Anda di halaman 1dari 21

ABSTRAK

Gambaran Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien COVID-19 di


Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi Makassar

Ainun Annisha1, Suarni1, Chitra Dewi1


(Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar, Indonesia

ABSTRAK:
Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) Pertama kali muncul di Wuhan,
Provinsi Hubei, China pada tahun 2019, itu disebakan oleh infeksi novel
coronavirus (2019-nCoV) 2019 adapun laporan kasus dari kota makassar
sebanyak 38.570 kasus konfirmasi COVID-19. Perawat adalah salah satu tenaga
kesehatan dengan jumlah besar dalam pusat pelayanan kesehatan, terlibat secara
langsung dan kontak dengan pasien 24 jam adapun Asuhan Keperawatan
merupakan proses yang harus dilakukan perawat dalam menangani Pasien
COVID 19. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui gambaran pelaksanaan
asuhan keperawatan pada pasien COVID-19 di Rumah Sakit Dadi Makassar.
Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. Jumlah populasi dalam
penelitian ini adalah perawat yang menangani pasien C0VID-19 sebanyak 175
orang. Metode pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling dengan
jumlah sampel sesuai kriteria yaitu 48 responden.
Hasil penelitian ini menunjukkan pelaksanaan pengkajian pada pasien
COVID-19 dengan kategori terlaksana 31 (64.6%) dan tidak terlaksana 17
(35.4%), pelaksanaan penegakkan diagnosa dengan kategori terlaksana 38
(79.2%) dan tidak terlaksana 10 (20.8%), pelaksanaan (RENPRA) rencana
asuhan keperawatan dengan kategori terlaksana 38 (79.2%) dan tidak terlaksana
10 (20.8%), pelaksanaan implementasi dengan kategori tidak terlaksana 31
(64.6%) dan terlaksana 17 (35.4%), pelaksanaan evaluasi dengan kategori
terlaksana 44 (91.7%) dan tidak terlaksana 4 (8.3%).
Simpulan dari penelitian ini adalah sebagian besar pelaksanaan asuhan
keperawatan pada pasien COVID-19 terlaksana,disarankan pihak terkait dapat
menjadwalkan pelatihan perawatan COVID-19 disertai dengan pendampingan
psikologis untuk perawat dan menyediakan sarana dan prasarana yang baik dan
sesuai.

Kata Kunci : Perawat, Asuhan Keperawatan, COVID-19


ABSTRAK:
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) First appeared in Wuhan, Hubei
Province, China in 2019, it caused by infection with the novel coronavirus (2019-
nCoV) 2019 as for the case reports from the city of Makassar as many as 38,570
confirmed cases of COVID-19. Nurses are one of the health workers with a large
number in health care centers, are directly involved and in contact with patients 24
hours while Nursing Care is a process that nurses must carry out in dealing with
COVID 19 patients. -19 at Dadi Hospital Makassar.
This type of research is descriptive research. The total population in this
study were 175 nurses who handled C0VID-19 patients. The sampling method
used Purposive Sampling with the number of samples according to the criteria,
namely 48 respondents.
The results of this study show that the implementation of the assessment
on COVID-19 patients with the category carried out 31 (64.6%) and not carried
out 17 (35.4%), the implementation of diagnosis enforcement with the category
carried out 38 ( 79.2%) and not implemented 10 (20.8%), implementation
(RENPRA) of nursing care plans with categories implemented 38 (79.2%) and
not implemented 10 (20.8%), implementation implementation with categories not
implemented 31 (64.6%) and implemented 17 (35.4%), the evaluation was carried
out in 44 (91.7%) and 4 (8.3%) categories.
The conclusion of this study is that most of the implementation of nursing
care for COVID-19 patients is carried out, it is recommended that related parties
can schedule COVID-19 care training accompanied by psychological assistance
for nurses and provide good and appropriate facilities and infrastructure.

Keywords: Nurse, Nursing Care, COVID-19


PENDAHULUAN penyebaran penyakit infeksi tersebut.
Penyakit Coronavirus 2019 Dalam hal ini membawa nama
(COVID-19) awal kali timbul di petugas kesehatan dimana mereka
Wuhan, Provinsi Hubei, Cina pada memiliki peranan penting dalam
tahun 2019, itu disebakan oleh kesiapsiagaan menangani pasien
peradangan novel coronavirus (2019- COVID-19 (Astuti & Suyanto,
nCoV) 2019. COVID-19 menyebar 2020).
di cina dari Desember 2019 sampai Utami & Diyanti (2020) Perawat
dini (World Health Organization, sebagai lini terdepan pelayanan
2021). World Health Organization, keperawatan yang selalu bertemu
2020). dengan penderita mempunyai
Di Wuhan China, Data kasus awal peluang tertular infeksi Corona.
tercatat hanya 41 orang, dalam Perawat sebagai tenaga kesehatan
sekitar satu bulan jumlah kasus yang dimana memilki total yang
meningkat drastis mencapai puluhan sangat besar dalam lini keperawatan,
ribu. (Burhan, 2020). Hingga sampai dimana mereka langsung
saat ini laporan kasus global berpartisipasi dengan pasien dan
COVID-19 di seluruh dunia kontak dengan pasien setiap hari.
mencapai 207,999,343 orang yang Asuhan Keperawatan merupakan
terkonfirmsi dengan jumlah kematian proses yang harus dilakukan perawat
sebanyak 4,374,916 orang. Adapun dalam menangani Pasien COVID 19
laporan kasus yang ada di Indonesia terdapatnya peluang penyakit dalam
sampai saat ini mencapai 3,854,354 proses keperawatan itu bisa
orang yang terkonfirmsi dengan memunculkan rasa takut serta
jumlah kematian 117,588 orang dan kecemasan pada perawat untuk
kasus aktif sebanyak 384,807 orang, kontak dan merawat pasien, bahkan
last acces 16 Agustus 2021 dapat menjadi sebab perawat untuk
(Worldometers, 2021). Penanganan lepas pekerjaannya.
pada penderita infeksi covid yang Hambatan dalam pelaksanaan
memadai sangat diperlukan untuk asuhan keperawatan, mulai dari
kesembuhan serta meminimalisir pengkajian seperti tantangan dalam
melakukan penilaian fisiologis dan memberi obat-obatan (Tallulembang
kontak yang tidak baik, tantangan et al 2020).
peneggakkan diagnostik yaitu Tenaga Keperawatan didalam
ditemukannya data tidak benar serta pelaksanaan pemberian kebutuhan
data yang tidak memadai tentang penderita itu senantiasa dapat
pasien , tantangan dalam pelaksanaan memenuhi kebutuhan dasar penderita
intervensi seperti tantangan dalam layaknya, menstabilkan kebutuhan
melibatkan keluarga, tantangan air dan gizi makanan, eksresi dan
pelaksanaan implementasi seperti personal hygiene, tenaga
pemakaian APD, sarana dan keperawatan akan memberikan
prasarana yang masih kurang, asuhan mulai dari pemeriksaan awal
tantangan pelaksanaan evaluasi hingga pemberian tindakan darurat
seperti tindakan pelayanan masih dan isolasi, hingga penanganan
kurang baik, hasil pemeriksaan darurat dengan diberikan kontinyu
diagnostik penderita makna yang dilakukan bekerja sama dengan
sama (Tallulembang et al 2020). profesional kesehatan lainnya
Keadaan tersebut menjadi beban (Tallulembang et al 2020).
bagi tenaga keperawatan dalam Data rekam medis Rumah Sakit
pemberian kebutuhan dasar Khusus Daerah Dadi (RSKD)
penderita, kewajiban tenaga Makassar menunjukkan jumlah kasus
keperawatan untuk melaksanakan pasien COVID-19 pada bulan
pemberian pelayanan kesehatan pada Agustus 2020 sampai dengan bulan
penderita infeksi corona virus, Liu Agustus 2021 selalu mengalami
(2020) adalah perawatan yang peningkatan dengan jumlah kasus
memiliki tugas dalam membuat sebanyak 690 pasien dengan jumlah
penilaian meminimalkan komplikasi perawat yang menangani kasus
dengan memonitor pasien secara tersebut sebanyak 175 perawat
ketat, pelaksananaan pengaturan (Evaluasi dan Pelaporan RSKD Dadi
nafas, reposisi, melakukan pelatihan Makassar, 2021)
dan bekerja secara tim dalam Berdasarkan fakta-fakta tersebut
dapat disimpulkan bahwa tantangan
yang dihadapi oleh para perawat berikut : (1) Perawat yang
yang menangani pasien COVID-19 melaksanakan langsung asuhan
cukup banyak, terutama ketika keperawatan pada pasien COVID-19,
memberikan perawatan pada orang- (2) Perawat yang ditunjuk sebagai
orang dengan COVID-19, oleh Satgas COVID-19, (3) Bersiap
karena itu penulis tertarik melakukan dijadikan responden. Kriteria eklusi
penelitian yang berjudul “Gambaran (1) Perawat yang tidak melaksanakan
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan langsung asuhan keperawatan pada
Pada Pasien COVID-19 Di RSKD pasien COVID-19, (2) Perawat yang
Dadi Makassar” tidak termasuk satgas COVID-19, (3)
Tidak bersedia dijadikan responden.
BAHAN METODE
Dari kriteria yang telah ditentukan
Lokasi dan Rancangan Penelitian
tersebut dihasilkan sampel sebesar
Penelitian ini dilaksanakan di
48 responden.
Rumah Sakit Khusus Daerah
(RSKD) Dadi Makassar. Jenis Metode pengumpulan data
penelitian merupakan deskriptif, Pengumpulan data primer
Deskriptif ialah teknik yang menggunakan kuesioner terbuka,
digunakan untuk menggambarkan kuesioner diadopsi dari penelitian
atau meninjau pelaksanaan asuhan sebelumnya dari Bismar (2017),
keperawatan pada pasien COVID-19 Panduan Asuhan Keperawatan pada
di RSKD Dadi kota Makassar. masa Pandemi COVID-19 dari PPNI
dan Kemenkes (2020) sebagai
Populasi dan Sampel
pedoman dalam penyusunan
Populasi dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Yang dimana di dalam
tenaga keperawatan yang menangani
kuesioner tersebut berisi lima aspek
pasien COVID-19 dari bulan April
Asuhan Keperawatan dengan
tahun 2020 sampai bulan Agustus
masing-masing pengkajian 21 butir
2021 sebanyak 175 Perawat.
pertanyaan, diagnosa 8 butir
Dimana penerikan sampel digunakan
pertanyaan, intervensi 4 butir
ialah purposive sampling dengan
pertanyaan, implementasi 19 butir
menentukan kriteria inklusi sebagai
pertanyaan, evaluasi 4 butir
pertanyaan. Semua isi pertanyaan adalah perempuan sebanyak 26
mengenai aspek asuhan keperawatan. orang (54.2%), dan paling sedikit
Angket yang dipakai memuat yaitu laki-laki sebanyak 22 orang
pertanyaan mengenai masalah studi (45.8%), pendidikan terakhir
dalam setiap pertanyaan memiliki responden yang terbanyak yaitu D3
arti didalam mengetahui pengetahuan sebanyak 22 orang (45.8%), dan
tenaga keperawatan didalam paling sedikit yaitu S2 berjumlah 1
memberikan asuhan keperawatan orang (2.1%), status kepegawaian
kepada penderita COVID-19 responden yang terbanyak yaitu PNS
sebanyak 26 orang (54.2%) dan
Analisa data
paling sedikit yaitu magang
Analisis yang digunakan yaitu
sebanyak 3 orang (6.2%), masa kerja
analisis univariat merupakan analisis
responden terbanyak yaitu 5-10
yang dilakukan terhadap satu
tahun sebanyak 24 orang (50%), dan
variabel atau per variabel.
paling sedikit yaitu <5 tahun
HASIL PENELITIAN sebanyak 8 orang (16.7%), jumlah
Penelitian ini dilakukan di Rumah responden terbanyak dengan
Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi pelatihan terkait COVID-19
mulai tanggal 7 sampai 28 Sptember sebanyak 44 orang (91.7%) dan
2021. Desain penelitian yang paling sedikit sebanyak 4 orang
digunakan adalah Jenis penelitian (8.3%).
deskriptif. Analisis Univariat
Karakeristik responden a.) Pelaksanaan pengkajian
Berdasarkan Tabel 2 (terlampir) Pada Tabel 3 (terlampir)
menyatakan bahwa karakteristik menunjukkan bahwa pelaksanaan
responden berdasarkan umur pengkajian pada pasien COVID-19,
terbanyak yaitu 26-35 tahun yang dapat diihat bahwa seluruh
sebanyak 24 orang (50%), dan paling rangkaian pelaksanaan pengkajian
sedikit umur 36-45,46-55 tahun yang dilakukan oleh perawat yang
sebanyak masing-masing 12 orang paling banyak “terlaksana” dengan
(25%), jenis kelamin terbanyak jumlah 31 (64.6%) dan yang paling
sedikit “tidak terlaksana” dengan 60 detik,mengenakan atau melepas
jumlah sebanyak 17 (35.4%). APD lengkap sesuai prosedur,
PEMBAHASAN penyediaan ruangan khusus dalam
Pengkajian keperawatan tahap pengkajian, ketersediaan
merupakan fase pertama dari tahapan handsanitizer di ruangan, hingga
perawatan yang diterapkan secara langkah-langkah proses pengkajian
teratur dengan mengumpulkan fakta pasien COVID-19 seperti melakukan
ataupun data seorang pada aspek informant consent kepada pasien,
biologi, mental, sosial dan spiritual menanyakan riwayat perjalanan
secara umum (Pardede, 2019). sebelumnya ataupun bertanya apakah
Dari penelitian ini dijelaskan pasien pernah mengalami kontak
pengkajian asuhan keperawatan langsung dengan pasien COVID19,
Pada penderita infeksi coronavirus menanyakan riwayat pemeriksaan
yang diterapkan Perawat di Rumah seperti tes COVID-19 sebelumnya,
Sakit Khusus Daerah Dadi Makassar serta dapat melakukan
sebagian besar terlaksana menurut pengelompokkandata,mengidentifika
SOP perawatan COVID-19 yang si masalah, mengarahkan triase bagi
telah ditentukan dengan persentase pasien yang dicurigai COVID-19,
31 (64.6%). melakukan pendokumentasian
Berdasarkan survei diisi oleh hingga komunikasi yang dilakukan
responden, sebanyak 31 responden responden saat proses pengkajian.
yang menjawab bahwa langkah- Didapatkan hasil survei
langkah asuhan keperawatan dalam responden mereka memberikan
segi pengkajian pada pasien COVID- jawaban bahwasannya tahapan
19 “terlaksana” dengan item asuhan keperawatan pada pasien
pertanyaan yang terjawab, bahwa COVID-19 terlaksana, hal ini dapat
responden tetap memperhatikan dikaitkan dengan pendidikan yang
