PENDAHULUAN
1
(Reuse, Reduce, Recycle), sedangkan pemanfaatan plastik bekas yang dapat
dilakukan sekarang ini adalah sebagai kerajinan tangan atau souvenir, sebagai
bahan bakar minyak, serta sebagai lahan bisnis seperti pengepul plastik. Selain itu
plastik bekas juga dapat dipergunakan dalam dunia konstruksi. Seperti di negara
India yang telah menerapkan penggunaan plastik bekas dalam konstruksi
perkerasan jalan dengan hasil yang memuaskan karena dapat meningkatkan
kekuatan perkerasan hingga lima kali lipat dari perkerasan biasanya (Media
Indonesia, 2016).
Penelitian lain juga sudah dilakukan dengan menggunakan plastik bekas
dalam dunia konstruksi. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Suroso (2008),
menggunakan plastik bekas sebagai polimer pada jenis campuran Lataston. Hasil
penelitian tersebut dapat meningkatkan stabilitas sampai dengan 22,5%
dibandingkan dengan aspal konvensional. Hendrawan (2014), menggunakan
plastik bekas jenis HDPE sebagai bahan pengganti sebagian agregat pada lapis
tipis aspal pasir (Latasir) menunjukkan bahwa nilai stabilitas tertinggi terjadi pada
penggunaan kadar plastik 30% sebesar 317,77 kg sedangkan nilai Flow tertinggi
pada penggunaan kadar plastik 30% dengan nilai VIM tertinggi pada penggunaan
kadar plastik 10% dan nilai VMA tertinggi terjadi pada penggunaan kadar plastik
10% sebesar 34,480%. Anita (2015), melakukan penelitian penggunaan plastik
bekas jenis Polyethylene (PE) dan HDPE pada campuran Lataston-WC. Hasil
penelitian menunjukan bahwa penggunaan kadar plastik PE dan HDPE sebesar
2% menghasilkan Marshall Quotient sebesar 669,11 kg/mm dan 770,45 kg/mm
serta nilai VMA sebesar 18,81% dan 19,05%.
Pada penelitian kali ini, penulis menggunakan plastik bekas HDPE sebagai
pengganti sebagian agregat pada CAED, dengan proporsi menggunakan substitusi
berdasarkan volume. Kebanyakan penelitian yang sejenis pada sebelumnya,
menggunakan plastik bekas hanya pada campuran aspal panas. Plastik bekas jenis
HDPE ini merupakan salah satu jenis plastik dengan karakteristik yang berbeda
dari jenis plastik bekas lainnya karena memiliki sifat lebih keras serta tebal,
memiliki ketahanan yang baik terhadap benturan, tidak mudah pecah, tahan
terhadap berbagai macam zat asam, mampu menahan beban yang berat, titik
lelehnya sebesar 200-300°C dan berat jenisnya sebesar 0,941-0,965 (Nurhayati,
2
2015). Berdasarkan karakteristik berat jenis plastik bekas tersebut maka dalam
teknik pencampuran agegrat, plastik bekas dengan aspal emulsi juga sedikit
berbeda. Plastik bekas HDPE akan dimasukkan kedalam campuran pada saat
melakukan pekerjaan pemadatan.
3
2. Sebagai bahan perbandingan untuk penelitian dan pengembangan
selanjutnya pada bidang perkerasan jalan.