Anda di halaman 1dari 9

JURNAL TEKNIK SIPIL 1

1
1 PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK LOW DENSITY
2 POLY ETHYLENE (LDPE) DALAM CAMPURAN ASPAL
3
4 Yeni Maratus Solekah

5 Teknik Sipil
6 Fakultas Teknik
7 Jalan Semarang No. 5
8 Universitas Negeri Malang
9 E-mail: yeni08.2000@gmail.com
10
11Abstrak. Paper ini mendiskripsikan tentang pemanfaatan limbah plastik yang berjenis
12Low Density Poly Ethylene (LDPE) ke dalam suatu campuran aspal. Penelitian yang
13dilakukan adalah dengan mengetahui presentase agregat yang terkandung dalam plastik
14LDPE serta adanya penentuan nilai indeks dalam stabilitas Marshall.

15Kata Kunci: Plastik LDPE, agregat, marshall.

16Abstract. This paper describes the use of plastic waste that is of the type of Low
17Density Poly Ethylene (LDPE) into an asphalt mixture. The research was conducted by
18knowing the aggregate percentage contained in LDPE plastic and the determination of
19the index value in Marshall stability.

20Keywords: Plastic LDPE, aggregate, marshall.

211 Pendahuluan

22Produksi plastik secara global selalu mengalami peningkatan selama


23kurun waktu lebih dari 50 tahun. Pada tahun 2012, produksi plastik
24meningkat sebesar 288 juta ton atau 2,8 % lebih besar dari tahun
25sebelumnya (PlasticEurope, 2013). Penumpukan limbah plastik yang
26terjadi di kota Malang terus mengalami peningkatan. Limbah plastik, di
27harapkan dapat di ubah menjadi suatu bahan campuran aspal.
28Pemanfaatan limbah plastik dapat di lakukan dengan berbagai cara, salah
29satunya dengan cara menambahkan plastik berjenis Low Density Poly
30Ethylene (LDPE) ke dalam suatu campuran aspal. Aspal yang dihasilkan
31dari limbah pastik memiliki sifat fisik lebih lengket jika dibandingkan
32dengan aspal yang tidak menggunakan plastik sebagai campuran.
33Pemanfaatan limbah plastik sebagai aspal merupakan kerjasama antara
34Kementerian PUPR dan Kementerian Koordinator Kemaritiman. Dalam
35kaitan ini, Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim
36Kemenko Kemaritiman Safri Burhanuddin mengatakan bahwa untuk

2Received ________, Revised _________, Accepted for publication __________


32 Yeni Maratus Solekah

37menyuplai kebutuhan limbah plastik sebagai aspal pihaknya telah


38berkoordinasi dengan Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (Adupi) di
3916 kota besar yang akan mengumpulkan dan memilah sampah.
40
41Pemanfaataan plastik ini diperkirakan mampu mengurangi limbah plastik
42karena mempunyai sifat yang tahan elastis dan tahan akan deformasi
43ketika dilewati kendaraan. Untuk mengaspal satu kilometer jalan
44dibutuhkan sekitar 3 juta ton sampah plastik sebagai bahan campuran.
45Sebelum dicampur, Sampah plastik dicacah atau dibentuk menjadi
46ukuran 5 milimeter supaya lebih cepat tercampur. Aspal dengan
47campuran limbah plastik akan menghasilkan perkerasan struktur berlapis
48jalan yang lebih kuat dan tahan lama. Pengujian aspal menggunakan
49bahan campuran plastik tersebar di beberapa kota yang lalu lintasnya
50cukup padat seperti Bekasi, Cilincing, ruas tol Jakarta-Merak, Surabaya
51dan Bali untuk melihat ketahanan dari aspal tersebut.

522 Perancangan Bahan


53Pemanfaatan limbah plastik dalam pencampuran aspal ini bertujuan
54untuk menjaga lingkungan dari sampah plastik. Pasalnya, sampah plastik
55membutuhkan waktu hingga 50 tahun untuk bisa dihancurkan. Inovasi
56daur ulang plastik sangat beragam, salah satunya yakni untuk membuat
57jalan raya. Jalan yang dibangun dengan campuran plastik usianya lima
58kali lipat lebih kuat ketimbang aspal biasa. Daya tahan campuran plastik
59untuk membuat jalan sudah dapat dibuktikan secara ilmiah, dan beberapa
60negara seperti India serta Afrika telah menerapkan hal tersebut.
61
62 Jumlah sampah plastik di laut Indonesia (marine debris)
63 menduduki peringkat kedua setelah China. Lebih lanjut data
64 dari Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik pada 2016
65 menunjukkan, marine debris di Indonesia didominasi oleh
66 kantong plastik (kresek) dan plastik tidak laku (residu) sebesar
67 62 persen (Professor Jenna Jambeck, 2015)

68Bagian limbah plastik yang digunakan untuk campuran aspal sebanyak


696% komposisi. Perhitungan plastik yang dibutuhkan, jika panjang jalan
70nasional mencapai 47.000 km dan setiap satu kilometer membutuhkan
71tiga ton plastik maka plastik yang dibutuhkan adalah 140.0000 ton.
72Plastik ini nantinya akan dipotong kecil dengan ukuran lima milimeter.
73Kualitas jalan yang menggunakan aspal plastik terbilang sangat baik,

4
5 PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK LOW DENSITY POLY
6 ETHYLENE (LDPE) DALAM CAMPURAN ASPAL
7 3
8
74bahkan bisa mengurangi tingkat keretakan tanah. Percobaan yang pernah
75dilakukan yaitu ketika aspal dibentangkan sebagai aspal panas, dan
76suhunya berkisar 150-180 derajat celcius. Perhitungan tersebut masih
77aman dari batas degradasi sampah yaitu 250-280 derajat celcius, dimana
78pada suhu ini plastik bisa mengeluarkan racun.
79
80Agregat sebagai bahan campuran lapis perkerasan jalan menurut
81persyaratan harus bernilai abrasi <40%. Penggunaan agregat kasar
82bernilai abrasi tinggi (>40%) tidak diperbolehkan karena tingkat keausan
83dan porositasnya yang tinggi akan menyebabkan degradasi dan
84mempunyai tingkat penyerapan yang tinggi. Namun pada kenyataannya
85untuk mendapatkan agregat dengan nilai abrasi <40% semakin sulit
86sehingga kemungkinan penggunaan agregat bernilai abrasi tinggi yang
87akan mempengaruhi kinerja campuran sehingga perlu dilakukan
88perbaikan terlebih dahulu terhadap sifat-sifat fisik agregat tersebut.
89
90Penyelaputan agregat kasar dibuat dalam tiga variasi kadar plastik yaitu
911% (variasi I), 2% (variasi II) dan 3% (variasi III). Persyaratan yang
92digunakan didasarkan pada spesifikasi sifat fisik agregat kasar yang harus
93dipenuhi campuran beton aspal (AC-wearing course) adalah nilai abrasi
94< 40%, penggunaan agregat kasar dengan nilai abrasi diatas 40% tidak
95diperkenankan, karena tingkat keausan dan porositas yang tinggi,
96sehingga menyebabkan kinerja campuran beton aspal kurang baik.
97
98Penelitian awal dilakukan untuk menurunkan nilai abrasi agregat, pada
99penelitian ini dicoba dengan tiga variasi kadar plastik yaitu 0,3% (variasi
100I), 0,6% (variasi II) dan 1% (variasi III). Penelitian tahap dua, untuk
101mencari kadar aspal optimum dilakukan dengan pengujian Marshall,
102pada masing-masing variasi kadar serat plastik dengan kadar aspal 5,0%;
1035,5%; 6,0%; 6,5% dan 7%, selanjutnya penelitian tahap tiga, pada kadar
104aspal optimum dilakukan pembuatan benda uji untuk perendaman
105standar, 24 jam, 48 Cantabro dan kepadatan mutlak. Pengujian
106perendaman untuk memperoleh Indeks Perendaman dan Indeks
107Durabilitas, sedangkan pengujian Cantabro dilakukan untuk
108mendapatkan tingkat keausan atau kehilangan berat benda uji selama
109mendapat gaya impact.
110
111Untuk memperoleh nilai VITM pada kepadatan mutlak dilakukan dengan
112penumbukan (2 x 400). Spesifikasi campuran beton aspal yang

9
104 Yeni Maratus Solekah

113dipergunakan berdasarkan spesifikasi Departemen Kimpraswil tahun


1142000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelaputan agregat kasar
115dengan serat plastik LDPE pada variasi I, II dan III untuk nilai abrasi
116berturut-turut sebesar 48,04%, 44,83% dan 39,60%, sedangkan nilai
117absorbsi sebesar 2,582%, 2,361% dan 1,591%. Kadar aspal optimum
118untuk variasi I, II dan III masing-masing sebesar 6,3%, 6,1% dan 5,8%.
119Pada kadar aspal optimum nilai indeks stabilitas Marshall sisa
120perendaman 24 jam untuk variasi I, II dan III berturut-turut sebesar
12187,8%, 91,1% dan 84,3%, sedangkan pada perendaman 48 jam nilai
122indeks stabilitas Marshall sisa masing-masing sebesar 80,9%, 82,5% dan
12376,1%.
124
125Pada pengujian Cantabro, nilai presentase kehilangan berat untuk variasi
126I, II dan III masing-masing sebesar 3,56%, 3,18% dan 3,17%. Nilai
127VITM pada kepadatan mutlak untuk variasi I, II dan III berturut-turut
128sebesar 1,23%, 1,45% dan 2,05%. Dari hasil diatas menunjukkan bahwa
129penyelaputan agregat kasar berabrasi tinggi (+50%), dengan kadar serat
130plastik jenis LDPE sebesar 0,6% dari berat agregat kasar, dapat
131meningkatkan kualitas campuran beton aspal paling optimum.

1323 Sifat-Sifat Fisik Bahan


133Permasalahan yang timbul terkait konstruksi jalan raya adalah
134menipisnya jumlah material seperti agregat dan aspal. Aspal merupakan
135komponen utama dalam perkerasan lentur yang berperan mengikat
136agregat. Oleh karena itu, diperlukan material tambahan (aditif) pada
137campuran aspal yang dapat mengurangi penggunaan aspal. Salah satu
138bahan aditif dalam campuran aspal yang dapat digunakan yaitu plastik
139karena plastik memiliki sifat yang mirip dengan aspal yaitu termoplastic
140dan hidrofobic. Beberapa jenis plastik yang dapat digunakan sebagai
141bahan aditif yaitu PET, HDPE, dan LDPE.
142
143Karena jumlah ketersediaannya yang cukup banyak sehingga plastik
144sebagai bahan aditif dapat diaplikasikan pada pembuatan aspal beton).
145Laston dikenal pula dengan nama AC (Asphalt Concrete). Laston
146mempunyai tiga macam campuran sesuai fungsinya, salah satunya laston
147sebagai lapisan aus (AC-WC). Campuran AC-WC merupakan lapisan
148perkerasan yang berhubungan langsung dengan ban kendaraan, lapisan
149yang kedap air, tahan terhadap cuaca. Pada penelitian ini, campuran aspal

