Anda di halaman 1dari 11

Satuan Acara Penyuluhan

Tuberkolosis Paru ( TBC )

Pokok Bahasan : Diet pada Penderita TB Paru


Sasaran : Pasien TB Paru di Poliklinik Paru
Tempat : Poliklinik Paru di RSUD Ulin Banjarmasin
Hari / Tanggal : Rabu, 12 Desember 2018
Waktu : Pukul 09.00 – 09.30 WITA (30 menit)
Metode : Ceramah dan Tanya – Jawab
Media : Lefleat dan PPT

I. TUJUAN
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan para peserta mampu mengetahui
dan memahami lebih luas mengenai diet pada penderita TB.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah penyuluhan peserta mengetahui dan mampu menjelaskan
1. Menjelaskan pengertian Tuberculosis
2. Menyebutkan definisi diet
3. Menjelaskan tujuan menjalani diet
4. Menjelaskan kebutuhan nutrisi/diet yang tepat bagi penderita TBC
5. Menyebutkan makanan yang dianjurkan
6. Menyebutkan makanan yang harus dihindari
7. Menjelaskan program diet dan pengaturan jadwal makan
II. PESERTA
Sasaran peserta pada penyuluhan promosi kesehatan ini adalah pasien di
Poliklinik Paru di RSUD Ulin Banjarmasin.
III. METODE
Metode yang digunakan pada penyuluhan promosi kesehatan ini adalah
ceramah dan tanya jawab.
IV. MEDIA
Media yang digunakan pada penyuluhan ini adalah media cetak berupa
leaflet/brosur dan presentasi powerpoint menggunakan alat bantu LCD,
pengeras suara dan laptop
V. WAKTU DAN TEMPAT
A. WAKTU
Penyuluhan di laksanakan pada pukul 09.00 – 09.30 WITA (30 menit)
B. TEMPAT
Penyuluhan di laksanakan di Poliklinik Paru di RSUD Ulin Banjarmasin
VI. MATERI PEMBELAJARAN
Terlampir
VII. EVALUASI
A. Peserta
Pada saat penyuluhan dilaksanakan ada peserta yang bertanya, sebagai
berikut:
1. Bagaimana mengatasi penurunan nafsu makan dan mual muntah pada
penderita kanker hati?
B. Penyuluh
Pada saat penyuluhan dilaksanakan penyuluh hanya menguasai materi
yang di sampaikan tidak mengusai diluar dari materi tersebut dan juga
lingkungan yang di beri penyuluhan bukan lingkungan dari tema materi
tersebut, sehingga pada saat menerima pertanyaan di luar materi penyuluh
kurang tepat menjawab pertanyaan peserta
Adapun jawaban dari penyuluh yaitu :
1. Bila pasien menderita anorexia
a) Dianjurkan makan makanan yang disukai atau dapat
diterima walaupun tidak lapar
b) Hindari minum sebelum makan
c) Tekankan bahwa makan adalah bagian terpenting dalam
program pengobatan
d) Olahraga sesuai dengan kemampuan penderita
2. Bila ada perubahan pengecapan
a) Makanan atau minuman diberikan dengan suhu kamar atau
dingin
b) Tambahkan bumbu makanan yang sesuai untuk menambah
rasa
c) Minuman diberikan dalam bentuk segar seperti sari buah
atau jus
d) Berikan makanan yang bervariasi agar tidak bosan
3. Bila ada kesulitan mengunyah atau menelan
a) Minum dengan menggunakan sedotan
b) Makanan atau minuman di berikan dengan suhu kamar
atau dingin
c) Bentuk makanan cair atau di saring
d) Hindari makanan terlalu asam atau asin
4. Bila mulut kering
a) Makanan dan minuman diberikan dengan suhu dingin
b) Bentuk makanan cair
c) Kunyah permen karet
5. Bila mual dan muntah
a) Beri makanan kering
b) Hindari makanan yang berbau merangsang
c) Hindari makanan yang berlemak tinggi
d) Makan dan minum perlahan=lahan
e) Hindari makanan dan minuman terlalu manis
f) Batasi cairan pada saat makan
g) Tidak tiduran setellah makan
h)
DAFTAR PUSTAKA

Escott-Stump, Sylvia. 2008. Nutrition and Diagnosis-Related Care 6th Edition.


Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
Fong, Bethany, R.D. 2011. A Diet for Tuberculosis Patients.
http://www.livestrong.com diakses pada tanggal 26 November 2014
Nutrition Information Centre University of Stellenbosch
(NICUS).Tuberculosis and Nutrition. Afrika Selatan: Department of
Human Nutrition
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI). 2009. Kamus Gizi Pelengkap
Keluarga Sehat. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara
Rodriguez, Diana. 2009. The Right Diet to Beat Tuberculosis.
http://www.everydayhealth.com diakses pada tanggal 26 November 2014
Somantri, Irman. 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika
World Health Organization. 2012. Nutritional care for adults with active
tuberculosis. http://www.who.int diakses pada tanggal 26 November
2014
MATERI
A. TUBERCULOSIS
Penyakit TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri
yang disebut Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman TB
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainya. Menular dari
orang ke orang melalui tetesan dari tenggorokan dan paru-paru orang dengan
penyakit pernapasan aktif.
Mycobacterium tuberculosis merupakan jenis kuman berbentuk batang
berukuran panjang 1-4 mm dengan tebal 0,3-0,6 mm. Sebagian besar
komponen M. tuberculosis adalah berupa lemak/ lipid sehingga kuman mampu
tahan terhadap asam serta sangat tahan terhadap zat kimia dan faktor fisik..
Gejala penyakit TB dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus
yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak
terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan
diagnosa secara klinik.
Gejala sistemik/ umum
 Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan
malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam
seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
 Penurunan nafsu makan dan berat badan.
 Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
 Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Gejala khusus
 Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi",
suara nafas melemah yang disertai sesak.
 Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai
dengan keluhan sakit dada.
 Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di
atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
 Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan
disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam
tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
B. DIET TUBERCULOSIS
Definisi Diet
Diet adalah pengaturan jumlah asupan makanan yang dikonsumsi oleh
seseorang. Kebiasaan diet adalah keputusan kebiasaan seseorang atau suatu
budaya untuk memilih makanan apa yang cocok untuk dimakan.
Diet dalam kamus pelengkap kesehatan keluarga tahun 2009 memiliki
arti sebagai pengaturan pola dan konsumsi makanan serta minuman yang
dilarang, dibatasi jumlahnya, dimodifikasi, atau diperolehkan dengan jumlah
tertentu untuk tujuan terapi penyakit yang diderita, kesehatan, atau penurunan
berat badan.
Tujuan Menjalani Diet
Tujuan dilakukannya terapi diet bagi penderita tuberculosis adalah untuk
memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang
bertambah guna mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
Orang dengan TB aktif sering kekurangan gizi dan menderita defisiensi
mikronutrien serta penurunan berat badan dan nafsu makan menurun.
Malnutrisi meningkatkan risiko perkembangan dari infeksi TB menjadi
penyakit TB aktif.
Malnutrisi atau kekurangan nutrisi adalah temuan paling umum yang
dialami penderita TB. Jika menderita efek kesehatan negatif TB, merancang
dan mempertahankan program diet seimbang menjadi salah satu cara yang
paling efektif untuk memerangi atau mengontrol kondisi serta untuk
mengurangi kemungkinan terkena kekurangan gizi.
Syarat Diet
 Energi tinggi
 Karbohidrat cukup (60-70% total energi)
 Protein tinggi (75-100 gr/hari)/ 2-2.5 gr/kg BBI
 Lemak cukup (20 ± 25% total energi)
 Vitamin dan mineral cukup, terutama vitamin C dan Fe
 Bentuk makanan sesuai kemampuan pasien
 Makanan mudah cerna
Kebutuhan nutrisi dan diet yang tepat bagi penderita TBC
Diet untuk penderita TB sangat penting karena kebanyakan penderita
mengalami kekurangan gizi. Kekurangan (defisiensi) protein menghambat
kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
Selain pengobatan antibiotik, diet TB yang tepat juga diperlukan untuk
memasok tubuh dengan berbagai nutrisi penting. Konsumsi alkohol harus
benar-benar dihindari selama mengidap TB karena bisa menyebabkan
memburuknya kondisi dan komplikasi lebih lanjut. Makanan berminyak dan
pedas juga harus dihindari. Dengan pengobatan yang tepat dan diet sehat, suat
kemungkinan untuk mendapatkan berat badan yang sehat. Diet TB harus terdiri
dari banyak buah dan sayuran segar. Hal ini penting untuk mempertahankan
asupan kalori yang tepat. Mengkonsumsi berbagai buah-buahan dan sayuran.
Diet untuk pasien TB juga harus memasukkan kacang-kacangan. Hal ini
membantu untuk menjaga berat badan dan juga membangun kekebalan
terhadap penyakit lebih lanjut. Susu dan produk susu juga harus menjadi
bagian dari diet. Ada juga produk susu rendah lemak dan lemak bebas tersedia
saat ini.
Selain diet yang tepat, individu juga harus mendapatkan istirahat yang
cukup sehingga sistem kekebalan tubuh dapat pulih dan berfungsi dengan baik.
Ketika terpengaruh dengan TBC, disarankan untuk tinggal di rumah
Kebutuhan nutrisi pada penderitaTB
 Energi
Kebutuhan energi pada pasien TB meningkat karena penyakit itu sendiri.
Kebutuhan energi sekitar 35 - 40 kkal per kilogram berat badan ideal.
 Protein
Asupan protein diet adalah penting untuk mencegah pemborosan cadangan
tubuh (misalnya jaringan otot). Sebuah asupan 1.2 - 1,5 gr per kilogram
berat badan atau 15% dari energi total harian asupan atau sekitar 75 - 100 gr
per hari akan cukup.
Terapi diit bertujuan memberikan makanan secukupnya guna
memperbaiki dan mencegah kerusakan jaringan tubuh lebih lanjut serta
memperbaiki status gizi agar penderita dapat melakukan aktifitas normal.
Terapi untuk penderita kasus Tuberkulosis Paru menurut (Almatsier Sunita,
2006) adalah:
a. Energi diberikan sesuai dengan keadaan penderita untuk mencapai berat
badan normal.
b. Protein tinggi untuk mengganti sel-sel yang rusak (75-100 gr).
c. Lemak cukup 15-25 % dari kebutuhan energi total.
d. Karbohidrat cukup sisa dari kebutuhan energi total.
e. Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan total.
Dapat dilihat dibawah ini bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
pada penderita tuberculosis.
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber Beras dibubur/ ditim; Beras ketan, beras
karbohidrat jagung kentang direbus; tumbuk/merah, roti
macaroni direbus; roti whole wheat, ubi,
dipanggang; krekers; singkong, talas, tarcis,
tepung-tepungan dibuat dodol dan kue- kue
bubur/ pudding. lainnya yang manis dan
gurih
Sumber protein daging empuk, ayam, ikan daging berserat kasar
direbus, ditumis, diungkep, (liat) serta daging, ikan,
dipanggang; telur direbus, ayam yang diawet,
ditim, diceplok air, didadar, digoreng; daging babi;
dicampur dalam makanan telur ceplok/ digoreng.
dan minuman.
Sumber protein Kacang-kacangan dan hasil Di masak dengan banyak
nabati olahannya seperti tempe, minyak atau
tahu dan pinkadas kelapa/santan kental.
Sayuran Semua jenis sayuran Di masak dengan banyak
seperti; bayam, buncis, minyak atau
daun singkong, kacang kelapa/santan kental.
panjang, labu siam dan
wortel direbus, ditumis dan
kukus
 
Buah-buahan Semua jenis segar seperti; Buah-buahan yang
pepaya, semangka, melon, dimakan dengan kulit,
pisang, buah kaleng, buahseperti apel, jambu biji
kering dan jus buah dan pir serta jeruk yang
  dimakan dengan kulit ari;
buah yang menimbulkan
gas seperti, nanas,
kedondong, durian,
nangka.
Lemak dan Minyak goreng, mentega, Santan yang kental
minyak margarin, santan encer,
salad
 
Minuman Madu, sirup, teh dan kopi kopi dan teh kental;
encer minuman yang
mengandung soda dan
alcohol.
Bumbu Bumbu tidak tajam seperti Cabe, bawang, merica,
gula, garam, salam, laos, cuka, dan sebaginya yang
kunyit, kunci dalam jumlah tajam
terbatas.

Program diet dan perencanaan waktu makan


Diet Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP) bertujuan memberikan
makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan kalori dan protein yang
bertambah guna mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh atau
guna menambah berat badan hingga mencapai normal. Syarat diet ini adalah
tinggi kalori, tinggi protein, cukup vitamin dan mineral, serta mudah dicerna.
Macam Diet Tinggi Energi Tinggi Protein untuk penyakit TB:
a) Diit Tinggi Energi Tinggi Protein I (TETP 1)
a. Energi: 2600 kalori
b. Protein 100 gr (2/kg BB).
b) Diit Tinggi Energi Tinggi Protein II (TETP II)
a. Energi 3000 kalori
b. Protein 125 gr (2,5 gr/kg BB)
Penderita dapat diberikan salah satu dari dua macam diit Tinggi Energi
Tinggi Protein (TETP) sesuai tingkat penyakit penderita. Untuk memudahkan
diet Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP), penambahan konsumsi kalori dan
protein dilakukan dengan memberikan penambahan lauk dan susu. Sumber
protein hewani yang baik diberikan adalah ayam, daging, hati, telur, susu, dan
keju, sedangkan sumber protein nabati adalah kacang-kacangan dan hasilnya,
seperti tahu, tempe, dan oncom. Makanan yang terlalu manis dan gurih yang
dapat mengurangi nafsu makan, seperti gula-gula, dodol, kue, tarcis dan
sebagainya.

Saran diet

 Makan sedikitnya 6x sehari


 Makan lauk hewani sedikitnya 5 potong sehari
 Makan lauk nabati sedikitnya 3 potong
 Minum susu sedikitnya 1 kali sehari
 Makan buah sedikitnya 5 kali sehari dan sayuran 2 kali sehari

Pembagian Makanan Sehari

Waktu TKTP 1 TKTP 2


Nasi
Nasi ½ porsi Telur dadar
Pagi Telur ceplok Daging semur
Tumis buncis Timun + tomat iris
Susu
Bubur kacang hijau
Pukul 10.00 Bubur sum-sum
Susu
Nasi
Nasi
Ikan bb acar
Daging kecap
Ayam goreng
Siang Sayur bening
Tempe bacem
Sup tahu
Sayur asam
Semangka
Pepaya
Pukul 16.00 Susu Susu
Nasi
Nasi
Ayam masak acar
Daging empal
Stup sayuran
Malam Telur balado
Bola – bola tahu
Sup sayuran
Apel
Pisang
Telur ½ masak
Pukul 21.00 Susu formula komersil
Formula komersil

Anda mungkin juga menyukai