Anda di halaman 1dari 95

Fakultas KEDOKTERAN

7 Langkah Diagnosis Okupasi


dalam menegakkan
Diagnosis Penyakit Akibat Kerja
Oleh:

Dewi Sumaryani Soemarko,

Divisi Kedokteran Okupasi


Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI

1
Prepared by Dewi S Soemarko
(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN Pendahuluan
• Indonesia: kurang lebih 50% penduduknya = pekerja
• Pekerja – terpajan bahaya potensial di lingkungan kerja timbul: penyakit
• Penyakit pada pekerja: PAK atau bukan PAK ?
• Dokter harus terampil membuat Diagnosis penyakit pada pekerja 
Diagnosis Okupasi untuk penentuan PAK
• Adanya UU no 24 tentang Praktik Kedokteran tahun 2004 dan UU no 36
tentang Kesehatan tahun 2009  Praktik Kedokteran: bidang Kedokteran
Okupasi dan Kesehatan Kerja
• Praktik kedokteran – dokter harus sesuai kompetensi medis
• Kompetensi Dokter perlu ditingkatkan  pendidikan formal atau informal
(pelatihan ketrampilan)

• Untuk tetap Produktive  Pekerja harus AMAN (tidak sakit,


tidak celaka) serta NYAMAN (nyaman bekerja, nyaman di hati)

Prepared by Dewi S Soemarko 2


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN

• Pasien  bagian keluarga/ tempat kerja komunitas


• Perlu tahu : masalah klinis pasien
masalah keluarga, lingkungan rumah, tempat kerja

• Ling. Keluarga : fungsi, tahap, potensi, dll


• Lingk rumah : sanitasi, rumah sehat, sosio ekonomi, dll
• Lingk. Tempat kerja : hazards, manajemen K3, dll

• Sumber daya manusia – faktor penting dalam keluarga dan lingk.


Kerja/penyelenggaraan K3

• Salah satu SDM : Dokter

Prepared by Dewi S Soemarko 3


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN

MENGAPA HARUS TAHU tentang PAK ?

DASAR HUKUM

Kesehatan Kerja dan


Penyakit akibat kerja

Prepared by Dewi S Soemarko 4


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN

KMK no 327 tahun 2020 tentang Penetapan Covid 19


Akibat Kerja sebagai PAK yang spesifik pada
pekerjaan tertentu
5
Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 2020)
PP no 88 tahun 2019: Kesehatan Kerja
Fakultas KEDOKTERAN
Pasal 6
Standar kesehatan kerja – Upaya Penanganan Penyakit:
a. P3K di tempat kerja
b. Diagnosis dan tatalaksana penyakit
c. Penanganan kasus kedaruratan medik dan/ rujukan
(2) P3K cedera dan sakit di tempat kerja
(3) Diagnosis dan tatalaksana penyakit akibat kerja dan bukan penyakit akibat kerja
(4) Penanganan kasus kegawatdaruratan medik- penanganan lanjut
(5) Rujukan
(6) Bila ditemukan kecacatan – penilaian kecacatan
(7) Hasil penilaian kecacatan – pertimbangan jaminan kecelakaan kerja

Pasal 7:
Standar kesehatan kerja – Upaya Pemulihan Kesehatan: pemulihan medis,
pemulihan kerja
Pemulihan medis = kebutuhan medis
Pemulihan kerja = program kembali kerja

Pasal 8:
Ketentuan Standar Kesehatan Kerja :
a. sesuai Permenkes, bersifat teknis kesehatan
b. sesuai permenaker, penerapan kesehatan kerja bagi perusahaan
6
Prepared by Dewi S Soemarko
PP no 88 tahun 2019: Kesehatan Kerja
Fakultas KEDOKTERAN

Pasal 10
(1)SDM= Tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan
(2)Tenaga kesehatan wajib punya kompetensi di bid kedokteran kerja atau
kesehatan kerja melalui Pendidikan dan/ pelatihan
(3)Pendidikan di bid kedokteran kerja atau kesehatan kerja sesuai peraturan
perundangan
(4)Pelatihan di bidang kedokteran kerja atau kesehatan kesehatan oleh Pem.
Pusat, Daerah, dan / masyarakat sesuai peraturan perundangan
(5)Pelatihan di bidang kedokteran kerja khusus dokter harus memuat materi
Diagnosis Penyakit Akibat Kerja dan penetapan kelaikan kerja dan program
kembali kerja
(6)Pelatihan di bidang kesehatan kerja minimal meliputi pelatihan kesehatan
kerja atau hygiene perusahaan K3
(7)Pelatihan kesehatan kerja atau hygiene perusahaan K3 dikembangkan
sesuai kebutuhan pelayanan pekerja dan perkemb. Iptek

Pasal 11
Pelatihan kedokteran kerja, kesehatan kerja atau hygiene perusahaan K3
dikecualikan bagi Tenaga Kesehatan yang telah memiliki kompetensi melalui
Pendidikan Formal di bidang kedokteran kerja atau kesehatan kerja
Prepared by Dewi S Soemarko 7
(Juli 2020)
CABANG KEILMUAN DI KEDOKTERAN (AIPI)
Fakultas KEDOKTERAN

Manajemen Statistik
Interna, Anak, Bedah, Kebidanan,
Mata, THT, Anestesi, Neurologi, Kulit, Ked. Olah raga
Ked. Kelautan
Radiologi, Psikiatri, Forensik, Gimul,
Rehab medis, dll

KIMIA,FISIKA, BIOLOGI, Ked. Tropis Ked. Penerbangan


BIOKIMIA, FISIOLOGI, HISTOLOGI,
ANATOMI, PA, Klinpat, Farmakologi,
Parasitologi, Mikrobiologi
MEDIK BEDAH KED. KELUARGA KED. OKUPASI

BIOMEDIK KLINIK KOMUNITAS

KEDOKTERAN
Prepared by Dewi S Soemarko 8
(Juli 2020)
culture Mengapa perlu belajar
Komprehensif dan
holistik ??
Fakultas KEDOKTERAN community

lifestyle

Personal family Psycho-socio-


behavior Economic
spirit Environment

Sick
care body mind work
system

Human Physical
environment
biology

Human-Made Environment

biosphere The Mandala of Health


9
A model of human ecosystem
Prepared by Dewi S Soemarko (Juli
Urutan lingk. Sosial manusia – bidang keilmuan
Fakultas KEDOKTERAN

Individu - Biomedik Manj + Stat

- Klinik

LINGK. KERJA KELUARGA -Ked. Keluarga M+S

- Ked. Okupasi

KOMUNITAS
-KEDOKTERAN KOMUNITAS M+S
-KESEHATAN MASYARAKAT

MASYARAKAT

Prepared by Dewi S Soemarko 10


Skema : DS (2004) (Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN

Standar Kompetensi Dokter


Indonesia (SKDI)
Kompetensi Dokter: :ada 7 area kompetensi

1. Komunikasi efektif: pasien & keluarga, sejawat, masyarakat,


profesi lain

2. Ketrampilan klinis: peroleh dan catat info akurat ttg pasien &
keluarga, prosedur klinis dan lab, prosedur kedaruratan klinis

3. Landasan ilmiah ilmu kedokteran: terapan konsep biomedik,


klinik, perilaku dan kesehatan masyarakat sesuai pel. Kes
primer,Rangkum & intepretasikan anamnesis, PF, lab dan prosedur
lain, tentukan efektifitas tindakan

Prepared by Dewi S Soemarko 11


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN
4. Pengelolaan masalah kesehatan: kelola penyakit, sakit, dan
masalah pasien sbg individu/bag keluarga dan masy , lakukan
pencegahan penyakit dan kead. Sakit, gerakan dan berdayakan
masyarakat utk meningkatkan serajat kesehatan, kelola SDM sarana
dan prasarana secara efektif dan efisien

5. Kelola informasi: gunakan tekonologi informasi& komunikasi utk


penegakan diagnosis/terapi/pencegahandll, pahami manfaat dan
keterbatasan IT, manfaatkan info kesehatan

6. Mawas diri dan pengembangan diri: terapkan mawas diri,


praktikan belajar sepanjang hayat, kembangkan pengetahuan baru

7. Etika, moral, medikolegal, profesionalisme & keselamatan


pasien: profesional, kerjasama profesional, anggota tim pelayanan
kesehatan yang profesional, sosiokultur Indonesia, aspek
medikolegal dalam praktik, terapkan keselamatan pasien

Prepared by Dewi S Soemarko 12


(Juli 2020)
Ruang lingkup
Fakultas KEDOKTERAN

ilmu kedokteran okupasi


Pendekatan menyeluruh dan terpadu ( promotif,
preventif, protektif, kuratif dan rehabilitatif)
 kelp masyarakat yang berhub dg okupasi dalam:

1) Layanan medis profesional thd penyakit dan kedaruratan medik


akibat kerja;
2) Pencegahan masalah kesehatan pekerja dan lingkungan
industri
3) Penilaian thd bahan berbahaya,
4) Monitoring kesehatan tenaga kerja  identifikasi risiko
kesehatan sebelum kelainan klinis atau kecelakaan.
Prepared by Dewi S Soemarko 13
(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN
Education for OCCUPATIONAL HEALTH/
MEDICINE PERSONNEL IN INDONESIA,
based on:

1. Act no 20 / 2003: National Education System


 Formal, nonformal and informal education
• Formal : university  Degree
• Nonformal : training center  non degree
• Informal : family , social environment

2. Act no 29 / 2004: Medical Practice


• MD  Professional, Doing practice under profession supervision
• Certificate of competence given by profession
Profession in Occ. Health / Medicine  occ.med. college
(kolegium kedokteran okupasi indonesia)
• CPD (continuing Professional Development)  for GP and
Occupational Medicine Specialist
Prepared by Dewi S Soemarko 14
(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN

Basic Occupational Health Services


(Joint Committe ILO level :
nurse, safety agent & WHO – April 2005)

• Stage I : Starting (if possible) + short training OHS  primary health center

• Stage II: Basic Occupational Health Services (BOHS)


physician, nurse + short training OHS

• Stage III : International standard service


Occupational Health Physician (specialiy trained expert) and team

• Stage IV :Comprehensive OHS services : multidisiplinary team (Occ Health


Physician-specialist, nurse, Occ hygienist, economist, psycologist)

Prepared by Dewi S Soemarko 15


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN

Human resources

16
Prepared by Dewi S Soemarko
Fakultas KEDOKTERAN
Aplikasi Ked Okupasi dalam
Praktek Medis Dokter ??
• Prinsip dasar:
 semua pasien yang bekerja, hrs dianalisis apakah
Diagnosis klinis berhubungan atau tidak dengan
pekerjaan

• Tatalaksana:
sasaran : - Individu
- Kelompok/ komunitas kerja

Aplikasi : 5 level of prevention

Jenis : - Medikamentosa
- Non medikamentosa : dietetik, psikis, excersise, okupasi
Prepared by Dewi S Soemarko 17
(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN
Occupational Medicine services

• KOMUNITAS PEKERJA:
– Pemeriksaan Pra-kerja
– Risk Assessment
– Upaya promosi Kesehatan
– Upaya pencegahan Penyakit Akibat Kerja
– Pemeriksaan berkala
• Monitoring biologis
– Surveilans medis
– Penanganan masalah Penyakit Akibat Kerja
– Penanganan Industrial disaster

Prepared by Dewi S Soemarko 18


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN
Occupational Medicine Services

• INDIVIDU:
– Promosi kesehatan
– Fit to work
– Diagnosis & Penanganan Penyakit Akibat Kerja
– Job Analysis
– Penanganan Kecelakaan Kerja
– Return to work evaluation

• MASYARAKAT :
– Pencegahan dampak industri terhadap kesehatan

Prepared by Dewi S Soemarko 19


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN

Occupational Health doctor


(Dokter Kesehatan Kerja)

• Levels of OH doctors in Indonesia :


1. GP + OHS training (2 weeks)
GP + Master in Occupational Health (MK3)
2. GP + Master in Occupational Medicine (M Ked.Kerja)
3. Occupational Medicine Specialist (SpOk)

 Berdasarkan kompetensi kliniknya (UU Praktek Kedokteran 2004)

Prepared by Dewi S Soemarko 20


(Juli 2020)
Semua kompetensi Level 4

Fakultas KEDOKTERAN Standar Kompetensi Dokter


PerKonsil tahun 2012

Bidang Kesehatan Masyarakat / Kedokteran Pencegahan/Kedokteran


Komunitas:
84. Perencanaan dan pelaksanaan, monitoring dan evaluasi upaya
pencegahan dalam berbagai tingkat pelayanan
85. Mengenali perilaku dan gaya hidup yang membahayakan
86. Memperhatikan kemampuan pemeriksaan medis di komunitas
87. Penilaian risiko masalah kesehatan
88. Memperlihatkan kemampuan penelitian berkaitan dengan lingkungan
89. .................
90. ................
91. Melakukan pencegahan dan penatalaksanaan kecelakaan kerja
92. Menerapkan 7 langkah keselamatan pasien
93. Melakukan langkah Diagnosis Penyakit Akibat Kerja dan penanganan
pertama di tempat kerja, serta melakukan pelaporan PAK

Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 2020) 21


Fakultas KEDOKTERAN

PENYAKIT AKIBAT KERJA

Prepared by Dewi S Soemarko 22


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN
PENYAKIT AKIBAT KERJA
• Kepmenaker No. 333/1989 :
- ditemukan/didiagnosa saat pemeriksaan kesehatan berkala
-Oleh dokter , dengan dasar : pemeriksaan klinis,
pemeriksaan kondisi lingk. Kerja
• Berdasarkan UU Praktek Kedokteran tahun 2004 dan KIPDI 2013  Diagnosis
ditegakkan oleh Dokter
• Tahun 2008: Kompetensi SpOk : Diagnosis Okupasi untuk menentukan PAK
• Tahun 2012: SKDI 2012  kompetensi dokter: 7 langkah diagnosis okupasi
untuk menentukan PAK
• Tahun 2011-2019: Pelatihan diagnosis PAK oleh Perdoki dan KemKes/DinKes
Propinsi
• Tahun 2018-2019: Buku Konsensus Tata laksana Penyakit akibat Kerja
• Tahun 2019: Peraturan Presiden no 7 tentang Penyakit akibat Kerja
• Tahun 2019: Peraturan Pemerintah no 88 tentang Kesehatan Kerja
• Tahun 2020: Keputusan Menteri Kesehatan no 327 , tentang Penetapan Covid 19 Akibat Kerja
sebagai PAK yang spesifik pada pekerjaan tertentu
23
Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN Kriteria Umum Penyakit Akibat Kerja

• Adanya hubungan antara pajanan yang spesifik


dengan penyakit
 Hubungan timbulnya gejala dan waktu bekerja

• Adanya fakta bahwa frekuensi kejadian penyakit


pada populasi pekerja lebih tinggi daripada di
masyarakat umum

• Penyakit dapat dicegah dengan melakukan


tindakan preventif di tempat kerja

17
24
Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN DEFINISI-DEFINISI:
• Simposium Internasional mengenai PAK
– Penyakit akibat kerja
(Occupational Disease):
• Penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau
asosiasi kuat dengan pekerjaan, yang pada umumnya terdiri
dari satu agen penyebab yang sudah diakui

 Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan (Work


Related Disease):
 Penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana
faktor pada pekerjaan memegang peranan bersama dengan
faktor risiko lainnya dalam berkembangnya penyakit yang
mempunyai etiologi yang kompleks

25
Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN
Definisi-definisi …………

– Penyakit yang mengenai populasi pekerja- Penyakit diperberat


oleh pekerjaan (Diseases affecting working populations)
• Penyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya agen
penyebab ditempat kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi
pekerjaan yang buruk bagi kesehatan

• ILO (1983):
– Pengertian Occupational Disease & Work Related Disease masih dipisah

• Gagasan WHO & ILO (1987)- adopsi (1989):


– Work related disease dapat digunakan untuk peny. Akibat kerja yg sudah
diakui & gangg. Kesehatan dimana lingkungan kerja dan proses kerja
merupakan salah satu faktor penyebab yang bermakna

Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 2020) 26


Fakultas KEDOKTERAN
Definisi-definisi …………

• Keppres RI no 22/1993
– Penyakit yang timbul karena hubungan kerja :

• Penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit


yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja

PerPres no 7 tahun 2019


Penyakit Akibat kerja adalah:
Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan atau lingkungan
kerja.

Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 2020) 27


Fakultas KEDOKTERAN
Definisi: PENYAKIT AKIBAT KERJA
WHO :
•Occupational disease is any disease contracted primarily as a result of an
exposure to risk factors arising from work activity.

ILO , 2010

28
Fakultas KEDOKTERAN
Definisi

PERDOKI (ILO, WHO, ACOEM) tahun 2011

• Penyakit Akibat Kerja (Occupational Diseases)


 penyakit yg mempunyai penyebab spesifik atau asosiasi kuat
dng pekerjaan yg sebab utama terdiri dari satu agen penyebab
yg sdh diakui (evidance based ada)

- Penyakit Yang berhubungan dengan pekerjaan


(Work Realted Disease)
 penyakit yg mempunyai bbrp agen penyebab, dimana faktor
pekerjaan memegang peranan penting bersama dengan faktor
risiko lainnya dalam berkembangnya penyakit

Note: Dalam Diagnosis Okupasi, kedua nya dianggap PAK , bila sesuai
dengan 7 langkah diagnosis okupasi
29
Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 2020)
Definisi: PERDOKI (ILO, WHO, ACOEM …….
Fakultas KEDOKTERAN

• Penyakit diperberat oleh pekerjaan


atau Penyakit yang mengenai Populasi Pekerja (Disease
affecting working population)
 penyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa
adanya agen penyebab di tempat kerja, namun dapat
diperberat oleh kondisi lingkungan pekerjaan yang buruk
bagi kesehatan.
• Penyakit Bukan Penyakit akibat kerja
Umumnya termasuk penyakit umum (yang ada pada
masyarakat umum)
Pajanan tidak menyebabkan penyakit akibat kerja

Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 2020) 30


Diagnosis & Identifikasi PAK:
Fakultas KEDOKTERAN

• Sudah ada penelitian-penelitian yang membuktikan adanya hubungan


sebab-akibat

• Diagnosis Okupasi pada pekerja dilakukan oleh dokter yang kompeten:


– Penyakit Akibat Kerja
– Penyakit Diperberat oleh pekerjaan
– Sumber penularan di tempat kerja dsb

Tujuan Diagnosis Okupasi untuk mencari PAK:


• Hak pekerja
• Dasar Penatalaksanaan
• Membatasi kecacatan
• Melindungi pekerja lain

Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 2020) 31


Bahaya Potensial (hazard)
di lingkungan kerja
Fakultas KEDOKTERAN

FISIK: KIMIA:
BIOLOGI:
vibrasi, bising, suhu Asam, basa,
extrim, tekanan garam Virus, bakteri,
udara, gel. elektro (bentuk,gol.kimia) parasit, binatang
magnetik sel banyak

PENYAKIT AKIBAT KERJA /


PENY. BERHUB dg PEKERJAAN
ERGONOMI:
PSIKOSOSIAL:
Sikap/cara kerja,
Hub.antar teman,
frekuensi, beban
atasan bawahan,
kerja, lama kerja –
monotoni, dll
disain tempat
Courtesy by: Dewi S Soemarko (Agustus 2014) kerja, tata letak
Prepared by Dewi S Soemarko 32
(Juli 2020)
Ked. Komunitas di semester 11:
membuat status pasien ( hub D/ klinis, D/ Okupasi, D/ Keluarga, D/ holistik)
Fakultas KEDOKTERAN

Anamnesis:
- KU Pemeriksan Fisik tatalaksana
Pasien datang
- RPS
- RPD Pemeriksaan Diagnosis
- Riw. Peny. Keluarga
- Riw. Okupasi
Penunjang Klinis
- Kebiasaan (Lifestyle)

Data Keluarga Data okupasi


Data lingkungan
rumah & sosial 1. D/ Klinis Plant visit
2. Pajanan
3. Pajanan vs D/ jklinis
- Bentuk keluarga
- Tahapan keluarga Diagnosis 4. Jumlah pajanan
7 langkah
- Fungsi keluarga 5.Faktor internal/individu
-Faktor Internal : keluarga, biologis, Keluarga 6.Faktor non okupasi D/ Okupasi
psikososial, Ekonomi, perilaku 7. PAK , diperberat
Diagnosis atau BukanPAK
-Faktor eksternal: pel kesehatan,
Komunitas lingk rumah / lingk kerja

Diagnosis
Okupasi
1.Personal
Diagnosis tatalaksana
5 Aspek 2 klinik

Holistik 3.Internal
tatalaksana 4.Psikososial &
Lingkungan
33
Courtesy by: Dewi S Soemarko (Agustus 2014)
5. Derajat fungsional
Prepared by Dewi S Soemarko
Fakultas KEDOKTERAN
Kriteria kasus Okupasi
1. Pasien harus mempunyai pekerjaan /
bekerja menghasilkan dana/uang
2. Ada keluhan pada saat datang/dilakukan
pemeriksaan
3. Jangan memaksakan untuk membuat
diagnosis penyakit akibat kerja  yang
dilakukan membuat 7 langkah Diagnosis
Okupasi.
Hasil Diagnosis Okupasi: PAK
/ Penyakit diperberat pekerjaan / Bukan PAK / Masih
butuh data
34
Prepared by Dewi S Soemarko
Fakultas KEDOKTERAN
Status Okupasi
Identitas:

Prepared by Dewi S Soemarko 35


(Juli 2020)
Status Okupasi - Anamnesis
Fakultas KEDOKTERAN

ANAMNESIS (subyektif)  alloanamnesis / autoanamnesis

A. Alasan kedatangan/keluhan utama


( keluhan masih dirasakan, harapan kekhawatiran, persepsi pasien mengenai
keluhan/ penyakit )

B. Keluhan lain /tambahan

C. Riwayat perjalanan penyakit sekarang:  secara kronologisnya!!!


(sejak timbul hingga berkembangnya penyakit, obat-obatan yang telah
diminum,pelayanan kesehatan yang telah diperoleh termasuk sikap dan perilaku
pasien, keluarga, lingkungan terhadap masalah yang ada)

D. Riwayat penyakit keluarga:


(uraikan penyakit pada keluarga, berhubungan/tidak dengan masalah saat ini,
termasuk bagaimana cara anggota keluarga tersebut menghadapinya)

E. Riwayat penyakit dahulu:


(sama/beda, riwayat pengobatan dan pelayanan kesehatan yang pernah diperoleh)

E1. Riwayat Reproduksi (khusus untuk pasien perempuan)


- Riwayat haid - Riwayat Kehamilan : G P A (tuliskan detailnya)
Prepared by Dewi S Soemarko 36
(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN
Anamnesis Pekerjaan

Prepared by Dewi S Soemarko 37


(Juli 2020)
Contoh alur kegiatan
Fakultas KEDOKTERAN

Courtesy by: dr. Joko Prasetyo (NPM 1006732591)


Kasus Carpal Tunnel Syndrome pada Perawat
di Ruang Operasi

Prepared by Dewi S Soemarko 38


(Juli 2020)
Identifikasi bahaya potensial
Fakultas
UrutanKEDOKTERAN
kegiatan Bahaya Potensial Gangguan Risiko
(tuliskan urutan kesehatan yang kecelakaan
sesuai bagan alur di mungkin kerja
no 2) Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psikososial
(antara lain: (ambil dari
Bising, getaran, gambar
suhu, kelembaban, gerakan/posisi di
Brief survey)
tekanan udara,
pencahayaan, gel.
elektromagnet/
radiasi)

BISING
GETARAN
SUHU
TEKANAN UDARA
KELEMBABAN
TEKANAN UDARA
GEL. ELEKTRO MAGNET

Prepared by Dewi S Soemarko 39


Fakultas KEDOKTERAN
Bahaya Potensial
Segala sesuatu yag dapat menimbulkan
gangguan kesehatan pada pekerja

Golongan:
• Fisik
• Kimia
• Biologi
• Ergonomi
• Psikososial
Prepared by Dewi S Soemarko 40
(Juli 2020)
Bahaya Potensial faktor Fisik
Fakultas KEDOKTERAN
(Physical Hazards)

1. Getaran (Vibration)
2. Kebisingan (Noise)
3. Tekanan panas dan dingin (Heat and
cold stress)
4. Gelombang elektromagnet dan
Sinar (nonionization radiation)
5. Radiasi (ionizing radiation)
6. Tekanan udara (hiper dan hipobarik)
7. Cahaya

Prepared by Dewi S Soemarko 41


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN
Berbagai Bahan Kimia Berbahaya

• Pestisida
• Pelarut organik dan zat korosif
(pembersih, sabun/detergen dll)
• Pupuk
• Debu
• Logam berat

Prepared by Dewi S Soemarko 42


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN
Beberapa organisme patogen

• Bakteria • Virus
– E. coli – HIV
– Tiuberkulosis – HBV
– Streptococcus Group A
– HCV
• Jamur – Rotavirus
– Fungus
– Ebola
• Parasit
– Malaria – Papillomavirus

Prepared by Dewi S Soemarko 43


(Juli 2020)
Bahaya potensial faktor biologis di
sektor pertanian
Fakultas KEDOKTERAN

• Debu padi2an, binatang,  Tungau


• Endotoksin, Mycotoksin  Tanaman,
• Spora jamur, pestisida
actinomycetes  Fuorocumarin
• Tebu berjamur (tanaman)
• Pupuk, padi-padian  Tembakau
berjamur  Berbagai
• M. tuberkulosis binatang
Prepared by Dewi S Soemarko 44
(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN
Ergonomi
• Perhatikan proses kerja  alur kerja
• Cara bekerja dari pekerja
• Perhatikan:
kepala dan leher, tulang punggung, jari dan tangan
kanan /kiri, lengan atas dan lengan bawah kanan /kiri,
bahu kanan/kiri, kaki kanan/ kiri
• Lihat gerakan gerakan janggal yang dilakukan
• Lihat dan tanya:
- berapa lama gerakan janggal dilakukan
- berapa kali dalam satu menit gerakan janggal dilakukan

Prepared by Dewi S Soemarko 45


(Juli 2020)
Bahaya potensial Ergonomi
Fakultas KEDOKTERAN

Prepared by Dewi S Soemarko 46


(Juli 2020)
Contoh Identifikasi bahaya potensial dan kecelakaan kerja
Fakultas KEDOKTERAN

Courtesy by: dr. Joko Prasetyo (NPM 1006732591)


Kasus Carpal Tunnel Syndrome pada Perawat
di Ruang Operasi Prepared by Dewi S Soemarko 47
(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN
Bahaya potensial psikososial

• Berhubungan dengan: manusia vs manusia


manusia vs lingkungan sosial
manusia bagian dari masyarakat
 aspek kejiwaan hati nurani, norma/ nilai-nilai moral
• Manusia  terima rangsangan (fisik, kimia, biologis, psikis) 
bereaksi  adaptasi ? direkam
• Setiap manusia punya pengalaman berbeda-beda  reaksi beda-
beda
• Hasil Akhir rangsangan : distress atau stres

Prepared by Dewi S Soemarko 48


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN

Body Map
Discomfort

Prepared by Dewi S Soemarko 49


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN

50
Prepared by Dewi S Soemarko
Lanjutan Brief Survey…..
Fakultas KEDOKTERAN

Prepared by Dewi S Soemarko 51


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN
Pemeriksaan fisik
1. Tanda Vital
a. Nadi Pernafasan Suhu Badan Tekanan darah
b. Tinggi Badan Berat Badan Lingkar Perut IMT =
2. Tingkat Kesadaran dan keadaan umum
3. Kelenjar Getah Bening
4. Leher
5. Mata
  Persepsi Warna,    Kelopak Mata, Konjungtiva, Kesegarisan / gerak bola mata
Sklera,   Lensa mata,    Kornea,   Bulu Mata,
Tekanan Bola mata, Penglihatan 3 dimensi Visus mata  

6.Telinga

  Daun Telinga ,  Liang Telinga - Serumen ,  Membrana Timpani


lainnya …..  
Test berbisik , Test Garpu tala: Rinne- Weber- Swabach-Bing

7. Hidung  
a. Meatus Nasi    b. Septum Nasi c. Konka Nasal d. lubang hidung
e. Nyeri Ketok Sinus f. Penciuman

8. Gigi dan Gusi 

9. Tenggorokana. Pharing, Tonsil : , Laring


Prepared by Dewi S Soemarko 52
(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN

10. Leher
Gerakan leher, Kelenjar Thyroid, Tekanan Vena Jugularis, Lain-lain : ………

11. Dada
Bentuk, Mammae, Tumor : Ukuran Letak Konsistensi
Lain – lain

12. Paru- Paru dan Jantung


a. Palpasi:
b. Perkusi Iktus Kordis ............. Batas Jantung
c. Auskultasi : bunyi napas - Bunyi Napas tambahan
- Bunyi Jantung
13. Abdomen
a. Inspeksi,
b. Perkusi,
c. Palpasi : Hati ……Limpa…….Ginjal…….Ballotemen, Nyeri costovertebrae
d. Auskultasi: Bising Usus,

14. Genitourinaria
a. Kandung Kemih
b. Anus /Rektum/ Perianal
C Genitalia Eksternal Prostat (khusus Pria)

Prepared by Dewi S Soemarko 53


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN

15a.Tulang / sendi Ekstremitas atas


- Gerakan - Tulang - Sensibilitas - Oedema - Varises - Kekuatan oto
- vaskularisasi - kelainan Kuku jari
Pem. Neurologi khusus: (bila ada) ………………… …………………

…………………

15.b.Tulang / Sendi Ekstremitas bawah


- Gerakan - Kekuatan otot - Tulang - Sensibilitas - Oedema - Varises

- vaskularisasi - kelainan Kuku jari


Pem. Neurologi khusus: (bila ada) ………………… …………………

15c. Otot motorik Trofi, Tonus, Kekuatan


Gerakan abnormal : tidak ada tic ataxia lainya ..

15. Refleks
a. Refleks Fisiologis patella,
b. Refleks Patologis: Babinsky

16. Kulit
Kulit, Selaput Lendir, kuku, Lain – lain ………

17. Status Lokalis:

Prepared by Dewi S Soemarko 54


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN

19. RESUME KELAINAN Fisik YANG DIDAPAT:

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG (pemeriksaan Lab, spirometri,


audiometri, rontgen, USG, EKG, dll)

V. Hasil Body Map : ringkasan hasil body map

VI. Hasil Brief Survey ; ringkasan hasil brief survey

VII. DIAGNOSIS KERJA


Jelaskan dasarnya  anamnesis, PF, Pem Penunjang

VIII. DIAGNOSIS DIFERENSIAL :


jelaskan

Prepared by Dewi S Soemarko 55


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN
Langkah 1:

7 LANGKAH DIAGNOSIS OKUPASI Diagnosis Klinis


(untuk menentukan Diagnosis Penyakit Akibat Kerja)

Langkah 2:
Pajanan di lingkungan
kerja

Langkah 3:
Langkah 6:
Adakah hub antara
Adakah faktor lain diluar pajanan dengan
pekerjaan Diagnosis Klinis

Langkah 4:
Langkah 5:
Apakah pajanan yg
Adakah faktor2 individu
dialami cukup besar
yg berperan
56
Prepared by Dewi S Soemarko (Juni 2013)
contribution AS and Kesja Prepared by Dewi S Soemarko
Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 2020)

Langkah 1
Fakultas KEDOKTERAN

1. DIAGNOSIS KLINIS
- lakukanlah sesuai prosedur
medis yang berlaku
- bila perlu lakukan:
* pemeriksaan
penunjang /tambahan
* rujukan informasi ke
Spesialis lain

57
Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 2020)

Langkah 2
Fakultas KEDOKTERAN

2. PAJANAN YG DIALAMI
- Pajanan saat ini dan pajanan sebelumnya
- Beberapa pajanan  1 penyakit atau sebailknya
- Lakukan anamnesis :
* deskripsi pekerjaan sec. Kronologis
* periode waktu kerja masing-masing
* apa yg diproduksi
* bahan yg digunakan
* cara bekerja
 lebih bernilai bila ditunjang data objectif
58
Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 2020)

Langkah 3
Fakultas KEDOKTERAN

3. APA ADA HUB.PAJANAN DG PENYAKIT


- Lakukan identifikasi pajanan
- Evidence based : pajanan-penyakit
- Bila tdk ada : pengalaman  penelitian awal

4. JUMLAH PAJANAN CUKUP ?


- Perlu tahu patifisiologi penyakit & bukti epidemiologis
- Dapat dg : kualitatif  cara kerja, proses kerja, gimana
lingk. Kerja
- Penting pengamatan
- Masa kerja
- Pakai alat pelindung sesuai, tepat ?
59
Langkah 5
Fakultas KEDOKTERAN

5. FAKTOR INDIVIDU BERPERAN


- Berapa besar berperan
- Riwayat atopi/ alergi
- Riwayat penyakit dalam keluarga
- Hiegene perorangan

6. FAKTOR LAIN DI LUAR PEKERJAAN


- Pajanan lain yg dapat menyebabkan penyakit  bukan
faktor pekerjaan
- Rokok, pajanan di rumah, hobi

Prepared by Dewi S Soemarko 60


(Juli 2020)
Langkah 7
Fakultas KEDOKTERAN

7. MENENTUKAN DIAGNOSIS PAK


- Kaji semua langkah-langkah
- Bukti + referensi  PAK ??
- Hasil: -PAK,
-diperberat oleh pekerjaan
-bukan PAK
-Perlu data tambahan

- Ada hub sebab akibat pajanan – penyakit &


faktor pekerjaan faktor yg dianggap paling
bermakna thd terjadinya penyakit
Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 2020) 61
Fakultas KEDOKTERAN
7 langkah Diagnosis Okupasi

Prepared by Dewi S Soemarko 62


(Juli 2020)
Contoh

Fakultas KEDOKTERAN 7 langkah Diagnosis Okupasi

Prepared by Dewi S Soemarko 63


(Juli 2020)
Lanjutan 7 langkah Diagnosis Okupasi
Fakultas KEDOKTERAN

Prepared by Dewi S Soemarko 64


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN
Penyakit Akibat Kerja
• ILO Convention No. 121 di Geneva pada December 1991  Penyakit karena agen,
penyakit sesuai target organ dan keganasan

• ICD 10 – OH , secara umum dibagi menjadi:


1. Diseases caused by agents
1.1 Diseases caused by chemical agents
1.2 Diseases caused by physical agents
1.3 Diseases caused by biological agents
2. Diseases by target organ
2.1 Occupational respiratory diseases
2.2 Occupational skin diseases
2.3 Occupational musculoskeletal diseases
3. Occupational cancer
4. Others

• Keputusan Presiden RI no 22/1993  DIGANTI !!! (Peraturan Presiden no 7


tahun 2019 tentang Penyakit Akibat Kerja): 88 Penyakit Akibat Kerja

• ASEAN Diagnostic Criteria

65
Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 2020)
ILO Convention no 121

Fakultas KEDOKTERAN

Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 66


2020)
Fakultas KEDOKTERAN

ICD 10 - OH

Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 2020)

67
Fakultas KEDOKTERAN
Peraturan Presiden no 7 tahun 2019
(88 PAK dan Golongan IV ?? )

I. PAK akibat pajanan factor yang timbul dari aktivitas pekerjaan


a.Faktor Kimia = 39
b.Faktor fisika = 7
c.Faktor biologis, infeksi, parasite = 9

II. PAK berdasarkan system organ


a. Penyakit saluran pernapasan = 12
b. Penyakit kulit = 3
c. Gangguan otot dan kerangka = 8
d. Gangguan mental dan perilaku = 2

III. Penyakit Kanker akibat kerja  8

IV. Penyakit Spesifik lainnya  dibuktikan secara ilmiah dengan metode tepat

Prepared by Dewi S Soemarko 68


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN

Prepared by Dewi S Soemarko 69


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN

Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 2020) 70


Konsensus Penyakit akibat Kerja
(14 Desember 2018)
Fakultas KEDOKTERAN

PAK A1 dan A2 = B (3) K(1) F(3) E(1) 8


PAK A1 = B(1) 
1
PAK A2 = B(2) K(3) F(5) E (2) 
12
Prepared by Dewi S Soemarko 71
(Juli 2020)
Konsensus Penyakit akibat Kerja
(14 Desember 2018)

Fakultas KEDOKTERAN

Prepared by Dewi S Soemarko 72


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN

Prepared by Dewi S Soemarko 73


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN

Prepared by Dewi S Soemarko 74


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN
Langkah 1:

7 LANGKAH DIAGNOSIS OKUPASI Diagnosis Klinis


(untuk menentukan Diagnosis Penyakit Akibat Kerja)

Langkah 2:
Pajanan di lingkungan
kerja

Langkah 3:
Langkah 6:
Adakah hub antara
Adakah faktor lain diluar pajanan dengan
pekerjaan Diagnosis Klinis

Langkah 4:
Langkah 5:
Apakah pajanan yg
Adakah faktor2 individu
dialami cukup besar
yg berperan
75
Prepared by Dewi S Soemarko (Juni 2013)
contribution AS and Kesja Prepared by Dewi S Soemarko
Sistem Rujukan
Pasien
Fakultas KEDOKTERAN

Anamnesis &
pemeriksaan
. Konsul Spesialis Klinik
Ragu terkait
Diagnosis klinis . Rujuk Ke RS

Ragu - KonsulSpesialis Ked.


Diagnosis okupasi Okupasi
- Pemeriksaan Lingkungan,
Biomarker dll

Penatalaksanaan
kasus
Ragu

Ragu Penatalksanaan Penatalaksanaan


klinis/medis okupasi
Konsul spesialis
terkait
Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 76
Rujuk RS 2020)
Fakultas KEDOKTERAN
Alur pelayanan Pasien Pekerja

FKTL

Courtessy by Muchtaruddin Mansyur, Non


Juli 2017 PAK
PAK

Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 77


2020)
Fakultas KEDOKTERAN

• Tiap Dokter wajib membuat Diagnosis, termasuk melakukan


7 langkah Diagnosis Okupasi untuk menentukan PAK atau bukan PAK

• Ketika Diagnosis PAK jelas dan Diagnosis BUKAN PAK jelas  mudah
dilakukan oleh Dokter untuk memilah PAK atau Bukan PAK

Ingat, bila:
•Complicated : jumlah pajanan banyak, jenis pajanan
bervariasi
•Magnitude of exposure besar
•Level severity dan gangguan kesehatan yang perlu
penanganan khusus - terkait dengan FTW dan RTW
 perlu rujukan ke Dokter Spesialis Kedokteran Okupasi

78
Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN Tata laksana

Prepared by Dewi S Soemarko 79


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN
PRINSIP: 5 Levels of Pevention
PENCEGAHAN PENCEGAHAN
PRIMER SEKUNDER
• Health Promotion: • Specific Protection:
1.Pengendalian teknis:
– Penyuluhan: . Substitusi
• Perilaku kesehatan . Isolasi
• Faktor bahaya . ventilasi
ditempat kerja 2. Pengendalian admnistrasi ,
melalui per-undang2 an dan
• Perilaku kerja yang admnistrasi/organisasi:
baik . Rotasi/pembatasan jam
kerja
– Olah Raga (Jenis,
3. Penggunaan Alat Pelindung
Freq, lama/durasi) Diri
– Gizi seimbang
– Pengendalian jalur
kesehatan: imunisasi
Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 80
2020)
Fakultas KEDOKTERAN Pencegahan tersier

• Early Diagnosis & Prompt • Disability limitation:


treatment: – Evaluasi kembali
– Pemeriksaan pra-kerja bekerja (return to
– Pemeriksaan berkala work)
– Surveilans
– Pemeriksaan lingkungan
• Rehabilitation:
secara berkala – Evaluasi kecacatan
– Pengobatan segera bila – Menyesuaikan
ditemukan adanya pekerjaan dengan
gangguan kesehatan
pada pekerja kondisi pekerja
– Pengendalian segera – Mengganti pekerjaan
ditempat kerja sesuai dengan
kemampuan pekerja

Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 81


2020)
Fakultas KEDOKTERAN

COVID-19 AKIBAT KERJA

Oleh
Dewi Sumaryani Soemarko

Divisi Kedokteran Okupasi , Dept Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI


Program Studi Magister Kedokteran Kerja FKUI
Occupational and Enviromental Health Research Center IMERI FKUI
82
Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN

Prepared by Dewi S Soemarko 83


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN

Prepared by Dewi S Soemarko 84


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN

85
Prepared by Dewi S Soemarko (Juli
Fakultas KEDOKTERAN

86
Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN

Penetapan Covid-19 Akibat Kerja:


-Perlu surat keterangan Dokter  prasyarat prosedur klaim
-Dokter menegakan Diagnosis PAK harus professional berdasar Fakta dan Bukti
- anamnesis, PF, Pem Penunjang (Lab, Ro torak, CT Scan Torak, dll),
- uraian tugas/pekerjaan yang berisiko
- Hubungan waktu pajanan dengan Diagnosis klinis
- Faktor lain di luar tempat kerja
-Kondisi akhir
87
Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN

Untuk klaim asuransi


:
Perlu Surat
Keterangan Dokter

Prepared by Dewi S Soemarko 88


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN

Prepared by Dewi S Soemarko 89


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN

30 Maret
2020

Prepared by Dewi S Soemarko 90


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN

91
Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN

TATA LAKSANA PENDERITA COVID 19:


•Medis: sesuai prosedur medis yang berlaku
•Okupasi: individu Laik kerja, Kembali Kerja
komunitas pekerja/ tempat kerja

Prepared by Dewi S Soemarko 92


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN
Penutup (1)
• Bekerja harus aman (sakit dan celaka) dan nyaman (lingkungan kerja dan
‘hati’ )
• Kesehatan Kerja masalah besar
• Undang-undang dan peraturan banyak
• Kesehatan kerja: multi disiplin
• Profesi dalam Kesehatan kerja: MD, RN, Ir, Industrial hygienist, dll

• Pelayanan Kesehatan, termasuk Pelayanan Kesehatan Kerja harus


komprehensif : Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif
Rehabilitatif: rehabilitasi medik
rehabilitasi kerja (return to work)

• Dokter : paham dan kompeten melakukan 7 langkah Diagnosis Okupasi


• 7 Langkah Diagnosis Okupasi  menegakkan Penyakit Akibat Kerja /
bukan

Prepared by Dewi S Soemarko 93


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN
PENUTUP (2)
• Dokter : Diagnosis Okupasi  PAK/bukan
• Diagnosis Okupasi  konversi ke Daftar PAK di Peraturan Presiden no 7
tahun 2019
• Hasil konversi  ditetapkan (dengan surat penetapan) oleh Pengawas
Naker (saat ini ?)
• Pengawas Naker  kirim ke BPJS Ketenagakerjaan (saat ini ?)

Apa dapat Dokter langsung ke BPJS Ketenagakerjaan (?) lihat aturan


Asuransi ‘ PAK’ !!
• Aparat Sipil Negara (ASN)  ke PT Taspen
• Pegawai Swasta peserta BPJS Ketenagakerjaan  ke BPJS
Ketenagakerjaan
• TNI dan Polri  ke PT Asabri

• Pandemi Covid 19  Covid 19 akibat kerja - Penyakit akibat Kerja yang spesifik

Prepared by Dewi S Soemarko 94


(Juli 2020)
Fakultas KEDOKTERAN

TERIMA KASIH
atas perhatiannya

95
Prepared by Dewi S Soemarko (Juli 2020)

Anda mungkin juga menyukai