11
12 PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK LOW DENSITY POLY
13 ETHYLENE (LDPE) DALAM CAMPURAN ASPAL
14 5
15
150dan plastik diuji dengan alat Marshall (marshall test). Perbandingan
151plastik yang digunakan adalah 33,3% PET, 33,3% HDPE, dan 33,3%
152LDPE untuk total keseluruhan plastik. Nilai stabilitas yang diperoleh
153dengan campuran plastik meningkat sebesar 66,73% dibandingkan bahan
154standar pada kadar plastik 8%. Kadar plastik terbaik dan kadar aspal
155optimum yang diperoleh yaitu 4,8% dan 6,75% masing-masingnya.
156
157Permasalahan lain yang timbul terkait konstruksi jalan raya adalah
158banyaknya jumlah material seperti agregat dan aspal yang terbuang
159akibat pembongkaran perkerasan lama yang sudah rusak yang disebut
160dengan Reclaimed Asphalt Pavement (RAP). Karena desakan krisis
161minyak, RAP kemudian dimanfaatkan untuk diolah kembali dengan
162mencampurkan bahan peremaja untuk dijadikan perkerasan baru. Namun
163dengan penambahan Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) pada
164perkerasan baru mengakibatkan penurunan pada sifat fisik plastik Low
165Density Poly Ethylene (LDPE).
166
167Plastik LDPE digunakan karena memiliki sifat yang mirip dengan aspal
168yaitu termoplastic dan hidrofobic. Dengan penggunaan plastik LDPE
169pada campuran aspal dapat mengurangi limbah plastik yang ada di
170lingkungan dan menghasilkan perkerasan yang ramah lingkungan. Pada
171penelitian ini, dilakukan pengujian karakteristik Marshall pada campuran
172Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) dengan penambahan RAP
173dan zat adiktif plastik LDPE. Penambahan RAP yang digunakan adalah
17435% dengan variasi zat adiktif plastik LDPE 0%, 1%, 3%, dan 5%. Nilai
175stabilitas yang diperoleh meningkat sebesar 12,32% pada kadar plastik
1765% dibandingkan kadar plastik 0%. Kadar plastik optimum dalam
177campuran diperoleh 4,8% dengan kadar aspal optimum 6,45%. Dengan
178kadar yang demikian, penambahan plastik Low Density Poly Ethylene
179(LDPE pada campuran aspal dapat menghasilkan perkerasan jalan yang
180bersifat ramah lingkungan.Pengaruh Penambahan Plastik LDPE.
181
182Pembangunan konstruksi jalan raya diperlukan beton aspal yang baik dan
183perawatan yang baik pula, untuk mendukung kemampuan jalan tersebut
184dan menaikan mutu campuran beraspal salah satunya dengan
185menambahkan bahan aditif kedalam aspal. Bahan aditif yang digunakan
186limbah plastik tipe Low Density Poly Ethylene (LDPE), sedangkan untuk
187material digunakan batuan Bassalt yang merupakan bahan baku dari
188gunung. Limbah sampah plastik ini bisa dimanfaatkan dengan berbagai

16
176 Yeni Maratus Solekah

189cara, salah satunya dengan cara menambahkan plastik kedalam suatu


190campuran aspal. Mencampur sampah plastik kedalam kontruksi jalan
191raya memiliki dua tujuan, yaitu meminimalkan sampah plastik dan
192meningkatkan kualitas jalan.
193
194Dengan cara tersebut, maka dapat diketahui pengaruh pemakaian limbah
195plastik sebagai subsitusi Aspal Pen 60/70 dengan menggunakan agregat
196Bassalt terhadap karakteristik Marshall campuran aspal. Tahapan awal
197penelitian adalah mencari Kadar Aspal Optimum (KAO). Penambahan
198variasi kantong plastik bekas sebagai aditif secara berturut-turut yaitu
1992%, 4%, 6%, dan 8% pada KAO-0,5, KAO dan KAO+0,5 dari KAO
200awal 5,35%. Dari ketiga KAO tersebut diambil nilai yang tertinggi yaitu
201pada KAO+0,5 sebesar 3,3% untuk pembuatan benda uji pada persentase
202variasi plastik KPO ±2% dengan mendapatkan nilai Marshall dan
203Durabilitas. Nilai stabilitas terus meningkat pada persentase variasi kadar
204plastik bekas 1,3%, 3,3% dan 5,3% masing-masing sebesar 1470,48kg,
2051476,28kg, dan 1489,28kg dengan rendaman 30 menit (suhu 600C)
206dan1286,42kg, 1316,35kg, 1345,41kg dengan rendaman 24 jam (suhu
207600C). Kondisi ini disebabkan oleh kandungan dalam aditif yang
208bercampur dengan aspal pen 60/70 di dalam campuran menyebabkan
209daya lekat aspal dengan agregat menjadi lebih baik hingga mencapai
210batas nilai tertentu, yaitu pada batas 5,3% dengan nilai stabilitas terbaik
211yaitu sebesar 1489,28kg pada rendaman 30 menit dan sebesar 1345,41kg
212pada rendaman 24 jam. Dari perbandingan ke dua stabilitas tersebut
213maka diperoleh nilai durabilitas sebesar 99,84% sehingga telah memenuhi
214spesifikasi untuk campuran yang ditambahkan aditif, yaitu sebesar ≥
21590%.
216
217LDPE dalam campuran beraspal memiliki perbedaan kadar, yakni 0%,
2182%, 4% dan 6% dari berat aspal, digunakan dalam penelitian ini untuk
219mensimulasikan efek dari kadar plastik pada kinerja campuran. Lima
220belas sampel campuran AC-WC dibuat untuk setiap variasi kadar LDPE
221kemudian dipadatkan dengan tumbukan 2x75. Kemudian, campuran
222dievaluasi oleh hal enam karakteristik Marshall, yaitu, stabilitas, flow,
223MQ, VIM, VMA dan VFA, satu parameter tambahan, yaitu indeks
224kekuatan sisa (IRS).
225
226Berdasarkan penelitian ini dihasilkan campuran dengan plastik cenderung
227kurang padat (seperti yang ditunjukkan oleh rongga udara yang lebih

18
19 PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK LOW DENSITY POLY
20 ETHYLENE (LDPE) DALAM CAMPURAN ASPAL
21 7
22
228tinggi) dan menjadi lebih kaku (seperti ditunjukkan oleh stabilitas tinggi
229tetapi kelelehan rendah). Hal ini menunjukkan bahwa penambahan LDPE
230bisa membuat campuran menjadi lebih kaku namun berpori
231menyebabkan campuran memiliki ketahanan yang baik terhadap
232deformasi plastis tetapi lebih rentan terhadap retak dan kurang tahan
233lama.

2344 Kesimpulan

2354.1 Perhitungan plastik yang dibutuhkan dalam merancang campuran


236 aspal sebanyak 6% komposisi. Jika panjang jalan nasional
237 mencapai 47.000 km dan setiap satu kilometer membutuhkan tiga
238 ton plastik, maka plastik yang dibutuhkan adalah 140.0000 ton.
239 Plastik ini nantinya akan dipotong kecil dengan ukuran lima
240 milimeter. Percobaan yang pernah dilakukan yaitu ketika aspal
241 dibentangkan sebagai aspal panas, dan suhunya berkisar 150-180
242 derajat celcius. Perhitungan tersebut masih aman dari batas
243 degradasi sampah yaitu 250-280 derajat celcius, dimana pada
244 suhu ini plastik bisa mengeluarkan racun. Penyelaputan agregat
245 kasar dibuat dalam tiga variasi kadar plastik yaitu 1% (variasi I),
246 2% (variasi II) dan 3% (variasi III). Persyaratan yang digunakan
247 didasarkan pada spesifikasi sifat fisik agregat kasar yang harus
248 dipenuhi campuran beton aspal (AC-wearing course) adalah nilai
249 abrasi < 40%, penggunaan agregat kasar dengan nilai abrasi
250 diatas 40% tidak diperkenankan, karena tingkat keausan dan
251 porositas yang tinggi, sehingga menyebabkan kinerja campuran
252 beton aspal kurang baik.
253
2541. Material tambahan (aditif) menjadi komponen utama dalam
255 perkerasan lentur yang berperan mengikat agregat serta
256 mengurangi penggunaan aspal pada campuran aspal. Salah satu
257 bahan aditif dalam campuran aspal yang dapat digunakan yaitu
258 plastik karena plastik memiliki sifat yang mirip dengan aspal
259 yaitu termoplastik dan hidrofobik. Plastik LDPE digunakan
260 karena memiliki sifat yang mirip dengan aspal yaitu termoplastic
261 dan hidrofobic. Dengan penggunaan plastik LDPE pada
262 campuran aspal dapat mengurangi limbah plastik yang ada di
263 lingkungan dan menghasilkan perkerasan yang ramah lingkungan.

