus
KLASIFIKASI

1. Perdarahan postpartum primer


2. Perdarahan postpartum sekunder
PATOFISIOLOGI

Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah didalam


uterus masih terbuka. Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh
darah yang terbuka tersebut akan menutup, kemudian pembuluh
darah tersumbat oleh bekuan darah sehingga perdarahan akan
terhenti. Adanya gangguan retraksi dan kontraksi otot uterus,
akan menghambat penutupan pembuluh darah dan menyebabkan
perdarahan yang banyak. Keadaan demikian menjadi faktor
utama penyebab perdarahan paska persalinan. Perlukaan yang
luas akan menambah perdarahan seperti robekan servix, vagina
dan perinium.
TANDA DAN GEJALA
1. Atonia Uteri
a. Gejala yang selalu ada: Uterus tidak berkontraksi dan lembek
serta perdarahan segera setelah anak lahir (perdarahan postpartum
primer).
b. Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok (tekanan darah rendah,
denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah, mual dan
lain-lain)
2. Robekan jalan lahir
a. Gejala yang selalu ada: perdarahan segera, darah segar mengalir
segera setelah bayi lahir, kontraksi uterus baik, plasenta baik.
b. Gejala yang kadang-kadang timbul: pucat, lemah, menggigil.
3. Retensio plasenta
a. Gejala yang selalu ada: plasenta belum lahir setelah 30 menit,
perdarahan segera, kontraksi uterus baik.
b. Gejala yang kadang-kadang timbul: tali pusat putus akibat traksi
berlebihan, inversi uteri akibat tarikan, perdarahan lanjutan.
4. Tertinggalnya plasenta (sisa plasenta)
a. Gejala yang selalu ada: plasenta atau sebagian selaput
(mengandung pembuluh darah) tidak lengkap dan
perdarahan segera.
b. Gejala yang kadang-kadang timbul: Uterus
berkontraksi baik tetapi tinggi fundus tidak berkurang
5. Inversio uterus
a. Gejala yang selalu ada: uterus tidak teraba, lumen
vagina terisi massa, tampak tali pusat (jika plasenta
belum lahir), perdarahan segera, dan nyeri sedikit atau
berat.
b. Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok neurogenik
dan pucat.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan tanda-tanda vital:


• Suhu badan : Suhu biasanya meningkat sampai 380 C
dianggap normal. Setelah satu hari suhu akan kembali
normal (360 C – 370 C), terjadi penurunan akibat
hipovolemia.
• Denyut nadi : Nadi akan meningkat cepat karena nyeri,
biasanya terjadi hipovolemia yang semakin berat.
• Tekanan darah : Tekanan darah biasanya stabil,
memperingan hipovolemia.
• Pernafasan : Bila suhu dan nadi tidak normal, pernafasan
juga menjadi tidak normal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Tes koagulasi (hitung trombosit, waktu protrombin, waktu


tromboplastin parsial, fibrinogen dan produk pecahan fibrin )
dapat mengidentifikasi koagulopati.
• Ultrasonografi : dapat mengungkapkan jaringan plasenta yang
tertahan.
• Golongan darah : menentukan Rh, ABO, dan percocokan
silang.
• Jumlah darah lengkap : menunjukkan penurunan Hb/Ht dan
peningkatan jumlah sel darah putih (SDP).
PENATALAKSANAAN

• Ketahui secara pasti kondisi ibu bersalin sejak awal


• Pimpin persalinan dengan mengacu pada persalinan bersih dan aman
• Selalu siapkan keperluan tindakan gawat darurat
• Segera lakukan penilaian klinik dan upaya pertolongan apabila dihadapkan
dengan masalah dan komplikasi
• Atasi syok jika terjadi syok
• Pastikan kontraksi berlangsung baik ( keluarkan bekuan darah, lakukan pijatan
uterus, beri uterotonika 10 IV dilanjutkan infus 20 ml dalam 500 cc NS/RL
dengan tetesan 40 tetes/menit ).
• Pastikan plasenta telah lahir lengkap dan eksplorasi kemungkinan robekan jalan
lahir.
• Bila perdarahan tidak berlangsung, lakukan uji bekuan darah.
• Pasang kateter tetap dan pantau cairan keluar masuk
• Lakukan observasi ketat pada 2 jam pertama paska persalinan dan lanjutkan
pemantauan terjadwal hingga 4 jam berikutnya.
INFEKSI POST PARTUM

Infeksi postpartum adalah semua peradangan yang disebabkan


oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat genetalia pada
waktu persalinan dan nifas (prawihardjo, 2005)
ETIOLOGI

Menurut (Ambarwati dan Wulandari, 2009:122-123)


a. Berdasarkan masuknya kuman kedalam alat kandungan
• Ektogen (kuman datang dari luar)
• Autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh)
• Endogen (dari jalan lahir sendiri)
b. Berdasarkan kuman yang sering
menyebabkan infeksi.
• Streptococcus Haemolyticus Aerobik
• Staphylococcus aureus
• Eschericia coli
• Clostridium welchii
KLASIFIKASI

1. Infeksi payudara
2. Infeksi Parineal
3. Infeksi Uterus
FAKTOR PREDISPOSISI INFEKSI
POSTPARTUM
• Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh,
seperti pendarahan, dan kurang gizi atau malnutrisi
• Partus lama, terutama partus dengan ketuban pecah lama
• Tindakan bedah vaginal yang menyebabkan perlukaan jalan
lahir
• Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah
• Anemia, hygiene, kelelahan
• Proses persalinan bermasalah
PATOFISIOLOGI
• Reaksi tubuh dapat berupa reaksi local dan dapat pula terjadi
reaksi secara umum. Pada infeksi dengan reaksi umum akan
melibatkan saraf dan metabolic pada saat itu terjadi reaksi
ringan limporetikularis diseluruh tubuh, berupa proliferasi sel
fagosit dan sel pembuat antibody (limfosit B).
• Kemudian reaksi local yang disebut inflamasi akut, reaksi ini
terus berlangsung selama menjadi proses pengrusakan jaringan
oleh trauma. Bila penyebab pengrusakan jaringan bisa
diberantas, maka sisa jaringan yang rusak disebut debris akan
difagositosis dan dibuang oleh tubuh sampai terjadi resolusi
dan kesembuhan. Bila trauma berlebihan, reaksi sel fagosit
kadang berlebihan sehingga debris yang berlebihan terkumpul
dalam suatu rongga membentuk abses atau berkumpul di
jaringan tubuh yang lain membentuk flagman (Peradangan
yang luas dijaringan ikat). (Sjamsuhidajat,R,1997).
TANDA DAN GEJALA

• Rasa nyeri serta panas pada area genital dan kadang perih bila buang
air kecil
• Lochea bertambah banyak, berwarna merah atau coklat dan berbau
(lochea berbau tidak selalu menyertai endometritis sebagai gejala)
• Sakit kepala, kurang tidur dan kurang nafsu makan
• Suhu badan meningkat sekitar 38⁰C dan nadi <100x/menit
• Bila luka yang terinfeksi tertutup oleh jahitan dan getah radang tidak
dapat keluar, demam bisa naik sampai 39⁰-40⁰C kadang disertai
menggigil
• Jika infeksi tidak meluas maka suhu berangsur-angsur menurun
pada hari ke 7-10
PENATALAKSANAAN
• Sebaiknya dilakukan kultur dari secret vagina dan serviks, luka
oprasi dan darah, serta uji kepekaan untuk mendapatkan
antibiotika yang tepat.
• Memberikan dosis yang cukup dan adekuat.
• Memberikan antibiotika sepektrum luas sambil menunggu
hasil laboratorium.
• Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh seperti infus,
tranfusi darah, makanan yang mengandung zat-zat yang
diberikan tubuh, serta perawatan lainnya, sesuai yang
dijumpai.
KONSEP KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Identitas
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat penyakit dahulu
e. Riwayat penyakit keluarga
f. Riwayat Obstetri
g. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
h. Tanda-tanda vital
• Tekanan darah : Normal/turun (kurang dari 90-100
mmHg)
• Nadi : Normal/meningkat (100-120x/menit)
• Pernafasan : Normal/meningkat (28-34x/menit)
• Suhu : Normal/meningkat
i. Pemeriksaan Fisik
• Kepala
• Wajah
• Mata-telinga-hidung
• Leher
• Dada dan punggung
• Payudara/mamae
• Abdomen
• Ekstermitas atas dan bawah
• Genetalia
MASALAH KEPERAWATAN

1. Resiko Syok (Perdarahan Post Partum)


Definisi : Rentan mengalami ketidakcukupan aliran darah ke
jaringan tubuh, yang dapat mengakibatkan disfungsi seluler yang
mengancam jiwa, yang dapat mengganggu kesehatan
Batasan Karakteristik :
• Hipoksemia
• Hipoksia
• Hipotensi
• Hipovolemia
• Infeksi
• Sepsis
• Sindrom respons inflamasi sistemik
2. Nyeri Akut (Perdarahan dan Infeksi Post Partum)
Definisi : Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang
digambarkan sebagai kerusakan (International Association for the
Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan
hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi.
Batasan Karakteristik :
• Ekspresi wajah nyeri (mis., mata kurang bercahaya,
tampak kacau, meringis)
• Fokus menyempit ( mis., persepsi waktu, proses berfikir,
interaksi dengan orang dan lingkungan)
• Fokus pada diri sendiri
• Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala
nyeri
• Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan
standar instrumen nyeri
3. Gangguan Pola Tidur (Perdarahan dan Infeksi Post Partum)
Definisi : interupsi jumlah waktu dan kualitas tidur akibat faktor
eksternal
Batasan Karakteristik
• Kesulitan jatuh tertidur
• Ketidakpuasan tidur
• Menyatakan tidak merasa cukup istirahat
• Penurunan pola tidur normal
4. Ansietas (Perdarahan dan Infeksi Post Partum)
Definisi : perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respons otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau
tidak diketahui oleh individu), perasaan takut yang disebabkan
oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat
kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya dan
memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman.
Batasan Karakteristik
• Perilaku
• Gelisah
• Mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam
peristiwa hidup
• Tampak waspada
5. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer (Perdarahan Post
Partum)
Definisi : penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat
mengganggu kesehatan
Batasan karakteristik :
• Bruit femoral
• Edema
• Indeks ankle-brankhial <0,90
• Kelambatan penyembuhan luka perifer
• Klaudikasi intermiten
• Nyeri ekstremitas
6. Gangguan eliminasi urin (Infeksi Post Partum)
Definisi : Disfungsi eliminasi urin
Batasan Karakteristik
• Anyang-anyangan
• Dysuria
• Dorongan berkemih
• Inkontinesia
• Inkontinesia urin
7. Risiko Kekurangan Volume Cairan (Perdarahan Post Partum)
Definisi : Kerentanan mengalami penurunan volume cairan
intravaskuler, interstisial, dan/atau intraseluler, yang dapat
mengganggu kesehatan.
Faktor Risiko :
• Agens farmaseutikal
• Barier kelebihan cairan
• Berat badan ekstrem
• Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan
• Gangguan mekanisme regulasi
• Kehilangan cairan melalui rute normal
• Kehilangan volume cairan aktif
8. Intoleran aktivitas (Perdarahan dan Infeksi Post Partum)
Definisi
Ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk
mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-
hari yang harus atau yang ingin dilakukan.
Batasan karakteristik :
• Dispnea setelah beraktivitas
• Keletihan
• Ketidaknyamanan setelah beraktivitas
RENCANA KEPERAWATAN

