Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Gizi Buruk


Sub Pokok Bahasan : Pencegahan Gizi Buruk Pada Balita
Sasaran : Keluarga Balita
Tempat : Poltekkes D-III Keperawatan Kotabumi ( Kelas C)
Hari/Tanggal : Selasa,8 Agustus 2023
Waktu : 40 menit
Penyuluh : Dinda Afifah

A.   TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 40 menit, diharapkan keluarga


dapat mengetahui, memahami dan mengaplikasikan cara pencegahan gizi
 buruk pada balita dalam kehidupan sehari hari.

B.   TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Setelah mengikuti penyuluhan ini keluarga diharapkan dapat :


1.  Memahami pengertian gizi buruk.
2.   Mengetahui tanda-tanda gizi buruk.

3.   Mengetahui penyebab gizi buruk.


4.  Mengetahui akibat gizi buruk.
5.  Memahami cara perawatan anak dengan gizi buruk.
6.  Mengetahui cara pencegahan gizi buruk pada anak.
7.  Mengetahui cara pengolahan makanan.

C.   MATERI

1.  Definisi dari cuci tangan


2.  Tujuan dari cuci tangan
3.  Manfaat dari cuci tangan
4.   Dampak bila tidak cuci tangan
5.   Waktu cuci tangan

6.   Langkah langkah cuci tangan

D.   METODE

1.  Ceramah/Presentasi
2.  Tanya Jawab

E.   MEDIA

1.   flayr

F.   KEGIATAN PENYULUHAN

 No.Kegiatan Waktu
  Tahap Persiapan :
10 menit
  Menyiapkan materi penyuluhan 2)  Menyiapkan media penyuluhan
   Pendahuluan :
  Memberi Salam 2)  Perkenalan
  Membuat kontrak 3 menit
  Menjelaskan maksud dan tujuan 3.   Pemberian Materi :
1.  Definisi dari cuci tangan 2.  Tujuan dari cuci tangan 3.  Manfaat dari cuci tangan
4.  Dampak bila tidak cuci tangan 5.  Waktu cuci tangan
6.  Langkah langkah cuci tangan 4.   Diskusi dan Tanya Jawab
   Penutup :
  Evaluasi 15 menit
  Mengakhiri kontrak
  Memberi salam penutup

10 menit 2 menit
Total 40 menit  

G.   PENGORGANISASIAN

Moderator : Eka Diana


Penyuluh : Dinda
Operator : Intan
 Notulen : Nisaaul

Tugas:
-  Moderator :
Mengatur dan memberi arahan jalannya diskusi kepada peserta diskusi
-  Penyuluh :
Menyajikan dan menyampaikan pokok bahasan dari diskusi
-  Operator :
Memonitor jalannya diskusi
-   Notulen :
Mencatat semua data yang disampaikan oleh moderator,penyaji dan peserta

H.   SETTING TEMPAT

4 1

6
3
3
3 3 3
3 3

KeteranganGambar : 
3
1.  Penyuluh 
2.   Media 

3.   Peserta 
4.   Notulen 
5. 
Moderator 
6.  Pembimbing 

I.   KRITERIA EVALUASI 

Evaluasi dilaksanakan setelah penyuluhan dilakukan, meliputi: 


1.   Tahap persiapan: 

a.  Rencana kegiatan dipersiapkan 1 hari sebelum kegiatan 


 b.  Media dan alat sudah dipersiapkan 10 menit sebelum kegiatan 
2.  Jumlah peserta: 
Diharapkan jumlah kehadiran keluarga pasien dapat melebihi setengah
dari jumlah pasien keseluruhan yakni sekitar 20 orang. 
3.   Materi 

Materi yang disampaikan mudah dimengerti dan sesuai dengan aturan


yang telah ditetapkan oleh pemerintah maupun rumah sakit. 
4.   EvaluasiHasil 

-  Sebanyak 100% peserta mengerti dan mampu menjelaskan definisi


cuci tangan
-  Sebanyak 100% peserta mengerti dan mampu menjelaskan tujuan cuci
tangan
-  Sebanyak 100% peserta mengerti dan mampu menjelaskan manfaat
cuci tangan
-  Sebanyak 100% peserta mengerti dan mampu menjelaskan dampak
 jika tidak cuci tangan
-  Sebanyak 100% peserta mengerti dan mampu menjelaskan waktu cuci
tangan
-  Sebanyak 100% peserta mengerti dan mampu menjelaskan langkah
langkah cuci tanga
 
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN

A.   Pengertian Gizi Buruk

Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi tingkat berat tubuh yang
tampak sangat kurus, yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi
dan protein dari makanan sehari.hari dalam waktu yang cukup lama
yang ditandai dengan berat badan yang tidak sesuai standar usianya
Aritonang (2012) menyebutkan salah gizi (malnutrisi) primer bila
kejadian kurang energi akibat kekurangan asupan nutrisi, yang pada
umumnya didasari oleh masalah sosial ekonomi, pendidikan serta
rendahya pengetahuan di bidang gizi

B.   Tanda Tanda Gizi Buruk

Status Gizi dengan pengukuran antropomerti WHO 2005 dengan tanda


gejala
1.   Marasmus

Marasmus memiliki ciri-ciri:Badan nampak sangat kurus seolah-


olah tulang hanya terbungkus kulit, otot lemah, lunak, wajah
tampak tua (monkey face), sering pada bayi < 12 bulan, mudah
menangis/cengeng dan rewel, kulit menjadi keriput, perut cekung,
dan iga gambang, diare kronik atau konstipasi (susah buang air),
tidak ada edema, warna rambut tidak berubah.
2.   Kwashiorkhor

Kwasiorkor memiliki ciri-ciri: wajah bulat (moon face), biasa terjadi


 pada anak usia 1-3 bulan, edema (pembengkakan), umumnya
seluruh tubuh (terutama punggung kaki dan wajah) membulat dan
lembab, pandangan mata sayu, rambut tipis kemerahan seperti
warna rambut jagung dan mudah dicabut tanpa rasa sakit dan
mudah rontok, terjadi perubahan status mental menjadi apatis dan
rewel, terjadi pembesaran hati, otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata
bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk, terdapat kelainan
kulit
 berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi
coklat kehitaman lalu terkelupas (crazy pavement dermatosis),
sering disertai penyakit infeksi yang umumnya akut, anemia dan
diare.
3.   Marasmic-Kwashiorkor

Adapun marasmic-kwashiorkor memiliki ciri gabungan dari


 beberapa gejala klinis kwashiorkor dan marasmus disertai edema
yang tidak mencolok.

C.   Penyebab Gizi Buruk

Unicef (1998), mengemukan bahwa faktor-faktor penyebab kurang gizi


dapat di lihat dari penyebab langsung, tidak langsung, pokok
 permasalahan dan akar masalah. Faktor-faktor yang mempengaruhi
status gizi yaitu :
a.  Faktor Langsung
1.   Kurangnya asupan gizi dari makanan. Hal ini disebabkan

terbatasnya jumlah makanan yang dikonsumsi atau


makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan
karena alasan sosial dan ekonomi yaitu kemiskinan.
2.   Penyakit infeksi. Hal ini disebabkan oleh rusaknya beberapa

fungsi organ tubuh sehingga tidak bisa menyerap zat-zat


makanan secara baik.
 b.  Faktor tidak Langsung
1.   Faktor ketersediaan pangan yang bergizi dan terjangkau oleh
masyarakat
2.   Perilaku dan budaya dalam pengolahan pangan dan pengasuhan
asuh anak
3.   Pengelolaan yang buruk dan perawatan kesehatan yang tidak
memadai.

D.   Akibat Gizi Buruk

1.   Tumbuh kembang anak menjadi terhambat.


2.   Penurunan daya tahan tubuh pada anak.
3.  Anak menjadi mudah terkena penyakit.
4.  Perkembangan intelegensi (IQ) anak terhambat.
5.  Meninggal da lam usia dini

E.   Cara Penanganan Balita Gizi Buruk

1.   Memberi makan tiga sampai empat kali sehari.

2.   Makanan untuk balita tidak menggunakan bumbu perangsang

(asam/pedas).
3.   Bentuk makanan yang di berikan lunak agar mudah di cerna.

4.  ASI tetap di berikan pada anak usia <2 tahun.


5.  Memvariasikan makanan sehari-hari dengan menu yang seimbang
dan sesuai kemampuan keluarga.

F.   Cara Pencegahan Balita Gizi Buruk

Beberapa cara untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada balita:


1.   Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6

 bulan. Setelah itu, anak mulai dikenalkan dengan makanan


tambahan sebagai pendamping ASI yang sesuai dengan tingkatan
umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun.
2.   Balita diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara

kandungan protein, lemak, vitamin dan mineralnya. Perbandingan


komposisinya: untuk lemak minimal 10% dari total kalori yang
dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya karbohidrat.
3.   Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti

 program Posyandu. Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai


dengan standar di atas. Jika tidak sesuai, segera konsultasikan hal
itu ke dokter.

G.   Pengelolahan Makanan

a.  Makanan usia 1-2 tahun


Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 1-2 tahun: 3 ons.
 jenis makanan usia 1-2 tahun Berikan nasi yang ditambah telur,
ayam, ikan, tempe, tahu, daging, wortel, bayam, kacang hijau.
Berikan makanan tersebut 3 kali sehari. Berikan juga makanan
selingan 2 kali sehari seperti bubur kacang hijau, pisang, biskuit
dan buah. Penuhi gizi seimbang Membuat variasi menu sesuai
dengan kesukaan anak
-  Pagi : nasi, sayur, sop, ikan/ayam.
-  Siang : nasi, sayur, bayam, 1 potong tahu/tempe, dan buah.
-  Sore/malam: nasi, 1 butir telur, sayur.

 b.  Makanan usia 3 tahun


Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 3 tahun: 4-5 ons
. Contoh makanan dan cara penyajian: 1 ons sama dengan 1 potong
roti, 1 gelas takar sereal siap saji, atau 1/2 gelas takar nasi telah
matang. Sayuran Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia
3 tahun adalah 1,5 gelas takar. Contoh makanan dan cara
penyajian: untuk memastikannya bisa menggunakan gelas takar.
Sajikan sayuran yang telah halus, dipotong hingga kecil dan
dimasak sampai matang untuk mencegah anak tersedak.

c.  Cara meningkatkan selera makan anak:

1.   Atur jadwal makan Balita belum memiliki nafsu makan yang


kuat. Oleh karena itu, mereka enggan makan sebanyak tiga kali
dalam sehari. Agar balita tetap memperoleh asupan gizinya
yang cukup, orang tua sebaiknya mengatur jadwal makannya.

2.   Atur porsi makan dengan porsi kecil tapi sering dengan


kandungan gizi tinggi Agar aktivitas makan menjadi kebiasaan
 bagi balita, balita perlu diberi makan dengan porsi kecil tapi
sering namun mengandung gizi tinggi.

3.   Makan dengan piring berwarna cerah, unik, dan menarik

4.  Buat makanan yang unik, menarik, dan bervariasi


 

DAFTAR PUSTAKA

Donges Marilyn E (2000), Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3, Alih bahasa I

Made Kariasa, ECG Jakarta

Wahyudi Nugroho (2000), Keperawatan Gerontik Edisi 2, ECG Jakarta


 

ABSENSI PESERTA PROMOSI KESEHATAN

No Nama Tanda Tangan


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

19.
20.

Dosen Pembimbing Dosen

Hasti Primadila,S.Kp,MKM Fitarina,M.Kes

NIP. 196612081988032006
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
GIZI BURUK

Disusun Oleh:

Dinda Afifah Putri D. ( 2214471041)

PRODI DIII KEPERAWATAN KOTABUMI

POLITEKES KEMENKES TANJUNG KARANG

2023 / 2024

Anda mungkin juga menyukai