23
248 Yeni Maratus Solekah

264 Pada penelitian ini, dilakukan pengujian karakteristik Marshall


265 pada campuran Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC).
266 Penambahan RAP yang digunakan adalah 35% dengan variasi zat
267 adiktif plastik LDPE 0%, 1%, 3%, dan 5%.. Namun dengan
268 penambahan Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) pada
269 perkerasan baru mengakibatkan penurunan pada sifat fisik plastik
270 Low Density Poly Ethylene (LDPE).
271
2722. Penambahan bahan aditif dari limbah plastik tipe Low Density
273 Poly Ethylene (LDPE), dengan material batuan Bassalt kedalam
274 suatu campuran aspal memiliki dua tujuan, yaitu meminimalkan
275 sampah plastik dan meningkatkan kualitas jalan. Dengan cara
276 tersebut, maka dapat diketahui pengaruh pemakaian limbah
277 plastik sebagai subsitusi Aspal Pen 60/70 dengan menggunakan
278 agregat Bassalt terhadap karakteristik Marshall campuran aspal.
279 Tahapan awal penelitian adalah mencari Kadar Aspal Optimum
280 (KAO). Penambahan variasi kantong plastik bekas sebagai aditif
281 secara berturut-turut yaitu 2%, 4%, 6%, dan 8% pada KAO-0,5,
282 KAO dan KAO+0,5 dari KAO awal 5,35%. Dari ketiga KAO
283 tersebut diambil nilai yang tertinggi yaitu pada KAO+0,5 sebesar
284 3,3% untuk pembuatan benda uji pada persentase variasi plastik
285 KPO ±2% dengan mendapatkan nilai Marshall dan Durabilitas.
286 Berdasarkan penelitian ini dihasilkan campuran dengan plastik
287 cenderung kurang padat (seperti yang ditunjukkan oleh rongga
288 udara yang lebih tinggi) dan menjadi lebih kaku (seperti
289 ditunjukkan oleh stabilitas tinggi tetapi kelelehan rendah).
290
291 Daftar Pustaka
292
293Djawana, P. E. 2004. Perancangan laboratorium dan kinerja campuran
294 beton aspal (ac-wearing course) yang menggunakan agregat
295 bernilai abrasi tinggi (kurang lebih 50 persen) yang diperbaiki
296 dengan serat limbah plastik foam (jenis polystyrene-ps) (doctoral
297 dissertation, universitas gadjah mada).
298Fitri, S., Saleh, S. M., & Isya, H. 2018. Pengaruh penambahan limbah
299 plastik kresek sebagai subsitusi aspal pen 60/70 terhadap
300 karakteristik campuran laston ac–bc. Jurnal teknik sipil, 1(3),
301 737-748.
302

25
26 PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK LOW DENSITY POLY
27 ETHYLENE (LDPE) DALAM CAMPURAN ASPAL
28 9
29
303Harpendi, H. M., & Purnawan, P. 2017, November. Pembuatan green
304 pavement dengan pemanfaatan sampah plastik pet, hdpe, dan ldpe
305 sebagai bahan aditif dalam campuran ac-wc. In andalas civil
306 engineering (ace) conference 2017.
307
308Suroso,T. W. 2008. Pengaruh penambahan plastik ldpe (low density poly
309 ethilen) cara basah dan cara kering terhadap kinerja campuran
310 beraspal. Media komunikasi teknik sipil, 16(3), 208-222.
311

30

Anda mungkin juga menyukai