1. Resiko Syok
Kriteria hasil (NOC)
Keparahan syok : Hipovolemik
• Penurunan tekanan nadi perifer tidak ada
• Penurunan tekanan arteri rata-rata tidak ada
• Penurunan tekanan darah sistolik tidak ada
• Penurunan tekanan darah diastolic tidak ada
• Meningkatnya laju jantung tidak ada
• Nadi lemas dan halus tidak ada
Intervensi (NIC)
Pencegahan perdarahan
• Monitor pendarahan
• Catat nilai hemoglobin dan hematocrit
• Monitor tanda ada gejala perdarahan menetap
• Pertahankan agar pasien tetap tirah baring jika terjadi
perdarahan aktif
• Beritahu pasien untuk pencegahan tindakan-tindakan invasif,
jika tidak dapat dihindari, monitor dengan ketat tanda-
perdarahan
• Berikan obat-obatan jika diperlukan
Pengurangan perdarahan
• Identifikasi penyebab perdarahan
• Monitor pasien akan perdarahan secara ketat
• Monitor jumlah dan sifat kehilangan darah
• Monitor ukuran dan karakter hematoma, jika ada
• Instruksikan pasien dan keluarga akan tanda-tanda perdarahan
dan tindakan yang tepat (yaitu, memberitahu perawat), bila
perdarahan lebih lanjut terjadi
• Intruksikan pasien akan pembatasan aktivitas
Pemberian produk-produk darah
• Cek kembali intruksi dokter
• Dapatkan riwayat transfusi pasien
• Dapatkan atau verifikasi kesediaan (informed consent) pasien
• Cek kembali bahwa produk darah telah disiapkan, diketik, dan
dicocokan (jika memungkinkan) bagi penerima
• Cek kembali pasien dengan benar, tipe darah, tipe Rh, jumlah
unit, waktu kadaluarsa, dan catat per protocol di agensi
2. Nyeri Akut
Kriteria hasil (NOC)
Kontrol nyeri
• Mengenali kapan nyeri terjadi secara konsiaten menunjukkan
• Menggambarkan faktor penyebab secara konsisten
menunjukkan
• Menggunakan jurnal harian untuk memonitor gejala dari
waktu ke waktu secara konsisten menunjukkan
• Menggunakan tindakan pencegahan secara konsisten
menunjukkan
Intervensi (NIC)
Pemberian Analgesik
• Tentukan lokasi, Karakteristik, kualitas, dan keparahan nyeri
sebelum mengobati pasien
• Cek perintah pengobatan meliputi obat, dosis, dan frekuensi
obat analgesik yang diresepkan
• Cek adanya alergi obat
• Tentukan pilihan obat analgesik, berdasarkan tipe dan
keparahan nyeri
3. Gangguan Pola Tidur
Kriteria hasil (NOC)
Tidur
• Jam tidur tidak terganggu
• Pola tidur tidak terganggu
• Kualitas tidur tidak terganggu
• Tidur rutin tidak terganggu
• Kesulitan memulai tidur tidak ada
• Tidur yang terputus tidak ada
• Nyeri tidak ada
Intervensi (NIC)
Manajemen lingkungan : kenyamanan
• Tentukan tujuan pasien dan keluarga dalam mengelola
lingkungan dan kenyaman yang optimal
• Cepat bertindak jika terdapat panggilan bel, yang harus selalu
dalam jangkauan
• Hindari gangguan yang tidak diperlu dan berikan untuk waktu
istirahat
• Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung
• Sediakan lingkungan yang aman dan bersih
Pemberian obat
• Pertahankan aturan dan prosedur yang sesuai dengan
keakuratan dan keamanan pemberian obat-obatan
• Pertahankan lingkungan yang bisa memaksimalkan keamanan
dan efektifitas pemberian obat-obatan
• Ikuti prosedur lima benar dalam pemberian obat
• Resepkan atau rekomendasikan obat yang sesuai berdasarkan
kewenangan untuk meresepkan
• Monitor kemungkinan alergi terhadap obat, interaksi dan
kontraindikasi, gtermasuk obat-obatan diluar konter dan obat-
obatan herbal
Terapi relaksasi
• Gambarkan rasionalisme dan manfaat relaksasi serta jenis
relaksasi yang tersedia
• Tentukan apakah di intervensi relaksasi dimasa lalu yang
sudah memberikan manfaat
• Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa distraksi dengan
lampu yang redup dan suhu lingkungan yang nyaman, jika
memungkinkan
• Dorong klien untuk mengambil posisi yang nyaman dengan
pakaian longgar dan mata tertutup
4. Ansietas
Kriteria hasil (NOC)
Tingkat Kecemasan
• Perasaan gelisah tidak ada
• Distress tidak ada
• Wajah tegang tidak ada
• Mengeluarkan rasa marah secara berlebihan tidak ada
• Rasa takut yang disampaikan secara lisan tidak ada
• Rasa cemas yang disampaikan secara lisan tidak ada
Intervensi (NIC)
Bimbingan antisipatif
• Bantu klien mengidentifikasi kemungkinan perkembangan
situasi krisis yang akan terjadi dan efek dari krisis yang bisa
berdampak pada klien dan keluarga
• Instruksikan klien mengenai perilaku dan perkembangan
dengan cara yang tepat
• Berikan informasi mengenai harapan-harapan yang realistis
terkait dengan perilaku pasien
Pengurangan kecemasan
• Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
• Berada disisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan
mengurangi ketakutan
• Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang
tepat
• Berikan objek yang menunjukkan perasaan aman
Teknik Menenangkan
• Pertahankan sikap yang tenang dan hati-hati
• Pertahankan kontak mata
• Kurangi stimuli yang menciptakan perasaan takut maupun
cemas
• Berada disisi klien
• Yakinkan keselamatan dan keamanan klien
• Identifikasi orang-orang terdekat klien yang bisa membantu
klien
5. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
Kriteria Hasil (NOC)
• Perfusi Jaringan : Perifer
• Tekanan darah sistolik tidak ada deviasi dari kisaran normal
• Tekanan darah diastolic tidak ada deviasi dari kisaran normal
• Nilai rata-rata tekanan darah tidak ada deviasi kisaran normal
• Muka pucat tidak ada
• Kelemahan otot tidak ada
Intervensi (NIC)
Monitor cairan
• Tentukan jumlah dan jenis intake/asupan cairan serta
kebiasaan eliminasi
• Tentukan faktor-faktor resiko yang mungkin menyebabkan
ketidakseimbangan cairan
• Monitor asupan dan pengeluaran
• Monitor membrane mukosa, turgor kulit dan respon haus
Manajemen Hipovolemi
• Monitor adanya tanda-tanda dehidrasi
• Monitor adanya sumber-sumber kehilangan cairan
• Monitor asupan dan pengeluaran
• Monitor adanya tanda reaksi transfuse darah, dengan tepat
• Berikan produk darah yang diresepkan untuk meningkatkan
tekanan plasma onkotik dan mengganti volume darah, dengan
tepat
6. Gangguan Eliminasi Urine
Kriteria Hasil (NOC)
Eliminasi Urine
• Pola eliminasi tidak terganggu
• Bau urin tidak terganggu
• Jumlah urin tidak terganggu
• Warna urin tidak terganggu
• Kejernihan urin tidak terganggu
• Mengosongkan kantung kemih sepenuhnya tidak terganggu
• Mengenali keinginan untuk berkemih tidak terganggu
Intervensi (NIC)
Irigasi Kandung Kemih
• Tentukan apakah akan melakukan irigasi terus menerus atau
berkala
• Observasi tindakan-tindakan pencegahan umum
• Monitor dan pertahankan kecepatan aliran yang tepat
• Catat jumlah cairan yang digunakan, Karakteristik cairan,
jumlah cairan yang keluar, dan respon pasien sesuai dengan
prosedur tetap yang ada
Manajemen cairan
• Timbang berat badan setiap hari dan monitor status pasien
• Hitung atau timbang popok dengan baik
• Jaga intake/asupan yang akurat dan catat output
• Masukkan kateter urin
• Monitor status hidrasi
• Monitor hasik laboratorium yang relevan dengan retensi cairan
• Monitor tanda-tanda vital pasien
7. Resiko kekurangan volume cairan
Kriteria Hasil (NOC)
Keseimbangan Cairan
• Tekanan darah tidak terganggu
• Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam tidak
terganggu
• Berat badan tidak terganggu
• Turgor kulit tidak terganggu
• Kelembaban membrane mukosa tidak terganggu
• Bola mata cekung dan lembek tidak ada
• Kehausan tidak ada
Pencegahan perdarahan
• Monitor dengan ketat risiko terjadinya perdarahan pada pasien
• Catat nilai hemoglobin dan hematocrit sebelum dan setelah
pasien kehilangan darah sesuai indikasi
• Monitor tanda ada gejala perdarahan menetap Pertahankan
agar pasien tetap tirah baring jika terjadi perdarahan aktif
Pemberian produk-produk darah
• Cek kembali intruksi dokter
• Dapatkan riwayat transfusi pasien
• Cek kembali bahwa produk darah telah disiapkan, diketik, dan
dicocokan (jika memungkinkan) bagi penerima
• Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala reaksi terhadap
transfusi
• Monitor tanda-tanda vital
Monitor Cairan
• Tentukan faktor-faktor risiko yang mungkin menyebabkan
ketidakseimbangan cairan
• Tentukan apakah pasien mengalami kehausan atau gejala
perubahan cairan
• Monitor TTV
• Catat dengan akurat asupan dan pengeluaran
• Monitor membran mukosa, turgor kulit, dan respon haus
8. Intoleran Aktivitas
Kriteria Hasil (NOC)
Toleransi terhadap aktivitas
• Saturasi oksigen ketika beraktivitas tidak terganggu
• Frekuensi nadi ketika beraktivitas tidak terganggu
• Frekuensi pernapasan ketika beraktivitas tidak terganggu
• Kekuatan tubuh bagian atas tidak terganggu
• Kekuatan tubuh bagaian bawah tidak terganggu
Intervensi (NIC)
Terapi aktivitas
• Pertimbangkan kemampuan klien dalam berpartisipasi melalui
aktivitas spesifik
• Pertimbangkan komitmen klien untuk meningkatkan frekuensi
dan jarak aktivitas
• Bantu klien untuk memilih aktivitas dan percapaian tujuan
melalui aktivitas yang konsisten dengan kemampuan fisik,
fisiologi dan social
• Bantu klien untuk tetap fokus pada kekuatan [yang
dimilikinya] dibandingkan dengan kelemahan [yang
dimilikinya]
Peningkatan Tidur
• Tentukan pola tidur/aktivitas pasien
• Perkirakan tidur/siklus bangun pasien didalam
perawatan perencanaan
• Jelaskan pentingnya tidur yang cukup selama
kehamilan, penyakit,tekanan psikososial, dan
lain-lain
• Monitor pola tidur pasien dan jumlah jam tidur
Peningkatan Keterlibatan Keluarga
• Bangun hubungan pribadi dengan pasien dan anggota keluarga
yang akan terlibat dalam perawatan
• Identifikasi kemampuan anggota keluarga untuk terlibat dalam
perawatan pasien
• Tentukan sumber daya fisik, emosional, dan edukasi dan
pemberi perawatan utama
• Identifikasi deficit perawatan diri pasien
• Berikan informasi penting kepada anggota keluarga mengenai
pasien sesuai dengan keinginan pasien
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai