Anda di halaman 1dari 13

REFLEKTIF JURNAL DESIMINASI

PENYAKIT TIDAK MENULAR


1. Anita Dwi Putri 1. Muhammad Muttaqien
2. Belina Sinta Dewi 2. Ni Nyoman Indah Sari
3. Retno Fitri Wulandari 3. Reka Sopianti
4. Cerry Arisandhy D. 4. Kadek Wiwik Indriani
5. Lina Solihan 5. Ria Elviana Sukma dewi
 
1
Differences
Apakah yang dapat dilakukan untuk mencegah dan megurangi
dampak buruk bagi penderita penyakit tidak menular?
2 Description
1. Pada tanggal 11 Oktober 2021, kegiatan kami dari puskesmas adalah posbindu dimana sasarannya adalah
para lansia dan masyarakat umum, saat itu datanglah seorang pasien bernama Ny “H” berjenis kelamin
perempuan usia + 60 th, dari hasil pengkajian kami, didapatkan keluhan utama pasien adalah nyeri pada
persendian, Pusing dan tidak bertenaga hal itu muncul ketika pasien terlalu lama berdiri dan berjalan
sebelumnya pasien juga mengatakan memiliki riwayat penyakit Gout Artrhritis, hipertensi, diabetes militus
(Penyakit tidak menular) hal itu sudah pasien rasakan + 1 tahun trakhir, nyeri berada pada bagian
ekstremitas bawah (Lutut sebelah kanan), dirasa seperti ditusuk-tusuk waktu hilang timbul, pasien terlihat
meringis kesakitan sambil memegang lutut kanan, skala nyeri 6 dari 0-10. Ketika sakitnya muncul pasien
hanya berdiam istirahat di rumah namun jika nyeri tidak tertahankan maka pasien dibawa ke dokter praktik
diwilayah tempat tinggal oleh keluaraga. Kami ingin melakukan tindakan yang dapat dilakukan secara
mandiri oleh pasien dan keluarga d rumah untuk membuat nyeri pasien berkurang dan riwayat penyakit
PTM, tidak kambuh lagi sehingga pasien dapat melakukan aktifitas seperti biasanya dan pasien tetap bisa
merasa nyaman dan pasien mampu mengatasi secara mandiri di rumah
2 Description
1. Pada tanggal 11 Oktober 2021, kegiatan kami dari puskesmas adalah posbindu dimana sasarannya adalah
para lansia dan masyarakat umum, saat itu datanglah seorang pasien bernama Ny “H” berjenis kelamin
perempuan usia + 60 th, dari hasil pengkajian kami, didapatkan keluhan utama pasien adalah nyeri pada
persendian, Pusing dan tidak bertenaga hal itu muncul ketika pasien terlalu lama berdiri dan berjalan
sebelumnya pasien juga mengatakan memiliki riwayat penyakit Gout Artrhritis, hipertensi, diabetes militus
(Penyakit tidak menular) hal itu sudah pasien rasakan + 1 tahun trakhir, nyeri berada pada bagian
ekstremitas bawah (Lutut sebelah kanan), dirasa seperti ditusuk-tusuk waktu hilang timbul, pasien terlihat
meringis kesakitan sambil memegang lutut kanan, skala nyeri 6 dari 0-10. Ketika sakitnya muncul pasien
hanya berdiam istirahat di rumah namun jika nyeri tidak tertahankan maka pasien dibawa ke dokter praktik
diwilayah tempat tinggal oleh keluaraga. Kami ingin melakukan tindakan yang dapat dilakukan secara
mandiri oleh pasien dan keluarga d rumah untuk membuat nyeri pasien berkurang dan riwayat penyakit
PTM, tidak kambuh lagi sehingga pasien dapat melakukan aktifitas seperti biasanya dan pasien tetap bisa
merasa nyaman dan pasien mampu mengatasi secara mandiri di rumah
3 Dissection
Pada saat menemukan masalah pada pasien kami, kami hanya berfokus pada riwayat keluhan
pasien berdasarkan masalah keperawatan yang dialami pasien saja, seharusnya kami
mempertimbangkan kemampuan pasien untuk melakukan secara mandiri dirumah dan dampak
yang baik untuk dilakukan pasien dalam jangka waktu panjang. Karena nyeri yang di rasakan pasien
adalah nyeri kronis, terlebih lagi pasien juga memiliki riwayat penyakit PTM yaitu (Gout Arthritis,
Hipertensi, diabetesmilitus)lalu kami berfikir untuk melakukan tindakan keperawatan dengan

