Anda di halaman 1dari 3

Resume

“Bronkhomalacia dan TBC”

Kamis,2 April 2020

08.00-09.40

@Sr. Therese

1. Bronkhomalacia
 Yang dimaksud dari episode batuk terus menerus T ialah ketika kita menghirup udara
masuk dan keluar, udara masuk ke dalam hidung dan mulut, melalui kotak suara (laring)
ke dalam tenggorokan (trakea), yang terbagi menjadi dua cabang (kanan dan bronkus
kiri) yang masing-masing paru-paru. Ketika trakea dan bronkus terbuat dari cincin tidak
lengkap dari tulang rawan dan jika tulang rawan ini lemah tidak dapat mendukung jalan
napas atau tulang rawan trakea terbuka sehingga udara bisa didapatkan dari
tenggorokan ke paru-paru dan ketika cincin ini kecil, berbentuk aneh, tidak kaku cukup,
atau tidak membentuk sama sekali maka trakea dapat menutup ke dalam dirinya
sendiri. Hal ini juga dapat terjadi saat mengembuskan napas dan menangis. Ketika
trakea menutup kedalam dirinya sendiri dapat menyebabkan mengi, sesak, dan batuk
terus merus yang tidak berhenti. Biasanya anak dengan Brochimalacia mempunyai
kelemahan kartilago pada dinding brochus, maka akan mengalami tertutupnya atau
mengecilnya pernafasan sehingga menyebabkan sesak nafas yang menyebabkan batuk
tidak efektif.
 Perbedaan penatalaksanaan medis untuk klasifikasi Bronkomalasia (Primer dan
Sekunder)
A. Bronkomalacia primer ini adalah penyakit kongenital atau bawaan, disebabkan
karena defisiensi cincin kartilago,
B. Bronkomalacia sekunder ini terjadi jarena kompresi ekstrinsik dari pembuluh yang
membesar, cincin pembuluh darah atau kista bronkogenik, lalu bisa saja karena asosiasi
VATER/VACTERL (komplikasi yang dialami bayi).
Jadi,untuk penatalaksanaan medisnya harus disesuaikan dengan klasifikasi dan
etiologinya, jadi tidak sama dalam penatalaksanaan medis atau keperawatannya.

2. TBC
 Pada pasien TBC yang sembuh bisa kambuh kembali karena pasien tersebut tidak
menerapkan PHBS dengan baik dan tidak menjalankan pengobatan/terapinya secara
rutin dan teratur, mungkin penderita berada dilingkungan yang memicu penyakit,
karena TBC ini menular dan bukan penyakit turunan, apalagi penderita dilingkungan
yang lembab dan banyak kuman dan bisa saja terhirup lagi ke tubuh.
Pada pasien TB paru mengalami penurunan daya tahan tubuh serta gejala-gejala TB,
dihimbau memeriksakan diri dan mewaspadai kambuhnya penyakit tersebut karena
dapat menjadi TB resisten. Untuk TB resisten, kumamnya bermutasi jadi kuman yang
kebal dengan obat yang sudah pernah didapatkan sebelumnya.
 Edukasi yang diberikan pada pasien TBC ialah menghindari faktor faktor yg dapat
menyebabkan TBC ,melakukan pola hidup sehat,menjaga kebersihan agar kuman tidak
berkembang biak, menerapkan batuk dan bersin yang efektif, jangan stres, nutrisi yang
cukup dan minum obat secara rutin dan teratur serta tidak boleh putus karena ketika
pasien TBC tidak rutin dan teratur dalam minum obat TBC maka akan mengulangnya
dari awal.

3. Obesitas
 Yang dimaksud dengan komplikasi terdapat apple shaped ialah karena pada penderita
Obesitas pada umumnya menyimpan lemak dibawah kulit dinding perut dan di rongga
perut sehingga mengakibatkan gemuk di bagian perut dan mempunyai bentuk tubuh
seperti buah apel (apple type). Hal ini dikarenakan lemak banyak yang tersimpan di
rongga perut maka obesitas ini disebut juga obesitas sentral.
 Cara penatalaksanaan obesitas dengan melibatkan orang tua adalah dengan Orangtua
yang anaknya mengalami obesitas harus dituntut untuk tegas. Jangan jika anak doyan
makan lalu permintaan untuk makan selalu dituruti karena alasan sayang. Kebiasaan
orangtua untuk menuruti anak makan berlebihan yang membuat anak obesitas. Selain
itu, ada orangtua yang tidak memasak dirumah dan memilih makanan cepat saji padahal
makanan cepat saji dapat menyebabkan obesitas karena mengandung garam, gula, dan
lemak yang tinggi. Sehingga sebagai orangtua seharusnya dapat mencermati kandungan
dan mengatur keseimbangan nutrisinya anaknya.
 Yang harus diedukasi sebagai perawat kepada orang tua dengan anak Junevile Diabetes
ialah Edukasi tahap pertama dilakukan saat pasien pertama terdiagnosis atau selama
perawatan di rumah sakit yang meliputi pengetahuan dasar mengenai DM tipe-
1,patofisiologinya,pengaturan makan, insulin (jenis, dosis, cara penyuntikan,
penyimpanan, dan efek samping), apa yang boleh dan tidak boleh pada anak yang
menderita ini,serta pertolongan pertama kedaruratan DM tipe-1 (hipoglikemia,
pemberian insulin saat sakit), sementara tahap kedua dilakukan saat konsultasi di
poliklinik untuk kemampuan berhitung dan kepercayaan diri orang tua dalam
menangani diabetes berhubungan signifikan dengan kadar hba1c anak. Hba1c
(hemoglobin a1c) merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis
dan mengontrol kondisi diabetes. Fungsinya untuk mengukur rata-rata jumlah
hemoglobin A1c yang berikatan dengan gula darah (glukosa) selama tiga bulan terakhir.
Durasi ini sesuai dengan siklus hidup sel darah merah, termasuk hemoglobin, yaitu tiga
bulan.

Anda mungkin juga menyukai