Anda di halaman 1dari 11

GRAVIMETRIK

1. TUJUAN KHUSUS :
1.1 Mendefinisikan analisis gravimetric
1.2 Menguraikan langkah-langkah dalam analisis gravimetric
1.3 Menjelaskan tahapan-tahapan dalam pembentukan endapan
1.4 Menjelaskan tahapan-tahapan dalam pembakaran endapan
1.5 Menghitung faktor gravimetrik
1.6 Menyelesaikan perhitungan-perhitungan dalam gravimetrik

2. URAIAN
2.1 ANALISIS GRAVIMETRIK SECARA UMUM
Analisis gravimetric merupakan salah satu bagian
dari analisis kimia. Langkah pengukuran pada cara gravimetriK adalah pengukuran berat
atau berdasarkan penimbangan, dalam hal ini penimbangan hasil reaksi setelah bahan
yang dianalisis direaksikan. Hasil reaksi ini dapat berupa
- sisa bahan
- suatu gas
- suatu endapan
Berdasarkan hasil yang ditimbang, cara gravimetrik dibedakan menjadi :
- Cara evolusi
- Cara pengendapan
Dalam cara evolusi bahan direaksikan sehingga
timbul gas; caranya dapat dengan memanaskan bahan tersebut atau mereaksikannya
dengan suatu pereaksi. Pada umunya yang dicari adalah banyaknya gas yang terjadi, di
mana cara ini dapat dibedakan menjadi :
1. Cara Langsung
Gas yang terjadi ditimbang setelah diserap oleh suatu bahan. Yang ditimbang adalah
bahan penyerap ini, sebelum dan sesudah penyerapan, selisihnya merupakan berat gas
yang dicari.
2. Cara Tidak langsung
Analit ditimbang sebelum dan sesudah reaksi, selisihnya merupakan berat gas.
Cara evolusi biasanya digunakan untuk penentuan
kadar air. Dalam penentuan kadar air seringkali ditemui kesulitan yaitu berupa kesalahan-
kesalahan, sehingga harus diketahui dulu bagaimana cara air terikat pada suatu bahan.
Macam-macam Kandungan Air
a. Air yang Terikat Secara Fisik
Untuk menghilangkan air yang terikat secara fisik
diperlukan suhu yang rendah. Umumnya 1000 – 1500 C, kadang-kadang cukup hanya
membiarkan bahan di udara bebas.
1. Air Terlarut
Yaitu air dalam bahan padat yang seakan-akan larut dalam bahan tersebut
2. Air Oklusi
Yaitu air yang terkurung dalam rongga-rongga di antara butiran-butiran zat padat,
atau rongga-rongga dalam kristal
3. Air Adsorpsi
Yaitu air yang terikat pada permukaan.
b. Air yang Terikat Secara Kimia
Air yang terikat secarta kimia mempunyai jumlah yang tertentu, menurut suatu
perbandingan berat yang tergantung dari macam bahan. Karena ikatannya yang kuat
sehingga dibutuhkan suhu yang tinggi untuk melepaskannya.
1. Air Kristal atau Air Hidratasi
Yaitu air yang terikat sebagai molekul atau ion-ion dalam kristal. Air ini berbentuk H2O.
Contohnya : CuSO4.5H2O dan BaCl2.2H2O.
2. Air Konstitusi
Yaitu air yang merupakan bagian molekul zat padat yang bersangkutan tetapi tidak
berbentuk H2O, akan tetapi bila padatan itu terurai akan terbentuk H2O. Contohnya gula,
NaHCO3.
Dalam cara pengendapan, analit direaksikan sehingga terbentuk endapan yang
kemudian ditimbang. Atas dasar cara pembentukan endapan, maka cara pengendapan
dibagi menjadi :
1. Gravimetrik
Endapan dibentuk dari reaksi analit dengan suatu pereaksi. Endapan biasanya
berupa senyawa.
2. Elektrogravimetrik
Endapan dibentuk secara elektrokimia, yaitu analit dielektrolisa sehingga
membentuk endapan berupa logam.
Pada bab ini yang akan dibahas lebih lanjut adalah cara gravimetrik.
Analisis gravimetric merupakan analisis kuantitatif dengan cara mengisolasi dan
menimbang unsur atau senyawa yang dianalisis. Analit secara fisik dipisahkan dari
semua komponen lainnya dari contoh maupun dari solvennya. Pada metoda gravimetrik
pemisahan ini dilakukan dengan cara mengendapkan unsur atau senyawa yang
dianalisis. Pengendapan dilakukan dengan mereaksikan unsur atau senyawa tersebut
dengan suatu zat pengendap yang akan menghasilkan suatu zat dengan kelarutan yang
kecil. Kemudian diulakukan penyaringan endapan, pencucian, pengeringan, pembakaran
sehingga didapatkan zat yang stabil untuk selanjutnya dilakukan penimbangan.
Persyaratan yang harus dipenuhi agar cara gravimetrik dapat berhasil adalah :
1. Proses pemisahan harus cukup sempurna hingga kuantitas analit yang
tidak mengendap secara analitik tidak ditemukan.
2. Zat yang ditimbang harus mempunyai susunan tertentu dan mempunyai
kemurnian yang cukup tinggi.
2.2 STOIKIOMETRIK
Dalam prosedur gravimetrik suatu endapan ditimbang dan dari harga ini berat analit
dalam contoh dihitung. Persentase analit adalah :

%A = berat A x 100
berat contoh
Untuk menghitung berat analit dari berat endapan digunakan suatu factor gravimetric.
Faktor ini didefinisikan sebagai jumlah gram analit dalam g dari endapan. Perkalian berat
endapan P dengan factor gravimetric memberikan jumlah gram analit di dalam contoh.

Berat A = berat P x factor gravimetric


Maka :
Berat P x factor gravimetrik
%A = x 100
berat contoh

Tabel 7. Beberapa Faktor Gravimetrik

Zat yang Dihitung Zat yang Dicari Faktor Gravimetrik

AgCl Cl Cl/AgCl
BaSO4 S S/BaSO4
BaSO4 SO3 SO3/BaSO4
Fe2O3 Fe 2Fe/Fe2O3
Fe2O3 FeO 2FeO/Fe2O3
Fe2O3 Fe3O4 2Fe3O4/3 Fe2O3
Mg2P2O7 MgO 2 MgO/ Mg2P2O7
Mg2P2O7 P2O5 P2O5/ Mg2P2O7
PbCrO4 Cr2O3 Cr2O3/2 PbCrO4
K2PtCl6 K 2K/ K2PtCl6

2.3 METODA ANALISIS GRAVIMETRIK


Langkah-langkah metoda analisis gravimetric adalah sebagai berikut :
1. Pengendapan
2. Penyaringan
3. Pencucian
4. Pengeringan
5. Penimbangan
6. Perhitungan
1. Pengendapan
Apabila tetapan hasil kali kelarutan suatu senyawa dilampaui dan pengendapan mulai
terjadi, maka sejumlah partikel kecil disebut inti telah terbentuk. Pengendapan
selanjutnya akan berlangsung pada partikel-partikel yang terbentuk semula ini, dengan
makin bertumbuhnya partikel dalam ukurannya, sehingga cukup besar untuk turun ke
dasar larutan. Distribusi ukuran partikel endapan ditentukan oleh kecepatan aktif dari
proses sebagai berikut :
1. Pembentukan inti (nukleasi)
2. Pertumbuhan inti
Dari kedua proses di atas diharapkan laju nukleasi lebih kecil dibandingkan
dengan laju pertumbuhan inti. Sehingga dihasilkan sedikit partikel dengan ukuran yang
realtif besar. Material yang demikian akan lebih mudah disaring dan lebih murni
keadaannya dibandingkan dengan keadaan partikel kecil.
Pada peristiwa pengendapan dapat terjadi proses kopresipitasi yaitu proses yang
membawa serta suatu zat yang biasanya terlarut, pada waktu pengendapan dari
endapan yang diinginkan. Selain itu dapat juga terjadi proses post presipitasi yaitu
proses terdepositnya suatu zat pengotor setelah pengendapan dari zat yang diinginkan.
2. Teknik Pencucian dan Penyaringan Endapan
Dalam prosedur gravimetrik zat yang diinginkan dipisahkan dalam bentuk
endapan, endapan ini harus bebas dari zat pengotor yang tidak diharapkan, untuk
kemudian dikeringkan dan ditimbang. Penyaringan dilakukan dengan corong dan kertas
saring, maupun krus saringan.
Bermacam-macam jenis kertas saring yang dapat digunakan. Untuk analisa
kuantitatif harus digunakan kertas yang berkualitas bebas abu. Kertas ini telah
dikerjakan dengan asam-asam klorida dan fluorida selama dibuat sehingga berkadar zat
anorganik rendah dan apabila dibakar akan meninggalkan abu dalam jumlah yang dapat
diabaikan. (untuk kertas berdiameter 11 cm mempunyai kadar abu 0,13 mg)

Gambar 22. Melipat Kertas Saring


Suatu endapan biasanya dicuci dengan air ataupun dengan larutan pencuci
tertentu, sebelum dikeringkan dan ditimbang. Pencucian biasanya dilakukan bersamaan
pada tahap penyaringan. Di sini endapan dipisahkan dari cairan induknya dalam bentuk
yang padat. Pada waktu endapan ada dalam kertas saring,maka endapan dapat dicuci
dengan melewatkan larutan pencuci melalui saringan. Tetapi cara tersebut kurang efektif
untuk menghilangkan kotoran dlam endapan. Cara yang lebih efektif adalah dengan
menuangkan terlebih dahulu cairan induk ke dalan saringan. Endapan diusahakan
sebanyak mungkin tertinggal dalam gelas kimia. Endapan yang tertinggal tersebut diaduk
dengan cairan pencuci, selanjutnya larutan pencuci tersebut dituangkan ke dalam
saringan meninggalkan endapan. Pencucian ini dapat diulang sesering mungkin

3. Pembakaran Endapan
Setelah kertas saring mengering di corong, maka bagian atas kertas dilipat untuk
membungkus endapan dengan sempurna. Dengan sangat hati-hati untuk
menghindari sobeknya kertas basah , endapan dan kertas saringnya tersebut
dipindahkan ke dalam krus.
Langkah-langkah pembakaran endapan adalah sebagai berikut :.

3.1 Pengeringan Endapan dan Kertas Saring.


Dapat dilakukan pada suhu 1000C-1250C di dalam tanur. Jika pembakaran harus
segera diikuti dengan pengeringan maka dilakukan pada suatu pembakar. Tempatkan
krus yang ditutup pada kedudukan miring dalam segitiga terbuat dari porselin dan
tempatkan api kecil di bawah krus. Harus dihindari pemanasan ya ng terlalu kuat, nyala
api tidak boleh menyentuh krus.
3.2 Peng-arangan Kertas
Setelah endapan dan kertas kering sama sekali, tutup krus dibuka sedikit agar
udara dapat masuk, kemudian pemanasan ditingkatkan untuk pengarangan kertas.
Besarkan sedikit nyala apinya dan tempatkan kembali di bawah dasar krus. Kertas
menjadi lapuk tetapi tidak boleh terbakar dengan nyala. Jika kertas terbakar, maka
segera tutup krus untuk memadamkannya.
3.3 Membakar Habis Karbon dari Kertas
Setelah kertas diarangkan dengan sempurna, dan bahayanya berkobar menjadi
api telah dilalui, maka besarnya nyala api dapat ditingkatkan sampai dasar krus menjadi
merah. Hal ini dilakukan dengan berangsur-angsur. Sisa karbon dan ter organic dibakar
habis pada tahap ini. Pemanasan dilanjutkan hingga pembakaran sempurna, yang
terbukti dari hilangnya zat berwarna gelap. Sebaiknya sekali-sekali krus diputar agar
semua bagian dipanasi dengan sempurna.
3.4 Pembakaran Tahap Akhir
Untuk mengakhiri pembakaran, letakkan krus tegak dengan mengambil tutupnya
untuk memasukkan udara dan memanaskan pada suhu yang ditentukan untuk endapan
tertentu. Pembakaran dilanjutkan hingga krus mencapai berat yang stabil, yaitu hingga
selisih antara dua penimbangan kurang dari 0,5 mg.

2.4 BAHAN-BAHAN PENGENDAP ORGANIK


Selain bahan-bahan anorganik, terdapat juga sejumlah zat organik yang
digunakan sebagai bahan pengendap untuk ion-ion anorganik, kation maupun anion.
Kebanyakan pengendap organik tergolong pembentuk kelat tak bermuatan. Beberapa
contoh pengendap organik yang sering digunakan untuk analisis gravimetrik :

1. 8- Hidroksikuinolin

Sekitar 20 kation dapat diendapkan dengan zat ini, sehingga kurang spesifik.
Kelarutan endapan berbeda menurut kationnya. Di samping itu pH juga sangat
mempengaruhi kelarutan karena reaksi pengendapannya melepaskan ion-ion H+.
Karenanya dengan mengatur pH, dapat dihindarkan kontaminasi endapan.

2. α- Nitroso β-naftol

Senyawa ini merupakan salah satu pereaksi organic selektif yang pertama-tama
ditemukan.

3. Dimetil Glioksim

Pereaksi ini tak ada tandingannya dalam sifatnya sebagai pereaksi yang spesifik,
dalam larutan asam hanya Pd (palladium) yang diendapkan sedangkan dalam larutan
yang agak basa hanya Ni yang mengendap

2.4 PENGGUNAAN ANALISIS GRAVIMETRIK


Selain untuk menganalisis zat-zat anorganik, cara gravimetrik juga digunakan
dalam analisis zat-zat organik, seperti penentuan kolesterol dalam padi-padian dan
laktosa dalam susu.
Penentuan kadar air yang banyak dilakukan, menggunakan cara gravimetrik.
Bahan-bahan makanan baik dari hewan maupun tumbuh-tumbuhan dianalisis kadar
airnya dengan cara gravimetrik.

3. CONTOH SOAL
Sebuah sampel garam klorida seberat 0,6025 g telah dilarutkan dalam air dan kloridanya
diendapkan dengan perak nitrat berlebih. Endapan perak klorida disaring, dicuci,
dikeringkan dan diketahui beratnya 0,7134 g. Hitung % klorida dalam sampel.
Misalkan g = gram Cl dalam sampel
Ag+ + Cl- → AgCl(p)
Karena 1 mol Cl memberikan 1 mol AgCl
Mol Cl = mol AgCl
g/35,45 = 0,7134/143,32
g = 0,7134 x 35,45/143,32
% Cl = berat Cl/berat sampel x 100

0,7134 x (35,45/143,32) x 100


=
0,6025

= 29,29

4. TUGAS :
1. Definisikan analisis gravimetrik
2. Uraikan macam-macam air yang terikat pada suatu bahan
3. Uraikan langkah-langkah dalam gravimetrik
4. Jelaskan tahap-tahap dalam pembentukan endapan
5. Jelaskan tahap-tahap dalam pemanggangan / pembakaran endapan
6. Hitung factor gravimetrik : zat yang ditimbang ditulis di muka, kemudian adalah zat
yang ditentukan :
KClO4 : K2O
PbCrO4 : Cr2O3
CaCO3 : CO2
AgCl : KClO4
7. Timbal dalam sebuah sampel seberat 0,6342 g suatu bijih diendapkan sebagai PbSO 4.
Endapan dikeringkan dan ternyata beratnya 0,4381 g. Hitung % Pb dalam bijih dan %
sebagai
PbO.
8. Belerang dalam sebuah sampel seberat 0,8423 diubah menjadi sulfat dan sulfatnya
diendapkan sebagai BaSO4. Endapan ternyata beratnya 0,3148 g setelah dicuci dan
dibakar. Hitung % belerang dalam sampel dan hitung % sebagai SO 3.
9. Sebuah sampel seberat 0,6000 g yang terdiri dari CaC 2O4 dan MgC2O4 dipanaskan
pada 5000C untuk mengubah kedua garam menjadi CaCO3 dan MgCO3. Sampel
kemudian beratnya 0,4650 g. Jika sampel dipanaskan lagi 9000C yang hasilnya
adalah CaO dan MgO. Berapakah berat campuran oksida ?

10. Sebuah campuran yang mengandung hanya AgCl dan AgBr beratnya 0,4682 g. Telah
diperlakukan dengan Cl2 sehingga mengubah AgBr menjadi AgCl. Contoh sekarang
beratnya 0,3604 g. Hitung % AgBr dalam sampel semula.

11. Natrium dan kalium dalam sebuah batu karang, unsur2nya diubah menjadi klorida
dan campuran NaCl dan KCl ternyata beratnya 0,6648 g. klorida2nya diubah menjadi
sulfat, dan campuran Na2SO4 dan K2SO4 ternyata mempunyai berat 0,7849 g. Jika berat
batu karang semula 0,8792 g, maka hitung persentase Na2O dan K2O di dalam contoh

12. Berapa berat contoh yang mengandung 12,5% FeO harus diambil untuk analisis, jika
diinginkan untuk memperoleh suatu endapan Fe2O3 yang beratnya 0,3600 g.
13. Sebuah contoh kuningan mengandung 9,20% timah, 5,40% timbal, 4,30% seng dan
81,10% tembaga. Unsur2 ini ditentukan secara gravimetric dengan menimbang
endapan2 berikut : SnO2, PbSO4, CuSCN, dan Zn2P2O7. Jika contoh seberat 0,600 g
dianalisis, berapa berat masing-masing endapan akan diperoleh?

Anda mungkin juga menyukai