Anda di halaman 1dari 8

Nama : Devita Putri H

NIM : 25321911
Mata Kuliah : Laboratorium Lingkungan
Tugas : Resume Analisis Gravimteri, Volumetri, dan Colorimetri

Analisis Gravimetri  Analisis Gravimetri berarti analisis berdasarkan berat.


 Hasil akhir analisis gravimetri ini berkaitan dengan semua penentuan massa,
di mana pada akhirnya diperoleh dengan menggunakan neraca analitik.
 Penentuan total padatan, padatan tersuspensi, fixed solid, dan volatile solid
dilakukan dengan cara ini.
 Prosedur gravimetri banyak dihindari, karena membutuhkan waktu yang
lama, tapi teknik ini adalah cara yang sangat baik untuk mendaptkan data
yang diinginkan.

Tiga Cara Gravimetri


1. Cara penguapan
2. Cara elektrolisis
3. Cara pengendapan

Syarat Analisa Gravimetri


1. Kelarutan endapan sangat kecil
2. Kemurnian endapan tinggi
3. Endapan mudah dipisahkan
4. Endapan diketahui rumus molekulnya

Contoh senyawa yang diendapkan dan ditimbang

Ion yang Pereaksi Senyawa yang Senyyawa yang


ditetapkan pengndap diendapkan ditimbang
Fe3+ NH4OH Fe(OH)3 Fe2O3
Ba2+ H2SO4 BaSO4 BaSO4
Cu2+ NaOH Cu(OH)2 CuO
Cl- AgNO3 AgCl AgCl
Pb2+ K2CrO4 PbCrO4 PbCrO4
Mg2+ (NH4)2HPO4 NH4MgPO4 MgP2O7
Ca2+ (NH4)2C2O4 CaC2O4 CaCO3 / CaO
SO42- BaCl2 BaSO4 BaSO4

Langkah-langkah analisis Gravimetri


1. Persiapan larutan sampel
2. Pengendapan
- Pengendapan dilakukan dalam larutan encer.
- Pereaksi ditambahkan perlahan-lahan sambil diaduk.
- Pengendapan dilakukan dalam larutan panas.
- Pengendapan dilakukan pada pH dekat daerah pH dimana endapan
terbentuk secara kuantitatif
- Endapan di-digest.
3. Penyaringan
Tujuan : memisahkan dari larutan induknya
Pemilihan penyaringan bergantung pada macam endapan, ukuran
endapan, dan suhu pemanasan endapan.
4. Pencucian
Bertunuan untuk menghilangkan kontaminan (zat pengotor dan atau
larutan induk ). Perlu memperhatikan pemilihan larutan pencuci yang
tepat, larutan pencuci haruslah melarutkan kontaminan tetapi tidak
melaarutkan endapan, larutan pencuci juga harus mudah menguap pada
suhu pemansan.
5. Pengeringan/pemijaran
Tujuan:
- Menguapkan larutan Induk
- Menguappkan larutan pencuci/elektrolit
- Menghilangkan pengotor yang mudah menguap
- Mengubahh endapan dalam bentuk yang mudah ditimbang dan
rumusnya diketahui pasti
6. Penimbangan
Syarat endapan yang akan ditimbang;
- Komposisi endapan harus tepat dan sesuai dengan rumus kimianya
- Stabil

Penyebab kesalahan penimbangan;


- Perubahan kondisi wadah / ednapan selama penimbangan.
- Pemuaian udara terhadap endapan dan anak timbang.
7. Perhitungan
- Dalam analisis gravimetri endapan yang dihasilkan ditimbang, dan
dari nilai ini berat analit dalam sampel dihitung.
- Untuk menghitung berat analit dari berat endapan sering digunakan
faktor gravimetri atau faktor kimia.
- Faktor gravimetri didefinsikan sebagai jumlah gram analit dalam 1
gram (atau ekivalennya 1 gram) endapan.
- Banyaknya molekul atau atom pada pembilang dan penyebut dalam
faktor gravimetri harus ekivalen,
- Beberapa contoh faktor gravimetri dapat dilihat pada tabel.
- Perkalian berat endapan dengan faktor gravimetri memberikan
banyaknya gram analit dalam sampel

berat A
% A= ×100 %
berat sampel
Ar atau Mr yang dicari
faktor gravimetri=
Mr Endapan yang ditimbang

berat A=berat P x faktor gravimetri

berat P × faktor gravimetri


%A= × 100 %
berat sampel

A = Analit
P = Endapan

Alat-Alat Gravimetri
1. Kurs
Terbuat dari porselen atau platina, memiliki bentuk dan ukuran
bermacam- macam. Kedunaan krus yaitu untuk memijarkan zat.
2. Desikator
Berupa bejana/wadah yang digunakan untuk mengkondisikan benda
(analit/cawan) dengan lingkuna atmosfer yangterkendali. Bahan
desikator umumnya terbuat dari gelas dengan ukuran yang bermacam-
macam. Di dalam desikator di simpanzat pengering untuk menyerap uap
air agar kondisi terkendali,. Biasanya zat pengering yang digunkana
berupa silica gel, H2SO4 pekat, CaO.
3. Timbangan Analitik
Timbangan analitik harus memiliki akurasi setidaknya 0.01 hingga 1 mg ,
tergantung dengan prosesdur yang diacu. Karena timbangan ini
digunakan untuk meninmbang dengan kecermatan yang tinggi makan
kebersihan dari timbangan ini harus di jaga karena dapat mempengaruhii
bobot material yang akan ditimbang.

Berat Kontsan
 Semua pengukuran dengan gravimetri menggunakan crucible atau kaca
timbang.
 Sebelum dilakukan analisa ada beberpa prosedur yang harus dilakukan untuk
menentukan berat kontsan :
1. Seluruh crucible/kaca timbang di cuci untuk mengilangkan pengotor.
2. Kemudain dikeringngkan untuk menghilngakan air dan kelembapan pada
suhu 103oC atau 180oC untuk penentuan total solid dan 550oC bila wadah
berbahan porselen.
3. Setelah itu dimasukan kedalam desikaotr hingga mencapai suhu
ruangan 25oC.
4. Kemudian wadah tersebut ditimbang.
5. Langkah no. 2 dan 3 di ulangi kembali hingga mendapatkan berat
kontsan dari wadah tersebut.
6. Untuk wadah dengan berat 25 gram maka tingkat ketelitian nya ±0.0002
untuk setiap kali menimbang (wadah yang sama).
7. Sedangkan untuk wadah yg lebih berat dari 25 gram maka tingkat
ketelitian penimbangnnya tidak boleh lebih dari ± 0.0005 gram.
 Secara teoritis, prinsip-prinsip yang ditetapkan ini untuk mendapatkan berat
tara dari hasil pengurangan jumlah massa total (wadah + sample) dengan
wadahnya.
Analisis Volumetri  Anlisisis volumetri adalah analasis kuantitatif yang dilakukan dengan jalan
mengukur volume suatu larutan standar yang bereaksi langsung dengan
larutan yang dianalisis.
 Larutan standar adalah larutan yang telah diketahui dengan teliti dan dipakai
sebagi larutan pembanding untuk menghitung kadar larutan lain.
 Untuk melakukan analisis ini maka diperlukan ;
1. Peralatan untuk mengukur sampel secara akurat, baik timbangan
analitik atau alat gelas volumetri/ labu ukr.
2. Larutan standar yang cocok.
3. Indikator yang menunjukan titik akhir stokiometri telah tercapai.
4. Kehati-hatian dalam menggunakan buret terkalibraasi untuk penentuan
titik stokiometri.
 Metode ini biasa digunakan untuk penentuan oksigen terlarut, BOD, COD,
dan klorida.

Alat gelas terkalibrasi


1. Labu ukur (volumetri flask)
2. Gelas ukur ( graduated cylinders)
3. Pipet analitis
4. Burret

Normalitas larutan
 Normalitas ialah sebuah besaran yang menyatakan jumlah mol ekivalen zat
terlarut dalam tiap satuan volume larutan.
Rumusnya
FW
Berat ekivalen=
Z

N=M ÷ Z
N = normalitas
FW = berat molekul
M = molaritas
Z = banyaknya ion H+ atau OH-

Standar Primer
 Standar primer biasanya adalah garam atau garam asam dengan kemurnian
tinggi yang dapat dikeringkan pada suhu tertentu, tidak mudah terurai dan
dapat ditimbang dengan tingkat akurasi yang tinggi.
 Contohnya : natrium karbonat, asam kalum ftalat (digunakan untuk
menstandarisasi larutan asam dan basa), kalium oksalat (untuk larutan
pengoksidasi)
Larutuan sekuder
Adalah larutan standar lain yang ditetapkan konsentrasinya melalui titrasi
dengan mengunakan larutan standar primer.
Pemilihan indikator
 Indikator diperlukan untuk menentukan titik akhir stokiometri atau titik
ekuivalen dari titrasi.
 Jika salah dalam pemilihan indikator makan akan menghasilkan kesalahan
dalam analisis volumetri ini.
 Indikator yang biasa digunakan terdiri dari beberpa jenis berdasarkan
kegunaanya juga reaksi yang terlibat; electrometric, asam basa,
pengendapan, adsorpsi, dan oksidasi-reduksi.

Titrasi Asam-Basa
 Larutan pentitrasi selalu merupakan larutan asam atau basa.
 Titik pH equivalen pada titrasi ini bervariasi, tergantung pada konstanta
ionisai dan konsentrasi bahan yang digunkan. Karena itu penggunaan
indikator potensiometi (pH meter) lebih disarankan untuk mengukur titik
akhir dalam titrasi asam basa. Titrasi dengan cara ini bisa disebut titrsi
potensiometri.

Indikator warna

 Pengukuran zat basa lemah memerlukan penggunaan indikator yang akan


berubah warna pada tingkat pH 3,7 hingga 4,5. Biasanya digunakan methyl
orange.
 Untuk pengukuran larutasn yang bersifat kuat digunakan indikator pada
rentang pH 8.2 – 8.4. Biasanya digunakan phenolphthalein.

Metode Pengendapan
Contoh terbaik dari metode volumetrik yang melibatkan pembentukan endapan
dalam analisis lingkungan adalah penentuan klorida (ion klorida) dengan titrasi
dengan perak nitrat. Indikator yang biasa digunakan adalah Kalium Kromat
(K2Cr04). Seperti Cl-, ion kromat (CrO42-) juga membentuk endapan dengan Ag +.

Perak kromat berwarna merah, dan pembentukannya digunakan untuk


menunjukkan penyelesaian pengendapan Cl -.

Metode Oksidasi- reduksi


 Dua jenis indikator yang umum digunakan: adsorpsi dan indikator yang
berubah dengan potensial oksidasi-reduksi.
 Contoh titrasi menggunakan indkator adsorpsi:
Titrasi iodometri
Sejumlah larutan iodin di titrasi menngunakan larutan natrium tiosulfat, titik
akhirnya biasanya ditandakan dari kuning pekat berubah sampai berwarna
kuning pucat, kemudain indikator kanji di tambahkan , akan membentuk
kompleks warna biru. Titik akhir titrasi berakhir ketika kompleks warna biru
sudah stabil.
 Contoh titrasi dengan indikator potesnial oksidasi-reduksi
Ferroin (ferro 1,10-fenantrolin sulfat), yang digunakan untuk menunjukkan
titran besi amonium sulfat telah ditambahkan secukupnya. Titasi ini untuk
mengukur kelebihan ion dikromat dalam uji mentukan (COD) dalam sampel
air.

Perhitungan
V1.M1 = V2 . M2
V1 = volume titran
M1 = konsentrasi titran
V2 = volume sampel
M2 = konsentrasi sampel
Colorimetri  metode analisis kolorimetri telah dikembangkan untuk banyak penentuan di
bidang teknik lingkungan dan ilmu pengetahuan.
 Metode kolorimetri paling banyak diterapkan pada larutan encer.
 Kebanyakan sample lingkungan merupakan larutan encer dan berwarna
 Larutan dari senyawa atau kompleks berwarna harus memiliki sifat yang
sesuai dengan hukum Beer dan hukum Lambert.

Hukum Lambert

Jika intensitas cahaya berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya


kedalaman atau ketebalan, maka larutan berwarna bersifat sesuai dengan
hukum ini.
Hukum Beer’s
Hukum Beer berkaitan dengan penyerapan cahaya dalam kaitannya dengan
konsentrasi larutan. Menyatakan bahwa intensitas sinar cahaya monokromatik
berkurang secara eksponensial dengan meningkatnya konsentrasi media
penyerap.

di mana a2 adalah konstanta untuk larutan tertentu dan c adalah konsentrasi


larutan, T adalah transmitansi, dan A adalah absorbansi.

Dengan menggabungkan dua hukum penyerapan, diperoleh hukum Lambert-


Beer atau Bouguer-Beer:

Tabung Perbandingan Warna


Pengukuran kolorimetri dapat dilakukan dalam berbagai peralatan. Contohnya
adalah tabung perbandingan warna standar, kolorimeter fotolistrik, atau
spektrofotometer. Masing-masing memiliki peruntukkan dan aplikasi khusus
dalam analisis air dan air limbah. Namun metode ini sudah jarang digunakan,
karena ada kelemahan yang dirasakan.
Karena semua perbandingan ditentukan dengan mata, dan memungkinkan
terjadi "kesalahan manusia" yang seringkali cukup besar karena kepekaan
terhadap warna yang berbeda bervariasi. Selanjutnya, analis ini diharuskan untuk
menginterpolasi nilai antar standar.

Kolorimrter fotolistrik
Alat ini menggunakan perangkat elektrometrik yaitu sel fotolistrik sebagai
elemen penginderaan. Arus yang diterima oleh sel fotolistrik diterjemahkan ke
dalam persen transmisi atau absorbansi melalui galvanometer. Sumber cahaya
adalah bola lampu biasa, dan cahaya monokromatik diperoleh dengan
membiarkan seberkas cahaya melewati filter warna. Cahaya monokromatik
diarahkan melalui sel yang berisi sampel, Cahaya monokromatik diarahkan
melalui sel yang berisi sampel, dan cahaya yang menembus mengenai sel
fotolistrik. Instrumen kemudian menyesuaikan untuk menghasilkan transmisi
cahaya yang sesuai dengan 100 persen sampel dan membandinkannya dengan
sampel kosong.

Spektrofotometer
 Range cahaya lusa, dari sinar UV – sinar tampak.
 Prinsip dasar spektrofotometer sama dengan prinsip kolorimeter fotolistrik,
kecuali cara untuk menseleksi cahaya monokromatik.
 Hasil analaisi menggunakan alat ini ialah berupa plot kurva absorbansi vs
konsentrasi larutan.
Sumber Pustaka

Sawyer, Clair N, Perry L McCarty, Gene F.Parkin. 2003. Chemistry for Environmental Engineering and
Science 5th Edition. New York : Mc Graw Hill.

Tim Dosen Universitas Brawijaya. 2013. Gravimetri. http://say2as.lecture.ub.ac.id/files/2013/03/Materi-


KA-4-gravimetri.pdf . Diakses pada 5 Oktober 2021.

Tim Dosen Universitas Pendidikan Indonesia. Analisis Gravimetri.


http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/195603231981012-SITI_DARSATI/
analisis_grav_PowerPoint_Presentation.pdf. Diakses pada 5 Oktober 2021.

Anda mungkin juga menyukai