protokol kesehatan yang sudah dimilki responden rata-rata D3
ditetapkan, seperti kegiatan mencuci dimana mereka dibekali ilmu
tangan dengan sabun dan air cenderung ke praktek untuk bisa
mengalir selama 40 sampai dengan turun langsung ke fasilitas pelayanan
kesehatan, mereka akan bisa lebih pada pasien COVID-19, yang dapat
memahami bagaimana pengkajian diihat bahwa seluruh rangkaian
yang baik. Penegakkan Diagnosa yang
Teori ini didukung dengan dilakukan oleh perawat paling
teori yang dikemukakan oleh Soleha banyak “terlaksana” dengan jumlah
(2021) bahwa tahapan pendidikan 38 (79.2%) dan yang paling sedikit
vokasi mencetak tenaga kesehatan “tidak terlaksana” dengan jumlah
yang siap bekerja, dimana mereka sebanyak 10 (20.8%)
dibekali keterampilan yang cukup PEMBAHASAN
memadai jika dilihat dari kurikulum Menurut asyiah (2020), Diagnosa
yang perkuliahan laboratorium dan keperawatan ialah kesimpulan yang
perkuliahan klinik merupakan hasil analisis data untuk
Dari kuisioner yang telah menjelaskan masalah pasien secara
dijawab responden, ada 17 (35.4) jelas dan ringkas.
yang menunjukkan bahwa tahap Hasil penelitian menunjukkan
pengkajian asuhan keperawatan pada bahwa penegakkan diagnosa
pasien COVID-19 “tidak terlaksana” penderita infeksi coronavirus telah
yaitu, kurangnya pengadaan APD diterapkan perawat di RSKD Dadi
yang saat melakukan pengkajian, Makassar terlaksana menurut SOP
serta adanya tahap pengkajian head perawatan COVID-19 yang telah
to toe yang tidak dilakukan sebagian ditentukan dengan persentase 38
perawat, berdasarkan hasil yang (79.2%).
didapatkan dari keterangan Menurut hasil yang
responden di lapangan, ini dikarenan didapatkan sebelumnya, sebanyak 38
adanya kecemasan ataupun was-was responden yang menjawab bahwa
yang dialami perawat saat langkah-langkah asuhan keperawatan
melakukan pengkajian. dalam segi penegakkan diagnosa
b.) pelaksanaan penegakkan pada pasien COVID-19 “terlaksana”
diagnosa dengan item pertanyaan yang
berdasarkan Tabel 4 (terlampir) terjawab, bahwa mereka menjankan
pelaksanaan Penegakkan Diagnosa proses kalsifikasi data yag
didapatkan sebelumnya, kepegawaian responden rata-rata
mengidentifikasi masalah pasien, PNS 26 orang (54.2%)
menganalisis data subjektif dan hasil tersebut didukung hasil
obyektif, melakukan pemeriksaan penelitian elembuntu (2020), bahwa
penunjang saat menentukan terdapat 18 responden dengan status
diagnosa, menyusun diagnosa sesuai kepegawaian PNS mempunyai cara
prioritas masalah. bekerja yang efektif dalam
Ditinjau dari tanggapan responden pelaksanaan pelayanan keperawata,
yang memberikan jawaban rata-rata dengan memilki kompetensi,
tahapan asuhan keperawatan pada pelatihan dijalani hal itu dapat
pasien COVID-19 terlaksana, hal ini mendukung seorang perawat dapat
dapat dikaitkan dengan pendidikan menjalankan perannya dalam
dan juga status kepegawaian, perawatan pasien infeksi coronavirus
pendapat tersebut selaras dengan tersebut.
hasil Ransan (2020), dimana Dari kuisioner yang telah dijawab
pemahaman responden terhadap responden, ada 10 (20.8%) yang
penegakkan diagnostik tidak dapat menunjukkan bahwa tahap
dipisahkan dengan tingkat pengkajian asuhan keperawatan pada
pendidikannya, bahwasanya sebagian pasien COVID-19 “tidak terlaksana”
besar dari mereka menyandang gelar yaitu beberapa perawat menemukan
S1 keperawatan + profesi dan D3 data yang tidak valid terkait data
keperawatan. erat kaitannya dengan pasien saat melakukan pengkajian
tingkat pendidikan responden, karena c.) pelaksanaan rencana
semakin tinggi pengetahuan dan keperawatan (RENPRA)
keterampilan responden maka berdasarkan Tabel 5 (terlampir)
pemahaman dan keterampilan bahwa pelaksanaan RENPRA pada
responden dalam memastikan pasien COVID-19, yang dapat diihat
penegakkan diagnostik dapat lebih bahwa seluruh rangkaian RENPRA
optimal, adapun terlaksananya yang dilakukan oleh perawat yang
tahapan penegakkan diagnosa paling banyak “terlaksana” dengan
dikaitkan juga dengan status jumlah 38 (79.2%) dan yang paling
sedikit “tidak terlaksana” dengan responden telah menentukan urutan
jumlah sebanyak 10 (20.8%). prioritas masalah, merumuskan
PEMBAHASAN tujuan keperawatan serta melakukan
Menurut (Sitanggang, 2019), koordinasi baik bersama tenaga
Perencanaan adalah suatu Proses keperawatan lainnya didalam
perawatan yangg mencakup menentukan rencana perawatan.
penarikan kesimpulan & pemecahan Didapatkan hasil pendapat
masalah, pada pelaksanaan responden, mereka menjawab bahwa
perawatan, tenaga keperawatan tahapan asuhan keperawatan pada
menetapkan tetap sinkron pasien COVID-19 terlaksana dalam
menggunakan output pengumpulan segi pelaksanaan rencana asuhan
data pada saat penilaian awal dan keperawatan, hal ini dapat dikaitkan
perumusan diagnostik keperawatan umur yang dimilki responden rata
yg adalah tujuan awal menurut rata berada pada umur yang
pelaksanaan perawatan. produktif yaitu umur 26-35 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan Pendapat tersebut sejalan oleh
bahwa pelaksanaan RENPRA pada hasil fisella dkk ( 2014) bahwa
penderita infeksi virus covid yang mayoitas tenaga keperawatan di
dilakukan perawat di RSKD Dadi RSUD Datoe Binngkang 62.9 %
Makassar terlaksana menurut SOP berumur dewasa muda <63 tahun,
perawatan COVID-19 yang telah yang mana hasil tersebut
ditentukan dengan persentase 38 menjelaskan terdapat relasi
(79.2%). signifikan mengenai usia dan hasil
Diambil menurut survei kuisioner kerja tenaga keperawatan. pendapat
dari respnden, , sebanyak 38 tersebut sejalan dengan Hasibuan
responden yang menjawab bahwa (2003), menyampaikan usia seorang
langkah-langkah asuhan keperawatan dapat berhubungan dengan keadaan
dalam segi perencanaan asuhan jasmani, psikologi, kinerja seorang,
keperawatan (RENPRA) pada pasien kewajibannya. Hal terbalik terjadi
COVID-19 “terlaksana” dengan item bila usia tenaga keperawatan lebih
pertanyaan yang terjawab, bahwa dewasa, maka keadaan jasmaninya
tidak optimal, namun bekrja dengan PEMBAHASAN
rajin dan tetap menjalankan Menurut Lingga (2018),
kewajibannya. Implementasi keperawatan
Dari kuisioner yang telah merupakan salah satu tahap
dijawab responden, ada 10 (20.8%) pelaksanaan dalam proses
orang yang menunjukkan bahwa keperawatan. Dalam implementasi
tahap perencanaan asuhan terdapat susunan dan tatanan
keperawatan (RENPRA) pada pelaksanaan yang akan mengatur
pasien COVID-19 “tidak terlaksana” kegiatan pelaksanaan sesuai dengan
dengan jawaban bahwa perawat tidak diagnostik
melibatkan keluarga dalam Penelitian ini menunjukkan
menentukan asuhan keperawatan. bahwa pelaksanaan implementasi
Adanya kerjasama antara pihak keperawatan pada pasien COVID-19
keluarga didalam proses pelayanan yang dilakukan perawat di Rumah
keperawatan sangat penting. Sebuah Sakit Khusus Daerah Dadi Makassar
studi oleh Baroroh & Irafayani banyak yang tidak terlaksana 38
(2015) menemukan bahwa keluarga (79.2%).
memainkan peran penting, dengan Penelitian ini menunjukkan bahwa
persen 53%. pelaksanaan implementasi
d.) pelaksanaan implementasi keperawatan pada pasien COVID-19
Berdasarkan Tabel 6 yang dilakukan perawat di Rumah
(terampir) menunjukkan bahwa Sakit Khusus Daerah Dadi Makassar
pelaksanaan Implementasi pada banyak yang tidak terlaksana 38
pasien COVID-19, yang dapat diihat (79.2%).
bahwa seluruh rangkaian Survei hasil yang telah
Implementasi yang dilakukan oleh dijawab, sebanyak 38 responden
perawat yang paling banyak “tidak yang menjawab bahwa langkah-
Terlaksana” dengan jumlah 31 langkah asuhan keperawatan dalam
(64.6%) dan yang paling sedikit segi implementasi pada pasien
“terlaksana” dengan jumlah COVID-19 “tidak terlaksana”
sebanyak 17 (35.4%). dengan item pertanyaan yang
terjawab, bahwa responden belum memiliki masa kerja >5 tahun
ada pengaturan jarak tidur pasien dimana, mereka lebih dominan
1,5-1,8 meter, penggunaan ventilasi memilki kinerja kurang hal ini
dan sirkulasi yang baik dalam berdasarkan dari hasil penelitian
ruangan masih kurang, ketersediaan elembuntu (2020), status
yang kurang dalam APD seperti kepegawaian yang dimilki responden
masker bedah (Medical/Surgical), tersebut non PNS, dari hasil
sneaker tahan air, dan penghalang penelitian Saefulloh (2019) bahwa
pada sepatu , ketidaknyamanan perawat dengan status Non PNS
dalam pemakaian APD, belum tidak dilakukan penilaian DP3
memberikan pendampingan (Daftra Penilaian Pelaksanaan
psikologis bagi pasien, adanya pasien Pekerjaan) beda halnya dengan
yang tidak kooperatif saat perawat yang berstatus PNS mereka
dilakukannya implementasi secara rutin mengadakan penilaian
keperawatan, adanya hambatan kinerja perawat, Oleh karena itu,
lingkungan sekitar yang dapat perawat PNS memiliki tanggung
mengganggu proses asuhan jawab lebih dari perawat non-PNS
keperawatan seperti kebisingan dan maka dari itu mereka harus
akibat pengerjaan infrastruktur berkinerja maksimal, bagitupun
Rumah Sakit. dengan status pelatihan yang mereka
Didapatkan hasil jawaban pernah jalani mempengaruhi
responden mereka berpendapat bagaimana mereka melakukan
bahwa tahapan asuhan keperawatan asuhan keperawatan, dari 38
pada pasien COVID-19 “tidak responden ada 3 responden yang
terlaksana” dalam segi implementasi tidak pernah melakukan pelatihan
keperawatan, dari 38 responden yang terkait perawatan COVID-19, hal ini
menjawab pertanyaan tersebut dapat dikaitkan dengan tidak
jawaban mereka dapat dikaitkan terlaksananya implementasi
dengan masa kerja, status keperawatan karena kurangnya ilmu,
kepegawaian,serta pelatihan pengetahuan yang mereka miliki
responden, rata-rata 38 dari mereka dalam perawatan pasien COVID-19.
Dari kuisioner yang telah dijawab partisipasi pasien dan orang lain,
responden, ada 17 (35.4%) yang profesional medis untuk mencapai
menunjukkan bahwa tahap tujuan mereka (Potter & Perry,
implementasi keperawatan pada 2005).
pasien COVID-19 “terlaksana” Studi ini menyatakan bahwa
dengan jawaban bahwa mereka pelaksanaan evaluasi keperawatan
mengkaji ulang pasien, memodifikasi pada penderita penyakit infeksi
rencana perawatan, menjalin coronavirus yang dilakukan perawat
kerjasama dengan tenaga kesehatan di RSKD Dadi Makassar terlaksana
lainnya, memberikan edukasi, serta sebanyak 44 (91.7%).
melakukan pendokumentasian Hasil survei responden melalui
keperawatan kuisioner, sebanyak 44 responden
e.) pelaksanaan evaluasi yang menjawab bahwa langkah-
Berdasarkan Tabel 7 (terlampir) langkah asuhan keperawatan dalam
menunjukkan pelaksanaan Evaluasi segi evaluasi pada pasien COVID-19
pada pasien COVID-19, yang dapat “terlaksana” dengan item pertanyaan
diihat bahwa seluruh rangkaian yang terjawab, responden melakukan
Evaluasi yang dilakukan oleh perbandingan data pasien dengan
perawat yang paling banyak kriteria hasil, menghubungkan
“terlaksana” dengan jumlah 44 tindakan keperawatan dengan tujuan
(91.7%) dan yang paling sedikit dan hasil, serta melakukan
“tidak Terlaksana” dengan jumlah pendokumentasian catatan
sebanyak 4 (8.3%). perkembangan.
PEMBAHASAN Ditinjau melalui pendapat
Tahapan evaluasi adalah langkah responden mereka mengatakan
terakhir pelaksanaan keperawatan bahwa tahapan asuhan keperawatan
dimana hasil yang diamati secara pada pasien COVID-19 terlaksana
sistematis dan dibandingkan dengan dalam segi evaluasi, hal ini dapat
tujuan dan kriteria hasil yang dikaitkan dengan pendidikan dan
diperoleh, dan evaluasi dilakukan pelatihan yang dimilki responden
secara terus menerus dengan yaitu rata-rata pendidikan responden
yaitu D3, dengan persentase KESIMPULAN DAN SARAN
responden yang menjalani Simpulan
pendidikan D3 sebesar 71.2%. Lain Berdasarkan hasil penelitian dapat
halnya dengan pelatihan perawatan disimpulkan bahwa, gambaran
COVID-19 yang dijalani responden, pelaksanaan Pengkajian
sejalan dengan penelitian Husnah Keperawatan pada pasien COVID-19
(2018), pelatihan yang dilakukan dengan kategori pengkajian
perawat terkait pekerjaannya dapat terlaksana sebanyak 31 (64.6%) dan
meningkatkan kemampuan dan tidak terlaksana sebanyak 17
pengetahuannya dalam melakukan (35.4%), gambaran pelaksanaan
tindakan keperawatan, pelatihan Penegakkan Diagnosa keperawatan
yang dijalani akan membantu pada pasien COVID-19 dengan
responden dalam proses keperawatan kategori Penegakkan Diagnosa
tak terkecuali dalam tindaakan terlaksana sebanyak 38 (79.2%) dan
evaluasi keperawatan tidak terlaksana sebanyak 10
Dari kuisioner yang telah dijawab (20.8%), gambaran pelaksanaan
responden, ada 4 (8.3%) yang Rencana Asuhan Keperawatan
menunjukkan bahwa tahap evaluasi (RENPRA) pada pasien COVID-19
pada pasien COVID-19 “tidak dengan kategori RENPRA terlaksana
terlaksana” dengan jawaban bahwa sebanyak 38 (79.2%) dan tidak
perawat tidak melakukan tahap terlaksana sebanyak 10 (20.8%),
lanjutan, modifikasi rencana asuhan gambaran pelaksanaan Implementasi
keperawatan mereka menganggap Keperawatan pada pasien COVID-19
bahwa rencana asuhan keperawatan dengan kategori pelaksanaan
yang diberika/disusun sebelumnya implementasi tidak terlaksana
itu sudah baik. sebanyak 31 (64.6%) dan terlaksana
sebanyak 17 (35.4%), gambaran
pelaksanaan Evaluasi Keperawatan
pada pasien COVID-19 dengan
kategori Evaluasi terlaksana
sebanyak 44 (91.7%) dan tidak pelaksanaan asuhan keperawatan
terlaksana sebanyak 4 (8.3%). dapat berjalan dengan baik, baik itu
Saran dari segi alat-lat medis maupun
Berdasarkan kesimpulan tersebut infrastruktur atau bangunan yang
diatas dapat disampaikan sran-saran memenuhi standar. 2) bagi peneliti
sebagai berikut : 1) bagi rumah sakit, selanjutnya, dapat dijadikan sebagai
Diharapkan kepada pihak terkait acuan bagi peneliti berikutnya
dapat menjadwalkan pelatihan- tentang pelaksanaan pelayanan
pelatihan terkait perawatan COVID- keperawatan pada penderita COVID-
19 disertai dengan pendampingan 19 dan peneliti juga dapat menambah
psikologis bagi perawat yang ruang lingkup penelitian.
melakukan perawatan pada Pasien
COVID-19, Bagi pihak Rumah Sakit
diharapkan lebih memperhatikan
sarana dan prasana yang dapat
menunjang perawatan, agar DAFTAR PUSTAKA

A. R. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Standar Diagnosis


Keperawatan Di Rumah Sakit Umum Daerah Soedarso Pontianak.
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, 2(1).
https://doi.org/10.26418/tjnpe.v2i1.37308
Ainun, I. N. (2019). Faktor – Faktor Yang Menghambat Dalam Melakukan
Implementasi Asuhan Keperawatan. https://doi.org/10.31227/osf.io/hq65a
Astuti, J. T., & Suyanto, S. (2020). Implikasi Manajemen Keperawatan Dalam
Penanganan Pasien Corona Virus Disease 19 (Covid-19): Literatur Review.
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine, 7(1A), 288–297.
https://doi.org/10.36408/mhjcm.v7i1a.465
Bismar, M. (2017). Panduan Asuhan Keperawatan yang tepat
A. R. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Standar Diagnosis
Keperawatan Di Rumah Sakit Umum Daerah Soedarso Pontianak.
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, 2(1).
https://doi.org/10.26418/tjnpe.v2i1.37308
Ainun, I. N. (2019). Faktor – Faktor Yang Menghambat Dalam Melakukan
Implementasi Asuhan Keperawatan. https://doi.org/10.31227/osf.io/hq65a
Astuti, J. T., & Suyanto, S. (2020). Implikasi Manajemen Keperawatan Dalam
Penanganan Pasien Corona Virus Disease 19 (Covid-19): Literatur Review.
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine, 7(1A), 288–297.
https://doi.org/10.36408/mhjcm.v7i1a.465
Bismar, M. (2017). Panduan Asuhan Keperawatan yang tepat
Baroroh DB, Irafayani N. Peran keluarga sebagai Care Giver Terhadap
Pengelolaan Aktivitas Pada Lansia Dengan Pendekatan NIC dan NOC. J
Keperawatan. 2015;3(2):141–51
El-Dairi, M., & House, R. J. (2019). Optic nerve hypoplasia. In Handbook of
Pediatric Retinal OCT and the Eye-Brain Connection (pp. 285–287).
https://doi.org/10.1016/B978-0-323-60984-5.00062-7
Handayani, R. T., Kuntari, S., Darmayanti, A. T., Widiyanto, A., & Atmojo, J. T.
(2020). Faktor Penyebab Stres Pada Tenaga Kesehatan Dan Masyarakat Saat
Pandemi Covid-19. Jurnal Keperawatan Jiwa, 8(3), 353.
Huang, C., Wang, Y., Li, X., Ren, L., Zhao, J., Hu, Y., Zhang, L., Fan, G., Xu, J.,
Gu, X., Cheng, Z., Yu, T., Xia, J., Wei, Y., Wu, W., Xie, X., Yin, W., Li, H.,
Liu, M., … Cao, B. (2020). Clinical features of patients infected with 2019
novel coronavirus in Wuhan, China. The Lancet, 395(10223), 497–506.
https://doi.org/10.1016/S0140-6736(20)30183-5
Kang, L., Li, Y., Hu, S., Chen, M., Yang, C., Yang, B. X., Wang, Y., Hu, J., Lai,
J., Ma, X., Chen, J., Guan, L., Wang, G., Ma, H., & Liu, Z. (2020). The
mental health of medical workers in Wuhan, China dealing with the 2019
novel coronavirus. The Lancet Psychiatry, 7(3), e14.
https://doi.org/10.1016/S2215-0366(20)30047-X
Kemenkes. (2020). Panduan Teknis Pelayanan Rumah Sakit Pada Masa Adaptasi
Kebiasaan Baru. In Jurnal ARSI (Vol. 5, Issue 2).
https://arxiv.org/pdf/1707.06526.pdf%0Ahttps://www.yrpri.org%0Ahttp://
weekly.cnbnews.com/news/article.html?no=124000%0Ahttps://
www.fordfoundation.org/%0Ahttp://bibliotecavirtual.clacso.org.ar/
Republica_Dominicana/ccp/20120731051903/prep%0Ahttp://webpc.cia
Keperawatan, P., & Keperawatan, A. (n.d.). Analisis faktor-faktor pelaksanaan
asuhan keperawatan.
Kozier, Barbara. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan; Konsep, Proses
Dan Praktik. edisi 7 Volume. Jakarta: EGC
Liu, Q., Luo, D., Haase, J. E., Guo, Q., Wang, X. Q., Liu, S., Xia, L., Liu, Z.,
Yang, J., & Yang, B. X. (2020). The experiences of health-care providers
during the COVID-19 crisis in China: a qualitative study. The Lancet Global
Health, 8(6), e790–e798. https://doi.org/10.1016/S2214-109X(20)30204-7
Moorgas, W. F. (2003). Signed ~ Signed ~. September.
Pardede, I. P. (2019). Berpikir Kritis Dalam Proses Pengkajian Asuhan
Keperawatan. 1–5. https://doi.org/10.31219/osf.io/7j9rc
Rizky, W., Darmaningtyas, N., & Yulitasari, B. I. (2018). Hubungan Jumlah
Tenaga Perawat dengan Beban Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat
Inap Kelas III RSUD Wates. Indonesian Journal of Hospital Administration,
1(1), 38. https://doi.org/10.21927/ijhaa.v1i1.752
Sharma, S. K., Nuttall, C., Kalyani, V., & Hemlata. (2020). Clinical nursing care
guidance for management of patient with COVID-19. Journal of the
Pakistan Medical Association, 70(5), S118–S123.
https://doi.org/10.5455/JPMA.29
Sitanggang, R. (2019). Perencanaan Dalam Menegakkan Asuhan Keperawatan.
https://osf.io/preprints/inarxiv/bzngd/
Studi, P., Keperawatan, I., & Diponegoro, U. (2017). Program studi ilmu
keperawatan fakultas. Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan SLE, 1–28.
Studi, P., Kesehatan, I., Masyarakat, F. K., Ikm, P. S., Masyarakat, F. K., &
Sriwijaya, U. (2021). ANALISIS FAKTOR KINERJA PERAWAT DALAM
MENERAPKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI MASA PANDEMI COVID-
19 DI RUMAH SAKIT PENDAHULUAN Corona Virus Disease ( Covid -
19 ), sampai saat ini masih Desember menjadi ( Soratno , 2020 ).
Berdasarkan penelitian Hu et al , ( 2020. 6.
Sukur, moch halim, Kurniadi, B., Haris, & N Faradillahisari, R. (2020).
Penanganan Pelayanan Kesehatan Di Masa Pandemi Covid-19 Dalam
Perspektif Hukum Kesehatan. Journal Inicio Legis, 1(1), 1–17.
https://journal.trunojoyo.ac.id/iniciolegis/article/download/8822/4912
Tallulembang, A., Widani, N. L., & Bandur, A. (2020). Pengalaman Perawat
Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Covid-19 di DKI
Jakarta. MPPKI (Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia): The
Indonesian Journal of Health Promotion, 4(1), 74–91.
Tapas Kumar Koley_ Monika Dhole - The COVID-19 Pandemic_ The Deadly
Coronavirus Outbreak-Routledge (2020). (n.d.).
Utama, T. A., & Dianty, F. E. (2020). Pengalaman Perawat Dalam Memberikan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi Covid - 19. 1(2), 13–19.
Potter, P. A & Perry, a.g (2005), Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakrata:
EGC
Wirdah, H., & Yusuf, M. (2016). Penerapan Asuhan Keperawatan oleh Perawat
Pelaksana di Rumah Sakit Banda Aceh. PSIK Unsyiah, 1(1), 1–6.
Worldometers https://www.worldometers.info/coronavirus/ Diakses pada 16
Agustus 2021 (12:44).

WHO. (2020). World Health Organization. Switzerland: Who Press

Lampiran :

Tabel 2 Karakteristik Responden


Variabel n %
Umur
26-35 24 50
36-45 12 24
46-55 12 25

Jenis Kelamin
Laki-laki 22 45.8
Perempuan 26 54.2

Pendidikan Terakhir
S2 1 2.1
Ners 11 22.9
S1 14 29.2
D3 22 45.8

Status Kepegawaian
PNS 26 54.2
PHL 19 39.6
3 6.2
Magang
Masa Kerja
<5 Tahun 8 16.7
5-10 Tahun 24 50
>10 Tahun 16 33.3

Pelatihan Terkait
COVID-19
Ada 44 91.7
Tidak Ada 18 8.3

Jumlah 48 100
Sumber : Data Primer
Tabel 3 Distribusi Responden berdasarkan pelaksanaan Pengkajian
pada pasien COVID-19
Pengkajian n %
Terlaksana 31 64.6
Tidak Terlaksana 17 35.4
Jumlah 48 100
Sumber : Data Primer

Tabel 4 Distribusi Responden berdasarkan pelaksanaan Penegakkan


Diagnosa pada pasien COVID-19
Penegakkan n %
Diagnosa
Terlaksana 38 79.2
Tidak Terlaksana 10 20.8
Jumlah 48 100
Sumber : Data Primer

Tabel 5 Distribusi Responden berdasarkan pelaksanaan Rencana


Keperawatan (RENPRA) pada pasien COVID-19
Pelaksanaan n %
RENPRA
Terlaksana 38 79.2
Tidak Terlaksana 10 20.8
Jumlah 48 100
Sumber : Data Primer
Tabel 6 Distribusi Responden berdasarkan pelaksanaan Implementasi
pada pasien COVID-19
Pelaksanaan n %
Implementasi
Terlaksana 17 35.4
Tidak Terlaksana 31 64.6
Jumlah 48 100
Sumber : Data Primer

Tabel 7 Distribusi Responden berdasarkan pelaksanaan Evaluasi


pada pasien COVID-19
Pelaksanaan n %
Evaluasi
Terlaksana 44 91.7
Tidak Terlaksana 4 8.3
Jumlah 48 100
Sumber : Data Primer

Anda mungkin juga menyukai