4
melihat kemampuan pasien, yaitu dari segi alat dan bahan tentunya yang mudah didapat agar bisa
diterapkan di rumah, oleh karena itu kami melakukan intervensi keperawatan kompres hangat jahe
salah satu Terapi non farmakologi yang terbukti dapat menurunkan nyeri pada penderita Gout
arthritis.Hal itu sesuai dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan kepada klien dengan Gout
arthritis, bahwa pemberian kompres hangat jahe dapat dijadikan alternatif perawatan Gout Arthritis
yang murah, mudah, dan aman.
3 Dissection
Namun nyatanya terapi tersebut hanya dapat mengatasi nyeri dalam jangka waktu yang singkat
sehingga beresiko untuk dapat menimbulkan kembali efek nyeri dari proses penyakit tersebut karena
Penyebab utama belum teratasi yaitu karena adanya deposit penimbunan Kristal asam urat dalam
sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal
dan kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal.
Beberapa faktor lainyang mendukung seperti faktor genetic dan yaitu gangguan metabolisme purin
yang menyebabkan asam urat berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat atau keduanya. (Annisya,
2019).factor Gaya Hidupyaitu asupan dan pola makanan yang tinggi purin
Oleh sebab itu untuk mengatasi gejala tersebut secara non farmakologi selain kompres hangat
perlu adanya tindakan yang dapat menunjang kehidupan pasien dari segala aspek yaitu mewujudkan
PHBS dengan menciptakan dan mentradisikan perilaku CERDIK masyarakat. Perilaku CERDIK
merupakan langkah preventif yang dapat dilakukan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit tidak
menular. CERDIK merupakan singkatan dari Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin
aktivitas fisik/olahraga, Diet sehat dan gizi seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola stress.
4 Discover
a. Cek Kesehatan
Pembudayaan Perilaku Pemeriksaan/ skrining kesehatan secara rutin merupakan penerapan upaya promotif preventif
yang efektif dan menjadi pilar utama dalam Peningkatan derajat kesehatan, meningkatkan kualitas SDM bangsa, pencapaian
target SDGs (pembangunan berkesinambungan). Sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pemeriksaan/skrining kesehatan
secara rutin merupakan upaya promotif dan preventif yang diamanatkan untuk dilaksanakan oleh bupati/walikota sesuai
Permendagri no 18/ tahun 2016 dengan tujuan untuk: mendorong masyarakat mengenali faktor risiko PTM terkait perilaku dan
melakukan upaya pengendalian segera ditingkat individu, keluarga dan masyarakat; mendorong penemuan faktor risiko fisiologis
berpotensi PTM yaitu kelebihan berat badan dan obesitas, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, gangguan indera dan gangguan
mental; mendorong percepatan rujukan kasus berpotensi ke FKTP dan sistem rujukan lanjut. Cek kesehatan secara rutin
bermanfaat untuk mengingatkan kondisi kesehatan kita. Semakin tepat informasi yang didapatkan,semakin bijaksana pula
keputusan yang dapat dilakukan. Cek kesehatan dilakukan secara rutin minimal 1 tahun sekali.Pemeriksaan kesehatan yang
paling umum dilakukan berikut ini berguna untuk mendeteksi resiko PTM. Factor resiko tidak cek kesehatan secara berkala yaitu
beberapa penyakit tidak menular seperti diabetes militus, HT, Stroke, jantung, dan beberapa Cancer tidak bias di turunkan
resikonya jika tidak diketahui secara dini semakin lama informasi yang kita dapatkan tentang status kesehatan kita maka
semakin memperburuk kondisi kesehatan kita
4 Discover
b. Enyahkan Asap Rokok
Merokok dapat menyebabkan PTM akibat zat-zat kimia yang terkandung di
dalam tembakau yang dapat merusak lapisan dalam dinding arteri, sehingga arteri
lebih rentan terjadi penumpukan plak (arterosklerosis).Hal ini disebabkan oleh
nikotin yang dapat merangsang saraf simpati sehingga memacu kerja jantung lebih
keras dan menyebabkan penyempitan pembuluh darah, serta peran karbon
monoksida yang dapat menggantikan oksigen dalam darah dan memaksa jantung
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh (Alfeus, 2018).
Merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler,
menimbulkan resiko stroke, serangan jantung, kanker leher Rahim, keguguran, PPOK,
Katarak, Merusak gigi menyebabkan kemandulan dan impotensi, kehilangan
pendengaran tulang lebih mudah patah, menyebabkan kerontrokan rambut (P2PTM
Kmenkes RI 2020).
4 Discover
c. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang
memerlukan pengeluaran Aktivitas fisik yang baik seperti duduk, berjalan-jalan di dalam
kamar atau di luar kamar, menyapu kamar atau sekitarnya, mengepel lantai, mencuci piring
atau pakaian, mengikuti senam, melakukan ibadah dan membawa makanan dari dapur ke
kamar (Ambardini, 2009).Aktivitas fisik pada lansia merupakan aktivitas fisik yang
bermanfaat untuk kesehatan penderita PTM sebaiknya memenuhi kriteria FITT (frequency,
intensity, time, type).
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang diakibatkan kerja otot rangka dan
meningkatkan pengeluaran tenaga atau energi.Aktivitas fisik dan olahraga bermanfaat untuk
kesehatan fisik, peningkatan kekuatan otot dan tulang, meningkatkan kesehatan jantung,
peredaran darah dan mengontrol berat badan. Selain itu olahraga dapat bermanfaat untuk
pencapaian kesehatan dan kebugaran jasmani pada usia dewasa dan usia lanjut.
4 Discover
d. Diet Sehat
Sesuai dengan teori bahwa diet sehat dan seimbang merupakan pola konsumsi makanan yang mengandung zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk sehat adalah
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral menurut Kementrian Kesehatan RI.(Thasim 2013).

e. Pola Istirahat
Hal ini menunjukkan bahwa penderita PTM memiliki pola istirahat tidur yang buruk. Sesuai dengan teori bahwa
apabila tidur mengalami gangguan, maka tidak terjadi penurunan tekanan darah saat tidur sehingga akan
meningkatkan resiko terjadinya PTM. Penelitian tersebut didapatkan adanya hubungan antara kualitas tidur dengan
tekanan darah pada lansia PTM di Gamping Sleman Yogyakarta. Hasil penelitian didukung oleh penelitian Setiyorini
dan Kalbuningrum (2014) yang menyatakan bahwa gambaran kualitas tidur lansia PTM sebagian besar memiliki
kualitas tidur buruk mencapai (86,70%) dan tekanan darah pada lansia PTM di Gamping Sleman Yogyakarta
sebagian besar memiliki hiperensi stage 2 sebanyak (46,70%).
Manfaat dari pola istirahat yaitu mengendalikan nafsu makan, memperkuat sistem kekebalan tubuh, mempertajam
ingatan membantu pertumbuhan badan,tetap aktif di siang hari, terhindar dari berbagai penyakit meningkatkan
suasana hati dan panjang umur.
4 Discover
f. Pengelolaan Stres
Stress merupakan reaksi fisiologis dan psikologis yang terjadi jika seseorang merasakan
ketidakseimbangan antara tuntutan yang dihadapi dengan kemampuan untuk mengatasi
tuntutan tersebut (Rahman, 2016). Stress dapat memicu timbulnya PTM melalui aktivitas
sistem saraf simpatis yang mengakibatkan naiknya tekanan darah secara tidak menentu.
Pada seseorang yang mengalami stres hormone ardrenalin akan dilepaskan dan kemudian
akan meningkatkan tekanan darah melalui kontraksi arteri dan peningkatan denyut jantung
(South, 2014) Manfaat dari mengelola stress di antaranya menghindari risiko penyakit,
menurunkan kecemasan, mencegah penuaan dini, serta meningkatkan kemampuan tubuh
dalam melawan virus flu.
5 Decission
Untuk mengatasi nyeri gout atritis dapat di lakukan kompres hangat jahe namun
bersifat sementara untuk jangka waktu panjang sebaiknya dapat menerapkan
Menjaga Perilaku CERDIK merupakan langkah preventif yang dapat dilakukan
dalam pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular. CERDIK merupakan
singkatan dari Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas
fisik/olahraga, Diet sehat dan gizi seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola
stress.
●  
THANKS!

DO YOU HAVE ANY QUESTIONS?


CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai