Anda di halaman 1dari 4

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT CORONA VIRUS DENGAN

DIBAHAS MENGGUNAKAN TRIAS EPIDEMIIOLOGI

1. Agen

Menurut World Health Organization (WHO) 2019, Coronaviruses (CoV) merupakan bagian
dari keluarga virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu hingga penyakit yang lebih
berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) and Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS-CoV). Penyakit yang disebabkan virus corona, atau dikenal dengan
COVID-19, adalah jenis baru yang ditemukan pada tahun 2019 dan belum pernah
diidentifikasi menyerang manusia sebelumnya. Berbeda dengan influenza, virus corona
dapat berkembang dengan cepat hingga mengakibatkan infeksi lebih parah dan gagal organ.
Kondisi darurat ini terutama terjadi pada pasien dengan masalah kesehatan sebelumnya.
Virus corona menyebar secara contagious. Istilah contagion mengacu pada infeksi yang
menyebar secara cepat dalam sebuah jaringan, seperti bencana atau flu. Dalam penyebaran
secara contagious, elemen yang saling terhubung dalam sebuah jaringan dapat saling
menularkan infeksi.

Peningkatan jumlah kasus corona terjadi dalam waktu singkat dan membutuhkan penanganan
segera. Virus corona dapat dengan mudah menyebar dan menginfeksi siapapun tanpa
pandang usia. Untuk bertahan hidup, virus corona masuk kedalam tubuh manusia. Virus ini
dapat menular secara mudah melalui kontak dengan penderita. Penularan ini terjadi
umumnya melalui droplet dan kontak dengan virus kemudian virus dapat masuk ke dalam
mukosa yang terbuka. Penularan antar manusia (human to human), yaitu diprediksi melalui
droplet dan kontak dengan virus yang dikeluarkan dalam droplet (partikel air) ketika
penderita bersin atau batuk. Virus Corona menyerang sistem pernafasan yang bisa
menyebabkan gangguan pada sistem pernafasan, pneumonia akut. Meski disadari bahwa
Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja namun beberapa kelompok orang memiliki
tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terpapar Virus Corona hingga bisa membawa kepada
kematian. Oleh karena itu, hendaknya masyarakat ikut mencegah penyebaran virus dengan
menjaga imunitas, menjaga lingkungan, menggunakan masker saat berada diruangan
terbukam, mengolah makanan dengan tepat, dan segera ke doter apabila mengalami gejala
seperti sakit tenggorokan, flu, batuk, demam atau sesak nafas (Chan, Guan, Nicholls, &
Peiris, 2013)

Virus Corona mempunyai sejumlah karkteristik yakni bersifat Single-stranded RNA shingga
mudah untuk mengalami mutasi. Selanjutnya, terdapat empat macam protein yang berperan
penting di dalamnya, antara lain protein Spike, Matrix, Envelope, dan, Mucleoprotein. dari
keempatya, protein Spike merupakan jenis yang paling sering melakukan mutasu karena
memiliki peran sebgai reseptor yang menempel di host. Masyarakat harus waspada karena
gejala virus Corona dapat muncul dalam satu atau selama empat belas hari setelah terpapar
virus (Dediego et al., 2014) hal ini didasarkan pada apa yang telah diamati pada penyebaran
virus sebelumnya sebagai masa inkubasi MERS-Cov.

Wabah Virus Corona di Indonesia masih terus berlangsung bahkan sebarannya terus meluas
ke hampir semua wilayah di Indonesia, sehingga dikhawatirkan jumlah orang terpapar Virus
Corona yang menyebabkan sakit pada saluran pernapasan ini akan terus melonjak.
Masyarakat dan Pemerintah Indonesia tidak lagi bisa tenang terlebih karena jumlah kasus
positif COVID-19 ini terus meningkat secara signifikan dari hari ke hari.

2. Lingkungan

Hasil studi University Of Sun Yat- Sen Di Guangzhou, cina menyatakan bahwa penyebaran
virus SARS-CoV-2 dapat melambat dalam cuaca yang lebih hangat, dikarenakan virus ini
menyebar paling cepat pada suhu lingkungan yang sejuk. Suhu mmempunyai dampak pada
lingkungan kehidupan manusia dan dapat mempunyai peran penting dalam kesehatan
masyarakat. Suhu panas dapat mengubah transmisi COVID-19 secara signifikasi. Jenis virus
ini sangat sensitive terhadap suhu tinggi. Para peneliti juga menyatakan bahwa suhu tinggi
dapat mencegah virus corona berkembang biak, berdasarkan data-data yang dihimbun dari
sejumlah Negara yang mempunyai suhu tinggi.

Studi lain yang dilakukan oleh sekelompok peneliti, termasuk epidemologi Marc Lipsitch
dari Harvard’s T.H Chan School Of Publich Health menemukan bahwa penularan
berkelanjutan virus corona dan pertumbuhan infeksi yang cepat dimungkinkan dalam kondisi
berbagai tingkat kelembaban udara. Asiisten direktur center for infectious disease research di
America University Di Beirut, Lebanon, Hassan Zaraket, menyatakan bahwa cuara yang
lebih hangat dan lembab dapat membuat virus corona lebih stabil.

Menurut penelitian Chen Et Al.,2020 dan Sajadi Et Al 2020 menyatakan bahwa kondisi
indeal untuk virus corona adalah temperature 8-10 celcius dan tingkat kelembaban 60%-90%
artinya lingkungan terbuka yang mempunyai suhu dan kelembaban tinggi merupakan kondisi
yang kurang ideal unutk penyebaran kasus COVID-19. Dari hasil penelitian tersebut , dapat
disimpulkan bahwa konbinasi temperature dan kelembaban relatif berpengaruh dalam
penyebaran COVID-19.

3. Host
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Cakti Indra. (2020). Anomali Covid 2019: Dampak Positif Virus Corona untuk Dunia.
Malang ; CV IRDH

Mona, N. (2020). Konsep Isolasi Dalam Jaringan Sosial Untuk Meminimalisasi Efek Contagious (Kasus
Penyebaran Virus Corona Di Indonesia). Jurnal Sosial Humaniora Terapan, 2(2).

Handayani, D., Hadi, D. R., Isbaniah, F., Burhan, E., & Agustin, H. (2020). Corona Virus Disease
2019. Jurnal Respirologi Indonesia, 40(2), 119-129.

Syaefudin, M., & Humardhiana, A. (2020). PEMBERITAAN VIRUS CORONA DI TV ONE DAN KOMPAS
TV (Analisis FramingZhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki). ORASI: Jurnal Dakwah dan
Komunikasi, 11(1), 87-104.

Siagian, T. H. (2020). Mencari Kelompok Berisiko Tinggi Terinfeksi Virus Corona Dengan Discourse
Network Analysis. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia: JKKI, 9(2), 98-106.

Winarno,F.G. (2020). COVID-19 Pelajaran Berharga Dari Sebuah Pandemi. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai