Anda di halaman 1dari 10

Praktikum Kimia Analisis Instrumen

A. JUDUL PERCOBAAN

Polarimeter

B. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mempelajari dan memahami prinsip kerja polarimeter


2. Menentukan besar sudut putaran optis aktif larutan gula dengan menggunakan
polarimeter
C. LANDASAN TEORI

Polarimetry adalah pengukuran dan interpretasi dari polarisasi darigaris


gelombang, terutama electromagnetic gelombang, sepertigelombang radio atau
cahaya.. Polarimetry biasanya dilakukan padagelombang electromagnetic yang
telah melalui perjalanan atau telahtercermin, refracted, atau diffracted oleh
beberapa bahan untukmenggambarkan bahwa objek.Polarimeter adalah dasar
ilmiah alat yang digunakan untukmelakukan pengukuran ini, walaupun ini istilah
yang jarangdigunakan untuk menjelaskan sebuah polarimetry proses
yangdilakukan oleh komputer, seperti dilakukan di polarimetric sintetiskecepatan
rana radar. Polarimetry film yang tipis dan permukaanyang umum dikenal
sebagai ellipsometry.Polarimetry dapat digunakan untuk mengukur berbagai
properti optik dari bahan, termasuk linear birefringence, surat edaran
birefringence (juga dikenal sebagai optik rotasi optik atau rotary pertebaran),
linear dichroism, surat edaran dichroism dan penghamburan (Safru,2009).
Polarimetri digunakan secara konsisten dalam kontrol kualitas dalam industri
farmasi, rasa dan makanan industri, aroma dan industri minyak atsiri, serta
industri kimia.Kemurnian optik dari produk dapat ditentukan dengan mengukur
rotasi spesifik senyawa seperti asam amino, antibiotik, steroid, vitamin, minyak
lemon, berbagai gula, dan polimer dan membandingkan mereka dengan nilai
referensi (jika rotasi spesifik murni enansiomer dikenal) (Bottorf,2012:3)
Sebuah polarimeter adalah insatrument yang memungkinkan seseorang
untuk menentukan rotasi cahaya melalui sampel dalam arah tertentu.Cahaya dari
sumber cahaya (lampu) melewati polarizer untuk menjadi terpolarisasi
bidang.Sementara lampu biasa memiliki gelombang yang berasal segala arah,
pesawat terpolarisasi cahaya bergerak sejajar dengan satu pesawat.Hal ini
penting sebagai bidang cahaya terpolarisasi adalah apa yang memungkinkan kita
untuk melihat aktivitas optik dari substansi.Aktivitas optik zat benar-benar akan
memutar bidang cahaya terpolarisasi.Jika cahaya terpolarisasi berputar secara
searah jarum jam, zat tersebut dalam bentuk D konfigurasi.Jika cahaya berputar
berlawanan, itu adalah dalam bentuk L konfigurasi.Setelah konfigurasi suatu zat
yang diketahui, Anda dapat menentukan beberapa faktor penting tentang

Polarimeter
Praktikum Kimia Analisis Instrumen

substansi itu.Misalnya, enzim tertentu hanya akan mengikat dengan molekul


dalam bentuk D sementara yang lain hanya akan mengikat dengan mereka dalam
bentuk L.( Bottorf,2012:3)

Menurut (Bottorf,2012: 4) bagian-bagian dari polarimeter adalah:


1. Sumber Cahaya
2. Collector Lens
3. Warna Filter
4. Polarizer
5. Plat Half-Wave
6. Uji Tabung
7. Polarisasi analyzer
8. lensa Obyek
9. Lensa Mata
10. Kaca Pembesar
11. Dial Rotary Tangan Wheel
12. Pelindung Plat
Berkas cahaya di udara masuk ke dalam kaca akan mengalami pembelokan.
Peristiwa ini disebut pembiasan cahaya hal ini disebabkan medium udara dan
medium kaca memiliki kerapatan optik yang berbeda. Jadi pembiasan cahaya
terjadi akibat cahaya melewati dua medium yang berbeda karena kerapatan
optiknya. Sinar bias akan mendekati garis normal ketika sinar datang dari
medium kurang rapat ( udara) ke medium lebih rapat (kaca). Sinar bias akan
menjauhi garis normal ketika cahaya merambat dari medium lebih rapat (kaca)
ke medium kurang rapat ( udara) ( Suwarna,2010:19)
Terdapat suatu pandangan yang keliru bahwa cahaya selalu bergerak dengan
kecepatan yang sama di dalam segala situasi. Hal ini sekali lagi bukan
merupakan sebuah fakta yang akurat. Kecepatan cahaya bergantung pada bahan
tempat dimana ia merambat. Di dalam ruang hampa, cahaya merambat pada
kecepatan maksimumnya yang mendekati 300 juta meter per detik atau hampir
delapan kali mengelilingi Bumi dalam satu detik Ketika cahaya merambat di
dalam suatu bahan yang jernih, kecepatannya akan turun sebesar suatu faktor

Polarimeter
Praktikum Kimia Analisis Instrumen

yang dinamakan indeks bias. Sebagian besar bahan yang digunakan untuk
[18].
membuat serat optik memiliki indeks bias sekitar 1,5 Sehingga :

(Sumana,2006: 17-18)
Pada pengujian ini yang ditunjukkan pada tabel 1, rancangan sistem
polarimeter akan diuji untuk mengukur rotasi optik larutan fruktosa dari masing-
masing konsentrasi. Larutan fruktosa ini dibuat dari larutan induk fruktosa yang
ada dipasaran dengan kadar konsentrasi 5.5%. Menurut sifat putar optiknya,
larutan fruktosa bersifat levo rotary yaitu akan memutar bidang polarisasi ke kiri
atau negatif. Setelah dilakukan pengujian, sistem polarimeter mampu membaca
larutan fruktosa standar dimana larutan ini memutar bidang polarisasi kearah kiri
atau negatif (Rivai,2016)

Pada pengujian ini, rancangan sistem polarimeter akan diuji untuk mengukur
rotasi optic larutan glukosa standar dari masing-masing konsentrasi. Larutan
glukosa ini dibuat dari larutan induk glukosa yang ada dipasaran dengan kadar
konsentrasi 85%. Menurut sifat putar optiknya, larutan glukosa bersifat dextro
rotary yaitu akan memutar bidang polarisasi ke kanan atau positif. Setelah
dilakukan pengujian seperti pada tabel 2, sistem polarimeter mampu membaca
larutan glukosa standar dimana larutan ini memutar bidang polarisasi kearah
kanan atau positif. Grafik pengujian ditunjukkan pada gambar 9 (Rivai,2016).

Polarimeter
Praktikum Kimia Analisis Instrumen

D. ALAT DAN BAHAN

1. Alat
a. Polarimeter 1 set
b. Batang pengaduk 1 buah
c. Labu ukur 2 buah
d. Lap kasar 1 buah
e. Lap halus 1 buah
f. Pipet tetes 4 buah
g. Botol semprot 1 buah
h. Gelas kimia 50 mL 1 buah
i. Gelas kimia 100 mL 1 buah
2. Bahan
a. Larutan sukrosa 5%, 10%, dan 15% (C12H22O11)
b. Larutan fruktosa 5%, 10%, dan 15% (C6H12O6)
c. Aquades (H2O)
d. Tissue

Polarimeter
Praktikum Kimia Analisis Instrumen

E. PROSEDUR KERJA

1. Kuvet dikalibrasi menggunakan aquadest dengan cara mengatur skala 0.00


2. Mengisi kuvet dengan aquades dan mengusahakan agar tidak ada gelembung
yang terjadi
3. Kuvet dimasukkan ke dalam polarimeter
4. Membaca skala yang ditunjukkan pada polarimeter
5. Aquades diganti dengan larutan fruktosa 5%
6. Larutan fruktosa diganti dengan aquadest
7. Aquades diganti dengan larutan sukrosa 5 %
8. Langkah 5, 6 dan 7 dilakukan pada larutan fruktosa dan sukrosa 10% dan 15%
9. Setelah larutan fruktosa 15% diganti dengan aquadest
10. Aquades diganti dengan larutan sampel yaitu larutan apel
11. Larutan apel diganti dengan aquadest
12. Aquades diganti dengan larutan jeruk sunkist

F. HASIL PENGAMATAN

% Sukrosa Fruktosa Sampel Sudut putar

5 6,3 -8,69 Apel -0,06

10 15,62 -12,05 Jeruk sunkist 0,12

15 19,9 -26,53

G. ANALISIS DATA

Diketahui :

d tabung = 2 dm

sukrosa = +66,5
o
fruktosa = -92,4
o
air (blanko) = 0,00

Ditanyakan:

C = ............?

= ............?

Fruktosa 5%

= -8,61 0,00
o
= -8,61
Polarimeter
Praktikum Kimia Analisis Instrumen

Fruktosa 10%

o o
= -17,05 0,00
o
= -17,05

Fruktosa 15%

o o
= -26,53 0,00
o
= -26,53

Sukrosa 5%

= 6,3 0,0

= 6,3

Sukrosa 10%

o
= 15,62 0,00
o
= 15,62

Polarimeter
Praktikum Kimia Analisis Instrumen

Sikrosa 15%

o
= 19,19 0,00
o
= 19,19

Sunkist

o o
= 0,12 0,00

= -0,12

Apel

o
= 0,06 0,00
o
= 0,06

Grafik

Grafik Hubungan Antara Konsentrasi (g/100


mL) dengan sudut polarisasi larutan fruktosa
94

93.5

93

92.5

92
0 0.05 0.1 0.15 0.2
konsentrasi

Polarimeter
Praktikum Kimia Analisis Instrumen

Grafik Hubungan Antara Konsentrasi (g/100 mL)


dengan sudut polarisasi larutan glukosa
67.1
67
66.9
66.8
66.7
66.6
66.5
66.4
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16
konsentrasi

H. PEMBAHASAN

Polarimetar adalah suatu metoda analisa kimia yang digunakan untuk


mengukur besarnya putaran optik yang dihasilkan oleh suatu zat yang bersifat
optis aktif yang terdapat dalam larutan. Senyawa optis aktif adala senyawa yang
dapat memutar bidang terpolarisasi. Polarisasi adalah pembatasan arah
getaran/vibrasi dalam radiasi elektromagnetik yang lain.
Dalam larutan besarnya optik dipengaruhi oleh konsentrasi, panjang
glombang, cahaya, temperature, dan pelarut murninya (Tim Dosen,2016).
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui prinsip kerja polarimeter dan
menentukan besar sudut putaran optis aktif larutan gula dengan metoda
polarimeter. Pada percobaan ini, blanko yang digunakan adalah aquades. Hal ini
karena air tidak dapat memutarnbidang polarisasi. Sedangkan larutan sampel
yang digunakan adalah larutan sukrosa fruktosa, dan sampel apel dan jeruk
sunkist. Hal ini karena baik fruktosa dan sukrosa merupakan senyawa optis aktif
karena memiliki atom C kiral sehingga dapat memutar bidang polarisasi.
Hal penting yang harus diperhatikan pada percobaan ini yaitu pada pengisian
tabung (kuvet) tidak boleh menghasilkan gelembung udara, sebab gelembung
udara tersebut membentuk cekungan pada larutan sehingga dapa mempengaruhi
intensitas cahaya yang terpolarisasi, akibatnya berpengaruh pada besarnya sudut
putar suatu sampel. Besarnya sudut putar suatu sampel bergantung pada jenis
senyawa, suhu panjang gelombang cahaya terpolarisasi dan konsentrasi. Akan
tetapi pada percobaan ini hanya ingin diketahui pengaruh konsentrasi terhadap
besarnya sudut putar dari larutan sukrosa dan fruktosa.
Dari hasil pengukuran diperoleh bsarnya sudut putar dari sukrosa 5%, sukrosa
10%, dan sukrosa 15% masing-masing sebesar 6,3; 15,62; dan 19,9. Sedangkan
untuk besarnya sudut putar dari fruktoa 5%, fruktoa 10%, dan fruktoa 15%
masing-masing sebesar -8,9; 12,05; dan -26,53. Adapun sa,pel yang digunakan

Polarimeter
Praktikum Kimia Analisis Instrumen

pada percobaan ini yaitu air apel dan air perasan jeruk sunkist, dimana buah apel
banyak mengandung fruktosa dan sudut putarnya sebesar -0,06. Sedangkan jeruk
sunkist banyak mengandung sukrosa, dimaa sudut putarnya sebesar 0,12. Data
menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi larutan sukrosa maka sudut
putarnya semakin kecil. Sedangkan semakin besar konsentrasi larutan fruktosa
maka sudut putarnya semakin besar pula. Hal ini telah sesuai dengan teori
Adanya perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan putaran atau arah
putarnya. Arah putan sukrosa yaitu ke kanan shingga diberi tanda (+) atau
D(dextro) dan arah putaran sukrosa yaitu ke kanan sehingga diberi tanda (-) atau
L(levo).
Percobaan ini telah sesuai dengan teori ika cahaya terpolarisasi berputar
secara searah jarum jam, zat tersebut dalam bentuk D konfigurasi.Jika cahaya
berputar berlawanan, itu adalah dalam bentuk L konfigurasi (Bottorf,2012:3).
I. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
a. Prinsip kerja dari polarimeter adalah melewatkan sinar yang datang melalui
prisma terpolarisasi kemudian diteruskan kesel yang berisi larutan, dan akhirnya
menuju ke prisma terpolarisasi kedua
b. Dari hasil percobaan didapatkan rotasi jenis sukrosa adalah 6,3; 15,62; dan 19,9,
fruktosa -8,9; 12,05; dan -26,53. Hasil yang diperoleh telah sesuai dengan teori
dimana fruktosa brnilai dan sukrosa bernilai +
2. Saran
Untuk praktikan selanjutnya diharapkan agar lebih teliti dalam penggunaan alat.

Polarimeter
Praktikum Kimia Analisis Instrumen

DAFTAR PUSTAKA

Bottorf,Monica. 2012.Polarimetry of Carbohydrates.Edited FSC III:University Of


canada

Rivai,Muhammad dkk,2016.Alat Uji Kualitas madu Menggunakan Polarimeter dan


sensor Warna. e-mail: muhammad_rivai@ee.its.ac.id Vol. 5, No. 1, (2016)
ISSN: 2337-3539

Sumana.2010.Cahaya.universitas sumatera utara

Safru,urly.2009. laporan Fisika dasar II tentang C1 Polarimeter..kayua Agung:


Uniski

Suwarna,Iwan Permana.2010.Optik. Duta Grafika:Bogor

Polarimeter

Anda mungkin juga menyukai