Anda di halaman 1dari 26

CATATAN KULLIAH KEDARURATAN

19 OKTOBER 2022

DOSEN : Herto Ariesyady

SIFAT : ONLINE

Contoh kegagalan :
- Tergulingnya truk tanki
pertamnina
- Kebakaran di PT AStra

Kedaduratan seuatu yang tidak dapat


dihindari.

SELALU ADA KEMUNGKINANA


TERJADINYA KEGAGALAN..

KEDAARURATAN  SUATU KEJADIAN


YANG TIDAK TERKENDALI, SESUATU
YANG TIDAK TERDUGA

Perusahaan kecil  sulit melakukan


tindakan kedaruratan

Kedaruratan  terlepasnya B3 di
lingkungan dipicu oleh kecelakaan atu
terosrisme
PENYEBAB KEDARURATAN B3 :

1. TEKNOLOGI
 KEGAGALAN PROSES 
BOPHAL
 KEGAGALAN
STRUKTURAL :
 KEGAGALAN
KOMPUTER
 KEGAGALAN PASOKAN
DAYA  PLTN
FUKUSHIMA UNTUK
PENDINGIN REAKTOR
2. KETIDAKSENGAJAAN MANUSIA
 Kurang pelaatihan 
tidak well trained
 Kesalahan pelaksanaan
 Kelelahan
 Kelainan/mabuk
 Ketidak sengajaan

Karena pekerjaan yg
terus menerus menjadi
merasa seperti
kebiasaan sehingga
menimbulkan turunnya
awernes  solusinya
perlu ada safety drill
3. SEGI LAIN
 Dampak kecelakaan
pihak lain  tetangga
 Bencana alam  tidak
dapat dikendalikan
 Dampak huru hara 
contoh kanjuruhan
Termal  kena panas
Terpapar Penyakit  Covid-19
Asphicxiation  tergangguny apsokan
oksigen
Mekanik  terpaan bisng, ledaakan
Kimia  jelas karnea bahan kimia
Physicologiaal  strees, masalah
keluargakeluarga,
Radioaktif  muuatgen, , paparan
panas

Magnitude terjadinya kedaruratan


tergantung pada :
- Karakteristik b3
- Jumlah
- Kadar
- Media peparannya
- Sasaran
- Jangka waktu
- Kerentanan sasaran

Faktor –faktor yang mempengaruhi


tingkat kecelakaan :

- Jumlah B3
- Kandungan energy pada b3
- Sumber paparan
- intensitas paparan B3 dan waktu
identifikasi bahay
- Jarak targert dan sumber
- Sebaran tingkat kerusakan
KARENA KOMPLEKSNYA PENYEBAB 
PERLU DILAKUKAN PERENCANAAN
TANGGAP DARUTAT

SAAT PENYUSNUNAN KEDEARURATAN


HARUS MELAKUKAN PELIBATAN
MASYARAKAT DAN PEMERINTAH, ATAU
ISNTITUSI LAIN TERKAIT PERENCANAAN
KEDARURATAN

SISITEM DARURATA ADA ALAH


PROSESDUR ADAR MEANGGULANGI
TERJADINYA MALAPETAKA SECARA
CEPATT DAN TEPAT

SEGERA  karena
waktu merupakan
faktor penentu
besarnya dampak yang
du timbulkan
CEPAT
TEPAT
PENGURANGAN DAMPAK

IDENTIFIKASI BAHAYA  PENTING


NANTI LEBIH AKAN DIDALAMI

PELATIHAN DAN PENYEMPURNAAN

UNSUR PENGELOLAAN KEDARURATAN


B3 :
1. PERENCANAAN PRA
KEDARURATAN
2. ORGANISASI DAN
PENGELOLAAN SUMBER DAYA
3. PENGELOLAAN OPERASI
KEDARURATAN LAPANGAN
4. PENGELOLAAN PASCA
KEDARURATAN
5. PELATIHAN DAN
PENYEMPURNAAN
Rencanaatnaggap darurat  rancangan
informasi
UNSUR- UNSUR POKOK PERENCANAAN
PENAGGULANGA BENCANA :
1. PENGENALAN DAN PENGKAJIAN
ANCAMAN BENCANA 
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN
PENILAIAN RISIKO
2. PEMAHAMAN TENTANG
KERENTANAN MASYARAKAT
3. ANALISIS KEMUNGKINANA
DAMAPAK BENCANA
4. PILIHAN TINDAKAN
PENGURANGAN RISISKO
BENCANA
5. PENENTUAN MEKANISME
KESIAPAN DAN
PENANGGULANGAN DAMPAK
BENCANA
6. ALOKASI TUGAS, KEWENANGAN
DAN SUMBER DAYA YANG
TERSEDIA.
LINGKUP APELL

 Kecelakaan industri berkaitan


dengan B3

perencanaan kondisi darurat dengan


mengacu program APELL melibatkan
 Pemerintah
 Industri
 Masyarakat sekitar lokasi
industri

Tujuan :
- meningkatkan kewaspadaan
masyarakat terhadap
kecelakaan B3
- mengembangkan rencana
tanggap darurat yng terpadu di
taraf lokal
Upaya yang ditempuh oleh program
APELL:
 Membuat masyarakat dan pihak
berwenang WASPADA terhadap
POTENSI BAHAYA
 Menusun rencana
penanggulangan kedaruratan
yang terkoordinasi
 Melatih anggota masyarakat
daam bertindak apabila terjadi
suatu keadaaan darurat industri

Kerangka perencanaan penagnggulan


kedaruratan :

 Tanggung jawab organisasi :


 pembetukan tim tanggap
darurat
 penetapan wewenang dan
tugas
 Evaluasi risiko :
 kajian potensi bahaya
(lokasi bahaya, area yg
mungkin terkena
dampak)
 identifikasi tingkat
keparahan
 penanggulangan yang
dibutuhkan
 Prosedur pemberitahuan dan
system komunikasi :
 jalur komunikasi
 hirarki komando
 penyampaian
kedaaruratan pada
pihak lain(sireine dll)
 Perlengkapan sarana
kedaruratan
 Puast komando
 Fasilitas medis
 APD
 Dan fasilitas lainnya
 Kemampuan dalam penilaian
 Mampu menentukan
potensi dan tingkat
bahaya
 Identifikasi personil
yang berwendang dlm
penanggulangan
 Prosedur tindak
penanggulangan
 Penetapan dan
pengaturan evakuasi
 Identifikasi sarafa
prasarana yg dapat
digunakan
 PEndidikan masyarakat dan
informasi
 Pelatihan kewaspadaan
tanggap daruray
 Penyampaian informasi
terkait
kemungkinanakondisi
darurat yang terjadi
 Prosedur pasca kedaruratan
 Penetapan pasca
darurat
 Pembersihan area dan
paya pemulihan lokasi
dampak
 Dokumetasi pasca
kedaruratan
 Pelatihan dan pengujian
 Pelatihan berkala,
individu yang terlibat
dalam rencana tanggap
darurat
 Pemeliharaan program
 Pemeliharaan program
dgn melakukan
perbaikan dari hasil2
feedback pelatihan dan
penilaian.
APELL  bsersifat fleksibel  karena
ada keberaagaman pada sumberdaya,
infrastruktur di setiap Negara

Fleksibel  tergantung masing-masing


industri, penerapnya tidak akan sama

TRANSAPELL
 Program dan pedoman
pengetahuan dan kesiagaan
keadaan darurat taraf lokar
terhadap KECELKAAAN
PENGANGKKUTAN B3

Latar belakang :
 Dampak kecelakaan
pengangkutan B3 dampaknya
tidak lebih kecil dari kecelakaan
B3 di industri
Tujuan TransAPELL:
1. Meningktakan pemahaman
masyarakat, pemerintah dan
pihak industri terkait
pengankutan B3 yang melintasi
2. Membentuk rencana tanggap
darurat yang dilengkapi dengan
identifikasi dan evaluasi jenis B3
yang diangkut melewati suatu
wilayah masyarakat
3. Memberikan panduan bagi
aparatur local dan pembuat
keputusan dalam
mengembangkan dan
mengevalusai kesiagaan
masyarakat terhadao
kedaruratan pengangkutan B3
4. Memeberikan bantuan mealui
pengadaan pelatihan dan
pengujian rencana tanggap
darurat pengangkutan B3.
Sama kaya APEL, TransAPELL juga
fleksibel

- Rute transport merupajan objek


risiko
- banyak rute melewati daerah
padat penduduk, di sepanjang
lembah sungai atau di sepanjang
tepi danau pedalaman  ketika
terjadi kecelakaan maka banyak
objek yang terancam (manusia,
harta benda, lingkkungan)

 IDENTIFIKASI BAHAYA LEBIH


KOMPLEKS karna B3 di
trasportasikan beberapa kali 
sehingga perencanaan harus
mencakup lebih banyak jenis
bahan berbahaya daripada
kasus untuk fasilitas tetap
(industri )

 melibatkan stakeholder dengan


jumlah lebih banya
 ada kemungkinan ketika terjaadi
keadan darurat ada
keterlambatan
menentukan /,memastikan jenis
zat yg telibat
 mungkin terjadi di tempat
transit, karena tidak ada fasilitas
untuk menanggulangunya
ketika hal tersebut terjadi zat
kimia mungkin tidak
teridentifikasi
 masyarakat sekitar lokasi
darurat tidak memiliki
pengetahuan mengelola,
menanggulangi bencana

LINGKUP TransAPELL:

- meliputi seluruh jenis


transportasi B3 baiik itu
tranportasi darat (jalan raya,
kreta api, perpipaan), maupun
laut dan udara,

pedoman transApell – berguna untuk


melengkapi ketentuan hukum dan
peraturan nasionall, bukan untuk
menganti, atau interfensi.

Tahap awal trans apel


1. Permintaan/ permohonanan
ERP
2. Evaluasi
3. Pengembangan informasi tekait
persyaratan sumber daya untuk
angkut B3 secara umum
PROSES TANSAPELL
1. Inisaisai  inisiator  industri/
pemerintah
2. Mengandakan Workshop
transapel
3. Menetapkan struktur dan
anggota organisais
4. Identifikasai bahaya dan
evaluasi
5. Reviues rencaana yang ada
6. RevisisERP
7. Review kebutuhan untuk
training dan review sumber
daya
8. Test
9. Penilaian
10. Balik lagi ke no 4

Siapa yg harus inisiataif ?? gak ada


jawabya….

Inisiatif dilakukannyaa Transapel


biasanya dating dari Dorongan
otoritas lokal, provinsi, regional atau
nasional, organisasi, perusahaan atau
kelompok, atau dari individu.

Workshop TransApell untuk :


- Menumbuhkan kewaspadaan
dan keantusuasan masyarakat
terhadao perencanaan
kedaruratan pengangkutan B3
- Merekrut anggota TransAPELL
dari pemangku kebijakan dan yg
memiliki keahlian
- Menghasilkan suatu pandangan
tentang pentingnya
perencanaan kedaruratan
pengangkutan B3
- Mendapatkan data untuk proses
perencanaan kedaruratan
- Menjalin hubungan dengan
media
Perencanaan workshop :
- Presentasi oleh masing-masing
peserta tentang dirinya dan
organisasinya serta perannya
dalam keadaan darurat
pengangkutan B3
- Presentasi proses dan
metodologi APELL sebagaimana
diuraikan dalam Buku
Pegangan APELL dan dalam
dokumen ini
- Bermain peran
- Mempresentasikan kecelakaan
yg berhubungan dengan topic
pengangkutan B3
- Bekerja dalam kelompok dalam
mengerjakan tugas dan
pertanyaan yg spesifik
- Identifikasi kelemahan dan
kelebihan diri/organisasi
masing2 anggota workhop
- Memberikan saran perbaikan

Peserta workshop :
- SAR
- Otoritas penegak hukum
- Otoritas transportasi
- Instansi kesehatan dan rumah
sakit
- Palang Merah
- otoritas bandara
- otoritas pelabuhan
- Organisasi berita (TV, radio,
surat kabar)
- Industri dan pengguna bahan
kimia lainnya
Menyelenggarakan Workshop :

- Penyelenggara harus mencoba


menarik minat orang tingkat senior
(politik atau pejabat) untuk datang
membuka lokakarya.
- Workshop harus diatur sedemikian
rupa agar mendorong suasana
kebebasan dan keterbukaan semua
peserta agr dapat memberikan
kontribusi dan menunkapkan
pendapat
- Seluruh kontribusi dari hasi
workshop harus terdokumentasi
- Feedback merupakan hal yg
penting  dilaukan dengan
melakukan srvey dgn kuisioner

Sosialisasi hasil workshop :


- Dokumentasi yang disusun oleh
inisiator harus disatukan dalam
laporan wokrsop, dan segerha
harus didistribusikan kepada
seleuruh partisipan
- Harus dijaga terus
momentumnya
Identifikasi bahaya dan evaluasi :

- Tujuan : untuk mendapatkan


pemahaman menyeluruh
tentang jenis produk yang
diangkut melewati masyarakat
dan rute yang digunakan
- Studi dilakukan dengan
mengidentifikasi jenis yg
termasuk b3 secara umum
Hail identifikasi bahaya dan evalusai
dapat menunjukkan :
- Di mana kecelakaan serius dapat
terjadi (objek risiko).
- Apa ancamannya (bahaya).
- Jenis kecelakaan apa yang dapat
terjadi (jenis risiko).
- Siapa dan apa yang dapat
terpengaruh dan di mana
- (objek terancam).
- Kerusakan apa yang dapat
ditimbulkan (konsekuensi).
- Kemungkinan kecelakaan
(sangat mendekati).
- dan faktor apa saja yang
mempengaruhi resiko (risk
factor).
- Bagaimana mempresentasikan
hasil analisis
Tujuan identifikasi bahaya :
- Menentukan rute utana yg
digunakan dalam prnagankutan
B3
- Menentukan jumlah dan jenis
B3 yang diangkut
- mengumpulkan dan
mempelajari informasi tentang
kecelakaan secara aktua, untuk
mengidentifikasi jenis
kecelakaan dengan probabilitas
kejadian yang lebih tinggi dan
kemungkinan lokasinya

Kegiatan awal dalam melakukan studi


pengangkutan B3 mencakup hal-hal
berikut:
 Pengumpulan data tersedia dari
produsen dan perusahaan
transportasi.
 Menghubungi komunitas
terdekat dan badan transportasi
dan lingkungan nasional untuk
menentukan apakah mereka
telah melakukan studi serupa
 Pengguna dan perusahaan
transportasi B3 turt serta
diminta untuk melakukan
perhatian terhadap B3
 MElakukan survey, mis. dengan
mewawancarai pengemudi truk
(pastikan Anda menemukan
tempat yang aman untuk ini,
seperti pom bensin atau motel).
Jika memungkinkan, dapatkan
keahlian statistik untuk
menetapkan ukuran sampel
yang benar.
Yang dilakukan pada evaluasi bahaya :
- Menilai tingkat risiko kecelakaan
yg timbul dari pengangkutan B3
- Memiirkan langkah-langkah yg
memungkinkan untuk
pencegahan
- Menggunakan berbgai sekenario

- Memvisualisasikan hasil dari


identifikasi dan evaluasi
-

-
Membangun ERP HARUS :
- Mempertimbangkan pembatas
rute setelah dilkaukan analisis
risiko
- Menghindari pengiriman B3
pada jam sibuk
- Mempertimbangankan cuaca
- Menghindari konsekuensi
terjadinya tumpahan kareba
dikarenakan kondisi jalan
- Secara proaktif melakukan
pelatihan pada staf yg terlibat
dalam transport B3 dan
memperkenalkan progam K3
-

Perubahan yg diperlukan terhadpa


program perencanaan yg sudah ada :
- Perencanaan kedaruratan
dibuat secaara terintegraasi
dengan TransAPELL
- Meriview perencanaaan
kedaruratan dengan elemn-
elemen perencananaa
- Melakukan pelatihan dengan
peran
- Mengidentifikasi kelemahan dari
perencanaan kedaruratan
- Memastikan bahwa rencana
tersebut konsisten dengan
rencana regional atau nasional.
- Melakuakn rrevisi draft sesering
yang diperlukan
Materi pada training:
- Peran dan tanggungjawab
anggota dlm situasi darurat
- Bagaimana mengunankan
sumberdaya untuk mengangkut
B3
- Prosedur berkaitan dengan
transport B3 melalui darat,
kereta, produsen
- Klasifikasi B3 menurut standar
UN
- Jenis kemasan, kendaraan,
tangki dan kontainer yang biasa
digunakan untuk mengangkut
B3
- Plakat dan label
- Dokumen pengangkutan B3
- Prosedur tanggap darurat

Menilai dan memperbahrui rencana :


- Melakukan sesi evaluasi untuk
mempresentasikan hasil segera
setelah ujian pada sesi pelatihan
- Menugaskan orang yang tepat
untuk memperbaiki kekurangan.
- Merevisi dokumen kedaruratab
- Melakukan audit tahunan untuk
memastikan rencana
kedaruratan up tu date.

Anda mungkin juga menyukai