Anda di halaman 1dari 82

TEKNIK PENYELIDIKAN KECELAKAAN

DALAM INDUSTRI

BY : ZARIUS RUSLI
Memperkenalkan :

 Prinsip – prinsip penyelidikan


kecelakaan
 Teknik penyelidikan
 Metoda Analisis penyebab
kecelakaan dan membuat
rekomendasi
 Teknik membuat laporan
penyelidikan & statistik
Materi Bahasan :
1. Bagaimana menggalakkan & melakukan penyelidikan kecelakaan
secara efektif

2. Proses penyelidikan kecelakaan


Melaporkan tindakan darurat, membentuk tim penyelidik, persiapan
penyelidikan, mencari fakta & temuan, dan wawancara.
3. Analisis Penyebab & rekomendasi
Accident event tree, perumusan butir & prioritas rekomendasi.
4. Laporan Penyelidikan
Format, Kaji ulang, persetujuan laporan penyelidikan, implementasi
rekomendasi, distribusi & dokumentasi.
5. Statistik
Frequency & severity rates, trend, umpan balik untuk manajemen, target.
Tujuan Penyelidikan
Kecelakaan :

1. Mengenali apa yang sebenarnya telah terjadi


 Mengenali kelemahan sistem pengawasan
2. Menentukan tindakan yang tepat untuk
mencegah berulangnya kecelakaan serupa
dengan cara :
 Melakukan perubahan & penyempurnaan kondisi
lingkungan, prosedur atau praktek kerja yang ada.
 Membuat rekomendasi, tindakan penyehatan &
pemulihan.
Penyelidikan Kecelakaan Bukan :

 Untuk mencari kesalahan individu atau menemukan


“ Kambing hitam”
 Sekedar mengisi bentuk laporan kecelakaan kerja
sesuai dengan syarat asuransi & permintaan
pemerintah.

Penyelidikan kecelakaan harus bersifat mendorong


program keselamatan kerja yang sedang berjalan”.
Seorang penyelidik perlu :

1. Faham akan tujuan dan perlunya


penyelidikan kecelakaan.
2. Memiliki pola pikir yang positif,
analitis & dinamis.
3. Ingat bahwa : “ Kecelakaan jarang
karena sebab tunggal – kebanyakan
karena sebab ganda “.
PROSES MANAJEMEN KESELAMATAN MELALUI
PENYELIDIKAN KECELAKAAN
TIAP KECELAKAAN DATA KECELAKAAN KOLEKTIF

KUMPULKAN DATA ANALISIS DATA PILIH TINDAKAN MONITOR HASILNYA


KECELAKAAN REMEDIAL / KOREKSI
DAN UNTUK DAN DENGAN CARA

SELIDIKI KECELAKAAN MENCARI BIDANG TERAPKAN TINDAKAN MENGUKUR KINERJA


KELEMAHAN REMEDIAL / KOREKSI KESELAMATAN
UNTUK SEPERTI MELALUI MENGGUNAKAN

MENENTUKAN BAIK KEBIJAKAN ORGANISASI LINI YANG INDIKATOR STATISTIK :


SEBAB-SEBAB PENGAWASAN ADA FREQUENCY &
LANGSUNG ATAU SEBAB SAVERITY RATES
PERENCANAAN
DASAR
PROSEDUR
DAN ENGINEERING DENGAN CARA
PEMELIHARAAN
TETAPKAN TINDAKAN KOMITMEN KEMBALI KE RANGKAIAN
PELATIHAN
KOREKSI KOMUNIKASI
MOTIVASI
DAN PELATIHAN
KOMUNIKASI
PROSEDUR
ALAT PELINDUNG DIRI
TANGGUNG JAWAB

TINDAK LANJUT
Definisi

 Accident : An undesired event that results in


harm to people, damage to property or loss
to process.

Kejadian tak di inginkan yang berakibat


cedera, sakit, kematian, kerusakan harta atau
penurunan produktivitas.
Contoh :

 Pinggang terkilir karena mengangkat pipa wireline


 Kepala luka tersebat kawat yang putus pada saat
mengangkat jangkar.
 Keracunan gas beracun saat memasuki tanki
 Kran jatuh ke sungai ketika mengangkat beban dari
tongkang
 Kaki patah terkena pipa yang lepas pada saat
dilakukan uji tekan.
INCIDENT :

An undesired event which under slightly different


circumstances, could have resulted in harm to people,
damage to property or loss to process.
‘Kejadian tak di inginkan yang belum menimbulkan
kerugian tetapi berpotensi menimbulkan kerugian’.
Contoh :

 Mengelas dalam ruang


tanggul tanki minyak tanpa
pengujian kadar gas dan ijin
kerja.
 Emergency power generator
tidak segera bekerja saat
terjadi power failure.
Insiden Lingkungan
Environmental Incidents

 Tumpahan ( Spillage )
 Lolos dari tempat penampungan ( Loss of containment )
 Keluhan masyarakat
 Ketidak sesuaian dengan prosedur dan standar yang
berlaku.
Contoh Kasus
Insiden Lingkungan :
1. Tumpahan / Pembuangan bahan pencemar
• Tumpahan minyak langsung atau purging yang jumlahnya
lebih dari 1M3.
• Tumpahan bahan berbahaya ke perairan yang jumlahnya lebih dari 1M3
• Gas Venting & flaring atau timbulnya asap hitam pada flare yang
berkepanjangan.
• CFC atau Halon Discharge
• Pembuangan limbah berbahaya seperti asbes, lumpur pemboran, sampah
padat berminyak, drum kimia yang tidak semestinya.
• Kadar zat buangan efluen cair yang melampui standar toleransi yang
ditetapkan.
• Air buangan (water effluent) yang berwarna coklat hitam.
Contoh Kasus Insiden Lingkungan :

2. Keluhan masyarakat
 Tekanan suara lebih dari 80 DB(A) pada pagar
instalasi.
 Bau sangat menyengat / tidak wajar.
 Getaran tidak wajar pada saat konstruksi.
 Debu yang bertebaran ke daerah pemukiman.
Mengapa kecelakaan harus segera
dilaporkan :
• Kecelakaan adalah pertanda adanya :

1. Ketimpangan atau kesalahan program


keselamatan kerja perusahaan.
2. Masalah yang harus diperbaiki
Konsekuensi yang timbul bila kecelakaan
tidak segera dilaporkan :
1. Kerugian menjadi serius karena tidak ditangani secara
tepat & cepat.
2. Pekerja lain akan mengalami hal yang sama atau lebih
serius karena tidak ada tindakan yang diambil untuk
menghilangkan bahaya
3. Kecelakaan atau insiden yang tidak dilaporkan tidak
dapat diselidiki.
Penyelidikan harus segera dilakukan karena

 Lingkungan kejadian dapat berubah : kondisi operasi,


cuaca, petugas, dll.
 Saksi mata pergi : Sakit, kerja shift, cuti, dll.
 Insiden telah mendiskusikan dengan berbagai versi yang
dapat menyesatkan penyelidik.
 Orang yang terlibat kecelakaan mungkin telah lupa hal-hal
rinci / substansi dan sulit membedakan antara opini &
fakta
 Ada orang yang sengaja mengarang cerita fiktif untuk
menyembunyikan tindakan tidak amannya.
Karyawan enggan melaporkan kecelakaan umumnya
karena :

 Takut tindakan disiplin


 Khawatir tentang catatan pribadinya, reputasinya
atau atas bujukan orang lain.
 Takut / Enggan dengan perawatan kesehatan .
 Ingin menghindari terhentinya pekerjaan.
 Tidak faham pentingnya laporan kecelakaan.
Agar karyawan lebih berani melaporkan insiden /
kecelakaan :
 Diskusikan perlunya melaporkan semua kecelakaan / insiden
melalui penyuluhan rapat keselamatan.
 Bereaksi positif
 Segera selidiki laporan insiden tanpa menyalahkan siapapun selama proses
penyelidikan.
 Ambil tindakan antara sebelum mampu mengoreksi semua kelemahan.
 Berikan lebih banyak perhatian terhadap usaha mengurangi kerugian
 Akui usaha individu dan kembangkan informasi menjadi sesuatu yang lebih
bernilai.
 Bersama dengan pegawai lain – kaji ulang kecelakaan yang baru terjadi.
 Jelaskan bahwa tidak melaporkan kecelakaan adalah melanggar
peraturan keselamatan.
Partisipasi manajemen dalam penyelidikan
kecelakaan :

 Tergantung besarnya resiko kerugian / angka


potensi kecelakaan ( accident potensial rating )
 Menyediakan prosedur penyelidikan kecelakaan
yang diketahui oleh karyawan.
Prosedur Penyelidikan kecelakaan memuat

 Tindakan pada tiap tahap proses penyelidikan


 Siapa yang harus melakukan penyelidikan
 Jalur komunikasi dan organisasi
 Batas waktu penyelesaian laporan
 Garis panduan (Guidelines) yang mencakup :
– Pembentukan anggota tim penyelidik
– Mengamankan bukti, kondisi dan posisi alat, instruksi pengawas, ijin
kerja, charts, dll.
– Bagaimana menilai potensi kecelakaan.
– Mengevaluasi tindakan darurat, rescue dan pengendalian kerusakan
– Pelatihan penyelidikan kecelakaan.
ANGKA POTENSI KECELAKAAN
( ACCIDENT POTENTIAL RATING )
A.P.R NILAI DAMPAK KECELAKAAN TERHADAP

PERSONIL ASET LINGKUNGAN

CEDERA KECIL RUSAK RINGAN KERUGIAN < KERUSAKAN MINIMAL


1. M.T.C / F.A.C 500 USD

CEDERA SEDANG NILAI KERUSAKAN POLUSI LOKAL DAPAT


2. (RWC/LT) ANTARA 500 – 50.000 USD DIATASI REGU
SETEMPAT

CEDERA PARAH / CACAT NILAI KERUSAKAN ANTARA POLUSI LOKAL PERLU


3. (PPD/PTD) 50.000 – 500.000 USD BANTUAN REGU
REGIONAL

FATAL NILAI KERUSAKAN ANTARA POLUSI BESAR


4. 500.000 – 5.000.000 USD BERSKALA NASIONAL
TIMBUL REAKSI
MASYARAKAT
DETERMINING ACCIDENT POTENTIAL RATING
( APR )

PERSONNEL ASSET ENVIRONMENT


APR
1 SLIGHT INJURY SLIGHT DAMAGE SLIGHT LEAK
2 MINOR INJURY MINOR DAMAGE MINOR LEAK /
SPILL
3 MAJOR INJURY LOCALIZED LOCALIZED
DAMAGE LEAK / SPILL
4 FATALITY MAJOR DAMAGE MAJOR LEAK /
SPILL
POTENTIAL TO INJURY

1. Slight injury affecting work performance: medical


treatment or first aid case
2. Minor injury affecting work performance: lost workday
case or restricted work case
3. Major injury results in partial disability or affects
performance in longer terms : Permanent partial or total
disability
4. One or more fatalities
POTENTIAL TO ASSET / EQUIPMENT DAMAGE

1. Slight damage – no disruption of process cost to repair < Rp


20.000.000.-
2. Minor damage – process may be disrupted for 24 hrs and
consequential cost < Rp 200.000.000,-
3. Localized damage – partial shutdown of facilities process can
continue and cost < Rp 2 Milyards
4. Major damage – lost of facilities in shutdown for some time the
consequential cost > Rp 10 milyards
POTENTIAL IMPACT ON ENVIRONMENT

1. Slight leak / spill – minimal effect, negligible cost contained


locally on site
2. Minor leak / spill – contamination or damage sufficient to cause
interfere local environment : loss of small solid or non toxic
material
3. Localized leak / spill limited loss of material with known toxicity,
minor temporary excursion outside company site or area of action
4. Major leak/spill – severe environment damage, requires costly
measures to restore area temporary excursion with public concern.
ACCIDENT INVESTIGATION TEAM LEADER AND
REPORTING REQUIREMENT

A.P.R REPORT ACCIDENT TEAM LEADER


PARTY
1. ACCIDENT COMPANY COY.
REPORT FORM SUPERVISOR
CONTRACTOR CONTR . SPV.
2. ACCIDENT COMPANY COY. DIV. HEAD
REPORT FORM CONTRACTOR CONTR. MNGR
3. ACCIDENT COMPANY COY
REPORT FORM + DEPT.HEAD
FATAL ACCIDENT CONTRACTOR COY
REPORT DEPT.HEAD
4. ACCIDENT COMPANY COY MANAGER
REPORT FORM + CONTRACTOR COY MANAGER
FATAL ACCIDENT
REPORT
ACCIDENTS – POTENTIAL RATING 1 OR 2
1. ACCIDENT EVENT TREE TO BE ATTACHED TO ACCIDENT
REPORT FORM

ACCIDENTS – POTENTIAL RATING 3 OR 4


1. Page 1 : Fully completed accident report form
2. Page 2 : Summary of accident – event leading up to
accident it self, immediate cause, preventive measures.
3. Page 3 : Accident event tree
SUATU PENYELIDIKAN YANG EFEKTIF BILA :

1. Menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi


2. Menentukan sebab kecelakaan yang sebenarnya
3. Menentukan resiko
4. Mengembangkan tindakan pengendalian
5. Menentukan kecendrungan (trend) pada kelemahan sistem
manajemen
6. Mendemonstrasikan perhatian manajemen
TAHAP-TAHAP MENANGANI KECELAKAAN :

1. Melaporkan kecelakaan dan mengamankan lokasi


2. Proses penyelidikan
3. Menganalisis penyebab kecelakaan dan membuat
rekomendasi
4. Membuat laporan penyelidikan, telaah dan
pengesahan oleh manajemen
5. Tindak lanjut.
LANGKAH-LANGKAH MENANGANI
KECELAKAAN

1. Melaporkan dan mengamankan lokasi kecelakaan dan


koordinasi tindakan darurat
 Melaporkan kecelakaan
 Tindakan kontrol : memadamkan api, rescue, evakuasi medis,
barikade, mengamankan bukti-bukti
2. Proses penyelidikan
• Memilih anggota tim penyelidik, briefing dan persiapan
penyelidikan
• Mengumpulkan fakta temuan, ambil gambar, sket,
• Wawancara saksi - saksi
LANGKAH-LANGKAH MENANGANI KECELAKAAN

3. Menganalisis penyebab kecelakaan dan membuat


kerangka rekomendasi
 Analisis urutan & uraian faktor penyebab

 Menentukan sebab langsung, sebab-sebab dasar,

elemen kritis sebab dasar, dan kelemahan sistem


manajemen
 Kerangka tindakan kontrol, pengamanan sementara

& permanen
LANGKAH-LANGKAH MENANGANI KECELAKAAN

4. Membuat laporan penyelidikan, telaah dan pengesahan oleh


manajemen
 Telaah temuan & kerangka rekomendasi oleh manajer & saran
perbaikan
 Implementasi rekomendasi dan tindak lanjut
 Distribusi laporan dan ‘learning points’.

5. Tindak lanjut
 Sampaikan hasil penyelidikan ke pihak terkait
 Monitor pelaksanaan rekomendasi
 Tentukan trend dengan analisis data
 Analisis dampak positif dari perubahan yang telah diambil
TAHAP PENANGGULANGAN
 Laporan & tindakan pertama

 Laporan dari lokasi kecelakaan oleh pengawas senior

 Info mencakup : jenis operasi / kegiatan, waktu dan cedera,


sifat cedera / kerusakan alat, tindakan yang telah diambil dan
bantuan yang diperlukan
TAHAP PENANGGULANGAN

 Tindakan pengawas lapangan


 Panggil ambulan, tim darurat dan rescue
 Kontrol timbulnya bahaya sekundair
 Kenali sumber daya yang dapat dipakai
 Amankan bukti – bukti
 Ukur potensi kerugian
 Beritahu manager Area ybs.
PROSES PENYELIDIKAN

1. Memilih dan membentuk tim penyelidik


– Besar dan komposisinya sesuai
– Manajer lini sebagai ketua tim – juga bila ia
melibatkan subcontractor
– Anggota tim memiliki pengetahuan cukup
tentang kegiatan yang menimbulkan celaka dan
trampil membuat judgement
PROSES PENYELIDIKAN

 2. Persiapan penyelidikan

 Segera kumpulkan info


penting : prosedur operasi,
instruksi , garis perintah dan
lain sebagainya

 Gunakan cek list bila perlu


INVESTIGATION PROCESS FLOW CHART
Accident / incident
occurred

Initial evaluation

Identify persons Complete preliminary


Collect data Preserve site
involved Accident report
within 24 HRS

Initial interview
By supervisor See Accident report
distribution diagram

Establish
Investigation team

Carry out site


investigation Require major accident
review team for
accident with potential
Analyze rating 3 or 4
information

Define causes &


Draft recommendation

Draft Report

Review & Revise


draft report

(1) Final Report for general issue


Sent to HSE Dept Communication
for retention Report file
(2) Final confidential report to file
SYSTEM DIAGRAM INVESTIGATION

PROD. TECHNICAL
SAFETY DATA

OPERATING
POSSIBLE CAUSE
EXPERIENCE

HAZOP STUDY
FAULT FREE

OPERATING DATA
EYEWITNESS

DAMAGE INVEST
VERIFICATION
MATERIAL ANALYSIS

ACTUAL CAUSES
SAFETY INVESTIGATION
INVESTIGATION REVIEW FLOW CHART

ACCIDENT / INCIDENT

PRELIMINARY ACCIDENT
REPORT WITHIN 24
HOURS

PRELIMINARY REPORT
TO MIGAS / BPPPKA/
DEPNAKER
WITHIN 2 X 24 HOURS

DRAFT INVESTIGATION REPORT

1 ST DRAFT REVIEW COMPLETED


WITHIN 10 DAYS

REVISE INVESTIGATION REPORT


WITHIN 7 DAYS

2 ND DRAFT REVIEW COMPLETED


WITHIN 7 DAYS

INCORPORATED COMENTS
WITHIN 7 DAYS

FINAL ISSUE REPORT


WITHIN 7 DAYS
3. FAKTA & TEMUAN

 Kumpulkan semua fakta yang dapat menggambarkan


kejadian disekitar / lokasi kecelakaan
 Lakukan observasi ditempat kejadian : wawancara saksi-
saksi, pemeriksaan catatan, prosedur kerja, log book,
komentar tenaga ahli, standar alat, dls.
 Ambil pernyataan dari saksi yang telah diwawancarai,
lakukan rekonstruksi bila perlu.
 Lakukan analisis material : adanya overload, tingkat
kerusakan, tindakan perawatan rutin, desain peralatan,
adanya penyalah gunaan.
 Buat skets, gambar detail dan merangkum fakta-fakta
TEKNIK WAWANCARA SECARA PRODUKTIF

 Lakukan segera : menunda dapat berakibat informasi penting


terlewatkan
 Lakukan interview ditempat kejadian untuk mengingatkan
saksi secara rinci tentang kejadian, tetapi bila hal ini tidak
mungkin.
 Lakukan interview secara individu : usahakan saksi merasa
nyaman
 Tanyakan menurut versi dia : Biarkan ia menjelaskan sesuai
pandangannya terhadap fakta yang ada
 Jangan di interupsi bila tidak perlu : Hindari memutus apa
yang sedang difikirkannya , dan jangan mempengaruhinya.
TEKNIK WAWANCARA SECARA PRODUKTIF

 Gunakan kata-kata kunci : siapa, apa,


kapan, dimana, mengapa dan bagaimana
 Diskusikan & dengar cara pendapatnya
untuk mencegah kecelakaan.
 Ucapkan terimakasih atas masukan yang
diberikan, waktu dan saran serta akhiri
wawancara secara positif
4. ANALISIS DAN EVALUASI FAKTOR PENYEBAB

 Buat ringkasan urutan kejadian dan kemungkinan


penyebab
 Analisis dan rumuskan penyebab secara logis
berdasarkan fakta, simpulkan fakta-fakta berdasarkan
‘profesional judgement’.
 Kenali gejala dan faktor penyebab langsung, rumuskan
sebab-sebab dasar dan tentukan elemen kritis dari
penyebab.
 Buat diagram analisis (event tree) dan kerangka faktor
penyebab.
 Cari kelemahan sistem manajemen
Penyebab kecelakaan

 Penyebab langsung (direct cause): Harm inflicting


contact atau Point of impact. Jika contact factor
sudah diketahui, urut kebelakang untuk mengetahui
faktor lain :

 Penyebab tidak langsung (indirect cause): Tindakan


yang tidak selamat (unsafe act) dan Kondisi yang
tidak selamat (unsafe condition

 Basic cause
Contoh Direct cause (penyebab langsung)

 Struct against
 Fall from
 Caught in
 Overexertion or stress
 Bodily reaction or movement
 Motor vehicle and aircraft impact
 Contact with temperature extremes
 Struct by
Contoh Indirect cause (unsafe acts)

 Servicing equipment in motion


 Failure to warn or secure
 Making safety divices inoperative
 Operating or working at unsafe speed
 Improper use of equipment
 Horse play
 Failure to wear proper attire
Contoh Indirect cause (unsafety conditions)

 Environmental hazard
 Hazardous methodes or procedures
 Inadequate guarding
 Dress or apparel condition hazard
 Defects
Contoh Basic cause

 Inadequate codes and standards


 Lact of Policy
 Supervisors failing to perform their duty
 Lact of enforcement
 Faulty design
 Inedequate training
 Inadequate maintenance
 Lact of safety trainbing
Catatan:

Perlu diingat bahwa element-element


penyebab kecelakaan yang menimpa dan
melibatkan : people, equipment, materials
atau lingkungan, tidak berdiri sendiri.
Masing-masing elemen tersebut harus
dianalisa hubungannya satu sama lain
5. MERUMUSKAN KERANGKA REKOMENDASI

 Pertimbangkan tindakan kontrol dan kurangi tingkat


keparahan kerugian yang mungkin timbul
 Segera ambil tindakan pengamanan sementara dan tindakan
permanen secepat mungkin

6. TELAAH ULANG KERANGKA REKOMENDASI

 Telaah ulang tiap laporan oleh manager yang setingkat lebih


tinggi
 Ukur mutu laporan dan buat saran perbaikan
REKOMENDASI

 Sebutkan apa yang harus dilakukan oleh manajemen – bukan


yang harus dilakukan oleh operator
 Cantumkan nama dan jabatan pihak yang bertanggung jawab
atas pelaksanaan rekomendasi
 Hindari pernyataan yang berbau sentimen
 Utamakan peningkatan prosedur, mutu pengawawsan dan
pelatihan dalam membuat urutan rekomendasi
 Sarankan perbaikan fasilitas bila hal itu akan efektif
REKOMENDASI

 Lakukan tindakan disiplin – bila ada bukti atau indikasi


kuat unsur kesengajaan, pelecehan, keteledoran atau
ketidak pedulian terhadap ketentuan perusahaan.
 Lakukan tindakan koreksi yang sifatnya permanen.
TINDAKAN MANAJEMEN

 Menelaah dan menyetujui laporan


– Periksa kesempurnaan dan ketetapan kesimpulan
apakah dibuat berdasarkan fakta
– Saling berbagi informasi
– Periksa program, standar-standar dan kesesuaian
terhadap standar yang ada.
HOW TO PREPARE RECOMMENDATIONS BASED ON
DETERMINED BASIC CAUSES

Personal Factors Keywords


1. Capability Employee, placement, medical examination
Training, orientation
2. Knowledge
On time the job training, job assignment, act
3. Skill auditing
Work environment, operational, pressure,
4. Stress communication problem

Training & orientation, recognation, attention,


5. Motivation promotion
HOW TO PREPARE RECOMMENDATIONS BASED ON
DETERMINED BASIC CAUSES

Job Factors Keywords


1. Leadership Policy, program, standard, regulation, rule,
planning, organizing, control system
Hazard analysis, risk analysis, Hazop,
Technical safety auditing
2. Engineering

Material / equipment selection & research,


3. Purchasing specification, code – labelling storage and
transport of material, disposal
HOW TO PREPARE RECOMMENDATIONS BASED ON
DETERMINED BASIC CAUSES

Job Factors Keywords


4. Tools & Equipment Defect report, inspection, storage,
usageguide / instructions, wear / tear control,
maintenance

5. Work Standard Method, procedure, practice


LAPORAN PENYELIDIKAN HENDAKNYA
MAMPU :

 Mengemukakan info sesuai fakta dan


menggambarkan potensi kerugian dengan angka
 Menggambarkan apa yang sebenarnya telah
terjadi, tindakan awal sebelum kecelakaan dan
tindakan reaktif yang telah diambil.
 Menganalisis sebab kecelakaan – baik sebab
langsung atau sebab dasar.
 Selesai tepat pada waktunya
7. IMPLEMENTASI DAN DISTRIBUSI LAPORAN

 Rumuskan secara formal target dan jadwal penyelesaian


 Lakukan tindakan disiplin oleh manajer lini dimana perlu
 Sebarluaskan hasil penyelidikan dalam organisasi
8. TINDAK LANJUT

 Tegaskan kebijakan perusahaan melalui sistem formal


seperti dalam pelatihan, penyediaan sarana dan sistem
keselamatan, prosedur , dls.
 Buat instruksi-instruksi dan surat edaran
 Lakukan auditing terhadap terhadap system yang dipakai
 Pantau pelaksanaan tindakan pencegahan dan perbaikan
tepat pada waktunya.
TINDAK LANJUT

 Buat statistik kinerja


keselamatan dan analisis
data untuk mengetahui
trend
 Analisis dampak positif dari
perubahan yang telah
diambil
 Simpulkan “learning points

ACCIDENT REPORTING
SYSTEM
SYSTEM LAPORAN

TUJUAN :
• Menciptakan metoda konsisten untuk mengumpulkan
data kecelakaan kerja
• Evaluasi kinerja SHE dalam perusahaan termasuk sub
kontraktornya
• Membantu manajemen lini menentukan sebab
kecelakaan dan tindakan remedial yang perlu.
LAPORAN KECELAKAAN

 Bukan sarana untuk mencari kesalahan individu , tetapi,


 Sarana untuk mengambil langkah pencegahan yang perlu agar
kejadian serupa tak terulang.

Oleh karena itu :


 Perlu ditentukan angka potensi suatu kecelakaan berdasarkan
resiko yang telah atau akan terjadi.
 Tiap departemen perlu menetapkan nama-nama kontraktor
yang termasuk kategori ‘Reportable contractors’
DATA KECELAKAAN YANG TERKUMPUL DIGUNAKAN :

 Untuk menentukan trend

 Untuk menilai efektivitas


program manajemen HSE
Informasi-informasi yang perlu ada pada Laporan
Kecelakaan
 Latar belakang data
- Dimana dan kapan kejadian
- Siapa dan apa yang terlibat
- Karyawan yang bertugas dan saksi-saksi
 Apa yang terjadi
- Urutan kejadian
- jumlah kerusakan
- Tipe kecelakaan
- Apakah ada barang-barang yang berbahaya
 Analisa dari kejadian : How and Why
- Direct cause (energy sources, hazardous materials)
- Indirect cause (unsafe acts and conditions)
- Basic cause (management policy, personal or emvironment factor
 Rekomendasi untuk mencegah kejadian serupa (jangka pendek/panjang)
- Basic cause
- Indirect cause
- Direct cause
KLASIFIKASI KECELAKAAN

1. Kecelakaan Fatal
Kecelakaan kerja yang berakibat kematian
2. Kecelakaan berat
 Permanent total disabilities, PTB :
Kecelakaan berakibat pegawai tidak mampu lagi bekerja dan
berakhir dengan pemutusan hubungan kerja
 Permanent partial disability, PPD :
Kecelakaan berakibat korban tidak mampu menggunakan
sebagian atau seluruh anggota badannya, atau tiap cacat
tetap dimana bagian dari tubuhnya menjadi tidak berfungsi.
KLASIFIKASI KECELAKAAN

3. Kecelakaan sedang

– Lost workday case, LWC:


Kecelakaan kerja, selain cacat parsial tetap, yang menyebabkan korban
tidak mampu untuk sementara melakukan kerja regulernya atau dokter
menyatakan ia tidak dapat bekerja setelah kecelakaan selama satu hari atau
lebih

– Restricted work case, RWC :


Tiap kecelakaan kerja yang berakibat korban diberi tugas lain selain tugas
regulernya selama satu hari atau lebih.
KLASIFIKASI KECELAKAAN

4. Kecelakaan Ringan
 Medical Treatment Case, MTC :
Kecelakaan yang tidak berakibat hilang hari kerja
atau tidak dibolehkan melakukan kerja Regular, tetapi
ia membutuhkan rawat jalan.

 First Aid Cases


DEFINISI KECELAKAAN

1. KECELAKAAN KERJA (Work related accident)


• Tiap kejadian yang telah atau berpotensi dapat
menimbulkan cedera atau penyakit jabatan (illness),
kerusakan benda, terhentinya kerja atau kombinasi dari
kondisi diatas – yang timbul dalam hubungan kerja.

2. KECELAKAAN
• Tiap kejadian yang telah atau dapat menimbulkan cedera
atau penyakit jabatan (illness) termasuk kerusakan benda
kerugian produk atau terhentinya kerja.
DEFINISI

3. Lost time injuries, LTI’s


Jumlah angka kecelakaan fatal, cedera total
tetap, cedera parsial tetap dan kasus hilang hari kerja.

4. Kecelakaan Fatal
Kecelakaan kerja yang berakibat kematian
tidak perduli berapapun lamanya antara waktu
timbulnya kecelakaan dan saat korban meninggal
DEFINISI

5. Permanent Total Disabilities, PTD :


Kecelakaan kerja yang berakibat pegawai tidak mampu
lagi bekerja dan berakhir dengan pemutusan hubungan kerja.

6. Permanent Partial Disability, PPD :


Kecelakaan kerja yang berakibat korban tidak mampu
menggunakan sebagian atau seluruh anggota badannya, atau
tiap cacat tetap dimana bagian dari tubuhnya menjadi tidak
berfungsi, terlepas apakah sebelumnya korban memiliki cacat
bawaan atau tidak.
DEFINISI

7. Lost Workday Case, LWC :


Tiap kecelakaan kerja, selain cacat parsial tetap yang
menyebabkan korban tidak mampu untuk sementara
melakukan kerja regulernya atau dokter menyatakan ia tidak
dapat bekerja.
8. Restricted work case, RWC :
Tiap kecelakaan kerja yang berakibat korban diberi tugas
lain selain tugas regulernya selama satu hari atau lebih
setelah kecelakaan terjadi.
DEFINISI

9. Restricted workday :
Jumlah hari kalender dihitung mulai dari ia tidak dibolehkan (dicegah)
melakukan kerja regulernya sampai ia kembali ke tugasnya semula :

10. Medical treatment case, MTC:


Tiap kecelakaan kerja yang tidak berakibat hilangnya hari kerja atau
tidak dibolehkannya melakukan kerja reguler, tetapi ia membutuhkan
rawat jalan yang dianjurkan dokter.

contoh :
 Perawatan dokter akibat infeksi, luka bakar tingkat dua atau tiga
 Mengambil benda asing yang masuk kemata.
 Membuka jahitan luka yang dialaminya.
DEFINISI

11. Total Recordable Cases, TRC :


Jumlah angka kecelakaan fatal, cacat total tetap, cacat
parsial tetap, kasus hilang dari kerja, kasus cegah kerja, dan
kasus rawat jalan.

12. First Aid Case, FAC :


Kecelakaan kecil seperti tergores, luka bakar ringan, dls.
Dimana korban hanya perlu dirawat satu kali dan kemudian
kembali kerja.
contoh :
Membalut luka, memberi antiseptik, perawatan luka bakar
tingkat satu, mengambil benda asing dimata, observasi /
kontrol pada tiap kunjungan medis.
DEFINISI

13. Cedera akibat kerja ( work injury )


Tiap cedera bagaimanapun tingkat keparahannya yang timbul dari kejadian
tunggal, atau beberapa kejadian yang hampir bersamaan – sebagai akibat dari
hubungan kerja.

14. Penyakit jabatan ( occupational illness)


Tiap kelainan atau timbulnya kondisi fisik tak normal selainyang berbentuk
cedera – sebagai akibat dari pekerjaan yang dilakukannya.

Dasar perbedaan antara cedera dan penyakit jabatan


adalah jumlah kejadian serupa yang dialaminya.
• Bila insiden penyebabnya berlangsung seketika atau waktunya berdekatan
maka ia adalah cedera
• Bila ia disebabkan oleh insiden yang terjadi berulang-ulang karena adanya
bahan berbahaya atau faktor lingkungan, maka ia adalah penyakit jabatan.
DEFINISI

15. Hampir Celaka ( Near Miss )

Suatu insiden yang tidak sempat menimbulkan korban, tetapi


berpotensi menimbulkan cedera, sakit jabatan, kerusakan
benda atau menurunkan mutu atau kerugian produk lainnya.

contoh : Tali jangkar kapal atau sling yang putus pada saat
digunakan.
DEFINISI

16. Reportable contractor ( Kontraktor wajib lapor )

Perorangan atau badan usaha yang bekerja demi perusahaan


dimana pegawainya terikat dengan kegiatan atau bekerja
didaerah kerja perusahaan, dimana manajemen perusahaan
berperan atas keselamatan pegawai tersebut, baik dinyatakan
secara tertulis atau tidak.
DEFINISI

 Contoh Reportable contractor :


 Pilot helikopter, regu tugboat atau supply boat bekerja untuk
perusahaan
 Penyelam yang menginspeksi anjungan
 Regu seismik yang bekerja menurut kontrak jangka pendek.
 Polisi yang diperbantukan oleh pemerintah
 Contoh Non Reportable contractor :
 Pengangkut sampah yang disediakan oleh pemerintah daerah setempat
 Tukang las pada bengkel kontraktor dimana inspektur perusahaan
hanya memonitor mutu.
DEFINISI

17. Jam kerja terpapar ( Exposure hours )


Total jam kerja pegawai termasuk lembur, pelatihan, tetapi
meliputi cuti, sakit atau jam-jam dimana pegawai tidak masuk
kerja.

18. Pegawai
Tiap orang yang terkait dengan kegiatan perusahaan dan
karenanya ia memperoleh upah, walaupun sifatnya sementara,
baik dari perusahaan atau badan yang termasuk ‘reportable
contractor’.
DEFINISI

19. Hubungan Kerja


Semua kerja atau tiap kegiatan yang dilakukan melalui
penugasan atau perintah kerja oleh perusahaan atau
reportable contractor termasuk semua kegiatan yang terkait
walau hal itu tidak dinyatakan secara spesifik dalam
penugasan atau perintah kerja tersebut.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai