Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PERIKANAN TANGKAP IKAN

PELAGIS BESAR DI DESA TIAL KECAMATAN SALAHUTU


KABUPATEN MALUKU TENGAH

Jahra Wasahua*, Eryka Lukman*


* Staf Pengajar MSP, FPIK UNIDAR-AMBON, e-mail: jahwasahua_83@yahoo.co.id

ABSTRAK

Pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis besar di Desa Tial menggunakan unit


penangkapan pancing tonda dan pancing tegak. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis kelayakan usaha perikanan tangkap ikan pelagis besar di Desa Tial
Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah. Metode yang digunakan adalah
metode deskriptif analitis. Analisis data menggunakan analisis finansial dengan
kriteria investasi, yaitu Net Present Value (NPV), Net Benefit-Cost ratio, Internal
Rate of Return, dan Payback Periods. Hasil analisis finansial dengan discount
factor 10 % menunjukan usaha penangkapan ikan pelagis besar di Desa Tial dengan
alat tangkap pancing tegak nilai NPV nya Rp. 7.263.992.073,37, Net B/C ratio 8,32,
IRR 38,15 % dan Payback period 1 tahun 3 bulan. Sedangkan usaha alat tangkap
pancing tonda nilai NVP nya Rp. 1.012.791.527,69, Net B/C ratio 1,16, IRR 34,11 %
dan Payback period 1 tahun 1 bulan. Berdasarkan hasil analisis menunjukan usaha
penangkapan ikan pelagis besar di Desa Tial layak untuk diteruskan baik dari sisi
NPV, Net B/C Ratio, Internal Rate of Return, dan payback periods.

Kata Kunci: Kelayakan, Ikan Pelagis Besar, NPV, Net B/C Ratio

I. PENDAHULUAN pendapatan penting bagi nelayan di Kecamatan


Maluku Tengah merupakan salah satu Salahutu.
kabupaten di Provinsi Maluku yang memiliki Desa Tial merupakan desa pesisir di
potensi perikanan tangkap yang sangat besar. Kecamatan Salahutu yang sebagian
Jenis ikan yang potensinya cukup besar di masyarakatnya bertumpu pada sektor
Perairan Maluku Tengah adalah ikan pelagis perikanan, khususnya perikanan pelagis besar.
besar. Potensinya mencapai 210.700 ton dengan Kegiatan eksploitasi dilakukan dengan alat
jumlah tangkap yang dibolehkan 168.200 ton tangkap pancing tegak dan pancing tonda.
(DKP Maluku Tengah, 2013). Perikanan pelagis Studi kelayakan merupakan suatu
besar seperti cakalang, tuna, dan tongkol pertimbangan menerima atau menolak
merupakaan komoditi perikanan yang pelaksanaan suatu usaha. Pengertian layak
memiliki nilai ekonomi yang relatif tinggi dalam penilaian ini adalah manfaat (Benefit)
dibandingkan jenis ikan lainnya dan yang diperoleh dari pelaksanaan usaha
merupakan komoditas unggulan Kabupaten (Ibrahim, 2003).
Maluku Tengah. Analisis kelayakan usaha perikanan
Nilai produksi ikan pelagis besar tangkap ikan pelagis besar bertujuan untuk
(cakalang, tuna, dan tongkol) pada tahun 2013 menilai sejauh mana manfaat secara finansial
mencapai 74.185,4 ton, nilai ini mengalami yang diterima melalui usaha tersebut sehingga
peningkatan dari tahun sebelumnya yakni dapat menjadi Informasi dalam rangka
48.681 ton (DKP Maluku Tengah, 2013). Dari pengembangan alat tangkap dalam upaya
nilai tersebut Kecamatan Salahutu merupakan meningkatkan produktivitas daerah dan
kecamatan yang memiliki produksi tertinggi. peningkatan kesejahteraan nelayan.
Produksinya tahun 2013 mencapai 11.260,9 ton.
Ikan jenis ini merupakan salah satu sumber
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 9 Edisi 2 (Oktober 2016)

II. METODE PENELITIAN - B/C < 1 = usaha tidak layak untuk


Penelitian ini menggunakan metode dilaksanakan
deskriptif analitis dengan jenis metode survei (3) Internal Rate of Return (IRR)
(Nazir, 1999). Jenis data yang digunakan adalah IRR merupakan suku bunga maksimal
data primer yang diperoleh melalui survei dan untuk sampai kepada NPV bernilai sama
wawancara dengan nelayan responden. dengan nol, jadi dalam keadaan untung rugi.
Analisis data mencakup analisis IRR juga dianggap sebagai tingkat keuntungan
kelayakan finansial. Kadariah (1986) atas investasi bersih dalam suatu proyek.
menyatakan bahwa untuk mengevaluasi
kelayakan finansial dapat digunakan kriteria Rumus IRR adalah :
investasi yang penting, yaitu Net Present Value
(NPV), Net Benefit-Cost ratio, Internal Rate of
Return, dan Payback Periods.
(1) Net Present Value (NPV)
NPV dari suatu usaha merupakan nilai Keterangan :
sekarang (Present value) dari selisih antara = Tingkat bunga yang menghasilkan
benefit (manfaat) dengan cost (biaya) pada NPV positif
discount rate tertentu. NPV yaitu menunjukan =Tingkat bunga yang menghasilkan
kelebihan benefit (manfaat) dibandingkan NPVnegatif
dengan cost (biaya). (Pasaribu, 2005). Rumus NPV1 = NPV pada tingkat bunga i 1 NPV2
untuk menghitung NPV adalah : = NPV pada tingkat bunga i 2
t n
Bt  Ct
NPV  
(1i)
t
i 0 Proyek dikatakan layak jika IRR > dari tingkat
Keterangan : suku bunga yang berlaku, sehingga jika IRR =
Bt = Manfaat pada tahun ke –t (Rp) tingkat bunga yang berlaku maka NPV dari
Ct = Biaya pada tahun ke – t (Rp) proyek tersebut sama dengan nol. Jika IRR <
i = Tingkat bunga (%) dari tingkat bunga yang berlaku maka berarti
n = Umur ekonomis NPV < 0 berarti proyek tidak layak.
t = 1,2,3,…n (4) Payback Periods (PP)
Apabila evaluasi suatu usaha dinyatakan Payback Periods merupakan jangka
layak maka nilai NPV ≥ 0. Bila NPV = 0, berarti waktu pengembalian modal investasi yang
proyek tersebut mengembalikan persis sebesar akan dibayarkan melalui keuntungan yang
social opportunity cost of capital, dan bila NPV diperoleh suatu usaha. Semakin cepat waktu
< 0, maka proyek tersebut tidak layak. pengembalian, semakin baik untuk
(2) Net Benefit Cost Ratio diusahakan. Adapun rumus yang digunakan
Net Benefit Cost Ratio adalah menurut Pasaribu (2005) adalah :
perbandingan antara jumlah NPV positif
dengan jumlah NPV negatif. Hal ini
Keterangan :
menunjukan bahwa besarnya benefit berapa
I = Jumlah Investasi
kali besarnya biaya dan investasi untuk
Net benefit rata-rata tiap tahun
memperoleh suatu manfaat.
Rumus untuk menghitung Net B/C adalah:
n
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
t 1
Bt C t
(1 i )
t 3.1. Perikanan Pelagis Besar
Net B  Kegiatan perikanan tangkap di Desa Tial
C n
CtB t
t 1 (1 i )
t
merupakan salah satu aktivitas yang ditekuni
Kriteria : oleh sebagian masyarakat secara turun
- B/C > 1 = usaha layak untuk temurun. Umumnya penangkapan ditujukan
dilaksanakan, NPV >0 untuk menangkap ikan pelagis besar, seperti :
- B/C = 1 = usaha layak dalam kondisi tuna, cakalang, dan tongkol. Nelayan yang
menangkap ikan pelagis besar menggunakan
break event point
alat tangkap pancing tonda dan pancing tegak.

31
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 9 Edisi 2 (Oktober 2016)

Dengan armada yang mendominasi adalah menggunakan alat bantu penangkapan seperti
kapal motor tempel yang berkekuatan 15 PK. rumpon dan sinar lampu ( light fishery). Selain
Aktivitas penangkapan oleh nelayan di Desa itu, Subani (1986) dan Gunarso (1980) dalam
Tial dilakukan mulai pukul 3.00 WIT-15.000 Kurnia et al (2012) menyatakan bahwa rumpon
WIT. Adapun daerah fishing groundnya antara merupakan tempat berlindung dan mencari
lain Perairan Selat Haruku, Laut Seram, dan makan ikan-ikan pelagis, seperti layang,
Laut Banda. Sebelum menuju fishing ground madidihang, tuna mata besar, tuna sirip
nelayan biasanya mencari umpan terlebih kuning, tongkol dan tenggiri.
dahulu. Umpan yang dimaksud adalah cumi-
cumi dan beberapa jenis ikan pelagis kecil. 3.2. Pendapatan Nelayan
Selain itu juga nelayan juga menggunakan Pendapatan nelayan pancing tegak dan pancing
beberapa jenis umpan buatan, misalnya umpan tonda di Desa Tial sangat dipengaruhi oleh
yang terbuat dari plastik, umpan yang terbuat musim. Musim dapat mempengaruhi
dari bahan sifon yang dicampur dengan rambut banyaknya ikan hasil tangkapan. Sedangkan
manusia. Nelayan juga menggunakan alat nilai jual ikan rata-rata per- kg di Desa Tial
bantu penangkapan seperti layangan maupun setiap musim sama. Berikut ini disajikan
rumpon. Menurut Subani dan Barus (1989), pendapatan bersih nelayan usaha penangkapan
beberapa cara mendapatkan kawanan ikan ikan pelagis besar di Desa Tial.
sebelum penangkapan ikan dilakukan adalah

Tabel 1. Pendapatan Bersih per Jenis Alat Tangkap di Desa Tial


No Jenis Pendapatan Bersih Rata- Pendapatan Bersih Rata-
Alat Tangkap Rata per Trip (Rp) Rata per Tahun (Rp)
1 Pancing Tegak 2.725.778,27 663.339.186,43

2 Pancing Tonda 945.731 232.147.266,67


Sumber : Data Primer Diolah, 2016

Berdasarkan Tabel di atas pendapatan untuk diteruskan (menguntungkan/


bersih dari kedua jenis alat tangkap, merugikan).
memperlihatkan pancing tegak memberikan Analisis usaha ikan pelagis besar di
pendapatan bersih tertinggi baik pendapatan Desa Tial dilakukan dengan menghitung
bersih per trip maupun pendapatan bersih per kelayakan finansial masing-masing alat
tahun, yaitu Rp.2.725.778,27 /trip dan tangkap. Analisis kelayakan usaha dengan
Rp.663.339.186,43/tahun. Pendapatan ini menggunakan kriteria Net Present Value (NPV)
diperoleh dari tiga musim penangkapan, yaitu , Benefit Cost Ratio (B/C ratio), Internal Rate of
musim puncak (banyak ikan), musim Return (IRR), dan payback periods (Pasaribu,
pancaroba, dan musim paceklik (sedikit ikan ). 2005). Perhitungan analisis penangkapan
Pada musim paceklik nelayan biasanya dilakukan selama 10 tahun dengan discount
memperoleh hasil tangkapan yang sedikit factor 10% sesuai dengan pendapat Gittinger
sedangkan biaya operasional yang harus (1986) bahwa untuk Negara-negara sedang
dikeluarkan cukup tinggi sehingga berkembang pengukuran suatu proyek usaha
mempengaruhi pendapatan nelayan. menggunakan discount factor diasumsikan 8%-
15% dalam nilai yang sebenarnya.
3.3. Analisis Kelayakan Usaha Perikanan Hasil analisis kelayakan usaha dari
Tangkap Ikan Pelagis Besar di Desa Tial masing-masing alat tangkap dapat disajikan
Analisis kelayakan dilakukan untuk pada tabel berikut :.
melihat apakah usaha tersebut layak atau tidak

32
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 9 Edisi 2 (Oktober 2016)

Tabel 2 . Nilai Kriteria Investasi Usaha Perikanan Tangkap di Desa Tial


Kriteria Investasi
No Jenis Alat Kelayakan
Tangkap NPV (Rp) Net B/C IRR PP
ratio (%) (%)
1 Pancing Tegak 7.263.992.073,37 8,32 38,15 1 Tahun 3 bulan Layak

2 Pancing Tonda 1.012.791.527,69 1,16 34,11 1 Tahun 1 bulan Layak


Sumber : Data Primer Diolah, 2016

Analisis kriteria investasi untuk alat mengembalikan seluruh biaya investasi yang
tangkap pancing tegak dan pancing tonda dikeluarkan adalah 1 tahun 3 bulan.
memperlihatkan usaha pancing tegak Analisis kriteria investasi alat tangkap
merupakan usaha yang paling layak untuk pancing tonda juga menunjukan usaha tersebut
dikembangkan berdasarkan nilai NVP, yaitu layak untuk diteruskan. Sedangkan nilai
Rp. 7.263.992.073,37 artinya nilai saat ini dari payback period menunjukan alat tangkap
keuntungan yang akan diperoleh selama umur pancing tonda yang paling cepat jangka waktu
usaha 10 tahun di masa yang akan datang Rp. pengembalian modal investasi dibandingkan
7.263.992.073,37. Hal ini menunjukan usaha ini alat tangkap pancing tegak.
layak untuk diteruskan. Untuk nilai B/C
rationya adalah 8,32, artinya manfaat yang IV. PENUTP
diperoleh 8,32 kali lipat dari biaya yang Berdasarkan hasil analisis finansial dapat
dikeluarkan selama umur usaha 10 tahun disimpulkan bahwa :
dengan suku bunga 10%. Hasil perhitungan 1. usaha penangkapan ikan pelagis besar di
nilai IRR sebesar 38,15%, artinya tingkat Desa Tial dengan alat tangkap pancing
pengembalian internal yang dihasilkan dari tegak layak diteruskan berdasarkan kriteria
investasi usaha alat tangkap pancing tegak NPV Rp. 7.263.992.073,37, Net B/C ratio 8,32,
lebih besar nilainya dibandingkan dengan IRR 38,15 % dan Payback period 1 tahun 3
bunga pinjaman bank sebesar 10% sehingga bulan.
usaha ini dinilai layak dan menguntungkan 2. Usaha alat tangkap pancing tonda juga
untuk dikembangkan. Sedangkan dari hasil layak untuk diteruskan. Nilai NVP
perhitungan payback period diketahui bahwa Rp. 1.012.791.527,69, Net B/C ratio 1,16, IRR
waktu yang diperlukan untuk dapat 34,11 % dan Payback period 1 tahun 1 bulan

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Maluku Tengah. 2013. Laporan Tahunan Statistik
Perikanan Tahun 2013. Masohi Maluku Tengah.
Gittinger,P.J. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian . The Johns Hopkins University
Press. Penerjemah Sutomo S. &Mangiri K. Penerbit UI Press, Jakarta
Ibrahim,Y. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Revisi. PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Kadariah. 1986. Evaluasi Proyek: Analisis Ekonomi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta.
Kurnia, M., M. Palo, dan Jumsurizal. 2012. Produktivitas Pancing Ulur Untuk Penangkapan Ikan
Tenggiri (Scomberomorus commerson) di Perairan Pulau Tambelan Kepulauan Riau.
Makalah Seminar Internasional/Nasional I Industrialisasi Perikanan dan Kelautan.
Universitas Riau.
Nazir,M. 1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Pasaribu, A.M., D, Yusuf., dan Amiluddin. 2005. Perencanaan dan Evaluasi Proyek Perikanan.
Hasanuddin University Press, Makassar.
Subani dan Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia. Departemen
Pertanian, Jakarta.

33

Anda mungkin juga menyukai