Anda di halaman 1dari 11

HEALTH EDUCATION

DENGAN JUDUL : KEBUTUHAN MAKANAN UNTUK PENDERITA LEUKIMIA

Oleh :

KELOMPOK SEMINAR

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

PRODI PENDIDIKAN NERS No.Dok 01/paliatif/19


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

Revisi ke 1

FORM SATUAN ACARA PENYULUHAN Halaman 1 dari 7

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN


( Rencana Kegiatan pendidikan kesehatan)

I. ANALISA SITUASI :
Konsumsian makanan yang sehat dan bergizi secara teratur merupakan bagian penting
dalam pengobatan penyakit leukemia. Selain mengkonsumsi obat, peranan makanan juga
sangat diperlukan untuk mengembalikan kondisi penderita yang lemah akibat dari
kemotrapi. Dari pengalaman dan data yang ada, proses kesembuhan pasien leukemia
sebagian besar dipengaruhi oleh ketaatan pasien berpantangan makanan (Anonymus, 2015).
Makanan untuk penderita leukemia harus makanan yang mengandung tinggi energi seperti
kentang, roti, dan buah pisang serta tinggi protein seperti daging, ikan, kacang-kacangan,
dan keju dalam jumlah yang memadai agar tidak mengakibatkan malnutrisi (kekurangan
nutrisi penting) sehingga pasien menjadi lemah, letih, dan tidak mampu melawan infeksi
atau menahan terapi. Nutrisi ini sangat dibutuhkan untuk menjaga stamina dan keadaan
tubuh penderita leukemia dalam menjalani proses pengobatan dan penyembuhan, bahkan
sebelum dan sesudah menjalaninya. Maka dari itu, nutrisi untuk penderita leukemia harus
diperhatikan dengan seksama.. Oleh karena itu disini pendidikan kesehatan perlu
dilaksanakan.
POKOK BAHASAN : Kebutuhan Makanan untuk penderita leukimia
SASARAN : Tn A
TEMPAT : Rumah Tn A
HARI,TANGGAL : Rabu, 1 Mei 2019
WAKTU : Pukul 10.00-10.20 WIB (20 Menit)
II. TUJUAN UMUM PENDIDIKAN KESEHATAN :
Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan tentang perencanaan menu
penderita leukemia selama 20 menit diharapkan Tn A mampu dan mau menjelaskan
apa saja kebutuhan makanan penderita leukimia sehingga mampu melakukan
pencegahan di rumah dengan baik dan tepat.

III. TUJUAN KHUSUS


Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan diharapkan Peserta mampu melakukan
perencanaan menu penderita leukemia.

IV. SUB POKOK BAHASAN (Pokok Materi)


1. Apa saja kebutuhan makanan penderita leukemia

V. METODE PENDIDIKAN JESEHATAN


1. Ceramah, Tanya jawab
VI. MEDIA YANG DIGUNAKAN
1. Leaflet

VII. URAIN KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN


No kegiatan dan respon waktu:
TAHAP URAIAN KEGIATAN METODE MEDIA
1 1. Memberi salam pembuka Ceramah, Leaflet
Pendahuluan 2. Memperkenalkan diri tanya jawab
(membuka 3. Menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan
pertemuan dan topik yang akan bahas
selama 5 menit) 4. Menumbuhkan motivasi dengan cara:
a. Menjelaskan manfaat dari materi yang di
bahas
b. Menunjukan hasil-hasil penelitian yang
terkait dengan topik secara sederhana
c. Menjelaskan damapak negatif
5. Menjelaskan metode yang akan di gunakan
6. Memberitahukan waktu yang di gunakan
II 1. Menyampaikan materi tentang HIV/AIDS Ceramah Leaflet,
Menyampaika meliputi : PPT/Slide
m isi materi a. Apa saja yang termasuk kebutuhan
(10 menit) makanan penderita leukemia
2. Memberikan kesempatan Tn A untuk
bertanya

III 1. Melakukan evaluasi secara lisan melalui Ceramah Leaflet,


Penutup tanya jawab ,tanya PPT/Slide
(5 menit) 2. Menyimpulkan hasil pendidikan jawab
kesehatan
3. Memberikan salam penutup

VIII. EVALUASI
1. Evaluasi struktur:
a. Tempat, alat, dan media sesuai dengan keperluan
b. Model tempat Tn A duduk di Kursi
c. Pembicara Menjelaskan dengan duduk disamping Tn A
d. Setting tempat :

TN A PEMBICARA

Ruang Tamu TN A

2. Proses evaluasi
a. Mengamati apakah Tn A memperhatikan penjelasan yang di jelaskan.
b. Mengamati Keaktivan Tn A saat bertanya.
c. Antusias Tn A
3. Evaluasi hasil :
 Pertanyaan :
Kebutuhan Makanan Penderita Leukemia Kebutuhan makanan yang perlu
diperhatikan penderita leukemia diantaranya :
1). Pemilihan Sumber Karbohidrat Mengkonsumsi sumber karbohidrat seperti
tepung-tepungan (tepung sagu, tepung terigu, tepung beras, tepung maizena),
beras, sereal, roti, jagung, kentang, pasta, dan lain-lain karena bahan ini
merupakan sumber energi yang baik dan merupakan zat yang mudah dicerna
dibandingkan dengan lemak. Tidak boleh mengkonsumsi ubi, singkong, dan talas
karena bahan makanan tersebut menimbulkan gas dan menyebabkan kembung.
2). Pemilihan Sumber Protein Mengkonsumsi sumber protein seperti daging, ikan,
telur, kacang-kacangan, keju, susu dan lain-lain karena protein sangat dibutuhkan
untuk proses penyembuhan penyakit, menggantikan jaringan yang rusak dan
untuk sistem pertahanan tubuh. Tidak boleh mengkonsumsi protein terutama
protein hewani yang mengandung zat kimia seperti pada ternak dan daging
unggas yang telah disuntikkan obat-obatan kimia termasuk hormon yang
menyebabkan bobot ternak atau unggas meningkat.
3). Analisis Pantangan Makanan
a). Diit Penyerapan Lemak dan Minyak Lemak dan minyak penggunaannya harus
dibatasi meskipun lemak dan minyak mengandung energi yang lebih tinggi yaitu
sejumlah 9 kalori dibandingkan dengan sumber karbohidrat yang mampu
menghasilkan 4 kalori, misalnya minyak hanya digunakan untuk menumis sebagai
pelembut hidangan. Jadi, penggunaan sehari-hari pada lemak dan minyak
diturunkan tidak lebih dari 30% dari seluruh jumlah kalori yang dimakan.
b). Diit Bebas Alkohol Menghidari makanan yang menghasilkan alkohol seperti
buahbuahan (nanas, anggur, durian, duku) karena alkohol bisa merangsang
berkembangnya sel leukemia serta merangsang aktifitas bawah sadar sehingga
menyebabkan jumlah oksigen dalam tubuh menurun.
c). Diit Bebas Food Additive Food additive adalah suatu zat yang sengaja
ditambahkan pada makanan untuk tujuan tertentu (David, 1993), seperti minuman
ringan atau soft drink mengandung pemanis buatan, pewarna buatan, kafein, dan
asam fosfat.
DAFTAR PUSTAKA
Supariasa, I Dewa Nyoman dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC.

Surabaya, 26 September 2017

Nur Cholifah Rachmawati

LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian HIV/AIDS
 HIV
H uman : artinya manusia, bukan hewanImmunno-deficiency : penurunan kekebal
an atau daya tahan tubuh
Virus : mahluk yang sangat kecil dan tidak terlihat dengan mata biasadan masuk
kedalam tubuh manusia sehingga menyebabkan manusia itu sakit.HIV adalah
virus yang masuk kedalam tubuh manusia melalui cairan tubuh (air mani,darah,
cairan vagina dan ASI) dan merusak system kekebalan atau daya tahan
tubuhsehingga manusia kehilangan daya tahannya dan mudah terkena penyakit.
 AIDS
Acquired : artinya didapat karena menyebar dan ditularkan dari satu orang keoran
g lain.Immunno-Deficiency : artinya penurunan atau kehilangan kekebalan/daya
tahan tubuh untukmelawan
penyakit.Syndrome : kumpulan berbagai gejala penyakitAIDS adalah gejala
penyakit karena turunnya daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh itu berkurang atau
hilang karena sudah dirusak oleh virus HIV.
2. Faktor Resiko
Penyebab AIDS adalah Human Immunodeficiency Virus (HIV), yang dapat ditularkan
melalui:
1.      Hubungan seksual
2.      Darah
3.      Transmisi dari ibu ke anak

3. Tanda dan Gejala


Menurut WHO:
1.      Gejala mayor
a)      Penurunan BB ≥ 10%
b)      Demam memanjang atau lebih dari 1 bulan
c)      Diare kronis
d)      Tuberkulosis
2.      Gejala minor
a)      Batuk menetap lebih dari 1 bulan
b)      Kelemahan tubuh
c)      Berkeringat malam
d)      Hilang nafsu makan
f)       Sarkoma Kaposi
4. Pencegahan HIV/AIDS
A= Abstinence, tidak melakukan hubungan seksual atau tidak melakuakan hubungan
sebelun nikah
 B= Being, faithful, setia pada satu pasangan,
 C= Condom, menggunakan kondom secara benar selama berhubungan seksual
     D= Drug injection, tidak menggunakan obat suntik dengan jarum yang tidak steril
 E=Education, pendidikan dan penyuluhan kesehatan yang berhubungan dengan HIV
5. Penanganan HIV/AIDS
Penyakit HIV Stadium I
• Biasanya tanpa gejala (dapat limfadenopati generalisata yang persisten—PGL)
• Mampu melawan infeksi dengan baik
• Pelan-pelan, jumlah CD4 semakin rendah
• Kehidupan sehari-hari tampak normal
Penanganan
 Pola hidup yang positif dan sehat (olahraga 20 menit setiap hari, makan teratur)
 Pemeriksaan dokter berkala, skrining IMS, tes Pap, vaksinasi, seks lebih aman

Penyakit HIV Stadium II


• Infeksi ringan lebih sering daripada biasa: ruam, infeksi kulit, seriawan, demam, infeksi
saluran pernapasan atas yang kambuhan
• Umumnya kehilangan berat badan di bawah 10 persen
• Dapat meneruskan kehidupan sehari-hari seperti biasa
Penanganan
 Sama seperti Stadium I (pola hidup yang positif dan sehat, pemeriksaan, skrining,
seks lebih aman, vaksinasi)
 Pengobatan dini untuk infeksi
 Pertimbangkan profilaksis (kotrimoksazol)
Penyakit HIV Stadium III • Infeksi oportunistik (IO) yang lebih parah, mis. pneumonia,
meningitis, kandidiasis mulut
• Diare kronis, demam terus-menerus, TB paru
• Kehilangan berat badan lebih dari 10 persen
• Kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari
Penanganan
 Sama seperti Stadium I (pola hidup yang positif dan sehat, pemeriksaan, skrining,
seks lebih aman, vaksinasi)
 Terapi antiretroviral (ART)
 Pengobatan dini untuk infeksi
 Profilaksis (kotrimoksazol)
Penyakit HIV Stadium IV
• IO yang lebih parah, mis. PCP, diare parah, limfoma, TB luar paru, tokso, CMV,
meningitis kriptokokkus, sarkoma Kaposi, ensefalopati HIV, kandidiasis saluran
makan
• Kehilangan berat badan parah/wasting
• Sering sakit parah, terbaring pada tempat tidur
Penanganan
 Mengobati IO
 ART dan Profilaksis (kotrimoksazol)
 Perawatan rumah sakit atau di rumah
FORM DAFTAR HADIR PESERTA
PENDIDIKAN KESEHATAN PENCEGAHAN DAN PENANGANAN HIV/AIDS
RW II KELURAHAN PUTAT JAYA
21 OKTOBER 2017

N NAMA ALAMAT TTD


O

Anda mungkin juga menyukai