Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan konstruksi jalan memerlukan bahan perekat yaitu semen atau
aspal. Aspal adalah residu dari proses destilasi alam atau buatan (pengilangan)
minyak mentah (crude oil). Selain campuran aspal panas (hot mix), sudah dikenal
juga campuran aspal dingin (cold mix). Campuran Aspal Emulsi Dingin (CAED)
terdiri dari aspal cair dan agregat bergradasi tertentu yang dapat dicampur serta
dipadatkan pada temperatur ruang tanpa memerlukan pemanasan, dalam
perencanaan campuran aspal emulsi dingin memerlukan gradasi agregat yang
sesuai. Adapun jenis-jenis campuran aspal dingin yang umum digunakan untuk
kontruksi jalan adalah: Aspal Macadam Dingin (Cold Lay Macadams), Campuran
Aspal Emulsi Dingin (CAED), dan Campuran Cutback Asphalt.
Plastik merupakan material yang dipergunakan secara luas dikarenakan
plastik praktis, dapat digunakan untuk sekali pemakaian, ringan, dapat mudah
dibentuk serta harganya murah, sehingga plastik menjadi penyumbang terbesar
volume sampah terutama pada kota-kota besar. Produksi sampah plastik di
Indonesia mencapai 187,2 juta ton per tahun (National Geographic Indonesia,
2016). Plastik bekas terdiri dari beberapa jenis seperti botol minuman
(Polyethylene Terephthalate), kursi plastik (High Density Polyethylene), pipa
plastik (Polyvinyl Chloride), kantong plastik (Low Density Polyethylene),
pembungkus plastik (Polyprophylene), sendok plastik (Polystyrene) dan galon air
mineral (Polikarbonat).
Plastik bekas memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan
apabila tidak digunakan lagi, sehingga plastik bekas tersebut akan menjadi
sampah plastik yang dapat terurai oleh tanah selama 200-400 tahun lamanya.
Beberapa contoh dampak negatif sampah plastik seperti mengurangi kualitas serta
tercemarnya air tanah di lingkungan, menambah polusi udara jika dibakar,
mengurangi jumlah hewan laut dan darat karena dijadikan sebagai pengganti
makanan. Pemanfaatan dan pengelolahan plastik bekas saat ini masih tergolong
sedikit. Salah satu pengelolahan plastik bekas dapat dilakukan dengan sistem 3R

1
(Reuse, Reduce, Recycle), sedangkan pemanfaatan plastik bekas yang dapat
dilakukan sekarang ini adalah sebagai kerajinan tangan atau souvenir, sebagai
bahan bakar minyak, serta sebagai lahan bisnis seperti pengepul plastik. Selain itu
plastik bekas juga dapat dipergunakan dalam dunia konstruksi. Seperti di negara
India yang telah menerapkan penggunaan plastik bekas dalam konstruksi
perkerasan jalan dengan hasil yang memuaskan karena dapat meningkatkan
kekuatan perkerasan hingga lima kali lipat dari perkerasan biasanya (Media
Indonesia, 2016).
Penelitian lain juga sudah dilakukan dengan menggunakan plastik bekas
dalam dunia konstruksi. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Suroso (2008),
menggunakan plastik bekas sebagai polimer pada jenis campuran Lataston. Hasil
penelitian tersebut dapat meningkatkan stabilitas sampai dengan 22,5%
dibandingkan dengan aspal konvensional. Hendrawan (2014), menggunakan
plastik bekas jenis HDPE sebagai bahan pengganti sebagian agregat pada lapis
tipis aspal pasir (Latasir) menunjukkan bahwa nilai stabilitas tertinggi terjadi pada
penggunaan kadar plastik 30% sebesar 317,77 kg sedangkan nilai Flow tertinggi
pada penggunaan kadar plastik 30% dengan nilai VIM tertinggi pada penggunaan
kadar plastik 10% dan nilai VMA tertinggi terjadi pada penggunaan kadar plastik
10% sebesar 34,480%. Anita (2015), melakukan penelitian penggunaan plastik
bekas jenis Polyethylene (PE) dan HDPE pada campuran Lataston-WC. Hasil
penelitian menunjukan bahwa penggunaan kadar plastik PE dan HDPE sebesar
2% menghasilkan Marshall Quotient sebesar 669,11 kg/mm dan 770,45 kg/mm
serta nilai VMA sebesar 18,81% dan 19,05%.
Pada penelitian kali ini, penulis menggunakan plastik bekas HDPE sebagai
pengganti sebagian agregat pada CAED, dengan proporsi menggunakan substitusi
berdasarkan volume. Kebanyakan penelitian yang sejenis pada sebelumnya,
menggunakan plastik bekas hanya pada campuran aspal panas. Plastik bekas jenis
HDPE ini merupakan salah satu jenis plastik dengan karakteristik yang berbeda
dari jenis plastik bekas lainnya karena memiliki sifat lebih keras serta tebal,
memiliki ketahanan yang baik terhadap benturan, tidak mudah pecah, tahan
terhadap berbagai macam zat asam, mampu menahan beban yang berat, titik
lelehnya sebesar 200-300°C dan berat jenisnya sebesar 0,941-0,965 (Nurhayati,

2
2015). Berdasarkan karakteristik berat jenis plastik bekas tersebut maka dalam
teknik pencampuran agegrat, plastik bekas dengan aspal emulsi juga sedikit
berbeda. Plastik bekas HDPE akan dimasukkan kedalam campuran pada saat
melakukan pekerjaan pemadatan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Berapakah nilai dari berat jenis plastik bekas jenis High Density
Polyethilene (HDPE)?
2. Bagaimanakah karakteristik Campuran Aspal Emulsi Dingin dengan
penggunaan plastik bekas jenis High Density Polyethilene sebagai
pengganti sebagian agregat pada Kadar Aspal Residu Optimum (KARO)?
3. Berapakah kadar plastik maksimum dan optimum yang dapat digunakan
pada Kadar Aspal Residu Optimum (KARO)?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui berat jenis dari plastik bekas jenis High Density
Polyethilene (HDPE).
2. Menganalisis karakterisktik Campuran Aspal Emulsi Dingin (CAED)
dengan penggunaan plastik bekas jenis High Density Polyethilene (HDPE)
sebagai pengganti sebagian agregat pada Kadar Aspal Residu Optimum.
3. Mengetahui kadar plastik maksimum dan optimum yang dapat digunakan
pada Kadar Aspal Residu Optimum (KARO).

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Jika hasilnya baik maka diharapkan dapat menjadi pertimbangan
penggunaan plastik bekas jenis High Density Polyethilene (HDPE) sebagai
bahan campuran aspal, khususnya pada campuran aspal emulsi dingin.

3
2. Sebagai bahan perbandingan untuk penelitian dan pengembangan
selanjutnya pada bidang perkerasan jalan.

1.5 Batasan Penelitian


Adapun batasan-batasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Gradasi yang digunakan adalah Campuran Emulsi Bergradasi Rapat
(CEBR) Tipe IV.
2. Jenis plastik bekas High Density Polyethylene (HDPE) yang dipergunakan
adalah kursi plastik bekas dengan kadar plastik 10%, 20%, 40%, dan 60%
terhadap berat total agregat.
3. Ukuran fraksi agregat alam yang diganti dengan plastik bekas HDPE
adalah fraksi yang tertahan saringan ukuran 12,5 mm, tertahan saringan
4,75 mm, tertahan saringan 2,36 mm serta tertahan saringan 0,3 mm.
4. Perhitungan proporsi campuran emulsi bergradasi rapat yang
menggunakan plastik bekas HDPE dilakukan dengan cara substitusi
berdasarkan volume.
5. Karakteristik CAED yang diuji antara lain: Porositas, Densitas, Stabilitas,
Penyerapan Air, Tebal Film Aspal (TFA), Voids in Mineral Aggregates
(VMA), Void In The Mix (VMA), dan Voids Filled with Bitumen (VFB).
6. Penelitian ini tidak membahas analisis ekonomi serta dampak kimia yang
terkandung pada plastik bekas jenis High Density Polyethylene (HDPE).
7. Plastik bekas yang digunakan dicacah dengan menggunakan alat potong,
serta dikerjakan juga secara manual hingga bentuknya meyerupai kubikal.
8. Penggantian agregat dengan plastik bekas menyesuaikan dengan hasil
cacahan plastik.
9. Nilai TFA pada variasi kadar plastik bekas HDPE tidak diperhitungkan,
karena proporsinya berdasarkan substitusi terhadap volume.

Anda mungkin juga menyukai